JURNAL
Artikel
EDUKASI KIMIA
Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice
Abstrak: Telah dilakukan penelitian identifikasi pemahaman siswa terhadap konsep kelarutan dan
hasil kali kelarutan dengan menggunakan tes diagnostik three-tier multiple choice. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan tanggapan siswa pada tes diagnostik three-
tier multiple choice pada konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan. Jenis penelitian yang
digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian yaitu
siswa kelas XI IPA 5 SMAN 8 Banda Aceh yang dipilih secara simple random sampling dengan
jumlah siswa 24 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes diagnostik three-
tier multiple choice dan angket tanggapan siswa. Hasil penelitian menunjukkan tingkat
pemahaman siswa terhadap konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dikategorikan gagal dengan
nilai rata-rata 14,58% siswa paham konsep, 42,23% tidak paham konsep, 42,2% miskonsepsi, dan
0,83% error, serta tanggapan siswa terhadap penggunaan tes diagnostik three-tier multiple choice
diperoleh rerata skor 77,34% dengan kriteria baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat
pemahaman siswa dianggap gagal berdasarkan kriteria pendeskripsian tingkat pemahaman konsep
siswa karena skor persentase nilai siswa yang paham konsep berada di bawah 45%-30% dari total
keseluruhan siswa dan soal tes diagnostik three-tier multiple choice baik digunakan untuk
mengidentifikasi tingkat pemahaman konsep siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Kata Kunci: Tes Diagnostik, Three-Tier Multiple Choice, Pemahaman Konsep, Kelarutan dan
Hasil Kali Kelarutan
PENDAHULUAN
Ilmu kimia terdiri dari konsep yang bersifat abstrak dan kompleks sehingga untuk
menguasainya diperlukan pemahaman konsep yang bertahap dan mendalam. Hasil belajar
yang rendah menunjukkan rendahnya pemahaman siswa terhadap suatu konsep kimia.
Johnstone (dalam Chittleborough, 2004), berpendapat bahwa untuk dapat memahami
konsep kimia dengan benar, siswa harus bisa mendeskripsikan dan mengkaitkan aspek
makroskopik (eksperimen), mikroskopik (atom, molekul, ion), dan simbolik (simbol,
rumus, perhitungan) sehingga hal ini menyebabkan mata pelajaran kimia menjadi sangat
kompleks. Kenyataan di sekolah siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu
mengaitkan konsep tersebut dengan konsep lainnya yang saling berhubungan, serta kurang
mampu mengaitkan konsep tersebut dengan kehidupan sehari-hari.
Kurangnya pemahaman konsep siswa disebabkan oleh dua faktor, yaitu (1) siswa
salah menginterpretasikan gejala atau peristiwa yang dijumpai dalam kehidupannya; dan
(2) pembelajaran yang dilakukan guru kurang terarah sehingga siswa salah dalam
menginterpretasikan suatu konsep (Mentari, dkk., 2014). Hal ini dapat menimbulkan
kesalahan konsep dan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal dikarenakan kurangnya
pemahaman siswa terhadap materi tersebut.
Berbagai macam cara telah dilakukan untuk menggali pemahaman konsep pada siswa,
diantaranya wawancara semi-terstruktur, tes pilihan ganda, tes essay, tes two-tier multiple
choice dan tes three-tier multiple choice. Menurut Dindar dan Geban, (2011), penggunaan
instrumen three-tier multiple choice dapat mengidentifikasi pemahaman konsep peserta
didik dengan mudah dan tidak membutuhkan banyak waktu. Selain itu dapat pula
membedakan antara peserta didik yang menjawab salah karena mengalami miskonsepsi
atau kurang memahami materi. Tes pilihan ganda tiga tingkat (three-tier multiple choice)
merupakan perluasan atau pengembangan dari tes pilhan ganda dua tingkat (two-tier
multiple choice). Menurut Bunawan dan Agus (2013), tes pilihan ganda dua tingkat
digunakan untuk mendeteksi kemampuan pemahaman atas suatu konsep dan alasan yang
mendasari kenapa memilih suatu jawaban tersebut. Tes pilihan ganda tiga tingkat
dilengkapi dengan skala tingkat keyakinan untuk mengukur tingkat keyakinan terhadap
jawaban dan alasan yang dipilih untuk satu butir soal.
