Anda di halaman 1dari 7

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP LAJU REAKSI

BERDASARKAN GRAFIK PADA SISWA KELAS XI IPA


Ike Nuriva, Suhadi Ibnu, Yahmin
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang
E-mail: einst.cke@gmail.com
Abstrak: Laju reaksi merupakan salah satu kajian dalam kimia yang membahas seberapa cepat
atau lambat suatu reaktan habis atau suatu produk terbentuk. Konsep ini tidak dapat dijelaskan
dengan metode ceramah saja. Perlu adanya peran media visual yang dapat memaparkan
bagaimana proses itu berlangsung, misalnya dengan menggunakan grafik. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui pemahaman siswa pada konsep laju reaksi berdasarkan grafik.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kuantitatif-kualitatif dengan metode
survei. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA negeri di Kota
Malang. Sampel penelitian diambil dengan teknik cluster random sampling dengan dua tahap.
Tahap pertama mengundi empat dari sepuluh SMA negeri di Kota Malang. Tahap kedua
mengundi dua kelas IPA dari masing-masing SMA terpilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
persentase siswa yang memahami konsep laju reaksi berdasarkan grafik adalah 64,94% yang
berarti cukup besar siswa yang memahami konsep.
Kata-kata kunci: grafik, pemahaman konsep, laju reaksi
Abstract: Reaction rate is one of the chemical topics that discusses how fast or slow a reactant
changes into products. This concept can not be well explained merely by lecturing method. It
needs the role of visual media that can explain how the process takes place, for example by using a
graph. The population of research was all of year XI science students of State Senior High Schools
in Malang. Samples were taken by two step cluster random sampling technique. First step was to
draw four of ten state senior high schools. Second step was to draw two classes of each selected
school. This research aimed to determine the students understanding of reaction rate concepts
presented as graphs. This research was conducted using quantitative-qualitative descriptive
method. The research results showsed the percentage of students who understood the concepts of
reaction rate based on the graph was 64,94%, which means quite enough students understood the
concepts well .
Keywords: graph, concepts understanding, reaction rate Ilmu kimia merupakan cabang dari ilmu
pengetahuan alam yang mempelajari sifat materi, struktur materi, perubahan materi, hukum dan
prinsip yang mendeskripsikan perubahan materi, serta konsep dan teorinya (Effendy, 2010:1).
Pembahasan ilmu kimia mencakup sistem yang cukup kompleks, mulai dari atom, molekul, senyawa
serta persamaan reaksi yang melibatkan ketiganya (Sastrawijaya, 1988:58). Pembahasan yang
demikian menuntut ilmu kimia untuk dipahami secara menyeluruh baik dari segi mikroskopik,
makroskopik dan simbolis. Laju reaksi merupakan salah satu pokok bahasan yang memaparkan
tentang seberapa cepat atau lambat suatu reaktan habis atau suatu produk terbentuk (Manitoba,
2013:255). Konsep ini tidak dapat dijelaskan hanya dengan metode ceramah saja. Perlu adanya
media visual yang membantu dalam menjelaskan konsep-konsep tersebut sehingga mempermudah
siswa dalam mengkontruksi konsep. 2 Salah satu media visual yang dapat digunakan untuk
menjelaskan konsep tersebut adalah grafik. Grafik merupakan pemaparan visual yang
menghubungan dua sifat. Tiap titik pada grafik memberikan suatu nilai untuk suatu sifat dan nilai
lain untuk sifat lainnya (Sastrawijaya, 1988:181). Grafik dapat dibentuk dari data yang diperoleh dari
hasil eksperimen, sehingga hubungan antar data dapat dipahami dengan mudah. Dari hasil observasi
terhadap buku-buku SMA yang ada, banyak sekali konsep laju reaksi yang digambarkan dengan
grafik, misalnya ungkapan laju reaksi, orde reaksi, faktor–faktor yang mempengaruhi laju reaksi,
energi aktivasi dan distribusi energi kinetik molekul. Banyaknya konsep laju reaksi yang digambarkan
dengan grafik menuntut siswa harus paham bagaimana menafsirkan grafik-grafik yang ada. Jika
siswa salah mengartikan atau menafsirkan grafik, maka akan terjadi miskonsepsi pada siswa atau
paling tidak pemahaman yang benar tidak dapat dikembangkan dengan luas.Tujuan penelitian ini,
untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai konsep laju reaksi yang dipaparkan dengan grafik.
