Anda di halaman 1dari 12

P-ISSN: 2303-1832 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 269-280 269

e-ISSN: 2503-023X DOI: 10.24042/jpifalbiruni.v4i2.98


Oktober 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR LEWAT


KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA
PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 MAKASSAR
Mukarramah Mustari
Program Studi Pendidikan Fisika IAIN Raden Intan Lampung
e-mail: mukarramahmustari@yahoo.co.id

Diterima: 21 Juli 2015 Disetujui: 11 Oktober 2015. Dipublikasikan: Oktober 2015

Abstract: This study is an experimental research, which aims to obtain information on physics learning outcomes of
students of class X SMA Negeri 3 Makassar who follow the learning through the use of media images via computer and
follow the conventional learning lesson year 20013/2014. Population in this research is student of class X SMA Negeri
3 Makassar. The research samples used class random technique and obtained two classes. One class is used as an
experimental class that follows the learning through the use of computerized image media and one more class as a
control class that follows conventional learning with a sample size of 58 students. Data processing of this research
using two statistical techniques, namely: 1) Descriptive Analysis Technique to describe the characteristics of student
learning outcomes of class X SMA 3 Makassar, 2) Inferential Analysis Technique with "t" test to test the research
hypothesis which then becomes chi-square test because one of the data is not normally distributed. The results of
inferential analysis obtained information that: "There is a significant difference between students' physics learning
outcomes that follow the learning through the use of computerized image media with students who follow the
conventional learning in grade X students SMA Negeri 3 Makassar.

Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi
hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 3 Makassar yang mengikuti pembelajaran melalui
penggunaan media gambar lewat komputer dan yang mengikuti pembelajaran secara konvensional tahun
pelajaran 20013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 3 Makassar.
Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik random kelas dan diperoleh dua kelas. Satu kelas
dijadikan kelas eksperimen yang mengikuti pembelajaran melalui penggunaan media gambar lewat
komputer dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol yang mengikuti pembelajaran secara konvensional
dengan jumlah sampel 58 orang siswa. Pengolahan data hasil penelitian ini menggunakan dua teknik
statistik, yaitu: 1) Teknik Analisis Deskriptif untuk menggambarkan karakteristik hasil belajar siswa kelas
X SMA Negeri 3 Makassar, 2) Teknik Analisis Inferensial dengan uji “t” untuk menguji hipotesis
penelitian yang kemudian menjadi uji chi-kuadrat karena salah satu data tidak berdistribusi normal. Hasil
analisis inferensial diperoleh informasi bahwa: “Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar
fisika siswa yang mengikuti pembelajaran melalui penggunaan media gambar lewat komputer dengan
siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Makassar”.

Kata Kunci: hasil belajar fisika, media gambar lewat komputer

PENDAHULUAN miskonsepsi. Perkembangan alamiah


Fisika adalah bidang studi yang sejak lahir menghasilkan pra-konsepsi di
biasanya dianggap sulit, tetapi apa dalam otak manusia yang sangat kuat
sumber kesulitan dalam belajar fisika tetapi sering salah dan yang terus
jarang diselidiki. Sering dikatakan bahwa menerus mengganggu perkembangan
fisika sulit karena penggunaan konsepsi yang benar. Pra-konsepsi itu
Matematika di dalamnya, atau karena tidak diketahui oleh pengajar fisika, maka
siswa tidak bisa menghitung, atau fisika seringkali terjadi kesenjangan antara
tidak menarik. Penelitian dari dua penjelasan pengajar dan cara berpikir
kadulawarsa dan sejarah, fisika siswa.
memperlihatkan bahwa salah satu sumber Pemerintah telah mengadakan
kesulitan utama adalah terjadinya berbagai macam jenis pendidikan dan
270 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 269-280

