Anda di halaman 1dari 3

400

Retna Wuryaningsih/Penerapan Pembelajaran Fisika dengan Media Simulasi PhET pada Pokok Bahasan Gaya untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIA SMPN 6 Yogyakarta

Penerapan Pembelajaran Fisika dengan Media Simulasi PhET pada


Pokok Bahasan Gaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
VIIIA SMPN 6 Yogyakarta
Retna Wuryaningsih*, Suharno
Magister Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Jl. Pramuka 42 Lt 3, Telp ( 0274 ) 563515 ext 2302, Yogyakarta 55161
*
email: retnaw@gmail.com

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran Fisika menggunakan simulasi PhET
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIA terhadap konsep tentang gaya. Penelitian dilaksanakan di SMPN 6
Yogyakarta, populasi penelitian adalah siswa kelas VIII sedangkan sebagai sampel adalah siswa kelas VIIIA. Penelitian
ini merupakan penelitian eksperimental semu (quasi experimental) dengan menggunakan kelas eksperimen dan kelas
kontrol yang ekuivalen. Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan pada adanya perbedaan hasil pre-test dan post-test
yaitu: skor rata-rata pre-test 18,44 standar deviasi 3,01, skor rata-rata post-test 21,37 dengan standar deviasi 2,39, Skor
rata-rata Gain 2,93 dengan standar deviasi 1,92, skor rata-rata Nilai Gain 0,46 dengan standar deviasi 0,22, dengan
rata-rata nilai pre-test 7,35, dan rata-rata nilai post-test 8,55. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media
simulasi PhET dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan hasil belajar fisika.
Kata kunci: Simulasi PhET, Gaya, Hasil belajar.
Abstract This research aims to develop a model of teaching physics using PhET simulations to improve students
learning outcomes on the concept of force at class VIIIA. The research was conducted in SMP 6 Yogyakarta using eighth
grade students as a research population espescially the students of class VIIIA as a research sample. This study was a
quasi experimental research type by using an equivalent experiment and the control class simultaneously. The
improvement of the student learning outcomes was shown by the differences of pre-test and post-test results which are:
the mean score of pre-test was 18,44 with standard deviation 3,01, the mean score of post-test was 21,37 with standard
deviation 2,39, the mean gain was 2,93 with standard deviation 1,92, the mean gain score was 0,46 with standard
deviation 0,22, The mean of pre-test result was 7,35, and the mean of post-test result was 8,55. The results of the study
have shown that the use of PhET simulations in teaching physics can improve student learning outcomes.
Keywords: PhET simulation, force, learning outcomes.

I. PENDAHULUAN
Era globalisasi ditandai dengan berkembangnya sains
dan teknologi. Penguasaan sains dan teknologi menjadi
suatu indikator untuk menentukan tingkat kemajuan dan
kesejahteraan suatu bangsa. Kesejahteraan dan kemajuan
suatu bangsa tidak hanya dilihat dari sumber daya
alamnya yang melimpah, namun sangat dipengaruhi juga
oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh
bangsa tersebut. Adanya kualitas sumber daya manusia
yang tinggi dalam suatu bangsa, akan sangat berpotensi
dalam penguasaan sains dan teknologi. Hal ini
memungkinkan bahwa bangsa tersebut memiliki suatu
pondasi dan modal yang kuat sehingga akan dapat
bertahan dan ikut berperan serta dalam persaingan global
yang semakin ketat.
Perkembangan teknologi adalah sesuatu yang tidak
bisa dihindari dalam kehidupan ini. Fisika berperan
penting dalam perkembangan teknologi, karena
perkembangan atau kemajuan teknologi akan berjalan
sesuai dengan perkembangan Fisika. Manusia dapat
menciptakan inovasi-inovasi terbaru yang berupa produk
teknologi yang digunakan untuk memudahkan dalam
memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan. Seiring

berkembangnya teknologi yang ada sekarang ini,


berimbas juga pada perkembangan ilmu pengetahuan.
Peranan dunia pendidikan menjadi sangat penting
untuk dapat menghasilkan suatu sumber daya manusia
yang berkualitas tinggi dalam penguasaan sains dan
teknologi sehingga dapat memecahkan berbagai
permasalahan yang ada. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut guru untuk aktif,
kreatif
dan inovatif
dalam melaksanakan tugas
pembelajaran sehingga para siswa tidak merasa bosan
dan diharapkan lebih memahami materi yang
disampaikan.
Berbagai fasilitas saat ini telah tersedia untuk
menunjang proses pembelajaran, misalnya dengan
menggunakan program powerpoint, excel, flash dan lainlain. Salah satu aplikasi teknologi pembelajaran yang saat
ini mulai populer adalah Program berbasis Virtual
Laboratory PhET (Physics Education Technology), yang
menyediakan simulasi fenomena fisik berbasis penelitian
secara gratis, menyenangkan, interaktif dan bisa
mengajak siswa untuk belajar dengan cara-cara
mengeksplorasi secara langsung. Dengan program ini,
siswa bisa lebih real mengamati fenomena yang ada.

