Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar fisika peserta didik melalui penerapan
model penbelajaran Problem Based Learning Berbasis Isis Proteus.Metode penelitian yang digunakan adalah
metode eksperimen dengan desain penelitian One-Group Pretest-Posttest. Populasi yang digunakan adalah
seluruh kelas XII MIA SMA Negeri 3 Majene. Sampel yang diteliti sebanyak 16 peserta didik dengan teknik
pengambilan sampel mengunaka sampel jenuh. Pengumpulan data menggunakan instrumen tes hasil belajar.
Data dianalisis menggunakan analisis uji t-test yang dikerjakan dengan bantuan aplikasi SPSS 20. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar fisika peserta didik pada posttest lebih tinggi dari pada pretest.
Nilai rata-rata hasil belajar setelah diberikan perlakuan (posttest) sebesar 70 yang berada pada kategori
cukup baik. Sedangkan pada pretest memperoleh nilai sebesar 8,5 yang ber ada pada kategori kurang.
Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan Paired Sample T Test pada taraf signifikan 0,05 diperoleh
harga ttabel = -1,753 sedangkan thitung = -20,094. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran problem based learning berbasis isis proteus dalam
pembelajaran.
Kata Kunci: Media pembelajaran, Hasil belajar fisika, Proteus, Problem based learning
Abstract
This research aims to determine differences in student physics learning outcomes through the application of
the Isis Proteus-Based Problem Based Learning model. The research method used is an experimental method
with the One-Group Pretest-Posttest research design. The population used is the entire class XII Mia SMA
Negeri 3 Majene. The sample studied was 16 students with sampling techniques using saturated samples. The
data collection used the learning achievement test instrument. Data were analyzed using t-test analysis which
was done with the help of SPSS 20. The results showed that the physics learning outcomes of students at the
posttest were higher than the pretest. The average value of learning outcomes after being given treatment
(posttest) of 70 which is in quite good category. Whereas the pretest scores 8.5, which is in the poor category.
Based on testing the hypothesis using Paired Sample T Test at a significant level of 0.05, the value of ttable =
-1.753 while tcount = -20.094. This means that there are significant differences before and after the
implementation of the problem-based learning model based on isus proteus in learning.
Keywords: learning media, physics learning outcomes, proteus, problem based learning
Rendahnya hasil belajar diakibatkan oleh peran aktif peserta didik dalam proses
peserta didik yang kurang bersemangat dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
belajar. Kurangnya semangat peserta didik hasil belajar peserta didik. Salah satu model
berimbas pada kondidi psikis peserta didik pembelajaran yang dipandang efektif dalam
dalam belajar. Peserta didik yang tidak meningkatkan hasil belajar yaitu model
semangat dalam belajar maka akan cepat malas pembelajaran problem based learning.
jenuh dan bosan. Akibatnya, peserta didik akan Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem
melakukan aktifitas lain sebagai bentuk Based Learning adalah salah satu model
pengalihan perhatian. Dengan demikian , daya pembelajaran inovatif yang memberikan
serap peserta didik terhadap materi kondisi belajar aktif kepada peserta didik [3].
pembelajaran menjadi rendah. Hal ini PBL merupakan model pembelajaran
mengakibatkan proses pembelajaran fisika berlandaskan masalah-masalah yang menuntut
menjadi lemah peserta didik mendapat pengetahuan yang
penting dan mejadikan peserta didik mahir
Kasus serupa juga ditemukan di kelas dalam memecahkan masalah. [3]
XII SMA Negeri 3 Majene pada hari jumat 25 Model pembelajaran ini akan
januari 2019. Berdasarkan hasil observasi dipadukan dengan sebuah media
diketahui bahwa hasil belajar peserta didik pembelajaran. Media yang dipilih adalah
masih tergolong rendah. Hal ini ditandai sebuah media simulasi rangkaian listrik yang
dengan masih banyaknya peserta didik yang dapat digunakan adalah software proteus.
nilainya dibawah KKM. Standar untuk mata Software proteus menyediakan berbagai
pelajaran fisika diketahui bahwa nilai KKM library komponen elektronika dan alat ukur
yang ditetapkan oleh sekolah sebesar 70. listrik secara lengkap termasuk osiloskop
Setelah dilakukan opservasi di sekolah virtual, sehingga dapat digunakan untuk
diketahui bahwa 83% peserta didik tidak tuntas membuat rangkaian elektronika dan
dalam mata pelajaran fisika. mensimulasikannya secara interaktif [2].