Konsep-konsep tersebut meliputi: (1) grafik ungkapan laju reaksi; (2) grafik yang menunjukkan orde
reaksi reaktan; (3) faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yang dipaparkan dengan grafik; (4)
grafik energi aktivasi; dan (5) grafik distribusi energi kinetik molekul.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif gabungan
kuantitatif dan kualitatif. Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA negeri di
Kota Malang tahun ajaran 2012/2013. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik
cluster random sampling dengan dua tahap. Tahap pertama mengundi SMA-SMA negeri yang akan
dilibatkan dan tahap kedua mengundi kelas-kelas yang akan digunakan dari masing-masing SMA
terpilih. Peneliti mengambil empat dari sepuluh SMA negeri di Kota Malang secara acak. Dari tiap-
tiap sekolah diambil dua kelas yang dipilih secara acak juga sehingga total sampel yang digunakan
sebanyak delapan kelas dari empat SMA negeri di Kota Malang. Penelitian dilakukan pada bulan
Maret-April 2013 di SMAN 1 Malang, SMAN 3 Malang, SMAN 4 Malang dan SMAN 10 Malang.
Pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran kimia. Untuk uji coba instrumen
tes dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2013 pada siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPA 5 SMAN 3 Malang.
Dalam pengambilan data terhadap sampel penelitian digunakan instrumen tes yang telah memenuhi
kriteria kevalidan. Data dikumpulkan dan dianalisis dengan memanfaatkan persentase sebagai
langkah awal dari keseluruhan proses analisis. Data yang telah dikumpulkan kemudian ditabulasikan
dan dihitung persentase siswa untuk tiap kategori yang selanjutnya dideskripsikan. Persentase siswa
yang menjawab benar untuk setiap kategori ditentukan dengan rumus: Pn = ∑ siswa sesuai kategori x
100%
∑ seluruh siswa 3 Dimana, Pn = persentase siswa yang menjawab benar pertanyaan pada tiap
kategori. Kriteria yang digunakan untuk menentukan proporsi siswa yang memahami konsep laju
reaksi berdasarkan grafik adalah sebagai berikut. a. Bila Pn antara 0% - 30% : kecil sekali siswa yang
memahami konsep b. Bila Pn antara 31% - 55% : sebagian kecil siswa yang memahami konsep c. Bila
Pn antara 56% - 65% : cukup besar siswa yang memahami konsep d. Bila Pn antara 66% - 80%:
sebagian besar siswa yang memahami konsep e. Bila Pn antara 81% - 100% : besar sekali siswa yang
memahami konsep (Nurkancana dan Sumartana, 1986:118 dengan modifikasi)
HASIL PENELITIAN
a. Hasil Jawaban Siswa pada Tiap Butir Soal Tes Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak delapan kelas dari empat SMA Negeri di Kota Malang, yaitu kelas XI IPA 5 dan 6 SMAN 1
Malang, XI IPA 1 dan 4 SMAN 3 Malang, XI IPA 1 dan 2 SMAN 4 Malang, serta XI IPA 1 dan 3
