Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)

Vol. 7 No. 1
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924

Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe, Explain


terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA pada Materi
Fluida Statis di SMA Negeri 6 Palu

Rahwan, Syamsu, dan Yusuf Kendek


rahwan.fisika@gmail.com
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu – Sulawesi Tengah

Abstrak–Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran
Predict, Observe, Explain terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA pada materi fluida statis di SMAN 6 Palu.
Jenis penelitian ini merupakan eksperimen kuasi dengan desain non randomized pretest-posttest control group.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 6 Palu. Teknik Sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Proposive Sampling dengan sampel penelitian adalah kelas XI IPA 1 sebagai kelopok
eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelompok kontrol. Instrumen hasil belajar fisika berupa tes pilihan
ganda yang telah divalidasi. Tes hasil belajar fisika yang diperoleh menunjukkan bahwa skor rata-rata
kelompok eksperimen 17,02 lebih tinggi dari pada kelompok kontrol yaitu 13,70. Uji hipotesis Uji-t (dua pihak),
diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 3,73 dan 𝑡0,975(48) = 2,01 pada taraf nyata 𝑎 = 0,05. Ini berarti bahwa nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 berada diluar
daerah penerimaan H0 . Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran POE terhadap
hasil belajar siswa kelas XI IPA pada materi fluida statis SMA Negeri 6 Palu

Kata Kunci: predict, observe, and explain, hasil belajar

I. PENDAHULUAN Beban kurikulum mata pelajaran fisika yang


terlalu banyak membuat sebagian besar guru
Pendidikan merupakan salah satu faktor lebih memilih menyelesaikan materi dan
penting dalam suatu bangsa, karena menjadi mengabaikan pemahaman serta penguasaan
tolak ukur kemajuan bangsa tersebut. siswa. Akan tetapi, perlu diingat bahwa proses
Pendidikan juga berpengaruh terhadap pembelajaran dengan metode ceramah
kemajuan suatu negara. Tujuan utama tersebut mengakibatkan aktivitas siswa dalam
pendidikan yang diperlukan adalah pembelajaran menjadi kurang. Kurangnya
mempersiapkan manusia dalam menjalani aktivitas siswa tidak menutup kemungkinan
kehidupan secara bertanggung jawab. Harapan akan berdampak pada rendahnya hasil belajar
masyarakat terhadap peningkatan kualitas siswa [2].
pendidikan di Indonesia semakin besar. Rendahnya tingkat pemahaman siswa dan
Pembelajaran IPA di sekolah seharusnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran
melibatkan aspek sikap, proses, produk, dan fisika menjadi suatu alasan perlunya
aplikasi, sehingga siswa dapat mengalami pembaruan dalam strategi pembelajaran dan
proses pembelajaran secara utuh, memahami cara penyampaian materi kepada siswa karena
fenomena alam melalui kegiatan pemecahan pada dasarnya minat siswa dalam belajar fisika
masalah, metode ilmiah, dan meniru kerja berhubungan erat dengan cara guru dalam
ilmuan dalam menemukan fakta baru. menyampaikan materi yang diajarkan kepada
Kecenderungan pembelajaran fisika saat ini, siswanya yang nantinya akan berdampak pada
siswa hanya mempelajari fisika sebagai hasil belajar siswa. Banyak cara yang dapat
produk, menghapalkan konsep, teori dan dilakukan dalam menyampaikan materi
hukum, serta berorientasi pada hafalan. pelajaran fisika yang akan membuat siswa
Akibatnya, sikap, proses, dan aplikasi tidak merasa senang dan tertarik untuk belajar fisika
tersentuh dalam pembelajaran. Pengalaman [3].
belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh dan Berkenaan dengan hal tersebut, dapat
tidak berorientasi tercapainya standar diatasi dengan cara guru mengubah strategi
kompetensi dan kompetensi dasar. Pada mengajar yang lama dengan strategi mengajar
pembelajaran ini suasana kelas cenderung baru yang lebih memberdayakan siswa untuk
teacher-centered, guru hanya menyampaikan lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga
fisika sebagai produk dan siswa menghapal mencapai hasil belajar yang lebih baik. Salah
informasi factual [1]. satu cara yang dapat digunakan yaitu dengan

