Anda di halaman 1dari 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI


(Materi Keanakaragaman Makhluk Hidup dan Peranannya di Kelas X MIPA 1 SMA Negeri 1
Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(PTK)

Disusun untuk memenuhi tugas-tugas dan syarat administrasi guru

Oleh :
TINTIN PATIMAH, S.Pd.
NUPTK. 4840766668300002

SMA NEGERI 1 CIKALONG


KECAMATAN CIKALONG
KABUPATEN TASIKMALAYA
2021
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam
Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Biologi (Materi
Keanakaragaman Makhluk Hidup dan Peranannya di Kelas X MIPA 1 SMA Negeri 1
Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat
peningkatan keberhasilan belajar peserta didik dalam belajar dengan menggunakan model
Problem Based Learning. Model Problem Based Learning (PBL) merupakan model
pembelajaran dengan menghadapkan peserta didik pada permasalahan-permasalahan
praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain peserta didik belajar melalui
masalah. Subjek penelitian yaitu peserta didik kelas X MIPA 1 yang berjumlah 31 orang. Alat
pengumpulan data berupa lembar tes, lembar observasi dan dokumentasi. Teknik analisis
data berupa persentase. Penelitian ini menggunakan dua siklus, dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa dengan
menerapkan model pembelajaran tipe Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan
hasil belajar.

PENDAHULUAN
Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan mencakup aspek-aspek
kehidupan tumbuhan, hewan, manusia, mikroorganisme, dan hubungan antar makhluk
hidup. Dalam biologi juga diartikan sebagai salah satu ilmu yang menyediakan berbagai
pengalaman untuk memahami konsep dan proses sains (Firmansyah, 2009).
Biologi mempelajari struktur fisik dan fungsi alat-alat tubuh manusia serta mempelajari
lingkungan sekitar (Nuryani, 2003). Biologi merupakan bagian dari pembelajaran IPA yang
ilmunya berkembang dan dipahami melalui langkah-langkah ilmiah yang diterapkan dalam
pelaksanaan praktikum. Biologi mempelajari makhluk hidup pada tingkatan organisasi
kehidupan, mempelajari interaksi makhluk hidup dengan lingkungan dan gejala-gejala yang
terjadi pada alam..
Kegiatan pembelajaran Biologi pada peserta didik kelas X MIPA 1 SMAN 1 Cikalong
Kabupaten Tasikmalaya masih kurang maksimal. Hal ini terlihat dari observasi awal yang
dilakukan penelitian terhadap kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran Biologi di Kelas
X MIPA 1 SMAN 1 Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya cenderung berpusat pada guru
(teacher centered) yaitu proses belajar mengajar cenderung guru lebih dominan dari pada
peserta didik. Peserta didik hanya duduk diam mendengarkan penjelasan dari guru. Kondisi
kegiatan belajar mengajar yang demikian masih kurang efektif untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Sebagian besar nilai ulangan peserta didik di kelas X MIPA 1 belum
mencapai KKM. Data tersebut peneliti peroleh dari hasil ulangan sebelumnya.
Tabel hasil belajar Mapel Biologi tahun ajaran 2021/2022
No Kriteria Jumlah Presentasi
1 Tuntas 10 28,58%
2 Tidak Tuntas 25 71,42%

Berdasarkan tabel diatas maka perlu suatu model pembelajaran untuk mendukung hasil
belajar Biologi peserta didik. Model pembelajaran Problem Based Learning dirasa cukup
relevan dan mampu untuk dikembangkan menjadi model pembelajaran yang lebih baik.
Karena pada dasarnya dalam mata pembelajaran Biologi itu tidak hanya cukup dengan
hafalan, dan mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru, akan tetapi peserta didik
perlu memahami dan bisa melaksanakan nilai- nilai positif dalam kehidupan sehari-hari.
Sesuai dengan latar belakang masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana
peningkatan hasil belajar Biologi melalui model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based
Learning di kelas X MIPA 1 SMAN 1 Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya?
Maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui dan membahas
tentang peningkatan hasil belajar Biologi peserta didik dengan menggunakan model PBL di
kelas X MIPA 1 SMAN 1 Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya.

METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMAN 1 CIKALONG Kabupaten
Tasikmalaya, dengan subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X MIPA 1
semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 31 orang peserta didik. Fokus
penelitian pada hasil belajar peserta didik pada pembelajaran Biologi. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian tindakan kelas.
Menurut Kurt Lewin, prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas terdiri atas empat
komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing),
dan refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu
siklus. Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini, maka peneliti
menggunakan beberapa metode yang antara lain: 1) observasi partisipatif, 2) metode
pengukuran hasil tes, 3) metode dokumentasi. Analisis yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah teknik analisis deskriptif dengan menentukan persentase
ketuntasan belajar dan mean (rata-rata) kelas.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Menurut Harianto (2012: 19) Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku sikap dan
memperkokoh kepribadian.
Menurut Bloom yang dikutip Sudjana (2002: 22-23) menyatakan bahwa hasil belajar di
klarifikasi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Ranah
Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni
pengetahuan dan ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis, dan evaluasi. Ranah
afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan jawaban atau
reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil
belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.
Pembelajaran biologi merupakan salah satu bidang yang dikembangkan melalui
kemampuan berpikir analitik, induktif, dan deduktif dalam mengenali dan menyelesaikan
masalah melalui praktikum yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar sehingga menuntut
mahasiswa dapat mempelajari dan memahami konsep permasalahan yang ada di biologi.
Hal ini didukung dengan pernyataan (Depdiknas, 2001) yang menyatakan bahwa “Biologi
berkaitan dengan mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis dan
terstruktur, sehingga biologi bukan terbatas pengetahuan berupa fakta, prinsip dan konsep
tetapi merupakan suatu proses penemuan”.
Biologi juga menghadirkan peluang tentang cara mendidik, memberikan peluang yang
dapat menarik peserta didik pada sains, dan memungkinkan peserta didik untuk membuat
hubungan antara sains yang mereka pelajari dan masalah yang ada di sekitarnya (Labov,
Reid, & Yamamoto, 2010).
Joyce dan Weil (1990) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka
konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Tujuan-
tujuan pembelajaran telah dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku. Peran guru di sini
adalah sebagai pengelola proses belajar mengajar tersebut.
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah sistem belajar yang
memberikan program belajar secara perseorangan sesuai dengan kemampuan masing-
masing, yang memungkinkan anak menggali potensi dirinya dan mengembangkan
kemampuannya secara maksimal. Menurut Arends (1997) Pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana peserta didik mengerjakan
permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri
mengembangkan inkuiri, dan keterampilan berfikir tingkat tinggi, mengembangkan
kemandirian dan percaya diri (Jamil suprihatiningrum, 2013).
Stepien dan Gallagher (Nurjanah, 2004) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis
masalah bertujuan untuk mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah dan untuk
membantu peserta didik agar mampu memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dan
keterampilan dalam proses pembelajaran di sekolah, peserta didik tidak sekedar
mendengarkan ceramah guru atau berperan serta dalam diskusi, tetapi peserta didik juga
menghabiskan waktunya di perpustakaan, disitus web atau terjun di tengah-tengah
masyarakat. Sekolah merupakan laboratorium untuk pemecahan masalah dalam kehidupan
nyata, karena setiap peserta didik memiliki kebutuhan untuk menyelidiki lingkungan mereka
dan membangun secara pribadi pengetahuannya (Rusmon, 2012).
Pembahasan
Siklus 1
Tabel Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus 1

NO URAIAN SIKLUS I
1 Rata-rata nilai tes 66,77%
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 10

3 Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar 21

4 Presentase ketuntasan 32,26%


5 Presentase tidak tuntas belajar 67,74%

Dari tabel siklus 1 di atas, dapat dideskripsikan bahwa nilai rata-rata yang didapatkan
adalah 66,77%. Dengan peserta didik yang tuntas sudah cukup banyak dengan jumlah 10
orang dari 31 orang peserta didik dengan persentase 32,26% dan peserta didik yang tidak
tuntas ada 21 orang dari 32 orang peserta didik dengan persentase 67,74%. Namun, walau
begitu perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya, karena menurut peneliti masih belum mencapai
batas ketuntasan yang diinginkan peneliti.
Siklus 2
Tabel Rekapitulasi hasil belajar siklus II
NO URAIAN SIKLUS I
1 Rata-rata nilai tes 85,64%
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 31

