Anda di halaman 1dari 9

e-ISSN: 2548-7825 p-ISSN: 2548-4303

JURNAL
Artikel
EDUKASI KIMIA
Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

Zulfadli1* dan Iffah Munawwarah1


1Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala, Banda
Aceh, 23111, Aceh-Indonesia.

*Email Korespondensi: zoelfadli_my@yahoo.com

Abstrak: Telah dilakukan penelitian identifikasi pemahaman siswa terhadap konsep kelarutan dan
hasil kali kelarutan dengan menggunakan tes diagnostik three-tier multiple choice. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan tanggapan siswa pada tes diagnostik three-
tier multiple choice pada konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan. Jenis penelitian yang
digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian yaitu
siswa kelas XI IPA 5 SMAN 8 Banda Aceh yang dipilih secara simple random sampling dengan
jumlah siswa 24 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes diagnostik three-
tier multiple choice dan angket tanggapan siswa. Hasil penelitian menunjukkan tingkat
pemahaman siswa terhadap konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dikategorikan gagal dengan
nilai rata-rata 14,58% siswa paham konsep, 42,23% tidak paham konsep, 42,2% miskonsepsi, dan
0,83% error, serta tanggapan siswa terhadap penggunaan tes diagnostik three-tier multiple choice
diperoleh rerata skor 77,34% dengan kriteria baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat
pemahaman siswa dianggap gagal berdasarkan kriteria pendeskripsian tingkat pemahaman konsep
siswa karena skor persentase nilai siswa yang paham konsep berada di bawah 45%-30% dari total
keseluruhan siswa dan soal tes diagnostik three-tier multiple choice baik digunakan untuk
mengidentifikasi tingkat pemahaman konsep siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

Kata Kunci: Tes Diagnostik, Three-Tier Multiple Choice, Pemahaman Konsep, Kelarutan dan
Hasil Kali Kelarutan

PENDAHULUAN
Ilmu kimia terdiri dari konsep yang bersifat abstrak dan kompleks sehingga untuk
menguasainya diperlukan pemahaman konsep yang bertahap dan mendalam. Hasil belajar
yang rendah menunjukkan rendahnya pemahaman siswa terhadap suatu konsep kimia.
Johnstone (dalam Chittleborough, 2004), berpendapat bahwa untuk dapat memahami
konsep kimia dengan benar, siswa harus bisa mendeskripsikan dan mengkaitkan aspek
makroskopik (eksperimen), mikroskopik (atom, molekul, ion), dan simbolik (simbol,
rumus, perhitungan) sehingga hal ini menyebabkan mata pelajaran kimia menjadi sangat
kompleks. Kenyataan di sekolah siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu
mengaitkan konsep tersebut dengan konsep lainnya yang saling berhubungan, serta kurang
mampu mengaitkan konsep tersebut dengan kehidupan sehari-hari.
Kurangnya pemahaman konsep siswa disebabkan oleh dua faktor, yaitu (1) siswa
salah menginterpretasikan gejala atau peristiwa yang dijumpai dalam kehidupannya; dan
(2) pembelajaran yang dilakukan guru kurang terarah sehingga siswa salah dalam

ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/JEK 32 J. Edu. Kim. 2016, 1(1), 32-40