SMAN 10 Malang. Tes diikuti sebanyak 224 siswa dengan rincian 63 siswa SMAN 1 Malang, 54
siswa SMAN 3 Malang, 61 siswa SMAN 4 Malang, dan 46 siswa SMAN 10 Malang. Hasil jawaban
siswa pada tiap butir soal tes ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 1 Hasil Jawaban Siswa pada Tiap Butir Soal Tes
No. Soal Kunci
Jawaban
Jumlah Siswa yang Menjawab
A B C D Tidak menjawab/memberikan
jawaban lain
1 B 7 199 15 3 0
2 D 1 9 1 212 1
3 C 33 10 173 8 0
4 B 1 202 21 0 0
5 C 86 2 132 0 4
6 A 97 61 57 9 0
7 A 147 73 0 3 1
8 B 157 34 21 10 2
9 A 180 18 17 9 0
10 C 7 2 215 0 0
11 C 14 2 206 2 0
12 B 10 191 1 21 1
13 B 6 210 5 1 2
14 C 8 8 206 1 1
15 D 4 35 9 175 1
16 D 8 17 78 119 2
17 D 10 9 19 182 4
18 A 112 85 22 3 2
19 D 28 64 43 85 4
20 A 115 46 31 28 4 Jumlah siswa yang tertera pada tabel di atas merupakan jumlah siswa menjawab
pada tiap option. Jumlah tersebut belum dipisah antara siswa yang menjawab dengan benar beserta
alasannya dan menjawab dengan benar tetapi alasan salah atau kosong. 4
b. Persentase Siswa yang Paham tiap sub Materi Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui berapa banyak
siswa yang memilih
option yang tepat tiap butir soal. Jumlah siswa tersebut masih dibagi lagi menjadi tiga kategori, yaitu
jumlah siswa yang menjawab dengan benar beserta alasannya, siswa yang menjawab dengan benar
tetapi alasannya salah, dan jumlah siswa yang menjawab dengan benar tetapi alasannya kosong.
Jumlah siswa tersebut kemudian dibagi jumlah siswa yang mengikuti tes, sehingga diperoleh
persentase tiap kategori. Persentase siswa yang paham tiap sub Materi ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 2 Persentase Siswa yang Paham Tiap Sub Materi
No. Sub Materi Persentase Siswa
yang Paham
Makna
1 Grafik ungkapan laju reaksi 84,38% Besar sekali siswa yang
memahami konsep
2 Grafik yang menggambarkan
orde reaksi
59,43% Cukup besar siswa yang
memahami konsep
3 Faktor-faktor laju reaksi yang
dipaparkan dengan grafik
79,47% Sebagian besar siswa yang
memahami konsep
4 Grafik energi aktivasi 64,38% Cukup besar siswa yang
memahami konsep
5 Grafik distribusi energi kinetik
molekul
37,06% Sebagian kecil siswa yang
memahami konsep
6 Konsep laju reaksi berdasarkan
grafik
64,94% Cukup besar siswa yang
memahami konsep
PEMBAHASAN
a. Pemahaman Grafik Ungkapan Laju Reaksi Tabel 4.2 menunjukkan bahwa persentase siswa yang
memahami konsep grafik ungkapan laju reaksi adalah 84,38% yang berarti besar sekali siswa yang
memahami konsep. Siswa dapat memahami grafik dengan tepat bahwa semakin lama konsentrasi
reaktan berkurang sedangkan konsentrasi produk bertambah. Hal inilah yang menyebabkan terdapat
tanda (-) di depan konsentrasi molar reaktan dan tanda (+) di depan konsentrasi molar produk.