Mengingat pentingnya pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran maka sebaiknya
perlu adanya perbaikan bentuk instrumen tes dalam mengindentifikasi pemahaman
konsep siswa. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan penyusunan instrumen tes
berupa tes diagnostik three-tier multiple choice dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
mana tingkat pemahaman konsep siswa terhadap materi tertentu. Materi yang ditanyakan
dalam tes diagnostik pada umumnya ditekankan pada materi yang sulit menurut
pengalaman siswa sehingga tes diagnostik ini digunakan pada materi kelarutan dan hasil
kali kelarutan. Berdasarkan data nilai ulangan harian pada materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan siswa SMA Negeri 8 Banda Aceh kelas XI IPA 3 tahun pelajaran 2013/2014
diketahui hanya 62% siswa yang mendapat nilai di atas kriteria ketuntasan minimal
(KKM). KKM sekolah tersebut untuk mata pelajaran kimia adalah 75.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada
konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan menggunakan tes diagnostik three-tier
multiple choice; dan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan tes
diagnostik three-tier multiple choice untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep
kelarutan dan hasil kali kelarutan.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan
kuantitatif, dan jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa Kelas XI IPA 5 SMA Negeri 8 Banda Aceh tahun pelajaran
2014/2015. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan angket. Tes yang
digunakan berupa soal pilihan ganda beralasan (three-tier multiple choice). Tes ini
digunakan untuk mengindentifikasi pemahaman konsep siswa dan tingkat pemahaman
konsep. Angket yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 8 pertanyaan dimana
pertanyaan-pertanyaannya berisi jawaban “Ya” atau “Tidak” yang disertai alasan yang
diajukan oleh peneliti kepada siswa untuk mengetahui tanggapannya terhadap bentuk tes
yang digunakan. Selanjutnya data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan rumus
persentase.
Data berupa lembar jawaban siswa setelah mengikuti evaluasi pembelajaran kelarutan
dan hasil kali kelarutan, selanjutnya dilakukan penskoran. Jika jawaban siswa pada soal
tingkat pertama benar, jawaban pada soal tingkat kedua juga benar, dan siswa yakin
terhadap jawaban pada kedua tingkat soal tersebut atau skala Confidence Rating Index
yang dipilih siswa lebih dari 2,5 (CRI > 2,5 dari skala 0-5), maka siswa diberi skor 1 dan
siswa dianggap sudah memahami konsep. Data berupa skor yang diperoleh oleh setiap
siswa selanjutnya digunakan untuk menganalisis setiap butir soal tersebut secara
kuantitatif yang mencakup validitas dan reliabilitas.
Untuk menganalisis kombinasi jawaban pemahaman konsep siswa dalam penelitian ini
peneliti mengadaptasi teknik menganalisis kombinasi jawaban yang digunakan oleh
Kaltakci dan Nilufer (2007). Kombinasi jawaban untuk menganalisis pemahaman konsep
siswa terangkum dalam Tabel 1.
Analisis Kategori Tipe Jawaban
Tingkat Soal
Paham konsep Jawaban benar + alasan benar + yakin
Jawaban benar + alasan benar + tidak yakin
Three-tier Tidak paham konsep Jawaban salah + alasan benar + tidak yakin
Jawaban benar + alasan salah + tidak yakin
Jawaban salah + alasan salah + tidak yakin
Error Jawaban salah + alasan benar + yakin
Miskonsepsi Jawaban benar + alasan salah + tidak yakin
Jawaban salah + alasan salah + yakin
Tabel 1. Analisis Kombinasi Jawaban pada One-Tier, Two-Tier, dan Three-Tier (Kaltakci
dan Nilufer, 2007).