Dengan software ini kegiatan praktikum
Rendahnya hasil belajar peserta didik sebagai bentuk pendekatan saintifik dapat
disebabkan peserta didik tidak memperhatikan dilaksanakan dengan cara simulasi, sehingga
saat guru menerangkan pelajaran, suka dapat mengatasi permasalah praktikum terkait
mengganggu teman, sibuk dengan keterbatasan alat praktikum.
kepentingannya sendiri seperti bermain
handphone dan berbicara dengan teman Dari uraian diatas maka dapat
sebangkunya. Berdasarkan hasil wawancara disimpulkan bahwa penerapan model
dengan peserta didik diketahui sebagian pembelajaran problem based learning
besar peserta didik berasumsi bahwa fisika menggunakan media berbasis isis proteus
itu pelajaran yang sangat sulit. diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Pernyataan ini didukung oleh
Faktor lain yang menyebabkan hasil penelitian yang dilakukan oleh [1] yang
rendahnya hasil belajar fisika peserta didik menyimpulkan bahwa pembelajaran
adalah metode pembelajaran yang digunakan menggunakan software proteus dapat
oleh guru belum mampu menciptakan suasana meningkatkan hasil belajar peserta
pembelajaran yang menarik dan didik.Penelitian yang serupa juga dilakukan
menyenangkan. Akibatnya peserta didik oleh [5] yang menyimpulkan bahwa model
kurang termotivasi dan merasa terbebani pembelajaran berbasis masalah lebih baik
dalam belajar fisika. meningkatkan hasil belajar daripada
Oleh karena itu, diperlukan suatu pembelajaran langsung.
model pembelajaran yang sesuai dengan
permasalahan diatas yaitu dengan melibatkan
9
Jurnal Phydagogic Vol 3 No 1, Oktober 2020
10
Jurnal Phydagogic Vol 3 No 1, Oktober 2020
pembelajaran problem based learning yang didik sangat senang dan nyaman dalam proses
disandingkan dengan software proteus, nilai pembelajaran. Disamping itu peserta didik
peserta didik seluruhnya berada pada ketegori juga sangat antusias dan rasa keingintahuanya
(D). Setelah diberikan perlakuan berupa diajar sangat besar. Hal ini ditandai dengan
menggunakan model pembelajaran problem benyaknya pertanyaan peserta didik, baik yang
based learning yang disandingkan dengan ditujukan kepada guru maupun kepada teman
sofware proteus, nilai peserta didik menalami kelompoknya. Peserta didik berlomba lomba
peningkatan yaitu 7 peserta didik berada pada untuk mencoba menggunakan software
kategori (D), 5 peserta didik berada pada proteus dikarenakan dalam satu kelompok
kategori (C) dan 4 peserta didik berada pada hanya tersedia satu leptop saja. Akibatnya,
kategori (B). terjadi interaksi antara peserta didik dengan
guru yang membuat kelas semakin hidup. Hal
Penyebab meningkatnya posttest ini mengakibatkan peserta didik lebih mudah
peserts didik diakibatkan karena penggunaan memahami pelajaran yang diberikan
software proteus yang disandingkan dengan guru.Untuk lebih memperjalas peningkatan
model pembelajaran problem based learning. hasil belajar peserta didik dapat dilihat pada
Selama pembelajaran berlangsung peserta diagram berikut:
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Kormogorof-Smornov untuk Pretest dan Posttest Hasil
Belajar Fisika Peserta Didik
Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig.
Pretest ,161 16 ,200
Posttest ,183 16 ,159
100
90
80
70
60
Pretest
50
40 Posttest
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Gambar 1. Diagram batang perbandingan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik pada pretest dan
posttest
Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis dengan Paired Samples T Test Terhadap Hasil Belajar Peserta
Didik
S
Paired Differences t df i
g
Std. Std. Error
Mean
Deviation Mean
,
preetest - 0
-47,25000 9,40567 2,35142 -20,094 15
postest 0
0
Berdasarka tabel diatas terlihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sebelum
hasil uji hipotesis dengan Paired Samples T dan setelah diterapkan model pembelajaran
Test memperoleh nilai t hitung berada pada - problem based learning menggunakan media
20,094 sedangkan untuk t tabelnya adalah - berbasis isis proteus dalam pembelajaran.