Miskonsepsi siswa pada konsep ini adalah (1) 3,125% siswa memilih
option A sebagai jawaban dan 6,70% siswa memilih option C karena menganggap laju reaksi selalu
bernilai positif; (2) 0,45% siswa beranggapan semakin lama konsentrasi reaktan bertambah; (3) 0,45%
siswa beranggapan semakin lama konsentrasi produk berkurang; (4) 1,34% siswa beranggapan
konsentrasi reaktan harus lebih sedikit daripada produk dan waktu berbanding terbalik dengan
produk; (5) 0,45% siswa beranggapan semakin besar konsentrasi produk, semakin lama yang
dibutuhkan. Besarnya persentase siswa yang memahami grafik ungkapan laju reaksi mengindikasikan
bahwa soal tersebut termasuk dalam kriteria soal mudah. Soal mudah atau yang disebut dengan soal
generik atau soal dasar merupakan soal kimia langsung, dengan kata-kata yang jelas, dan mempunyai
prosedur baku pemecahan (Sastrawijaya, 1985:182). 5 Grafik ungkapan laju reaksi merupakan grafik
awal yang diperkenalkan pada materi laju reaksi dan tidak terlalu sulit untuk dipahami. Hanya ada dua
variabel yang harus dilihat oleh siswa, yaitu perubahan konsentrasi produk dan perubahan konsentrasi
reaktan per satuan waktu. Kesalahan dan miskonsepsi siswa dalam menjawab soal tersebut
dikarenakan siswa bingung dengan tanda (+) dan (-) di depan konsentrasi molar produk atau reaktan.
Pemahaman awal siswa mengenai laju reaksi adalah laju reaksi selalu bernilai positif sehingga konsep
itulah yang dihafal oleh siswa. Kean dan Middlecamp (1985: 12) menyatakan bahwa tahap pertama
dalam belajar kimia adalah penghafalan. Penghafalan materi yang bersifat fakta memberikan dasar
informasi kepada siswa. Hal inilah yang menyebabkan ketika siswa diminta merumuskan ungkapan
laju reaksi berdasarkan grafik, siswa tetap memakai pemahaman awal mereka sehingga tidak
memperhatikan tanda (+) dan (-) yang menandakan perubahan konsentrasi molar produk atau reaktan.
b. Pemahaman Grafik yang Menggambarkan Orde Reaksi Ada delapan soal yang diberikan untuk
mengukur berapa banyak siswa yang memahami konsep tersebut dan miskonsepsi apa yang terjadi.
Persentase siswa yang memahami grafik yang menggambarkan orde reaksi adalah 59,43% yang
berarti cukup besar siswa yang memahami konsep. Nilai tersebut merupakan persentase rata-rata dari
persentase siswa yang memahami tiap soal. Persentase siswa yang tidak terlalu besar itu dikarenakan
siswa banyak melakukan kesalahan yang mungkin disebabkan sebagai berikut.
 Kurangnya penggunaan grafik dalam pembelajaran menyebabkan konsep orde
reaksi lebih bersifat hafalan. Siswa lebih cenderung menghafal bentuk grafik
untuk orde reaksi tertentu daripada memahami grafik yang menggambarkan
orde reaksi suatu reaktan.
 Konsep ini masih diajarkan dengan metode ceramah atau tanpa melibatkan
aspek mikroskopiknya sehingga menimbulkan kesulitan bagi siswa dalam
mengkontruksi konsep secara bermakna (Sudria, 2011:26).
 Siswa mengalami kesulitan dalam menafsirkan grafik yang diberikan. Siswa
masih bingung atau belum memperhatikan sifat yang digambarkan pada sumbu
x dan y pada grafik. Hal ini mengindikasikan kemampuan grafis siswa rendah
dan perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kemampuan tersebut.
c. Pemahaman Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi yang Dipaparkan
dengan Grafik Persentase siswa yang memahami konsep faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi yang dipaparkan dengan grafik adalah 79,47% yang
berarti sebagian besar siswa yang memahami konsep. Nilai tersebut diperoleh
dari persentase rata-rata sisa yang memahami empat soal yang diberikan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yang dipaparkan grafik.
Nilai tersebut mengindikasikan bahwa siswa dapat memahami grafik yang
diberikan. Grafik laju reaksi yang dipengaruhi faktor-faktor tertentu merupakan
grafik yang sederhana, yaitu grafik yang tidak memuat banyak variabel sehingga
tidak begitu menyulitkan siswa untuk menganalisis grafik. Selain itu, siswa dapat
mentransformasi grafik yang memaparkan bagaimana faktor-faktor tersebut
dapat mempengaruhi laju reaksi secara tidak langsung. Namun, terdapat
persentase 6 miskonsepsi yang cukup besar pada faktor luas permukaan.