17
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)
Vol. 7 No. 1
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924

menerapkan model pembelajaran yang tepat. siswa sebagai kelas control. Penentuan sampel
Salah satu model pembelajaran yang dapat diambil sesuai dengan rekomendari dari guru
digunakan yaitu model pembelajaran POE mata pelajaran.
(Predict, Observation and Explain). Menurut
pendapat Indrawati dan Setiawan (2009), III. HASIL DAN PEMBAHASAN
model pembelajaran POE didasarkan atas teori
pembelajaran konstrutivisme yang memberi A. Hasil Penelitian
kesempatan bagi siswa untuk mengemukakan Dari hasil analisis butir soal dengan
pengetahuan awal mereka. Tugas guru dalam menggunakan empat kriteria yaitu validitas,
pembelajaran menggunakan model POE adalah tingkat kesukaran, daya pembeda dan
membimbing siswa melaksanakan tiga tugas, reliabilitas tes diperoleh soal yang memenuhi
yaitu Predict (memprediksi), Observe syarat untuk digunakan sebagai tes hasil
(mengamati), dan Explain (menjelaskan) belajar berjumlah 22 soal dari 35 soal yang
dengan tujuan untutk menggali pemahaman diujikan.
mereka tentang materi yang diajarkan [4]. 1. Deskripsi Skor Pretest
Kelebihan model pembelajaran POE adalah Deskripsi skor pretest kelas eksperimen dan
siswa tidak hanya diajak untuk mengamati kelas kontrol yang terdiri dari 25 siswa
objek pembelajaran saja tetapi siswa juga diperoleh rekapitulasi data sebagai berikut:
dituntut aktif mencari pengetahuan dan
berpikir kritis. Siswa diajak untuk berpikir kritis TABEL 2 DATA HASIL PRETEST
dengan cara memprediksi kemungkinan apa No Distribusi Pretest
Frekuensi Eksperimen Kontrol
yang akan mereka temui pada saat mereka
1 Skor Tertinggi 14 13
mengamati objek pembelajaran dan 2 Skor Terendah 3 3
mendiskusikan antara hasil prediksi dengan 3 Skor rata-rata 7,98 7,90
pengamatan yang telah mereka lakukan [5]. 4 Standar Deviasi 3,33 3,37
Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa
II. METODE PENELITIAN rata-rata skor pretest siswa kelas eksperimen
lebih tinggi 0,08 dibanding kelas kontrol
Jenis penelitian ini adalah penelitian namun perbedaan tidak terlalu signifikan.
eksperimen semu atau quasi eksperiment
dengan desain “non randomized pretest- 2. Deskripsi Skor Posttes
posttest control group design” seperti Tabel 1 Deskripsi skor posttest kelas eksperimen
[6]. dan kelas kontrol yang terdiri dari 25 siswa
diperoleh rekapitulasi data sebagai berikut:
TABEL 1 DESAIN PENELITIAN
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest TABEL 3 DATA HASIL POSTTEST
No. Distribusi Pretest
A (KE) O X O’
Frekuensi Eksperimen Kontrol
1 Skor Tertinggi 21 18
A (KK) O - O’ 2 Skor Terendah 11 8
3 Skor rata-rata 17,02 13,70
Keterangan: 4 Standar Deviasi 3,12 3,16
KE : Kelas eksperimen Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa
KK : Kelas kontrol
X : Perlakuan untuk kelas eksperimen dengan rata-rata skor posttest siswa kelas eksperimen
menggunakan model Pembelajaran Predict, sebesar 17,02 sedangkan skor rata-rata yang
Observe, Explain (POE) diperoleh kelas control sebesar 13,70. Standar
O1 : Tes awal untuk kelas eksperimen dan kelas deviasi yang diperoleh kelas eksperimen
kontrol
O2 : Tes akhir untuk kelas eksperimen dan sebesar 3,12 dan kelas kontrol sebesar 3,16.
kelas kontrol
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa- a. Uji Normalitas
siswi kelas XI IPA SMA Negeri 6 Palu yang Uji normalitas terhadap kelas eksperimen
terdaftar pada tahun ajaran 2016/2017 yang dan kelas kontrol menggunakan uji Chi Kuadrat
terdiri dari 3 kelas. Sampel dari penelitian ini untuk mengetahui apakah populasi data
adalah sebagian yang diambil dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Data yang akan
ditentukan dengan menggunakan teknik diujikan adalah data hasil Pretest dan Posttest.
purposive sampling atau “penentuan sampel Dalam penelitian ini, hasil uji normalitas yang
dengan pertimbangan tertentu”.yaitu kelas XI diperoleh disajikan pada Tabel 4.
IPA I yang terdiri dari 25 siswa sebagai kelas
Eksperimen dan XI IPA II yang terdiri dari 25

18
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)
Vol. 7 No. 1
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924