pelatihan, apakah dalam bentuk sekolah. Kendala yang biasanya dihadapi


pendidikan formal ataukah dalam bentuk oleh sekolah-sejolah adalah keterbatasan
penataran-penataran, kursus atau komputer.
semacamnya demi peningkatan mutu Pada dasarnya dalam pencapaian
tenaga pendidik. Semakin sering guru tuntutan kurikulum, suatu pembelajaran
mengikuti pendidikan dan penataran, hendaknya mengarah pada tiga hal pokok
maka seorang guru dapat yaitu tujuan pembelajaran, metode
mengembangkan pengetahuannya pembelajaran, serta alat evaluasi.
sehingga tujuan pembelajaran dapat Terkusus pada mata pelajaran fisika,
tercapai secara optimal. umumnya ketiga hal tersebut telah
Pemerintah juga telah menyediakan dilaksanakan, namun kenyataan hasil
fasilitas laboratorium Ilmu Pengetahuan belajar yang dicapai siswa masih
Alam (IPA) yang disertai alat-alatnya tergolong rendah. Salah satu penyebab
bagi sekolah umum dan kejuruan rendahnya mutu pendidikan dikarenakan
sekalipun, demi menunjang pengetahuan metode yang digunakan belum bisa
yang akan diserap oleh siswa. Meskipun membuat siswa lebih aktif dalam belajar.
diakui bahwa fasilitas tersebut terkadang Guru masih mendominasi kegiatan
kurang memadai, oleh karena itu seorang pembelajaran sehingga siswa menjadi
guru selain dapat memberikan suatu pasif dan hanya berharap sodoran dari
informasi atau pembelajaran dengan baik guru. Di mana kegiatan pembelajaran
juga dituntut untuk mampu menunjukkan masih didominasi oleh guru
kreatifitasnya. Seperti memotivasi siswa menyebabkan siswa kurang mendapat
untuk melakakukan eksperimen yang alat kesempatan untuk mengeluarkan ide-ide
dan bahannya dapat dijumpai dan kurang terjadi interaksi di antara
dilingkungan sekolah, seperti komputer. siswa. Sehubungan dengan itu, guru mata
Ilmu fisika biasa disebut sains yang pelajaran fisika dalam menyampaikan
merupakan cabang dari Ilmu konsep-konsep fisika diharapkan mampu
Pengetahuan Alam yang sangat menggunakan dan mengembangkan
memegang peranan penting dalam bidang metode pembelajaran yang sesuai materi.
teknologi. Pada tingkatan jenjang Guru juga dituntut agar dalam
pendidikan, Sekolah Menegah Atas mengajarkan konsep-konsep fisika selalu
(SMA) perlu mendapat perhatian yang memperhatikan faktor-faktor yang dapat
serius, karena mereka proses belajar yang mempengaruhi tujuan pembelajaran
dilakukan pada jenjang ini sangat secara optimal. (Slameto:2003).
mempengaruhi keberhasilan belajar pada Sampai sekarang pendidikan kita
jenjang berikutnya. Siswa dituntun untuk masih didominasi oleh pandangan bahwa
memahami konsep-konsep fisika dengan pengetahuan sebagai perangkat fakta-
cara menemukan sendiri cara fakta yang harus dihafal. Kelas masih
menyelesaikan suatu masalah yang berfokus pada guru sebagai sumber
mereka temukan. Maka pengetahuan utama pengetahuan, kemudian ceramah
yang diperoleh dari proses belajar menjadi pilihan utama strategi belajar.
maupun pengalaman belajar, akan lebih Untuk itu diperlukan sebuah strategi
bermakna sehingga perlu diterapkan belajar baru yang lebih memberdayakan
suatu metode mengajar yang sesuai siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak
dengan materi yang diajarkan. Misalnya mengharuskan siswa menghafal fakta-
melakukan eksperimen, dimana fakta, tetapi sebuah strategi yang
kelancaran eksperimen tersebut harus di mendorong siswa mengkontruksikan di
dukung dengan tersedianya alat-alat di benak mereka sendiri. Dalam proses
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 269-280 271

belajar, anak belajar dari pengalaman Baji Areng Cendrawasih Kota Makassar.
sendiri, mengkonstruksi pengetahuan Variabel pada penelitian ini adalah:
kemudian memberi makna pada 1. Variabel bebas: Penggunaan media
pengetahuan itu. Melalui proses belajar pembelajaran dengan level:
yang mengalami sendiri, menemukan a. Pembelajaran media gambar
sendiri, secara berkelompok seperti lewat komputer
bermain, maka anak menjadi senang, b. Pembelajaran konvensional
sehingga tumbuhlah minat untuk belajar, 2. Variabel terikat: Hasil belajar
khususnya belajar Fisika. Desain yang digunakan dalam
Berdasarkan hasil kunjungan di penelitian ini adalah Posttest-Only
SMA Negeri 3 Makassar, salah satu Control Group Design yang merupakan
penyebab rendahnya hasil belajar siswa salah satu jenis penelitian eksperimen
di sekolah tersebut adalah penggunaan sesungguhnya dengan desain sebagai
metode konvensional. Berdasarkan hal berikut:
tersebut diatas, maka penulis berminat
untuk melakukan penelitian yang R X O1
berjudul ”Pengaruh Penggunaan Media R - O2
Gambar Lewat Komputer Terhadap Hasil (Sugiyono, 2008 : 112 )
Belajar Fisika Siswa Pada Siswa Kelas Keterangan :
X SMA Negeri 3 Makassar”. R X O1 : Kelas Eksperimen
Pengetahuan merupakan segala R - O2 : Kelas Kontrol
sesuatu yang diketahui oleh seseorang, R : menyatakan random
tanpa menghiraukan benar dan salahnya, kelas
serta dari mana datangnya. Manusia X : menyatakan perlakuan
memperoleh pengetahuan dari berbagai yang diberikan kepada
sumber, sumber utama adalah panca kelas eksperimen
indra. - : kontrol (tidak diberikan
Menurut Hendro Darmojo (1986), perlakuan)
bahwa pengetahuan yang diperoleh dari O1 : menyatakan observasi tes hasil
panca indra dan bersumber dari belajar fisika siswa yang
pengetahuan alam yang kongkrit diberikan pada kelas eksperimen
memiliki sifat yang faktual. Sumber O2 : menyatakan observasi tes hasil
pengetahuan lain yang tak kala belajar fisika siswa yang
pentingnya adalah fikiran. Hal dimaksud diberikan pada kelas kontrol.
karena melalui proses berfikir orang
dapat memperoleh pengetahuan sebatas Defenisi Operasional Variabel
orang berfikir, terlepas benar atau 1. Pembelajaran dengan media
salahnya pikiran itu, seperti halnya pada komputer adalah penyajian bahan
proses pembelajaran dengan pelajaran fisika yang dituangkan
menggunakan komputer sangat dalam bentuk gambar yang
dibutuhkan proses berfikir dan juga menampilkan gambar dan uraian
panca indra untuk dapat labih materi yang dibuat berdasarkan
memperoleh pengetahuan pembelajaran tujuan pembelajaran khusus yaitu
yang lebih. pada materi Suhu dan Kalor.
METODE PENELITIAN 2. Pembelajaran secara konvensional
Jenis penelitian ini yaitu penelitian adalah pembelajaran dimana cara
eksperimen sungguhan. Lokasi penelitian mengajar melalui penuturan dan
bertempat di SMA Negeri 3 Makassar Jl. penjelasan guru kepada siswa secara
272 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 269-280