3 Jumlah siswa yang tidak tuntas 0


belajar
4 Presentase ketuntasan 100%
5 Presentase tidak tuntas belajar

Dari tabel siklus 2 di atas, dapat dideskripsikan bahwa nilai rata-rata yang didapatkan
adalah 85,64%. Dengan peserta didik yang tuntas sudah banyak dengan jumlah 32 orang
peserta didik dengan persentase 100% dan tidak ada peserta didik yang tidak tuntas.
Sehingga tidak perlu lagi dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Penerapan model pembelajaran PBL pada mata pelajaran Biologi di Kelas X MIPA 1
SMAN 1 Cikalong Kabupaten Tasikmalaya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan rata- rata hasil belajar pada siklus I adalah sebesar
66,77% dan pada siklus II memperoleh rata-rata hasil belajar sebesar 85,64% dengan
kategori baik. Dari analisis data tersebut maka dapat dilihat perbandingan perolehan nilai
rata-rata hasil belajar peserta didik pada saat sebelum PTK dengan pada saat setelah PTK
pada siklus I dan siklus II terjadi perubahan yang signifikan.
Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran
dimana peserta didik mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk
pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat
tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Pembelajaran berdasarkan masalah
terdiri dari penyajian kepada peserta didik yang autentik dan bermakna yang dapat
memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan.
Belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respon,
merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan (Trianto, 2010). Pembelajaran
berdasarkan masalah merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang memberi
kondisi belajar aktif kepada peserta didik dalam kondisi dunia nyata (Yamin, 2011). Hal
tersebut membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan
hasil belajar Biologi pada peserta didik kelas X MIPA 1 SMAN 1 Cikalong, Kabupaten
Tasikmalaya.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I dan II, maka dapat
disimpulkan bahwa :1) Penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar Biologi pada
siswa kelas X MIPA 1 SMAN 1 Cikkalong, Kabupaten Tasikmalaya semester ganjil tahun
ajaran 2021/2022) Hasil belajar pada siklus I adalah 66,77% dan pada siklus II adalah
85,64% dengan kategori baik.
Berdasarkan kesimpulan dan implementasi di atas, saran yang disajikan adalah :1)
Diharapkan kepada guru agar menerapkan model pembelajaran PBL untuk menambah
variasi dalam kegiatan belajar mengajar, 2) Bagi peneliti yang ingin melanjutkan atau
melaksanakan penerapan model pembelajaran PBL agar dapat mengkolaborasikan dengan
media pembelajaran lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Jayawardana dkk.(2020). Inovasi Pembelajaran Biologi di Era Revolusi Industri 4.0
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb

Rahmadani. (2019).Metode penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL).


Lantanida jurnal, vol 7 no1 https://media.neliti.com/media/publications/287750-metode-
penerapan-model-pembelajaran-prob-b6fb960b.pdf

Nabilah, Tasya.(2019).Factor penyebab rendahnya hasil belajar siswa.


http://jurnal.umk.ac.id/index.php/RE/article/download/450/481(MR)

http://repository.unpas.ac.id/15324/6/3%20.BAB%20III.pdf
Rifai, Apip (2020). Problem Based Learning Dalam Pembelajaran IPA.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
HASIL BELAJAR SIKLUS 1
NO NAMA PESERTA DIDIK SKOR SOAL JUMLAH KKM
1 2 3 4 5
1 ACEP ILHAM M 10 10 10 10 10 50 TIDAK TUNTAS
2 ADITIA RAMADANI 20 25 30 10 10 95 TUNTAS
3 AI HELDA O 20 10 0 10 10 50 TIDAK TUNTAS
4 AJRIL TRI 20 30 30 10 10 100 TUNTAS
5 APIP RIZKI ASARI 10 20 10 10 0 50 TIDAK TUNTAS
6 AYU GUSDINAR 20 30 30 10 10 100 TUNTAS
7 AZMI ALAWI 20 30 30 10 10 100 TUNTAS
8 BAYU SAPUTRA 10 25 0 10 10 55 TIDAK TUNTAS
9 DANDI PAJRI F 10 20 10 0 0 40 TIDAK TUNTAS
10 FAHRI MUSRIADI 10 0 0 10 10 30 TIDAK TUNTAS
11 GILANG SEPTIAN 10 10 15 10 10 55 TIDAK TUNTAS
12 GIRA AMELIA 20 30 20 10 10 90 TUNTAS
13 IMA MAULANI 10 10 15 10 10 55 TIDAK TUNTAS
14 KHANZA AURELIA 10 10 15 10 10 55 TIDAK TUNTAS
15 MAESYA FATRUZKIA 10 10 15 10 10 55 TIDAK TUNTAS
16 MELIA SITI NAENAH 20 30 30 10 10 100 TUNTAS
17 MUHAMAD DILAL 20 30 20 10 10 90 TUNTAS
18 NALA PUTRI 10 20 15 0 10 65 TIDAK TUNTAS
TUNGGAL
19 NEG ALIKA 10 15 15 10 10 60 TIDAK TUNTAS
20 NISA NURMALA 20 30 30 10 10 100 TUNTAS
21 NOUVAL JAYAD M 10 15 15 10 10 60 TIDAK TUNTAS
22 PAISAL PAHAZ 10 15 15 10 10 60 TIDAK TUNTAS
23 RAHMA AULIA 10 20 10 10 0 50 TIDAK TUNTAS
24 RAISA AMELIA 10 10 10 10 10 40 TIDAK TUNTAS
25 RAYSHA PUTRA 10 20 10 10 10 60 TIDAK TUNTAS
26 RAJIP GUSNALDIN 10 10 20 5 10 55 TIDAK TUNTAS
27 RESA 10 15 5 10 10 50 TIDAK TUNTAS
28 RIVA RAMDANI 20 30 30 10 10 100 TUNTAS
29 SELA NURAENI 10 15 10 5 10 60 TIDAK TUNTAS
30 SHAFINA AMALIA 10 10 10 5 5 40 TIDAK TUNTAS
31 VINKAN WIDYA 20 30 30 10 10 100 TUNTAS
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑫𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 = × 𝟏𝟎𝟎
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑺𝒌𝒐𝒓