Berdasarkan Tabel 1 opsi tingkat keyakinan yang digunakan dalam three-tier multiple
choice hanya dua yaitu yakin dan tidak yakin. Akan tetapi dalam penelitian ini
menggunakan Confidence Rating Index (CRI) dengan 6 pilihan jawaban atau skala 0-5
seperti yang digunakan oleh (Tresnasih, dkk., 2013) dalam penelitiannya yang berjudul
“Analisis Konsepsi Mahasiswa Terhadap Materi Elektrolisis Menggunakan Instrumen Tes
Three Tier Multiple Choice”
CRI Kriteria
0 Totally guessed answer (menebak)
1 Almost guessed (hampir menebak)
2 Not sure (tidak yakin)
3 Sure (yakin)
4 Almost certain (hampir pasti)
5 Certain (pasti)
Tabel 2. Skala Tingkat Keyakinan (Confidence Rating Index) dan Kriterianya (Tresnasih,
dkk., 2013).
Keterangan:
P = persentase (% kelompok)
f = frekuensi (jumlah) pada setiap kelompok
N = jumlah seluruh siswa (Sudijono, 2009).
Data yang diperoleh dari hasil penelitian tentang tingkat pemahaman konsep siswa
pada konsep materi kelarutan dan hasil kali kelarutan secara rata-rata dapat dirincikan
sebagai berikut: 15,26% siswa paham konsep, 42,23% siswa tidak paham konsep, 41,64%
siswa mengalami miskonsepsi, dan 0,88% siswa error dalam menjawab soal tes diagnostik
three-tier multiple choice. Berdasarkan pendeskripsian data pada Tabel 4 tentang tingkat
pemahaman siswa, maka tingkat pemahaman siswa dianggap gagal karena skor persentase
yang diperoleh berada di bawah 45%-30% dari total keseluruhan siswa. Tingkat
pemahaman siswa yang gagal pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan ini merupakan
akibat dari beberapa faktor, baik itu kesulitan siswa dalam memaham soal,
ketidaktercapaian siswa karena soal terlalu banyak, siswa salah atau kurang tepat dalam
memahami konsep pada suatu materi sehingga terjadi miskonsepsi, maupun materi yang
sulit dipahami karena memerlukan daya imajinasi (seperti submikroskopik dalam kimia).
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini mengenai tingkat pemahaman
konsep siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
No Konsep Nomor Jumlah Persenta Jumlah Siswa Persenta
Soal Siswa se Tidak Paham se
Paham Konsep
Konsep
1 Menentukan kelarutan, 1 5 20,83% 13 54,16%
hasil kali kelarutan dan 2
hubungan keduanya 3
2 Menjelaskan 4 4 16,6% 7 29,16%
kesetimbangan dalam
larutan jenuh atau larutan 5
garam yang sukar larut
3 Menjelaskan hubungan 6 3 12,5% 15 62,5%
tetapan hasil kali kelarutan
7
dengan tingkat kelarutan
atau pengendapan 8
4 Menghitung hubungan 9 3 12,5% 12 50%
tetapan hasil kali kelarutan
dengan tingkat kelarutan
atau pengendapan 10
SIMPULAN
Persentase tingkat pemahaman konsep siswa pada materi kelarutan dan hasil kelarutan
rata-rata 14,58% yang dikategorikan gagal karena kesulitan siswa dalam memahami
konsep dan ketidaktercapaian siswa karena soal terlalu banyak. Tanggapan siswa positif
terhadap penggunaan tes diagnostik three-tier multiple choice sebesar 77,34%.
Berdasarkan persentase yang diperoleh tes diagnostik three-tier multiple choice
dikategorikan baik untuk digunakan dalam mengindentifikasi tingkat pemahaman konsep
siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
DAFTAR PUSTAKA
Bunawan, W dan Agus, S. 2013. Menganalisis Pengetahuan Inkuiri Sains Calon Guru
Fisika dengan Menggunakan Instrumen Tes Esensi Inkuiri Sains Optika Geometri.
Jurnal Online Pendidikan Fisika, 2 (1): 58-66.
Mentari, L., Nyoman, S., Wayan, S. 2014. Analisis Miskonsepsi Siswa SMA pada
Pembelajaran Kimia untuk Materi Larutan Penyangga. E-Journal Kimia Visvitalis
Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Kimia, 2 (1): 2014.
Tresnasih, N., Ida, F., dan Ratih, P. 2013. Analisis Konsepsi Mahasiswa Terhadap Materi
Elektrolisis Menggunakan Instrumen Tes Three Tier Multiple Choice. Prosiding
Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains: 168-171.