lisan tanpa menggunakan media Pada tahap ini dilakukan


gambar lewat komputer. pengumpulan materi pelajaran Suhu dan
3. Hasil belajar adalah skor total Kalor dari buku-buku fisika SMU kelas
responden melalui tes hasil belajar X dan berbagai sumber belajar lainnya.
fisika dalam ranah kognitif meliputi Setelah materi telah selesai dikumpul,
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, langkah selanjutnya ialah membuat
analisis, sintesis, dan evaluasi. konsep media gambar lewat komputer
dengan menggunakan macromedia dan
Populasi dan Sampel power point.
Populasi dalam penelitian ini adalah 2. Tahap pelaksanaan
semua siswa kelas X SMA Negeri 3 Tahap pelaksanaan merupakan
Makassar Tahun ajaran 20013/20014 tahap pengembangan fisik media
yang berlokasi di Jalan Baji Areng pembelajaran. Media ini diakses melalui
Cendrawasih sebanyak 9 kelas dengan internet, dirancang, dan dikutip melalui
jumlah keseluruhan siswa sebanyak 268 buku penuntun.
siswa dengan rincian sebagai berikut : 3. Tahap pengujian
Tahap terakhir dalam rancangan
Tabel 1. Subyek populasi siswa kelas X SMA penelitian ini adalah melakukan
Negeri 3 Makassar pengujian dan evaluasi pada media
pembelajaran yang telah dihasilkan.
KELAS JUMLAH SISWA
X1 31 Pelaksanaan Penelitian
X2 29 Penelitian ini dilaksanakan melalui
X3 29 tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap
X4 30 pelaksanaan dan tahap akhir penelitian.
X5 29 1. Tahap persiapan
X6 31 Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan
X7 30
X8 30
peneliti adalah sebagai berikut:
X9 29 a. Observasi ke sekolah penelitian.
b. Menyusun dan melaksanakan seminar
Pengambilan sampel dalam proposal pada tanggal 16 Januari
penelitian ini dilakukan dengan 2014.
menggunakan simple random sampling. c. Membuat persiapan mengajar.
Berdasarkan teknik ini terpilih dua kelas d. Mengurus izin penelitian ke sekolah
sebagai sampel, yaitu kelas eksperimen tempat penelitian.
dan kelas kontrol. Hasil pengundian e. Menyusun tes hasil belajar yang akan
tersebut terpilih kelas X2 sebagai kelas diberikan pada siswa.
eksperimen dengan jumlah siswa
sebanyak 29 orang dan kelas X5 sebagai 2. Tahap Pelaksanaan
kelas kontrol dengan jumlah siswa Pada tahap ini kegiatan yang
sebanyak 29 orang. dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
a. Mengajar di kelas X2 sebagai kelas
Desain Media Pembelajaran eksperimen dengan memberikan
Pembuatan media pembelajaran pembelajaran Suhu dan Kalor dengan
fisika dengan menggunakan gambar menggunakan media gambar lewat
lewat komputer menggunakan tiga tahap komputer.
sebagai berikut: b. Memperhatikan metode mengajar
1. Tahap persiapan guru dalam kelas X5 sebagai kelas
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 269-280 273