TABEL 4 UJI NORMALITAS PRETEST DAN POSTTEST KELAS EKSPERIMEN Berdasarkan data Tabel 6 dan ktiteria
DAN KELAS KONTROL
Uraian Kelas Eksperimen Kelas Kontrol pengujian dimana H0 diterima jika 𝑡(11𝑎) < 𝑡 <
2

Pretest Posttest Pretest Posttest 𝑡(11𝑎) pada taraf signifikan 0,05 dan dk 48,
2
Jumlah 25 25 25 25 diperoleh 𝑡0,975(48) = 2,01 dan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,08. Hal
Siswa
2
𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 4,14 5,01 4,67 3,15 ini menunjukan bahwa nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 berada pada
2
𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 7,81 7,81 7,81 7,81 daerah penerimaan H0 . Sehingga dapat
2
Dari Tabel 4 terlihat bahwa nilai 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 kelas dikatakan bahwa tidak ada pengaruh model
eksperimen maupun kelas kontrol lebih kecil pembelajaran POE terhadap hasil belajar fisika
2
dari pada nilai 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Artinya, hasil ini siswa
menunjukkan bahwa data pretest kelas
eksperimen maupun kelas kontrol terdistribusi TABEL 7 HASIL UJI HIPOTESIS (POSTTEST) KELAS EKSPERIMEN DAN
KELAS KONTROL
normal. 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 Keputusa
Kelas 𝑋 (𝑎
n
b. Uji Homogenitas = 0,05)
Eksperimen 17,02 H1
Setelah kedua kelompok sampel penelitian Kontrol 13,70
3,73 2,01
diterima
dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya Berdasarkan data Tabel 7 diketahui 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥
dicari nilai homogenitas. Uji homogenitas pada
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 3,73 ≥ 2,01. Hal ini menunjukan
penelitian ini menggunakan uji F dengan taraf
bahwa nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 berada pada daerah
signifikansi α = 0,05. Adapun hasil uji
homogenitas pada kelas eksperimen dan penolakan H0 , dengan demikian maka H1
kontrol dilihat pada Tabel 5; diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Ada pengaruh model pembelajaran POE
TABEL 5 HASIL UJI HOMOGENITAS PRETEST DAN POSTTEST KELAS terhadap hasil belajar fisika siswa. Dengan
EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
kata lain, nilai hasil belajar kelas eksperimen
Pretest Posttest
Uraian Eksperim Eksperime lebih tinggi dibandingkan dengan kelas control.
Kontrol Kontrol
en n
Nilai
11,09 11,33 9,76 10
B. Pembahasan
Varians Berdasarkan analisis kuantitatif,
Varians
Hitung
1,02 1,02 kemampuan awal siswa dengan memberikan
Nilai tes awal diketahui skor rata-rata untuk kelas
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (𝑎 = 3,13 3,13 eksperimen 7,98 dan untuk kelas kontrol 7,90.
0,05) Hal ini menunjukkan kemampuan akademik
Keputusan Homogen Homogen
siswa sebelum diberikan perlakuan dianggap
Berdasarkan hasil output uji homogenitas
sama sebelum diberi perlakuan. Dan setelah
pada Tabel 5 dengan taraf signifikan (𝑎 = 0,05),
diberi perlakuan, kemampuan akhir siswa
dari data tersebut terlihat bahwa Fhitung lebih
dengan memberikan posttest diketahui skor
kecil dari Ftabel , maka berdasarkan kriteria rata-rata untuk kelas eksperimen sebesar
pengabilan keputusan dapat disimpulkan 17,02 dan untuk kelas kontrol 13,70. Hasil ini
bahwa tidak terdapat perbedaan varians antara menunjukkan adanya perbedaan skor antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol atau dua kelas, dimana skor rata-tara kelas
dengan kata lain varians antara kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah sama kontrol, hasil pemberian posttest ini didukung
atau homogen. oleh hasil analisis uji hipotesis (Uji-t) dua
pihak. Dimana dari perhitungan diperoleh nilai
c. Uji Hipotesis (Uji-t) 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 3,73 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,01. Berdasarkan hasil
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik
tersebut diketahui nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 3,73
diperoleh bahwa data pretest dan Posttest
≥ 2,01, yang artinya hipotesis H1 diterima.
terdistribusi normal dan homogen, sehingga
pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji- Dengan kata lain ada pengaruh hasil belajar
t (uji dua pihak). fisika siswa yang menggunakan model
pembelajaran POE dengan hasil belajar fisika
TABEL 6 HASIL UJI HIPOTESIS (PRETEST) KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS siswa yang menggunakan model pembelajaran
KONTROL
konvensional pada siswa SMA Negeri 6 Palu
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Kelas 𝑋 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (𝑎 Keputusan Pelaksanaan penelitian pada kegiatan inti di
= 0,05) kelas eksperimen dilakukan oleh peneliti
Eksperimen 7,98 H0 dengan fase-fase sebagai berikut, menjelaskan
0,08 2,01
Kontrol 7,90 diterima
mengenai teknik pelaksanaan model
pembelajaran POE. Selanjutnya, peneliti