Jurnal Edukasi Kimia Artikel

menginterpretasikan suatu konsep (Mentari, dkk., 2014). Hal ini dapat menimbulkan
kesalahan konsep dan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal dikarenakan kurangnya
pemahaman siswa terhadap materi tersebut.
Berbagai macam cara telah dilakukan untuk menggali pemahaman konsep pada siswa,
diantaranya wawancara semi-terstruktur, tes pilihan ganda, tes essay, tes two-tier multiple
choice dan tes three-tier multiple choice. Menurut Dindar dan Geban, (2011), penggunaan
instrumen three-tier multiple choice dapat mengidentifikasi pemahaman konsep peserta
didik dengan mudah dan tidak membutuhkan banyak waktu. Selain itu dapat pula
membedakan antara peserta didik yang menjawab salah karena mengalami miskonsepsi
atau kurang memahami materi. Tes pilihan ganda tiga tingkat (three-tier multiple choice)
merupakan perluasan atau pengembangan dari tes pilhan ganda dua tingkat (two-tier
multiple choice). Menurut Bunawan dan Agus (2013), tes pilihan ganda dua tingkat
digunakan untuk mendeteksi kemampuan pemahaman atas suatu konsep dan alasan yang
mendasari kenapa memilih suatu jawaban tersebut. Tes pilihan ganda tiga tingkat
dilengkapi dengan skala tingkat keyakinan untuk mengukur tingkat keyakinan terhadap
jawaban dan alasan yang dipilih untuk satu butir soal.
Mengingat pentingnya pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran maka sebaiknya
perlu adanya perbaikan bentuk instrumen tes dalam mengindentifikasi pemahaman
konsep siswa. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan penyusunan instrumen tes
berupa tes diagnostik three-tier multiple choice dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
mana tingkat pemahaman konsep siswa terhadap materi tertentu. Materi yang ditanyakan
dalam tes diagnostik pada umumnya ditekankan pada materi yang sulit menurut
pengalaman siswa sehingga tes diagnostik ini digunakan pada materi kelarutan dan hasil
kali kelarutan. Berdasarkan data nilai ulangan harian pada materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan siswa SMA Negeri 8 Banda Aceh kelas XI IPA 3 tahun pelajaran 2013/2014
diketahui hanya 62% siswa yang mendapat nilai di atas kriteria ketuntasan minimal
(KKM). KKM sekolah tersebut untuk mata pelajaran kimia adalah 75.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada
konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan menggunakan tes diagnostik three-tier
multiple choice; dan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan tes
diagnostik three-tier multiple choice untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep
kelarutan dan hasil kali kelarutan.

ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/JEK 33 J. Edu. Kim. 2016, 1(1), 32-40


Jurnal Edukasi Kimia Artikel

METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan
kuantitatif, dan jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa Kelas XI IPA 5 SMA Negeri 8 Banda Aceh tahun pelajaran
2014/2015. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan angket. Tes yang
digunakan berupa soal pilihan ganda beralasan (three-tier multiple choice). Tes ini
digunakan untuk mengindentifikasi pemahaman konsep siswa dan tingkat pemahaman
konsep. Angket yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 8 pertanyaan dimana
pertanyaan-pertanyaannya berisi jawaban “Ya” atau “Tidak” yang disertai alasan yang
diajukan oleh peneliti kepada siswa untuk mengetahui tanggapannya terhadap bentuk tes
yang digunakan. Selanjutnya data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan rumus
persentase.
Data berupa lembar jawaban siswa setelah mengikuti evaluasi pembelajaran kelarutan
dan hasil kali kelarutan, selanjutnya dilakukan penskoran. Jika jawaban siswa pada soal
tingkat pertama benar, jawaban pada soal tingkat kedua juga benar, dan siswa yakin
terhadap jawaban pada kedua tingkat soal tersebut atau skala Confidence Rating Index
yang dipilih siswa lebih dari 2,5 (CRI > 2,5 dari skala 0-5), maka siswa diberi skor 1 dan
siswa dianggap sudah memahami konsep. Data berupa skor yang diperoleh oleh setiap
siswa selanjutnya digunakan untuk menganalisis setiap butir soal tersebut secara
kuantitatif yang mencakup validitas dan reliabilitas.
Untuk menganalisis kombinasi jawaban pemahaman konsep siswa dalam penelitian ini
peneliti mengadaptasi teknik menganalisis kombinasi jawaban yang digunakan oleh
Kaltakci dan Nilufer (2007). Kombinasi jawaban untuk menganalisis pemahaman konsep
siswa terangkum dalam Tabel 1.
Analisis Kategori Tipe Jawaban
Tingkat Soal
Paham konsep Jawaban benar + alasan benar + yakin
Jawaban benar + alasan benar + tidak yakin
Three-tier Tidak paham konsep Jawaban salah + alasan benar + tidak yakin
Jawaban benar + alasan salah + tidak yakin
Jawaban salah + alasan salah + tidak yakin
Error Jawaban salah + alasan benar + yakin
Miskonsepsi Jawaban benar + alasan salah + tidak yakin
Jawaban salah + alasan salah + yakin
Tabel 1. Analisis Kombinasi Jawaban pada One-Tier, Two-Tier, dan Three-Tier (Kaltakci
dan Nilufer, 2007).

ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/JEK 34 J. Edu. Kim. 2016, 1(1), 32-40


Jurnal Edukasi Kimia Artikel

Berdasarkan Tabel 1 opsi tingkat keyakinan yang digunakan dalam three-tier multiple
choice hanya dua yaitu yakin dan tidak yakin. Akan tetapi dalam penelitian ini
menggunakan Confidence Rating Index (CRI) dengan 6 pilihan jawaban atau skala 0-5
seperti yang digunakan oleh (Tresnasih, dkk., 2013) dalam penelitiannya yang berjudul
“Analisis Konsepsi Mahasiswa Terhadap Materi Elektrolisis Menggunakan Instrumen Tes
Three Tier Multiple Choice”
CRI Kriteria
0 Totally guessed answer (menebak)
1 Almost guessed (hampir menebak)
2 Not sure (tidak yakin)
3 Sure (yakin)
4 Almost certain (hampir pasti)
5 Certain (pasti)
Tabel 2. Skala Tingkat Keyakinan (Confidence Rating Index) dan Kriterianya (Tresnasih,
dkk., 2013).

Teknik analisis kombinasi jawaban untuk mengidentifikasi pemahaman konsep siswa


dalam penelitian ini merupakan gabungan dari teknik analisis pada Tabel 1 dan Tabel 2
yang dirangkum dalam Tabel 3.
Kategori Tipe Jawaban
Tingkat satu Tingkat dua Tingkat tiga
Paham konsep Benar Benar CRI >2,5
Benar Benar CRI ≤ 2,5
Tidak paham Benar Salah CRI ≤ 2,5
konsep Salah Benar CRI ≤ 2,5
Salah Salah CRI ≤ 2,5
Error Salah Benar CRI > 2,5
Benar Salah CRI > 2,5
miskonsepsi Salah Salah CRI > 2,5
Tabel 3. Analisis Kombinasi Jawaban Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice
(Sumber: Kaltakci dan Nilufer, 2007; Tresnasih, dkk., 2013).

Setiap kemungkinan jawaban siswa tersebut selanjutnya dihitung dalam bentuk


persentase untuk mengetahui persentase siswa pada masing-masing kategori paham, tidak
paham, error, dan miskonsepsi dalam setiap konsep dengan menggunakan rumus:
𝑓
P = 𝑁 x 100%

Keterangan:
P = persentase (% kelompok)
f = frekuensi (jumlah) pada setiap kelompok
N = jumlah seluruh siswa (Sudijono, 2009).

ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/JEK 35 J. Edu. Kim. 2016, 1(1), 32-40


Jurnal Edukasi Kimia Artikel

Selanjutnya pendeskripsian data tingkat pemahaman konsep siswa menurut (Sudijono,


2009), yaitu:
Persentase Kriteria
80% - 100% Tingkat pemahaman baik sekali
66% - 79% Tingkat pemahaman baik
56% - 65% Tingkat pemahaman cukup
46% - 55% Tingkat pemahaman kurang
45%- 30% Tingkat pemahaman gagal
Tabel 4. Pendeskripsian Data Tingkat Pemahaman Konsep (Sudijono, 2009).
Untuk menganalisis data angket siswa digunakan rumus persentase seperti pada
persamaan diatas. Selanjutnya pendeskripsian data angket siswa menurut (Sudijono,
2009), yaitu seperti yang tertera pada tabel 5:
Persentase Kriteria
80% - 100% Baik sekali
66% - 79% Baik
56% - 65% Cukup
46% - 55% Kurang
45%- 30% Sangat kurang
Tabel 5. Pendeskripsian Data Angket Siswa (Sudijono, 2009).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tingkat Pemahaman Konsep dengan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice
Berdasarkan data yang diperoeh dari hasil analisis jawaban siswa dapat diketahui
bahwa tingkat pemahaman yang dimiliki siswa pada materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan pada masing-masing indikator soal yang diberikan menunjukkan hasil yang
berbeda-beda. Siswa dikatakan paham konsep terhadap materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan apabila jawaban siswa pada soal tingkat pertama benar, jawaban pada soal
tingkat kedua juga benar, dan siswa yakin terhadap jawaban pada kedua tingkat soal
tersebut atau skala Confidence Rating Index (CRI) yang dipilih siswa lebih dari 2,5 (CRI >
2,5), maka siswa diberi skor 1. Akan tetapi untuk mengetahui apakah siswa benar-benar
sudah memahami konsep pada materi tersebut dapat dilihat pada konsisten atau tidaknya
terhadap pilihan jawaban benar yang diberikan pada soal yang memiliki konseptual yang
sama atau soal yang memiliki indikator yang sama. Apabila jawaban siswa tidak konsisten
terhadap soal yang memiliki konseptual yang sama maka siswa tidak dapat dikatakan
sudah paham konsep melainkan siswa tersebut tidak paham terhadap konsep atau siswa
tersebut mengalami miskonsepsi bahkan error terhadap pilihan jawabannya. Hal ini dapat
dianalisis dengan melihat kombinasi jawaban yang diberikan oleh siswa.

ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/JEK 36 J. Edu. Kim. 2016, 1(1), 32-40


Jurnal Edukasi Kimia Artikel

Data yang diperoleh dari hasil penelitian tentang tingkat pemahaman konsep siswa
pada konsep materi kelarutan dan hasil kali kelarutan secara rata-rata dapat dirincikan
sebagai berikut: 15,26% siswa paham konsep, 42,23% siswa tidak paham konsep, 41,64%
siswa mengalami miskonsepsi, dan 0,88% siswa error dalam menjawab soal tes diagnostik
three-tier multiple choice. Berdasarkan pendeskripsian data pada Tabel 4 tentang tingkat
pemahaman siswa, maka tingkat pemahaman siswa dianggap gagal karena skor persentase
yang diperoleh berada di bawah 45%-30% dari total keseluruhan siswa. Tingkat
pemahaman siswa yang gagal pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan ini merupakan
akibat dari beberapa faktor, baik itu kesulitan siswa dalam memaham soal,
ketidaktercapaian siswa karena soal terlalu banyak, siswa salah atau kurang tepat dalam
memahami konsep pada suatu materi sehingga terjadi miskonsepsi, maupun materi yang
sulit dipahami karena memerlukan daya imajinasi (seperti submikroskopik dalam kimia).
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini mengenai tingkat pemahaman
konsep siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
No Konsep Nomor Jumlah Persenta Jumlah Siswa Persenta
Soal Siswa se Tidak Paham se
Paham Konsep
Konsep
1 Menentukan kelarutan, 1 5 20,83% 13 54,16%
hasil kali kelarutan dan 2
hubungan keduanya 3
2 Menjelaskan 4 4 16,6% 7 29,16%
kesetimbangan dalam
larutan jenuh atau larutan 5
garam yang sukar larut
3 Menjelaskan hubungan 6 3 12,5% 15 62,5%
tetapan hasil kali kelarutan
7
dengan tingkat kelarutan
atau pengendapan 8
4 Menghitung hubungan 9 3 12,5% 12 50%
tetapan hasil kali kelarutan
dengan tingkat kelarutan
atau pengendapan 10

5 Menjelaskan pengaruh ion 11 1 4,16% 10 41,6%


senama dalam larutan
12
13
6 Menentukn pH dari harga 14 6 25% 4 16,66%
Ksp-nya 15
Rata-rata (%) 15,26% 42,34%
Tabel 6. Tingkat Pemahaman siswa Berdasarkan Persentase Jumlah Siswa yang Paham
Konsep, Tidak Paham Konsep dengan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice.

ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/JEK 37 J. Edu. Kim. 2016, 1(1), 32-40


Jurnal Edukasi Kimia Artikel

No Konsep Nomor Jumlah Siswa Persenta Jumlah Persenta


Soal Miskonsepsi se Siswa se
Error
1 Menentukan kelarutan, 1 6 25,01% 0 0%
hasil kali kelarutan dan 2
hubungan keduanya 3
2 Menjelaskan 4 13 54,16% 0 0%
kesetimbangan dalam
larutan jenuh atau larutan 5
garam yang sukar larut

3 Menjelaskan hubungan 6 6 25% 0 0%


tetapan hasil kali
7
kelarutan dengan tingkat
kelarutan atau
pengendapan 8
4 Menghitung hubungan 9 14 37,5% 0 0%
tetapan hasil kali
kelarutan dengan tingkat
kelarutan atau 10
pengendapan
5 Menjelaskan pengaruh 11 12 50% 1 4,16%
ion senama dalam larutan 12
13
6 Menentukn pH dari harga 14 13 58,18% 1 4,16%
Ksp-nya 15
Rata-rata (%) 41,64% 0,88%
Tabel 7. Tingkat Pemahaman siswa Berdasarkan Persentase Jumlah Siswa yang
Miskonsepsi dan Error dengan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice.

Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice


Angket tanggapan siswa terdiri atas delapan pertanyaan. Angket tanggapan siswa diisi
setelah siswa selesai mengerjakan soal-soal tes diagnostik three-tier multiple choice.
Tanggapan siswa terhadap penggunaan tes diagnostik three-tier multiple choice adalah
positif yang dilihat dari jawaban pada angket siswa. Berdasarkan data yang diperoleh
77,34% siswa memberi tanggapan positif terhadap tes yang digunakan sehingga bentuk tes
ini dikategorikan cukup untuk memenuhi bentuk tes yang bisa digunakan untuk
mengidentifikasi tingkat pemahaman konsep siswa. Hal ini sesuai dengan pendeskripsian
data untuk penilaian angket tanggapan siswa yaitu jika nilai tanggapan siswa terhadap tes
berada antara 66% - 79% maka bentuk tes tersebut dikategorikan baik.

ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/JEK 38 J. Edu. Kim. 2016, 1(1), 32-40


Jurnal Edukasi Kimia Artikel

No Ya Persentase Tidak Persentase


1 Apakah Anda pernah menjawab soal 7 29,16% 17 70,84%
bentuk tes diagnostik three-tier multiple
choice sebelumnya?
2 Apakah Anda menyukai bentuk tes 16 66,66% 8 33,34%
diagnostik three-tier multiple choice?
3 Apakah alasan tes diagnostik three-tier 15 62,5% 9 37,5%
multiple choice yang disajikan
memudahkan Anda untuk menjawab soal?
4 Apakah Anda mengalami kesulitan dalam 20 83,33% 4 16,67%
menjawab soal dengan menggunakan tes
diagnostik three-tier multiple choice?
5 Apakah bentuk tes diagnostik three-tier 16 66,66% 8 33,34%
multiple choice yang disajikan menarik
dan memudahkan Anda dalam menjawab
soal?
6 Apakah Anda lebih mudah memahami 18 75% 6 25%
konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan
dengan tes diagnostik three-tier multiple
choice?
7 Setelah menjawab soal tes diagnostik 14 58,3% 10 41,67%
three-tier multiple choice apakah Anda
lebih menyukai bentuk tes diagnostik
three-tier multiple choice daripada bentuk
tes multiple choice biasa?
8 Apakah bahasa yang digunakan dalam tes 24 100% 0 0%
diagnostik three-tier multiple choice yang
disajikan mudah dipahami?
Rata-Rata (%) 77,34% 22,66%
Tabel 8. Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple
Choice.

SIMPULAN
Persentase tingkat pemahaman konsep siswa pada materi kelarutan dan hasil kelarutan
rata-rata 14,58% yang dikategorikan gagal karena kesulitan siswa dalam memahami
konsep dan ketidaktercapaian siswa karena soal terlalu banyak. Tanggapan siswa positif
terhadap penggunaan tes diagnostik three-tier multiple choice sebesar 77,34%.
Berdasarkan persentase yang diperoleh tes diagnostik three-tier multiple choice
dikategorikan baik untuk digunakan dalam mengindentifikasi tingkat pemahaman konsep
siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/JEK 39 J. Edu. Kim. 2016, 1(1), 32-40


Jurnal Edukasi Kimia Artikel

DAFTAR PUSTAKA

Bunawan, W dan Agus, S. 2013. Menganalisis Pengetahuan Inkuiri Sains Calon Guru
Fisika dengan Menggunakan Instrumen Tes Esensi Inkuiri Sains Optika Geometri.
Jurnal Online Pendidikan Fisika, 2 (1): 58-66.

Chittleborough, G. D. 2004. The Role of Teaching Models and Chemical Representations


in Developing students’ Metal Models of Chemical Phenomena. Curtin University
of Technology.

Dindar, A. C dan Geban, O. 2011. Development Of a Three-Tier Test to Asses High


School Students Understanding Of Acids and Bases, Procedia Social and
Behavioral Science 15: 600-604

Kaltakci, D dan Nilufer, D. 2007. Identifikasi of Pre-Service Physics Teacher’s


Misconceptions on Gravity Concept: A Study with a 3-Tier Misconception Test.
Sixth International Conference of The Balkan Physical Union: American Institute
of Physics.

Mentari, L., Nyoman, S., Wayan, S. 2014. Analisis Miskonsepsi Siswa SMA pada
Pembelajaran Kimia untuk Materi Larutan Penyangga. E-Journal Kimia Visvitalis
Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Kimia, 2 (1): 2014.

Sudijono, A. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Tresnasih, N., Ida, F., dan Ratih, P. 2013. Analisis Konsepsi Mahasiswa Terhadap Materi
Elektrolisis Menggunakan Instrumen Tes Three Tier Multiple Choice. Prosiding
Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains: 168-171.

ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/JEK 40 J. Edu. Kim. 2016, 1(1), 32-40

Anda mungkin juga menyukai