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823

Retna Wuryaningsih/Penerapan Pembelajaran Fisika dengan Media Simulasi PhET pada Pokok Bahasan Gaya untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIA SMPN 6 Yogyakarta

Pokok bahasan Gaya merupakan salah satu materi


yang ada di KTSP SMP Kelas VIII Semester 2. Dengan
menggunakan Program PhET diharapkan siswa akan
lebih bisa memahami pokok bahasan Gaya dan hal-hal
yang terkait di dalamnya karena PhET memiliki fasilitas
yang interaktif dan eksploratif. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah model pembelajaran fisika
dengan menggunakan media simulasi PhET dapat
menghasilkan pemahaman konsep fisika yang lebih baik
sehingga diharapkan prestasi belajar siswa secara umum
akan meningkat.
II. LANDASAN TEORI
1. Media simulasi PhET
Physics Education Technology atau PhET
merupakan sebuah simulasi interaktif mengenai
fenomena-fenomena fisis berbasis riset, yang dapat
digunakan secara gratis. Tim PhET dari Universitas
Colorado
di
Boulder
Amerika
menyatakan
pendekatan berbasis riset, yang menggabungkan hasil
penelitian sebelumnya dengan aktivitas yang di lakukan
sendiri,
memungkinkan
para
siswa
untuk
menghubungkan fenomena kehidupan nyata dan ilmu
yang mendasarinya. Hal ini pada akhirnya akan
memperdalam pemahaman dan meningkatkan minat
mereka terhadap ilmu fisika [1].
Simulasi-simulasi PhET merupakan gambar bergerak
atau animasi interaktif yang dibuat layaknya permainan
dimana siswa dapat belajar dengan melakukan eksplorasi.
Simulasi-simulasi tersebut menekankan korespondensi
antara fenomena nyata dan simulasi komputer kemudian
menyajikannya dalam model-model konseptual fisis yang
mudah dimengerti siswa. Untuk membantu siswa
memahami
konsep
visual,
simulasi
PhET
menganimasikan
besaran-besaran
fisika
dengan
menggunakan gambar dan kontrol intuitif seperti klik dan
tarik pada mouse, penggaris dan tombol. Simulasi juga
menyediakan instrumen pengukuran seperti penggaris,
stopwatch, voltmeter dan termometer untuk mendorong
adanya eksplorasi kuantitatif. Pada saat alat-alat ukur
digunakan secara interaktif, hasil pengukuran akan
langsung ditampilkan atau dianimasikan. Hal ini secara
efektif akan menggambarkan hubungan sebab akibat dan
merepresentasikan parameter percobaan.
Semua simulasi secara ekstensif telah diuji dan
dievaluasi untuk memastikan efektivitas pengajaran dan
kegunaanya. Pengujian tersebut termasuk wawancara
terhadap para siswa, praktek simulasi dalam berbagai
situasi, ceramah, kerja kelompok, pekerjaan rumah dan
kerja laboratorium. Rating menunjukkan bahwa
pengujian terhadap setiap jenis simulasi telah cukup
lengkap dan memadai. [1].
Pembelajaran Gaya dengan PhET
Finkelstein menyatakan bahwa beberapa penelitian
memperlihatkan bahwa model pembelajaran yang
berbasis teknologi, antara lain penggunaan teknologi
dalam pembelajaran fisika menggunakan PhET, lebih
produktif dibandingkan dengan metode tradisional seperti
ceramah dan demonstrasi. Pada materi gaya model
pembelajaran simulasi interaktif sangat diperlukan. Hal

401

ini dimaksudkan untuk menggambarkan dan membangun


pemikiran yang abstrak menjadi nyata [2].
III. METODE PENELITIAN
Berdasarkan tujuan yang akan dicapai, penelitian ini
menggunakan metode eksperimen kuasi dan deskriptif.
Desain penelitian yang digunakan adalah One Group
Pre-test dan Post-test Design, yaitu penelitian yang
dilaksanakan pada satu kelas tanpa menggunakan kelas
kontrol, diawali dengan memberikan tes awal untuk
mengidentifikasi kemampuan awal siswa. Langkah
berikutnya
dilaksanakan
pembelajaran
dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis teknologi
Virtual Laboratoy PhET. Setelah selesai pembelajaran,
dilakukan tes akhir untuk mengidentifikasi peningkatan
penguasaan konsep.
Tabel 1. Desain Penelitian
Tes Awal
Perlakuan
O1

Tes Akhir

O2

Dengan O1 adalah tes awal dan O2 adalah tes akhir


yang berfungsi untuk mengukur pemahaman siswa
terhadap konsep Gaya sebelum dan sesudah penerapan
model pembelajaran fisika berbasis teknologi Virtual
Laboratoy PhET. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 6
Yogyakarta. Tahap-tahap penelitian secara garis besar
seperti terdapat pada Gambar 1 berikut:
MASALAH

Studi Literatur

Penyusunan Instrumen:
1. Soal Tes Pilihan Ganda
2. Hasil belajar Gaya

Penyusunan Rencana
Pembelajaran

Validasi, Uji
Coba dan
Revisi

Pengembangan Model
Pembelajaran dengan
Penggunakan Simulasi
PhET

Pre-Tes

Implementasi
Model Pembelajaran

2.