Persentase Ketuntasan Belajar Peserta Didik

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒕𝒖𝒏𝒕𝒂𝒔


𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 = × 𝟏𝟎𝟎
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒌𝒆𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉𝒂𝒏

𝟏𝟎
𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 = × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟑𝟐, 𝟐𝟔%
𝟑𝟏

Persentase Ketidaktuntasan Belajar Peserta Didik

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒕𝒖𝒏𝒕𝒂𝒔


𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 = × 𝟏𝟎𝟎
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒌𝒆𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉𝒂𝒏

𝟏𝟓
𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 = × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟔𝟕, 𝟕𝟒%
𝟑𝟏
HASIL BELAJAR SIKLUS 2
NO NAMA PESERTA DIDIK SKOR SOAL JUMLAH KKM
1 2 3 4 5
1 ACEP ILHAM M 20 20 10 10 20 80 TUNTAS
2 ADITIA RAMADANI 20 20 10 10 20 80 TUNTAS
3 AI HELDA O 20 20 10 10 20 80 TUNTAS
4 AJRIL TRI 25 20 10 10 20 85 TUNTAS
5 APIP RIZKI ASARI 25 20 10 10 20 85 TUNTAS
6 AYU GUSDINAR 25 20 10 10 20 85 TUNTAS
7 AZMI ALAWI 25 20 10 10 20 85 TUNTAS
8 BAYU SAPUTRA 20 20 10 10 20 80 TUNTAS
9 DANDI PAJRI F 20 20 10 10 20 80 TUNTAS
10 FAHRI MUSRIADI 20 20 10 10 20 80 TUNTAS
11 GILANG SEPTIAN 25 20 10 10 20 85 TUNTAS
12 GIRA AMELIA 25 20 10 10 20 85 TUNTAS
13 IMA MAULANI 25 20 10 10 20 85 TUNTAS
14 KHANZA AURELIA 35 20 10 10 20 95 TUNTAS
15 MAESYA FATRUZKIA 35 20 10 10 20 95 TUNTAS
16 MELIA SITI NAENAH 35 20 10 10 20 95 TUNTAS
17 MUHAMAD DILAL 30 20 10 10 20 100 TUNTAS
18 NALA PUTRI 30 20 10 10 20 90 TUNTAS
TUNGGAL
19 NEG ALIKA 30 20 10 10 20 90 TUNTAS
20 NISA NURMALA 30 20 10 10 20 90 TUNTAS
21 NOUVAL JAYAD M 30 20 10 10 20 90 TUNTAS
22 PAISAL PAHAZ 25 20 10 10 20 85 TUNTAS
23 RAHMA AULIA 25 20 10 10 20 85 TUNTAS
24 RAISA AMELIA 25 20 10 10 20 85 TUNTAS
25 RAYSHA PUTRA 25 20 10 10 20 85 TUNTAS
26 RAJIP GUSNALDIN 30 20 10 10 20 90 TUNTAS
27 RESA 30 20 10 10 20 90 TUNTAS
28 RIVA RAMDANI 30 20 10 10 20 90 TUNTAS
29 SELA NURAENI 25 20 10 10 20 85 TUNTAS
30 SHAFINA AMALIA 20 20 10 10 20 80 TUNTAS
31 VINKAN WIDYA 40 20 10 10 20 100 TUNTAS
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑫𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 = × 𝟏𝟎𝟎
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑺𝒌𝒐𝒓

Persentase Ketuntasan Belajar Peserta Didik

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒕𝒖𝒏𝒕𝒂𝒔


𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 = × 𝟏𝟎𝟎
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒌𝒆𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉𝒂𝒏

𝟑𝟏
𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 = × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟏𝟎𝟎%
𝟑𝟏
LAMPIRAN DOKUMENTASI
SIKLUS 1
LAMPIRAN DOKUMENTASI
SIKLUS 2

Anda mungkin juga menyukai