19
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)
Vol. 7 No. 1
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924

meminta siswa untuk membentuk kelompok untuk mengerjakan soal latihan agar teman-
yang terdiri dari 4-5 siswa di setiap kelompok. teman siswa yang lain memerhatikan
Peneliti membagikan LKS kepada masing- pekerjaan temannya mereka diperbolehkan
masing siswa kemudian menginstruksikan untuk menanggapi jawaban pekerjaan
kepada siswa untuk membuat prediksi temannya, kemudian guru menyimpulkan dan
sebanyak mungkin dari masalah yang eluruskan jawaban siswa. Sebelum kelas
diberikan dengan membaca referensi mengenai ditutup guru memberikan kesempatan kembali
materi Fluida statis. Setelah siswa selesai pada siswa untuk bertanya jika masi ada
membuat prediksi, selanjutnya peneliti penjelasan yang kurang dipahami mengenai
menginstruksikan siswa untuk melakukan materi secara keseluruhan.
observasi terhadap masalah yang diberikan Berdasarkan fase-fase tersebut,
sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada menunjukkan bahwa model pembelajaran POE
LKS. Pada tahap ini siswa diminta untuk lebih efektif digunakan dibandingkan model
melakukan percobaan dengan tujuan untuk pembelajaran konvensional dimana model
menguji kebenaran prediksi yang mereka pembelajaran konvensional lebih berpusat
sampaikan. kepada guru sementara pada model
Siswa mengamati apa yang terjadi pada pembelajaran POE siswa dapat lebih aktif
percobaan. Setelah itu, menginstruksikan untuk mencari pengetahuan dan konsep fisika
kepada siswa untuk membuat penjelasan selain itu siswa juga mempunyai banyak
terutama tentang kesesuaian dan kesempatan untuk mengolah informasi yang
ketidaksesuaian antara dugaan dengan hasil mereka peroleh.
eksperimen dari tahap observasi yang telah Setelah dilakukan pembuktian antara dua
dilakukan lalu mempresentasikan hasil yang variabel dengan menggunakan uji-t dapat
diperoleh kepada siswa lain. Pada tahap ini, diketahui bahwa pengujian hipotesis penelitian
terdapat beberapa kelompok yang memiliki ini terdapat pengaruh yang cukup signifikan
ketidaksesuain antara prediksi dan hasil antara kelas yang menggunakan model
observasi sehingga terjadi diskusi antara pembelajaran POE dengan kelas yang
kelompok satu dengan kelompok lainnya yang menggunakan model pembelajaran
membuat siswa memperoleh penjelasan konvensional. Model pembelajaran POE ini
tentang kebenaran dan mengalami perubahan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
konsep dari konsep yang tidak benar menjadi dikarenakan pada model pembelajaran ini
benar. Sementara itu, kelompok yang memiliki proses pembelajarannya tidak berlangsung
kesesuaian antara prediksi dan hasil observasi satu arah sehingga siswa tidak hanya terfokus
membuat siswa semakin yakin akan oleh penjelasan guru. Siswa akan terbiasa
konsepnya. Maka, melalui tahap ini siswa untuk belajar mandiri serta siswa dapat
dapat belajar dari kesalahan sehingga tidak merasa tertantang untuk membuktikan
mudah melupakannya. Kemudian, peneliti prediksinya melalui suatu eksperimen sehingga
meluruskan penjelasan dari siswa dan membuat suasana kelas lebih menyenangkan.
memberikan penguatan kepada siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian yang pernah
Proses pembelajaran yang berlangsung di dilakukan oleh Suleman, yang menyimpulkan
kelas kontrol menggunakan model bahwa penggunaan strategi pembelajaran
pembelajaran konvensional yang sering dengan teknik Predict-Observe-Explaint ini
digunakan di SMA Negeri 6 Palu. Pelaksanaan ketika diterapkan di kelas yang diuji yakni
fase-fase pembelajaran pada kegiatan inti di pada kelas eksperimen membuat siswa lebih
kelas kontrol dimulai dengan menjelaskan aktif dan dari hasil skor Posttest lebih tinggi
secara keseluruhan mengenai materi fluida [7].
statis kepada siswa kemudian memberikan Pembelajaran dengan menerapkan model
kepada siswa untuk bertanya mengenai pembelajaran POE dapat membantu siswa
penjelasan yang diberikan ataupun peneliti untuk memahami konsep dengan baik serta
bertanya kepada siswa dan memberikan mampu mengingat materi lebih lama
kesempatan kepada siswa untuk menjawab khususnya pada mata pelajaran fisika. Hal ini
pertanyaan yang diberikan. Selanjutnya, dikarenakan model pembelajaran POE
peneliti memberikan contoh soal mengeni melibatkan siswa dalam meramalkan suatu
materi pembahasan kepada siswa lalu meminta fenomena, melakukan observasi melalui
siswa untuk memerhatikan contoh soal agar demonstrasi atau eksperimen, dan akhirnya
siswa dapat mengerjakan latihan soal yang menjelaskan hasil demonstrasi dan ramalan
guru berikan selanjutnya. Setelah itu, peneliti mereka sebelumnya. Dengan cara mengamati
meminta siswa untuk maju didepan kelas secara langsung siswa akan memiliki