Pos-Tes

Analisis
Data
KESIMPULA
NNN

Gambar 1. Tahap-Tahap Penelitian

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823

402

Retna Wuryaningsih/Penerapan Pembelajaran Fisika dengan Media Simulasi PhET pada Pokok Bahasan Gaya untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIA SMPN 6 Yogyakarta

Dalam penelitian ini digunakan instrumen tes berupa pretes dan post-tes untuk mengevaluasi tingkat pemahaman
siswa sebelum dilakukan implementasi program dan posttes sesudah dilakukan implementasi PhET. Pengertian tes
diagnotis ini digunakan untuk melaporkan perbandingan
nilai pre-test dan nilai post-test siswa [3]. Perubahan
yang terjadi diketahui dengan melihatnilai Gainnya
menggunakan persamaan (1) dan persamaan (2)
Gain = skor posttes skor pretes
N. Gain =
Keterangan:
Gain
N. Gain
Skor pre-test
Skor post-test

skor posttes
skor pretest
skor max skor pretest

(1)

(2)

= nilai keuntungan
= nilai keuntungan ternormalisir
= nilai kemampuan awal
= nilai kemampuan akhir

Sedangkan untuk menguji perbandingan hasil belajar


sebelum dan sesudah dilakukan implementasi PhET
dengan menggunakan uji t dengan persamaan berikut [4]
t

X1
2
1

s
n1

V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Model pembelajaran Fisika berbasis teknologi
menggunakan media simulasi PhET
perlu
dikembangkan karena berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa
yang ditunjukkan dari adanya perbedaan antara hasil
pretest dan post-test yaitu : skor rata-rata pre-test
18,44, standar deviasi 3,01 skor rata-rata post-test
21,37 dengan standar deviasi 2,39. Skor rata-rata
Gain 2,93 dengan standar deviasi 1,92, dan skor
rata-rata N. Gain 0,46 dengan standar deviasi 0,22
2. Dengan menggunakan model pembelajaran Fisika
berbasis teknologi menggunakan media simulasi
PhET ini, siswa lebih menikmati proses
pembelajaran dan hasilnya menunjukkan ada
peningkatan yang cukup baik.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih disampaikan kepada rekanrekan guru SMPN 6 Yogyakarta yang telah membantu
pelaksanaan penelitian ini.

X2
s22
n2

(3)

PUSTAKA
[1]

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Skor pre-test diperoleh dari test prestasi belajar yang
diberikan pada siswa sebelum proses belajar mengajar
dan skor post-tes diberikan pada siswa setelah proses
belajar mengajar. Dari hasil pre-test dan post-test prestasi
belajar kelas eksperimen diperoleh bahwa skor rata-rata
pre-test 18,44, standar deviasi 3,0, skor rata-rata post-test
21,37 dengan standar deviasi 2,39, skor rata-rata Gain
2,93 dengan standar deviasi 1,92 dan skor rata-rata N.
Gain 0,46 dengan standar deviasi 0,22. Rata-rata nilai
pre-test 7,38 dan rata-rata nilai post-test 8,55.
Untuk menguji perbandingan hasil belajar sebelum
dan sesudah dilakukan implementasi PhET dengan
menggunakan uji t dengan taraf signifikansi 5%, kriteria
t hitung t tabel maka signifikan dan jika thitung <ttabel. tidak
signifikan. Dari penelitian yang telah dilakukan,
didapatkan nilai thitung sebesar 4,44 dan ttabel sebesar 2,03.
Ini berarti t hitung t tabel, artinya memenuhi kriteria.
Dengan berdasarkan hasil analisis uji t di atas,
menunjukkan bahwa terdapat signifikansi antara hasil tes
prestasi belajar fisika siswa yang diajarkan dengan media
simulasi PhET. Analisis uji t yang melibatkan antara pretest dan post-test menunjukkan bahwa ada kenaikan skor
tes prestasi belajar fisika. Model pembelajaran Fisika
mengunakan media simulasi PhET menunjukkan ada
peningkatan hasil yang cukup baik.

[2]

[3]

[4]

Tim PhET, About PhET, https://phet.colorado.edu.,


Diakses tanggal 30 Mei 2013.
Wiyono K, Penerapan model pembelajaran multimedia
interaktif untuk meningkatkan penguasaan konsep,
keterampilan generik sains dan berpikir kritis siswa SMA
pada topik relativitas khusus, Tesis UPI, Bandung, 2009.
Susetyono, W. Penerapan Model Syndicate Group untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar konsep zat dan
wujudnya Kelas VII di Sebuah SMP Negeri di Kabupaten
Purworejo, Jawa Tengah, Jurnal berkala fisika Indonesia
volume 2 No 2 Januari, 2010.
Dwi Sulisworo, Analisis Komparatif. Modul Mata Kuliah
Statistik Pendidikan UAD Yogyakarta, 2011.

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823

Anda mungkin juga menyukai