kontrol dengan pembelajaran Suhu pilihan jawaban tersebut adalah


dan Kalor secara konvensional. merupakan kunci jawaban, sedangkan
c. Mengadakan uji tes hasil belajar pilihan jawaban yang lain merupakan
fisika siswa kelas X3 pada hari Senin jawaban yang salah.
tanggal 23 Maret 2014 untuk mencari c. Tes hasil belajar fisika diujicobakan
validitas setiap item. lalu dianalisis sebelum digunakan
dalam penelitian sebenarnya. Hal ini
3. Tahap Akhir dilakukan untuk melihat soal-soal
Tahap ini merupakan tahap yang valid dan tidak valid.
pengumpulan data dengan jalan Komponen yang dianalisis dalam
memberikan tes hasil belajar fisika penelitian ini adalah validitas item
kepada siswa kelas eksperimen dan kelas dan reliabilitas item tes hasil belajar
kontrol pada hari Selasa tanggal 24 Maret fisika. Waktu pelaksanaan ujicoba
2014. Dimana tes hasil belajar fisika instrumen tes hasil belajar fisika ini
telah diujicobakan sebelumnya. Langkah pada hari Senin tanggal 23 Maret
selanjutnya, data yang diperoleh pada 2014 di kelas X3 dengan jumlah
penelitian ini dianalisis. responden 28 siswa.
2. Pelaksanaan Ujicoba Instrumen
Teknik Pengumpulan Data Pelaksanaan ujicoba instrumen
Dengan mengacu pada keperluan dilakukan untuk menguji validitas dan
data, dipilihlah jenis instrumen penelitian reliabilitas item. Untuk menentukan
yang relevan yaitu tes hasil belajar fisika. validitas setiap item tes hasil belajar
Pengumpulan data tes hasil balajar Fisika siswa maka digunakan rumus
dilakukan setelah dilaksanakan proses sebagai berikut:
pembelajaran dengan menggunakan tes M p  Mt P
hasil belajar fisika untuk mengukur  pbi 
seberapa besar hasil belajar fisika siswa St q
kelas X2 dan X5 SMA Negeri 3 Makassar (Suharsimi Arikunto, 2001: 79)
yang mengikuti pembelajaran dengan Keterangan:
menggunakan media gambar lewat  pbi = koefisien korelasi biserial
komputer dan pembelajaran secara
konvensional. Mp = rerata skor dari subyek yang
1. Penyusunan Instrumen Hasil Belajar menjawab betul bagi item yang
a. Menyusun kisi-kisi tes hasil belajar dicari validitasnya
fisika yang dibuat dan dikembangkan MT = rerata skor total
sendiri oleh peneliti pada pokok Untuk
bahasan Suhu dan Kalor. Kisi-kisi tes St = standar deviasi dari skor total
ini dibuat enam jenis dalam ranah
P = proporsi siswa yang menjawab
kognitif yang meliputi: pengetahuan
benar
(C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3),
 banyaknya siswa yang menjawab benar 
analisis (C4), sintesis (C5), dan  p  
evaluasi (C6) .  jumlah seluruh siswa 
b. Membuat 52 item yang telah
dikonsultasikan dengan pembimbing, q = proporsi siswa yang menjawab
bentuk tes yang digunakan adalah salah (q = 1- p)
bentuk pilihan ganda dimana setiap Valid tidaknya item ke-i
item dilengkapi dengan empat pilihan ditunjukkan dengan membandingkan  pbi
jawaban. Salah satu dari keempat
274 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 269-280

dengan  tabelpada taraf signifikan kelas X SMA Negeri 3 Makassar yang


  0,05 dengan kriteria sebagai berikut: diajar melalui media gambar lewat
komputer dan yang tidak diajar melalui
Jika nilai  pbi   tabel , soal dinyatakan
media gambar lewat komputer (kelas
valid, dan eksperimen dan kelas kontrol). Analisis
Jika nilai  pbi <  tabel , soal dinyatakan ini dilakukan untuk menjawab
tidak valid (drop) permasalahan 1 dan 2 yakni seberapa
Dari 52 item yang diujicobakan besar hasil belajar fisika siswa kelas X
setelah dianalisis diperoleh 20 item yang SMA Negeri 3 Makassar yang diajar
memenuhi kriteria valid dan 32 item melalui media gambar lewat komputer
invalid dan seberapa besar hasil belajar fisika
3. Pemberian Tes Hasil Belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Makassar
Tes hasil belajar Fisika diberikan yang tidak diajar melalui media gambar
pada masing-masing kelas (kelas kontrol lewat komputer.
dan kelas eksperimen). Adapun waktu Untuk mengetahui nilai yang
pelaksanaan pengumpulan data dalam diperoleh siswa, maka skor diubah ke
penelitian ini untuk mengetahui hasil nilai menggunakan rumus sebagai
belajar fisika siswa yaitu pada hari Selasa berikut:
24 Maret 2014 dimana pada kelas N = SS x 100
eksperimen dilaksanakan pada jam SI
12.30-13.45 Wita dan pada kelas kontrol Keterangan:
dilaksanakan pada jam 07.15-09.00 Wita. N = nilai siswa
SS = skor yang diperoleh siswa
Teknik Analisis Data SI = skor ideal
1. Analisis Statistik Deskriptif (Sudjana, 2005 : 50)
Statistik deskriptif digunakan untuk Pengkategorian deskriptif hasil
mengetahui skor rata-rata, nilai tertinggi, belajar siswa berdasarkan
nilai terendah, tabel distribusi frekuensi pengkategorian menurut Arikunto
dan persentase hasil belajar fisika siswa sebagai berikut:

Tabel 2. Pengkategorian deskriptif hasil belajar siswa

Interval Nilai hasil belajar Siswa Pada


Kategori Hasil Belajar
Pembelajaran Fisika
81 - 100 Sangat baik
66 - 80 Baik
56 - 65 Cukup
41 - 55 Kurang
0 - 40 Gagal

2. Analisis Statistik Inferensial Tujuan pengujian ini adalah untuk


Analisis statistik inferensial mengetahui apakah data yang diperoleh
digunakan untuk menguji hipotesis berasal dari populasi yang berdistribusi
penelitian yang telah diajukan. Sebelum normal atau tidak. Pada pengujian ini
dilakukan pengujian hipotesis, maka digunakan rumus Chi-kuadrat dengan
terlebih dahulu diuji dengan rumus sebagai berikut:
𝑘
menggunakan uji normalitas dan uji (𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )2
2
homogenitas. 𝑥 = ∑[ ]
𝐸𝑖
a. Uji Normalitas 𝑖=1
(Sudjana, 2005)
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 269-280 275

Keterangan: mengikuti pembelajaran secara


𝑥2 = Chi-kuadrat konvensional
𝑘 = Banyaknya kelas interval 𝑋2 = Rata-rata nilai siswa yang
𝑂𝑖 = Frekuensi penggunaan mengikuti pembelajaran dengan
𝐸𝑖 = Frekuensi yang diharapkan media komputer bergambar
2
𝑆1 = Variansi sampel yang mengikuti
Kriteria Pengujian: pembelajaran secara
2 2
Apabila 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan konvensional
derajat kebebasan (dk) = k-3 pada taraf 𝑆22 = Variansi sampel yang mengikuti
signifikan α = 0,05, maka diasumsikan pembelajaran dengan media
data berasal dari populasi yang komputer bergambar
berdistribusi normal. Sebaliknya apabila 𝑛1 = Jumlah sampel yang mengikuti
2 2 pembelajaran secara
𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan derajat kebebasan
(dk) = k-3 pada taraf signifikan α = konvensional
0,05, maka diasumsikan data berasal dari 𝑛2 = Jumlah sampel yang mengikuti
populasi yang tidak berdistribusi normal. pembelajaran dengan media
komputer bergambar
b. Uji Homogenitas Hipotesis Statistik:
Uji homogenitas dilakukan untuk Digunakan uji dua pihak menggunakan
mengetahui apakah data yang diperoleh asumsi sebagai berikut:
bersifat homogen atau tidak. Pengujian Ho : 𝜇1 = 𝜇2
homogenitas dilakukan dengan H1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2
menggunakan uji-F dengan rumus Kriteria pengujian:
sebagai berikut: Jika nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf
Varians Terbesar signifikan α = 0,05 dan dk = n1 + n2 – 2
F maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti
Varians Terkecil
ada perbedaan berarti antara siswa yang
(Subana, 2000:171)
mengikuti pembelajaran melalui media
Kriteria Pengujian:
komputer bergambar dengan yang
Jika nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan
mengikuti pembelajaran secara
derajat kebebasan masing-masing sesuai konvensional. Sebaliknya Jika nilai
dengan pembilang dan penyebut pada 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ho diterima dan H1
taraf signifikan α = 0,05, maka data
ditolak yang berarti tidak ada perbedaan
tersebut bersifat homogen. Sebaliknya
yang berarti antara siswa yang mengikuti
jika nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka data
pembelajaran melalui media komputer
tersebut bersifat tidak homogen. bergambar dengan yang mengikuti
c. Pengujian Hipotesis pembelajaran secara konvensional.
Pengujian hipotesis dilakukan Oleh karena data berasal dari
dengan menggunakan uji-t dengan populasi yang berdistribusi tidak normal,
rumus: yaitu data hasil belajar siswa yang
𝑋1 − 𝑋2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = mengikuti pembelajaran melalui media
𝑠 1 1 gambar lewat komputer (kelas