1,753 , karena t hitug memperoleh nilai negatif
mak terjadi perubahan tanda yaiti (jika positif Peningkatan hasil belajar sebagai
maka t hitung > t tabel dan jika negatif maka dampak penggunaan media simulasi proteus
t hitung < t tabel). Dengan demikian -20,094< sejalan dengan penelitian [2]. Hasil penelitian
-1,753 dengan taraf signifikan 0,000. Nilai ini menunjukkan bahwa pembelajaran
jauh lebih kecil dari taraf signifikan yang telah menggunakan media sofware proteus dapat
ditetapkan yaitu 0,05. Ini menunjukkan bahwa meningkatkan hasil belajar. Selain itu, hasil
Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya penemuan [3] menjelaskan bahwa penerapan
12
Jurnal Phydagogic Vol 3 No 1, Oktober 2020
model pembelajaran PBL dapat menigkatkan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
hasil belajar kognitif peserta didik. Kelas X Pada Standart Kompetensi
Menerapkan Dasar-Dasar Elektronika: Jurnal
KESIMPULAN DAN SARAN Pendidikan Teknik Elektro. 02 (02), 575-582.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.ph
Kesimpulan
p/jurnal-pendidikan-teknik-
Berdasarkan analisis data penelitian dan elektro/article/view/2895
pembahasan maka diperoleh kesimpulan [2] Husain Muhammad, Supriyono. 2015.
Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Media
1. Hasil belajar fisika peserta didik Kelas Software Proteus terhadap Hasil Belajar Siswa
XII MIA SMA Negeri 3 Majene sebelum pada Materi Rangkaian Arus Bolak-Balik di
diterapkan Model Pembelajaran Kelas XII IPA SMA Negeri 1 Sumberrejo:
Problem Based Learning berbasis isis Inovasi Pendidikan Fisika . 04(01), 30-35.
proteus dalam pembelajaran fisik berada https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.ph
pada kategori kurang. p/inovasi-pendidikan-
2. Hasil belajar fisika peserta didik Kelas fisika/article/view/11089
XII MIA SMA Negeri 3 Majene setelah [3] Rerung, Nensy., Iriwi, L,S, Sinon., Sri,
diterapkan Model Pembelajaran Wahyu, Widyaningsi. 2017. Penerapan Model
Problem Based Learning berbasis isis
Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl)
proteus dalam pembelajaran fisika
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta
berada pada kategori cukup.
Didik Sma Pada Materi Usaha Dan Energi.
3. Terdapat perbedaan yang siginifikan
antara hasil belajar fisika peserta didik Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi.
sebelum dan setelah diajar dengan 06(01), 47-55.
menggunakan Model Pembelajaran https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.v6i1.597
Problem Based Learning berbasis isis [4] Sugiono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan.
proteus. Bandung : Alfabeta
[5] Wahyu, Arif, Nugroho., Lusia, Rakhmawati.
Saran 2015. Perbedaan Model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah Dan Model
1. Diharapkan saat menggunakan sofware Pembelajaran Langsung Dengan Bantuan
proteus, guru menyiapkan leptop dengan Software Proteus Pada Mata Pelajaran
kodisi baterai yang baik, guna Penerapan Rangkaian Elektronika Untuk
menghindari jika terjadi pemadaman
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Xi
listrik.
Teknik Audio Video Di Smk Negeri 7
2. Sebelum melakukan peraktikum dengan
Surabaya: Jurnal Pendidikan Teknik Elektro.
software proteus, sebaiknya guru
menyampaikan batasan-batasan 04(03), 919-928.
penggunaan leptop hanya untuk https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.ph
praktikum saja, guna menghindari p/jurnal-pendidikan-teknik-
peserta didik menonton film atau elektro/article/view/12819
bermain game.
DAFTAR PUSTAKA
13
Jurnal Phydagogic Vol 3 No 1, Oktober 2020
14