20
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)
Vol. 7 No. 1
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924

kesempatan untuk membandingkan antara DAFTAR PUSTAKA


teori (dugaan) dengan kenyataan. Dengan
demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran [1] W. Widayanti. Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil
Belajar Siswa dengan Metode Problem Based Learning
materi pembelajaran dan mengingatnya dalam
Pada siswa Kelas VIIA MTs Negeri Donomulyo Kulon
jangka waktu yang lama. Progo Tahun Ajaran 2012/2013. Universitas Ahmad
Dahlan. Yokyakarta. 2013.
IV.KESIMPULAN DAN SARAN [2] U. Rochimah dan W. Akhdinirwanto Penerapan Field
Study untuk Peningkatan Aktivitas dan Prestasi
Belajar Fisika Kelas XI IPA Madrasah Aliah An Nawawi
A. Kesimpulan Berjan Purworejo. Dalam Prosiding Seminar Nasional
Berdasarkan hasil analisis data yang Penelitian, Pendidikan dan Penelitian MIPA.
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa ada Universitas Negeri Yogyakarta. 2011.
[3] A. Sari. Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika
pengaruh model pembelajaran POE terhadap
Melalui Model Pembelajaran Inkuiri dengan
hasil belajar fisika siswa. Hal ini dilihat dari Menggunakan Metode Pictorial Riddle Pada Siswa
hasil analisis data statistik menggunakan Uji-t Kelas X SMA Negeri 3 Palu. Skripsi Sarjana pada
dua pihak sampel independent diperoleh nilai Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAD Palu:
Tidak Diterbitkan. 2012.
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 3,73 > 2,01 pada taraf
[4] Indrawati. dan W. Setiawan. Pembelajaran Aktif,
signifikan  = 0,05 dan derajat kebebasan, dk Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan Untuk Guru SD.
= 48 sehingga hipotesis dapat diterima. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
B. Saran Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (PPPTK IPA). 2009.
Dengan demikian, penulis mengajukan [5] N. A. Y. Firdos, E. Rudyatmi, dan L. Herlina. “Pengaruh
saran yang dapat dijadikan pertimbangan, Model Pembelajaran Predict, Observe, Explain Dengan
yaitu guru hendaknya dapat menggunakan Bantuan Media Foto Pada Materi Struktur dan Fungsi
model pembelajaran Predic, Observe, Explan Jaringan Tumbuhan”. Unnes.J.Biol.Educ. 2 (2). 2013.
[6] H. Saldi. “Pengaruh Pendekatan Saintifik Melalui Model
(POE) sebagai alternatif dalam proses belajar Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di Kelas X SMA
mengajar, karena model pembelajaran Predic, Negeri 9 Palu Pada Materi Stoikiometri. Skripsi
Observe, Explan (POE) berpengaruh positif Sarjana Pada Program Studi Pendidikan Kimia FKIP
dalam meningkatkan hasil belajar siswa. UNTAD Palu. 2015.
[7] F. Suleman. “Pengaruh Strategi Pembelajaran Dengan
Teknik POE Terhadap Hasil Belajar Konsep Larutan
Elektrolit dan Nonelektrolit Siswa di Kelas SMA Negeri
1 Nabila”. Jurnal Penelitian. Jurusan Pendidikan Kimia
Fakultas Matematika dan IPA. Universitas Negeri
Gorontalo.2015.

21
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)
Vol. 7 No. 1
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924

22

Anda mungkin juga menyukai