𝑛1 + 𝑛2
eksperimen ) maka uji hipotesis dengan
Dimana:
uji-t tidak dapat dilakukan. Uji-t dapat
(𝑛1 − 1)𝑆12 + (𝑛2 − 1)𝑆22
𝑆2 = digunakan jika kedua data berdistribusi
𝑛1 + 𝑛2 − 2 normal. Sebagai gantinya dapat
Keterangan: dilakukan uji non-parametrik. Salah satu
𝑋1 = Rata-rata nilai siswa yang uji non-parametrik yang digunakan dalam
276 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 269-280

2
penelitian ini adalah uji chi-kuadrat dengan Chi-Kuadrat tabel 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >
dengan persamaan berikut: 2
𝑥(1−∝)(𝑠−1)(𝑘−1) atau H1 diterima.

(𝑓0 − 𝑓ℎ )2 HASIL DAN PEMBAHASAN


𝑥2 = ∑
𝑓ℎ 1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
(Suharsimi Arikunto,2006 Berikut ini dikemukakan hasil
:290) analisis deskriptif siswa kelas X SMA
Negeri 3 Makassar tahun pelajaran
Keterangan: 2013/2014 yang diajar dengan
𝑥2 = Kai kuadrat (chi-kuadrat) menggunakan media gambar lewat
𝑓0 = Frekuensi yang diamati komputer dan pembelajaran secara
𝑓ℎ = Frekuensi yang diharapkan konvensional.
a. Siswa kelompok Eksperimen (dengan
Dengan kriteria sebagai berikut: media)
H0 : µ1 = µ2 : Tidak terdapat Berdasarkan hasil analisis deskriptif
perbedaan terlihat bahwa nilai hasil belajar fisika
yang signifikan antara disajikan dalam tabel berikut:
hasil belajar siswa
yang mengikuti Tabel 3: Deskripsi distribusi nilai hasil belajar
pembelajaran melalui fisika siswa yang mengikuti
pembelajaran melalui media gambar
media gambar lewat lewat komputer
komputer dengan siswa
yang mengikuti Statistik Nilai Statistik
pembelajaran secara Ukuran Sampel 29
konvensional pada Nilai Maksimum 90
siswa kelas X SMA Nilai Minimum 45
Rentang Nilai 45
Negeri 3 Makassar.
Rata-rata Nilai 68,13
H1 : µ1 ≠ µ2 : Terdapat perbedaan Standar Deviasi 12,61
yang Varians 159,12
signifikan antara hasil
belajar siswa yang Skor maksimum yang dicapai oleh
mengikuti siswa yang diberikan pembelajaran
pembelajaran melalui dengan menggunakan media gambar
media gambar lewat lewat komputer dalam pembelajaran
komputer dengan siswa fisika, yaitu 90 dan skor terendah yang
yang mengikuti dicapai siswa adalah 45 dari skor total
pembelajaran secara 100 yang mungkin dicapai. Skor rata-rata
konvensional pada siswa 68,14 dengan standar deviasi 12,61
siswa kelas X SMA (perhitungan selengkapnya dapat dilihat
Negeri 3 Makassar. pada lampiran VI).
Dengan kriteria pengujian yaitu Ho Jika skor kemampuan analisis
diterima jika harga Chi-Kuadrat hitung problem fisika siswa kelas X SMA
lebih kecil dari Chi-Kuadrat tabel Negeri 3 Makassar dikategorikan
2 2
𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑥(1−∝)(𝑠−1)(𝑘−1) . Dan ditolak berdasarkan pengakategorian yang
jika harga Chi-kuadrat hitung lebih besar dikemukakan oleh Arikunto tahun 2005,
maka dapat dibuat tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 269-280 277

Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase tes hasil belajar fisika siswa
pembelajaran dengan menggunakan media gambar lewat komputer.

Interval persentase
Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
(%)
81 – 100 17 – 20 Sangat Baik 4 9.38
66 – 80 13 – 16 Baik 10 46.88
56 – 65 9 – 12 Cukup 10 15.62
41 – 55 5–8 Kurang 5 28.12
≤ 40 0–4 Gagal 0 0
Jumlah 29 100

Berdasarkan Tabel 2, maka dapat b. Siswa Kelompok Kontrol (tanpa


diketahui bahwa kemampuan analisis media/pembelajaran konvensional)
problem fisika siswa yang diajar dengan Nilai hasil belajar fisika disajikan
menggunakan media gambar lewat dalam tabel berikut:
komputer tahun pelajaran 2013/2014
tergolong dalam kategori “baik”.
Tabel 5. Deskripsi distribusi nilai hasil belajar fisika siswa yang mengikuti pembelajaran secara
konvensional

Statistik Nilai Statistik


Ukuran Sampel 29
Nilai Maksimum 80
Nilai Minimum 35
Rentang Nilai 45
Rata-rata Nilai 57,58
Standar Deviasi 14,55
Varians 211,82