Sebanyak 19,20% siswa menganggap luas permukaan serbuk lebih kecil
daripada batangan. Miskonsepsi ini terjadi karena siswa beranggapan bahwa
luas permukaan yang dimaksud adalah besar ukuran partikel serbuk dan
batangan bukan luas permukaan bidang sentuh serbuk dan batangan.
d. Pemahaman Grafik Energi Aktivasi Persentase siswa yang memahami konsep
grafik energi aktivasi adalah 64,38%, berarti cukup besar siswa yang memahami
konsep. Proporsi siswa terendah terletak pada indikator menentukan letak E a
atau ∆H pada suatu grafik. Hal ini mungkin disebabkan sebagai berikut.
 Siswa menghafal gambar grafik energi untuk reaksi endoterm dan eksoterm
tetapi tidak memahami grafik tersebut
 Siswa tidak dapat membedakan grafik energi untuk reaksi eksoterm atau
endoterm
 Siswa mengalami kesulitan dalam menjelaskan hubungan entalpi dan energi
aktivasi pada grafik energi (Kolomuc dan Tekin, 2011:93).Siswa belum bisa
memaknai konsep energi aktivasi dan ∆H dengan tepat dan menyeluruh. Kedua konsep
tersebut merupakan konsep abstrak yang membutuhkan pemahaman melalui definisi karena tidak
menunjuk langsung pada realitas lingkungan fisik
 Kemampuan grafis siswa rendah sehingga siswa tidak bisa menganalisis grafik
dengan tepat
 Siswa belum memahami konsep sebelumnya yaitu termokimia secara
menyeluruh. Nakhleh (1992:191) mengemukakan bahwa siswa mengalami
kesulitan dalam memahami konsep-konsep kimia pada saat mereka mulai
belajar sehingga mengakibatkan mereka tidak dapat mengerti secara penuh
pada konsep sebelumnya.
e. Pemahaman Grafik Distribusi Energi Kinetik Molekul Persentase siswa yang
memahami konsep grafik energi kinetik molekul adalah 37,06% yang berarti
sebagian kecil siswa yang memahami konsep. Penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Arviani (2011) menunjukkan bahwa sebanyak 38,5% siswa yang
diteliti juga mengalami kesulitan pada materi grafik distribusi energi kinetik
molekul. Hasil penelitian tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil yang
diperoleh peneliti. Kean dan Middlecamp (1985:26) menyatakan bahwa adanya
hasil penelitian yang tidak jauh berbeda mengindikasikan telah terjadi kegagalan
dalam kimia secara berulang yang disebabkan karena kegagalan dalam
mempelajari konsep kimia dengan baik. Kegagalan dalam mempelajari konsep
ini dimungkinkan karena tidak semua buku penunjang kimia SMA membahas
materi ini, meskipun ada hanya sedikit sekali pembahasan mengenai konsep ini.
Hal ini didukung oleh hasil observasi peneliti pada beberapa buku penunjang
kimia SMA, misalnya buku karangan Unggul Sudarmo, Michael Purba dan
Sunardi. Selain itu, grafik distribusi energi kinetik molekul merupakan grafik
yang kompleks. Grafik tersebut tidak memaparkan secara langsung
bagaimanakah perubahan suhu atau keberadaan katalis dapat mempengaruhi
distribusi molekul. 7 Siswa harus bisa mentransformasi konsep energi kinetik
molekul, energi aktivasi, dan mekanisme terjadinya reaksi dengan distribusi
fraksi molekul dengan energi kinetik tertentu jika dipengaruhi suhu dan katalis.
Siswa tidak hanya dituntut memiliki kemampuan grafis yang baik melainkan juga
kemampuan statistik. Hal inilah yang menyebabkan siswa kesulitan dalam
menjawab soal grafik distribusi energi kinetik molekul.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui
bahwa persentase siswa yang memahami konsep laju reaksi berdasarkan grafik
adalah 64,94% yang berarti cukup besar siswa yang memahami konsep. Nilai
tersebut merupakan persentase rata-rata siswa yang paham dari kelima sub
materi yang diukur, yaitu: (1) 84,38% siswa yang memahami grafik ungkapan
laju reaksi; (2) 59,43% siswa yang memahami grafik yang menggambarkan orde
reaksi; (3) 79,47% siswa yang memahami grafik yang mengambarkan laju reaksi
yang dipengaruhi faktor-faktor tertentu; (4) 64,38% siswa yang memahami
grafik energi aktivasi; (5) 37,06% siswa yang memahami grafik distribusi energi
kinetik molekul. Secara umum dapat disimpulkan juga semakin lama grafik-
grafik pada materi laju reaksi memaparkan konsep yang lebih kompleks,
sehingga semakin sukar grafik-grafik tersebut untuk dipahami. Hal ini
membutuhkan kemampuan menafsirkan grafik yang semakin tinggi mulai dari
kemampuan grafis sampai kemampuan statistik yang baik. Berdasarkan hasil
penelitian, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai upaya peningkatan
pemahaman konsep laju reaksi berdasarkan grafik sebagai berikut. (1) Peran
media visual grafik lebih dikuatkan dalam menjelaskan materi laju reaksi secara
detail. Guru juga bisa mengkombinasikan dengan metode praktikum sehingga
siswa dapat memahami konsep dengan benar dan menyeluruh. (2) Guru
memberikan penguatan konsep yang lebih mendalam pada materi-materi yang
menimbulkan miskonsepsi pada siswa seperti sebagai berikut. (a) Luas
permukaan serbuk lebih besar dari pada batangan bukan lebih kecil. Hal ini perlu
diberikan penguatan konsep mengenai luas permukaan yang dimaksud adalah
luas permukaan bidang sentuh reaktan bukan bentuk ukuran reaktan.; (b)
penempatan letak energi aktivasi dan ∆H pada grafik energi potensial reaksi eksoterm dan
endoterm. (3) Konsep distribusi energi kinetik molekul harus dijelaskan lebih detail baik dari segi
mikroskopis maupun pemaparan grafik.
DAFTAR RUJUKAN Arviani, Vina. 2011. Identifikasi Pemahaman Konsep Laju Reaksi Siswa Kelas
XI
SMA Brawijaya Smart School Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Pendidikan Kimia
FMIPA Universitas Negeri Malang. Effendy. 2010. A Level Chemistry for Senior High School
Students Volume 1A. Malang: Bayumedia. Fitria, Lia Hidayatul. 2012. Identifikasi Pemahaman
Konseptual, Algoritmik, dan
Grafik Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Malang pada Materi Laju
Reaksi. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UM. 8 Kean dan
Middlecamp. 1985. Panduan Belajar kimia Dasar. Jakarta: Gramedia. Kolomuc dan Tekin. 2011.
Chemistry Teacher’s Misconceptions Concerning Concept of Chemical Reaction Rate. Eurasian
Journal of Physics and
Chemistry Education, 3(2): 84-101. Manitoba. 2013. Grade 12 Chemistry: A Foundation for
Implementation. Winnipeg: Manitoba Education School Programs Division. Nakhleh, M. B. 1992.
Why Some Students Don’t Learn Chemistry. Journal of
Chemistry Education, 69(3): 191-196. Nurkancana dan Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan.
Surabaya: Usaha Nasional. Sastrawijaya, Tresna. 1988. Proses Belajar Mengajar Kimia. Jakarta:
Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Sudria, dkk. 2011. Pengaruh Pembelajaran Interaktif Laju Reaksi
Berbantuan Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran, 44(1-3): 25-33

Anda mungkin juga menyukai