Anda di halaman 1dari 2

Nama : Erin Volosa (2000565)

Mata Kuliah : Isu Terkini dalam Pendidikan Kimia

ANALISIS JURNAL

A. Identitas Jurnal
● Vachliotis, T., Salta, K., & Tzougraki, C. Developing Basic Systems Thinking Skills for Deeper
Understanding of Chemistry Concepts in High School Students. Thinking Skills and Creativity.
2021, 41, 3, 100881. DOI: 10.1016/j.tsc.2021.100881
● Terindeks Q1
● Penerbit Elsevier Ltd
B. Latar Belakang
1. Pentingnya keterampilan cara berpikir sistematis untuk mendapatkan pemahaman yang
mendalam dalam suatu pembelajaran konsep kimia. Keterampilan tersebut antara lain:
menemukan dan merumuskan perbedaan, menyusun informasi dari berbagai perspektif, dan
menciptakan hubungan bermakna dari berbagai subsistem untuk memahami keseluruhan sistem.
2. Menurut hasil penelitian penulis sebelumnya mengenai skema SAQ (Systemic Assessment
Question), terdapat 2 item yang sebaiknya dihapuskan untuk didapatkan skema yang lebih
optimal digunakan dalam pembelajaran. Bagian yang dihapuskan yaitu pada tugas siswa untuk
membangun garis pernghubung antar konsep dan pada tugas siswa untuk menunjukkan arah suatu
hubungan pada garis penghubung konsep.
C. Rumusan Masalah
1. Apa dampak penerapan strategi STAL terhadap pemahaman konsep kimia siswa kelas XI?
2. Bagaimana hubungan antara pemahaman konsep kimia siswa kelas XI dengan pengembangan
dasar keterampilan sistem berpikir?
D. Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode quasi-eksperimen. Peneliti memilih dua kelompok yang
berasal dari sekolah yang berbeda untuk mencegah interaksi sosial antara dua kelompok. Selain
penelitian kepada kelompok kontrol (84 siswa) dan kelompok eksperimen (79 siswa), peneliti
melakukan penelitian kepada partisipan lain (25 siswa dari 11 sekolah lain) untuk mendapatkan
tanggapan mengenai penerapan dan mengidentifikasi kesulitan strategi STAL. Hasilnya dilakukan
untuk melakukan perbaikan dari soal-soal dan diagram sistem yang akan digunakan peneliti nanti.
Penelitian dilakukan sepanjang tahun ajaran yang terdiri dari 4 tahap:
1. Tahap pertama, dilakukan pre-test pertama untuk menguji apakah kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen memiliki kesetaraan dalam latar belakang pengetahuan kimia.
2. Tahap kedua, setiap kelompok melakukan pembelajaran dengan cara konvensional (ceramah,
presentasi, diskusi, demonstrasi) lalu dilakukan pre-test kedua untuk memastikan semua siswa
melalui proses belajar mengajar yang sama terutama pada variabel guru dan kematangan siswa.
3. Tahap ketiga, kelompok kontrol akan lanjut melaksanakan pembelajaran konvensional. Namun,
pada kelompok eksperimen, dilakukan pembelajaran dengan penerapan strategi STAL. Setelah
itu, diadakan post-test pada masing-masing kelompok.
4. Tahap keempat, dilakukan hanya pada kelompok eksperimen yaitu penilaian kinerja siswa pada
skema SAQ untuk mengindentifikasi tingkat berpikir siswa setelah penerapan strategi SATL
E. Hasil dan Diskusi
Berdasarkan data statistik hasil pre-test dan post-test dari kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen, diperoleh bahwa kedua kelompok tersebut dianggap setara dalam hal pengetahuan dalam
tes diagnostik (pre-test pertama). Hal ini dikarenakan tidak ada perbedaan yang signifikan baik dari
mean, median, standar deviasi, standar error, dan rentang nilai siswa.
Kemudian, dilakukan uji ANOVA untuk membandingkan rata-rata selisih nilai pre-test pertama
dengan pre-test kedua pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasilnya menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antar kelompok sehingga variabel guru
dan variabel kematangan siswa terhadap keterampilan siswa di dua kelompok tersebut setara.
Selanjutnya, dilakukan uji-T sampel berpasangan perbedaan skor siswa antara pre-test kedua dan
post-test pada kedua kelompok (kontrol dan eksperimen) untuk bagian mengingat dan pemahaman.
Hasilnya, pada soal bagian mengingat, kedua kelompok mengalami penurunan, tetapi penurunan
kelompok kontrol lebih besar. Pada soal pemahaman, kedua kelompok mengalami peningkatan tetapi
peningkatan kelompok eksperimen lebih besar dari pada kelompok kontrol. Menurut penulis,
penurunan nilai ini disebabkan tingkat kesulitan materi yang berbeda
Lalu dilakukan uji-T sampel independen untuk membandingkan rata-rata selisih nilai pre-test
kedua dengan nilai post-test pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada bagian
mengingat dan pemahaman. Hasilnya, pada soal bagian mengingat tidak menunjukkan perbedaan
yang signiifikan secara statistik. Sedangkan pada soal bagian pemahaman menunjukkan perbedaan
yang cukup signifikan pada kedua kelompok.
Diperoleh korelasi positif dan ke-reanilitasan untuk lima tingkat skala sistematika berpikir. Rata-
rata skala skor SAQ meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat sistematika berpikir siswa Di
semua tingkat sistematiika berpikir, kecuali level sistem, terdapat siswa dengan skor SAQ lebih
rendah yang justru masuk ke dalam tingkat yang lebih tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkatan
ini harus mengungkapkan aspek yang berbeda dari pengembangan sistematika berpikir siswa.
Selanjutnya dilakukan uji korelasi nilai pada pertanyaan bagian meningngat dna pemahaman pada
tes SAQ. Diperoleh korelasi yang lebih kuat pada pertanyaan pemahaman yang berarti dapat
memprediksi skor SAQ dengan baik.
Terkait dua model yang dilakukan pada Tahap pertama dan Tahap kedua, dilakukan analisis
sehingga diperoleh model 2 (yang mengandung mengingat dan pemahaman) lebih baik dalam
memprediksi skor SAQ.
F. Kesimpulan
Penerapan strategi STAL dapat meningkatkan kedalaman pemahaman siswa tentang konsep
kimia dibandingkan pembelajaran konvensional. Pengembangan keterampilan sistematika berpikir
dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep kimia. Penerapan teknik pemetaan konsep
dengan fokus konsep kimia sebagai sistem konseptual dengan batasan tertentu dapat meningkatkan
pemahaman kimia siswa. Strategi STAL cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran konseptual
kimia. Namun dapat dipengaruhi faktor lain yaitu siswa, interaksi aktif siswa, dan kerja sama siswa.
G. Kelebihan
Penulis melakukan penelitian dengan rinci dan fokus pada bagian yang diteliti. Penulis
menjabarkan tahapan penelitian, metodologi, dan lampiran dengan sangat jelas
H. Kekurangan
Pada penelitian ini, ukuran sampel yang digunakan relatif kecil meskipun asumsi uji statistiknya
terpenuhi. Tetapi sampel yang lebih besar tentu lebih baik dan lebih representatif.

Anda mungkin juga menyukai