Skor maksimum yang dicapai oleh (perhitungan selengkapnya dapat dilihat


siswa yang diberikan pembelajaran pada lampiran VI).
dengan metode pembelajaran Jika skor kemampuan belajar fisika
konvensional (tanpa menggunakan siswa kelas X SMA Negeri 3 Makassar
media) dalam pembelajaran fisika, yaitu dikategorikan berdasarkan
80 dan skor terendah yang dicapai siswa pengakategorian yang dikemukakan oleh
adalah 35 dari skor total 100 yang Arikunto tahun 2005, maka dapat dibuat
mungkin dicapai. Skor rata-rata siswa tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
57,58 dengan standar deviasi 14,55

Tabel 6. Distribusi frekuensi dan persentase tes hasil belajar fisika siswa
dengan metode pembelajaran konvensional
Interval Interval
Kategori Frekuensi Persentase (%)
persentase (%) Skor
81 – 100 17 – 20 Sangat Baik 0 0
66 – 80 13 – 16 Baik 8 19.35
56 – 65 9 – 12 Cukup 6 16.13
41 – 55 5–8 Kurang 11 41.94
≤ 40 0–4 Gagal 4 16.13
Jumlah 29 100
278 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 269-280

Berdasarkan Tabel 6, maka dapat pembelajaran secara konvensional


diketahui bahwa kemampuan belajar berasal dari populasi yang berdistribusi
fisika siswa yang diajar dengan metode tidak normal pada taraf nyata α = 0,05. (
pembelajaran konvensional (tanpa perhitungan selengkapnya dapat dilihat
menggunakan media gambar lewat pada lampiran VIII).
komputer) tahun pelajaran 2013/2014 Oleh karena data berasal dari
tergolong dalam kategori “kurang”. populasi yang berdistribusi tidak normal,
2. Hasil Analisis Statistik Inferensial maka uji hipotesis dengan uji-t tidak
Pengujian dasar-dasar analisis yang dapat dilakukan. Sebagai gantinya dapat
dilakukan meliputi pangujian normalitas. dilakukan uji non-parametrik. Salah satu
Pengujian normalitas data hasil belajar uji non-parametrik yang digunakan
fisika siswa kelompok eksperimen dalam penelitian ini adalah uji chi-
(dengan media gambar lewat komputer) kuadrat dengan persamaan berikut:
dan kelompok kontrol (tanpa media
gambar lewat komputer) digunakan (𝑓0 − 𝑓ℎ )2
metode statistik sebagai berikut: 𝑥2 = ∑
𝑓ℎ
a. Pengujian Normalitas Keterangan:
1) Uji normalitas data hasil belajar 𝑥2 = Kai kuadrat (chi-kuadrat)
fisika siswa kelas X SMA Negeri 3 𝑓0 = Frekuensi yang diamati
Makassar yang mengikuti 𝑓ℎ = Frekuensi yang diharapkan
pembelajaran melalui media gambar
lewat komputer. b. Pengujian Homogenitas
Hasil pengujian normalitas dengan Dari hasil perhitungan pengujian
menggunakan rumus Chi-kuadrat, homogenitas varians populasi diperoleh
diperoleh nilai x 2 hitung = 4,95 sedangkan nilai Fhitung = 1,15 dan nilai Ftabel = 1,89
x2(0,05)(3) = x2tabel = 7,81. Karena x 2 hitung  karena Fhitung < Ftabel, maka dapat
x2tabel maka dapat disimpulkan bahwa disimpulkan bahwa data hasil belajar
data hasil belajar fisika siswa kelas X Fisika pada kedua kelas siswa berasal
SMA Negeri 3 Makassar yang mengikuti dari populasi yang homogen.
pembelajaran melalui media gambar (perhitungan selengkapnya dapat dilihat
lewat komputer berasal dari populasi pada lampiran VIII)
yang berdistribusi normal (perhitungan c. Pengujian Hipotesis
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran Pengujian hipotesis dilakukan
VIII). dengan uji Chi-Kuadrat dengan hipotesis
sebagai berikut: “Terdapat perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar fisika
2) Uji normalitas data hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran
fisika siswa kelas X SMA Negeri 3 melalui media gambar lewat komputer
Makassar yang mengikuti dibandingkan dengan siswa yang
pembelajaran secara konvensional. mengikuti pembelajaran secara
Hasil pengujian normalitas dengan konvensional pada siswa kelas X SMA
menggunakan rumus Chi-kuadrat, Negeri 3 Makassar”.
diperoleh nilai x hitung = 22,66 sedangkan
2

x2(0,05)(3)= x2tabel = 7,81. karena x 2 hitung  Hipotesis Statistik:


x2tabel maka dapat disimpulkan bahwa H0 : µ1 = µ2 : Tidak terdapat perbedaan
data hasil belajar fisika siswa kelas X yang signifikan antara hasil belajar siswa
SMA Negeri 3 Makassar yang mengikuti yang mengikuti pembelajaran melalui
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 269-280 279

media gambar lewat komputer siswa kelas X SMA Negeri 3


dibandingkan dengan siswa yang Makassar tahun pelajaran 2008/2009
mengikuti pembelajaran secara yang mengikuti pembelajaran secara
konvensional pada siswa kelas X SMA konvensional.
Negeri 3 Makassar. 2. Rerata skor hasil belajar fisika siswa
kelas X SMA Negeri 3 Makassar
H1 : µ1 ≠ µ2 : Terdapat perbedaan yang tahun pelajaran 2013/2014 yang
signifikan antara hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
mengikuti pembelajaran melalui media menggunakan media gambar lewat
gambar lewat komputer dibandingkan komputer lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa yang mengikuti dengan rerata skor hasil belajar fisika
pembelajaran secara konvensional pada siswa kelas X SMA Negeri 3
siswa kelas X SMA Negeri 3 Makassar. Makassar tahun pelajaran 2013/2014
Kriteria pengujian hipotesis yaitu yang mengikuti pembelajaran secara
2
hipotesis Ho diterima jika 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < konvensional.
2
𝑥(1−∝)(𝑠−1)(𝑘−1) dan ditolak jika
sebaliknya. Dengan taraf kepercayaan α Saran
= 0,05, s = jumlah sampel, dan k = Berdasarkan kesimpulan,
jumlah kelas interval, maka dari tabel dikemukakan beberapa saran sebagai
berikut :
distribusi 𝑥 2 (chi-kuadrat) dengan dk =
2 2 1. Pembelajaran dengan menggunakan
0,05 diperoleh nilai 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑥(0,95)(4) =
2
media gambar lewat komputer layak
9,49, sedangkan nilai 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 17,06. untuk dipertimbangkan menjadi
2 2
Oleh karena 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑥(1−∝)(𝑠−1)(𝑘−1) , pembelajaran alternatif dalam rangka
maka hipotesis Ho ditolak dan H1 meningkatkan hasil belajar fisika
diterima. (Data selengkapnya dapat karena dengan pembelajaran ini
dilihat pada lampiran X). siswa lebih tertarik dan bersemangat
Berdasarkan hasil tersebut diatas, pada proses pembelajaran.
maka dapat dismpulkan H1 :µ1 ≠ µ2 yaitu 2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut
terdapat perbedaan yang signifikan mengenai pembelajaran dengan
antara hasil belajar fisika siswa yang menggunakan media gambar lewat
mengikuti pembelajaran melalui media komputer pada pokok bahasan yang
gambar lewat komputer dibandingkan lain.
dengan siswa yang mengikuti 3. Diharapkan kepada para peneliti
pembelajaran secara konvensional pada selanjutnya agar dapat memanfaatkan
siswa kelas X SMA Negeri 3 Makassar. alat teknologi lainnya sebagai media
pembelajaran fisika
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan DAFTAR PUSTAKA
pembahasan maka dapat disimpulkan Anitah, dkk. (2007). Strategi
bahwa: Pembelajaran Matematika.
1. Terdapat perbedaan hasil belajar Universitas Terbuka. Departemen
fisika siswa kelas X SMA Negeri 3 Pendidikan Nasional : Jakarta.
Makassar tahun pelajaran 2013/2014 Arikunto, S. (2006). Metode Belajar
yang mengikuti pembelajaran melalui Mengajar; Rineka Cipta, Jakarta.
penggunaan media gambar lewat
komputer dengan hasil belajar fisika
280 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 269-280

Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Hamalik, O. (2001). Proses Belajar


Evaluasi Pendidikan. Bumi Mengajar. PT. Bumi Aksara;
Aksara; Jakarta. Bandung
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Muhammad Natsir. (2006). Strategi
Suatu Pendekatan Praktek. Pembelajaran Fisika. Jurusan
Rineka Cipta; Jakarta. Fisika UNM; Makassar.
Euwe Van den Berg. (1991). Sadiman dkk. (2008). Media Pendidikan.
Miskonsepsi Fisika dan PT. Raya Grafindo Persada;
Remediasi.Salatiga; Universitas Jakarta
Kristen Satya wacana. Sahabuddin. (1999). Mengajar dan
Hadi, A. (2005). Metodologi Penelitian Belajar. Badan Penerbit UNM;
Pendidikan. Pustaka Setia; Makassar
Bandung. Slameto. (2003). Belajar dan factor-
Haling dkk. (2007). Belajar dan faktor yang
Pembelajaran. Badan Penerbit mempengaruhinya.Rineka Cipta ;
UNM; Makassar. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai