Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 7 No.

2, September 2019 p-ISSN: 2355-5785


http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN: 2550-0325

PENGARUH PENERAPAN PENDEKTAN SAINTIFIK BERBASIS


EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

Nurlatifah, Bahtiar, Muhammad Kafrawi


Program studi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram, bahtiar@uinmataram.ac.id,

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan saintifik berbasis
eksperimen terhadap kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran fisika siswa kelas X SMA
Negeri 8 Mataram Tahun Pelajaran 2018/2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
eksperimen. Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan saintifik. Berdasarkan hasil
analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan uji-t diperoleh ttabel 2,048 dan
thitung=3,065, maka diketahui nilai thitung (2, 048) ttabel (3,065) dengan dk yang besarnya dk =
n1 + n2 : 2 dengan taraf signifikansinya 5%. Karena thitung lebih besar dari ttabel pada taraf
sisgnifikan 5% maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa
model pembelajaran pendekatan saintifik berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis
pesera didik di kelas X SMA Negeri 8 Mataram tahun 2018/2019.
Kata Kunci: pendekatan saintifk, metode eksperimen, kemampuan berpikir kritis.

PENDAHULUAN yang dimiliki para siswa dengan harapan siswa


dapat memiliki kemampuan tambahan.
Pendidikan adalah suatu daya dan upaya Pendekatan saintifik diperkenalkan petama
yang dilakukan agar peserta didik dapat kali dalam dunia pendidikan di Amerika sejak
memperoleh ilmu pengetahuan, mengembangkan akhir abad ke-19, sebagai penekanan pada metode
intelektual serta emosional secara optimal, laboraturium formalistik yang mengarah pada
sehingga peserta didik dapat fakta-fakta ilmiah (hudson, & Rudolph).
mengimplementasikan dalam kehidupan sekarang Pendekatan scientific ini memiliki karakteristik
maupun kehidupan yang akan datang. Sejalan “doing scince”. Pendekatan ini memudahkan
dengan kemajuan pengetahuan ilmu pendidikan pengembang atau kurikulum dalam memperbaiki
dan teknologi, pendidik dituntut agar terjadi proses pembelajaran, yaitu dengan memecah
proses perubahan pembelajaran dari berpusat ke proses menjadi langkah-langkah yang lebih
guru menjadi berpusat ke peserta didik yang terperinci memuat intruksi untuk peserta didik
berorientasi pada proses IPA. (Ninik dalam melaksanakan kegitan pembelajaran(Ika
maliya,2012) Maryani,dkk, 2015).
Pembelajaran akan lebih bermakna apabila Berdasarkan hasil observasi yang peneliti
peserta didik dapat mengaplikasikan dalam lakukan di SMA Negeri 8 Mataram, peneliti
kehidupan sehari-hari. Tuntutan perubahan itu menemukan dimana proses pembelajaran fisika di
sesuai dengan permen No 22 tahun 2006. Fisika kelas X secara umum sudah memiliki hasil yang
sebagai produk terdiri dari konsep, fakta, teori, cukup baik secara produk namun secara proses
hukum, dan postulat sedangkan fisika sebagai para siswa belum terbiasa melakukan kegiatan
proses berupa Keterampilan Proses Sains (KPS) praktikum dikarenakan kurangnya pelaksanaan
di dalam kegiatan proses pembelajaran. Kondisi untuk melakukan kegiatan tersebut, dan data yang
yang sering kali terjadi pada saat ini adalah didapatkan dari hasil wawancara terhadap guru
pengajaran fisika lebih cenderung menekankan mata pelajaran banyak siswa yang masih
pada aspek produk, sedangkan untuk aspek proses mendapatkan nilai dibawah KKM (Ketuntasan
guru jarang sekali mengajak siswa untuk Kriteria Minimal) dimana KKM di sekolah
melakukan kegiatan praktikum. Dampaknya yaitu tersebut adalah 75 sedangkan rata-rata siswa dari
guru hanya mementingkan hasil dari produk tiap kelas mendapatkan nilai antara 68 sampai
dibandingkan hasil dari proses. Guru fisika dengan 70. Sehingga dapat di sumpulkan bahwa
sebagai seorang pendidik harus bisa hasil yang dimiliki oleh siswa berdasarkan nilai
mengembangkan keterampilan proses sains (KPS) KKM yang didapatkan dari hasil observasi masih
rendah. (Gede Wiratma Jaya, dkk, 2014)

P a g e | 184
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 7 No. 2, September 2019 p-ISSN: 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN: 2550-0325

Hasil penelitian ini dapat membuat siswa Negeri 8 Mataram. Dalam penelitian ini, peneliti
lebih aktif dalam belajar dan selalu mengingat melakukan pengujian terhadap hipotesis yang
materi pelajaran, sehingga siswa dapat telah diajukan sebelumnya yaitu:pengaruh
memperoleh hasil yang lebih baik seperti yang penerapan pendekatan saintifik berbasis
diharapkan. eksperimen terhadap kemampuan berpikir kritis
pada pembelajaran fisika siswa kelas X MIA
METODE PENELITIAN SMA Negeri 8 Mataram tahun pelajaran
Adapun jenis penelitian yang digunakan 2018/2019. Untuk memperjelas gambaran
adalah quasi eksperimental design. (Sugiyono, perbandingannya dapat dilihat pada diagram
2009) Pendekatan penelitian yang digunakan batang.
dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
dimana dalam penelitian kuantitatif adalah 80

Rata-rata
penelitian yang berlandaskan pada filsafat 60
kelas
40
positivisme, digunakan untuk meneliti pada eksperimen
20
populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan 0 kelas kontrol
sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
Gambar 1. Perbandingan Peresentase Skor Rata-Rata
hipotesis yang telah ditetapkan. (sugiyono,2010)
Pre-Test dan Post-Test Hasil Belajar Siswa Kelas
Teknik pengambilan sampel menggunakan Kontrol dan Kelas Kontrol.
cluster rondom sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel secara acak pada kelompok- Berdasarkan hasil gambar diagram batang
kelompok populasi yang homogen. Jika dilihat di atas, dapat disimpulkan bahwa data skor rata-
dari jumlah siswa serta rata-rata kemampuan yang rata pre-test kelas kontrol sebesar 24,72
dimiliki oleh siswa sama sehingga dilakukan sedangkan kelas eksperimen sebesar 26,37,
teknik secara acak, pengambilan sampel dengan kemudian berdasarkan hasil post-test diperoleh
teknik ini dilakukan dengan cara diundi. Langka- data skor rata-rata kelas kontrol sebesar 53,75,
langkah dalam pengundian adalah dengan cara sedangkan kelas eksperimen sebesar 63,07 dari
menyiapkan kertas undian sebanyak populasi skor ideal tertinggi.
kelas X di SMA Negeri 8 Mataram. Kertas undian Dalam analisis data harus mensyaratkan data
tersebut bertuliskan kelas X MIA 1, X MIA 2, X berdistribusi normal karena merupakan bagian
MIA 3, X MIA 4, X MIA 5. Kemudian diundi dari statistik inferensial jenis parametik. Data skor
sebanyak 2 kali pengmbilan acak. Pengambilan total nilai tes siswa kelas eksperimen dan kelas
acak pertama untuk menentukan kelompok kelas kontrol dapat diuji kenormalanya dengan
eksperimen yang muncul X MIA 4 yang menggunakan Microsoft Exel dengan hasil dapat
berjumlah 27 orang, sedangkan untuk ditunjukan pada tabel berikut:
pengambilan acak yang kedua untuk kelompok
kelas kontrol yang muncul adalah kelas X MIA 5 Tabel 1. Uji Normalitas
yang berjumlah 29 orang. Jadi jumlah siswa No. Statistik df
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yaitu
56 sampel. 1. Eksperim
3
HASIL dan PEMBAHASAN an
Pengumpulan data yang digunakan dalam
2. Kontrol 3
penelitian ini yaitu dengan cara metode tes dan
dokumentasi. (suharsimi Arikunto, 2010).
Metode tes digunakan untuk mendapatkan data Pada Tabel 1 menunjukan bahwa data
hasil belajar siswa, dan dokumentasi untuk berdistribusi normal. Hal ini di buktikan dengan
mendapatkan data tentang keadaan guru, keadaan kriteria pengujian normalitas bahwa
siswa, sarana dan prasarana, dan lain-lain di SMA

P a g e | 185
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 7 No. 2, September 2019 p-ISSN: 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN: 2550-0325

maka data berdistribusi normal. Dari data menurut Alfred De Vito (dalam nursyamsudin,
yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas dkk 2013: 5). Hal ini sejalan dengan pendapat
kontrol di dapatkan hasil data bedistribusi normal. menteri pendidikan dan kebudayaan (2013) yang
mengatakan bahwa pendekatan saintifik adalah
Hasil analisis uji-t dengan separated proses pembelajaran yang dirancang agar siswa
varian menunjukan bahwa thitung yang diperoleh secara aktif mengkontruksi konsep, hukum, atau
sebesar 3,065 dan untuk taraf signifikan 5% prinsip yang ditemukan melalui tahap- tahap
didapatkan nilai ttabel = 1,176, dan dk = n1 + n2 – antara lain mengidentifikasi atau menemukan
2 = 27 + 29 – 2 = 54. Karena thitung lebih besar masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan
dari ttabel ( ) data dengan berbagai teknik, menganalisis data,
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan
demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.
penerapan pendekatan saintifik berbasis Dengan demikian, pendekatan saintifik sangat
eksperimen terhadap kemampuan berpikir kritis baik diterapkan karena terdiri dari mengamati,
pada pembelajaran fisika siswa X MIA tahun menanya, mencoba, menalar dan
pelajaran 2018/2019. mengkomunikasikan yang direkomendasikan oleh
Sedangkan Dalam analisis uji kurikulum 2013. Karena dapat meningkatkan
homogenitas sampel dilakukan untuk menguji keterampilan berpikir kritis siswa.
kesamaan atau homogenitas beberapa bagian Dalam suatu proses kegiatan belajar
sampel yakni seragam atau tidaknya variansi mengajar siswa merupakan subjek utama
sampel-sampel yang diambil dari populasi yang pembelajaran dan bukan objek pembelajaran, oleh
sama. Dalam Uji Homogenitas yang diperoleh karena itu siswa yang dituntut untuk lebih banyak
sebesar, nilai Fhitung = 1,176 dan Ftabel = 1,85, berperan aktif dalam pembelajaran dari pada guru,
dengan taraf signifikan 5 %. Jadi guru hanya sebagai fasilitator yang membimbing
, hal ini menunjukan bahwa data homogen. siswa dalam proses pemeblajaran.
Dalam analisis uji hipotesis terlihat bahwa t hitung Untuk mengetahui pemahaman siswa
untuk n1 dan n2 lebih besar dari pada ttabel yaitu terhadap materi pembelajaran yaitu getaran
sehingga harmonik, maka peneliti mangadakan tes, tes ini
diadakan dalam dua tahap yaitu pre-test dan post-
dapat dikatakan bahwa H0 diterima.
test. Pre-test adalah tes yang diberikan sebelum
Hasil analisis uji-t dengan separated
dilaksanakan proses belajar mengajar. Tes ini
varian menunjukan bahwa thitung yang diperoleh
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa
sebesar 3,065 dan untuk taraf signifikan 5%
dapat menguasai materi pembelajaran yang akan
didapatkan nilai ttabel = 1,176, dan dk = n1 + n2 –
diajarkan. Tes ini bertujuuan untuk mengetahui
2 = 27 + 29 – 2 = 54. Karena thitung lebih besar
sejauh mana tingkatan kemajuan penguasan
dari ttabel ( )
materi oleh siswa.
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Berdasarkan hasil analisis data pada tabel
penerapan pendekatan saintifik berbasis 5.1 menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh pada
eksperimen terhadap kemampuan berpikir kritis data kelas eksperimen dengan banyak responden
pada pembelajaran fisika siswa X MIA tahun 27 siswa yang telah diberikan perlakuan dengan
pelajaran 2018/2019. model pembelajaran pendekatan saintifik dengan
nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 63,07
Dalam penelitian ini pembelajaran yang sedangkan standar deviasi 11,82 dan varians
diterapkan yaitu pendekatan saintifik. Pendekatan sebesar 139,84, hasil belajar siswa diperoileh nilai
saintifik merupakan pendekatan yang mengadopsi minimumnya sebesar 40 dari skor ideal terendah 0
langkah-langkah saintis dalam membangun dan nilai maksimum sebasar 80 dari skor ideal
pengetahuan melalui metode ilmiah. Pendekatan tertinggi 100. Sedangkan pada kelas kontrol
saintifik memungkinkan terbudayakannya diperoleh data dari nilai hasil belajar siswa
kecakapan berpikir sains, berkembangnya “sense dengan banyak responden 29 siswa yang tidak
of inquiri” dan keterampilan berpikir kritis diberikan perlakuan terhadap model pembelajaran

P a g e | 186
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 7 No. 2, September 2019 p-ISSN: 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN: 2550-0325

pendekatan saintifik dengan nilai rata-rata sebesar keputusan bahawa Ha diterima pada taraf
53,75 dan standar deviasinya sebesar 10,90 signifikan α = 5%. Sehingga dapat disimpulkan
dengan variansi sebesar 118,90 hasil belajar siswa bahwa “ pengaruh penerapan pendekatan saintifik
diperoleh untuk nilai minimumnya sebsar 35 dari berbasis eksperimen terhadap kemampuan
skor ideal terendah 0 dan nilai maksimum sebesar berpikir kritis pada pembelajaran fisika siswa
75 dari skor ideal tertinggi 100. yang lebih tinggi dengan penerapan pendekatan
saintifik yang diajarkan dibandingkan dengan
Berdasarkan hasil anlisis data yang diperoleh dari pembelajaran yang tidak diterapkan pendekatan
pre-test, kedua kelas memiliki nilai rata-rata yang saintifik pada materi getaran harmonik di SMA
tidak jauh berbeda. Dimana kelas kontrol Negeri 8 Mataram.
memiliki nilai rata-rata sebesar 24,72, dengan
nilai tertinggi 45 dan nilai terendah 9. Sedangkan KESIMPULAN
pada kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata Berdasarkan tujuan penelitian dapat
26,37, dengan nilai tertinggi 50 dan nilai terendah disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil
8. Berdasarkan hasil nilai dari pre-test belajar siswa pada pembelajaran fisika dengan
menunjukan bahwa kedua kelas memiliki menerapkan pendekatan saintifik berbasis
kemampuan awal yang sama sebelum diberikan eksperimen. Hasil tersebut di dapatkan dari
perlakuan. Peningkatan terjadi setelah diterapkan perhitungan uji-t, hasil tersebut diperoleh dari
perlakuan, pada post-test nilai rata-rata kelas interpretasi nilai thitung = 3,065 dan ttabel = 2,048,
kontrol sebesar 53,75, dengan perolehan nilai maka diperoleh nilai thitung (3,065) > ttabel (2,048)
tertinggi sebesar 75 dan perolehan nilai terendah dengan dk = n1 + n2 – 2 dan taraf signifikan
sebesar 35, sedangkan pada kelas eksperimen sebesar (α) sebesar 5%. Karena thitung lebih besar
nilai rata-rata post-test sebesar 63,07, dengan dari ttabel, maka diperoleh bahawa Ha diterima dan
perolehan nilai tertinggi sebesar 85 dan perolehan Ho ditolak. Sehingga penggunakan model
nilai terendah sebesar 40. pembelajaran dengan penerapan pendekatan
saintifik berbasis eksperimen yang tepat untuk
Analisis yang dilakukan dengan
meningkatkan hasil belajar fisika siswa adalah
menggunakan uji homogenitas untuk melihat data
pendekatan saintifik berbasis eksperimen sangat
homogen hal ini ditunjukkan pada Tabel 5.6
tepat untuk diterapkan.
dengan nilai yang diperoleh pada kelas
eksperimen sebesar 2,246 dan
UCAPAN TERIMAKSIH
sebesar 7,82 dengan taraf sinifikan 0,05% Saya ucapkan terimaksih kepada pihak-
sedangkan nilai yang diperoleh pada kelas kontrol pihak yang telah membantu dalam penelitian ini
sebesar 3,675 dan sebesar 7,82 yakni, Bapak Bahtiar dan Muhammad Bahtiar
dengan taraf sinifikan 0,05% bahwa data selaku pembimbing saya dan teman-teman Fisika
berdistribusi normal. Hal ini di buktikan dengan 2015 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
kriteria pengujian normalitas bahwa
maka data berdistribusi normal.
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil anlisis dalam uji
homogenitas memperoleh hasil dengan nilai Gede, WJ., Boas P, Eka K.R.N Sembel, Lambang
sebesar, nilai Fhitung = 1,176 dan Ftabel = 1,85, S, M. Yunus, 2014 Peberapan Pendekatan
dengan taraf signifikan 5%. Jadi Fhitung < Ftabel , saintifik Melalui Metode Eksperimen Pada
hal ini menunjukkan bahwa data homogen dan Pembelajaran Fisika Siswa Kelas X Mia 3
dapat dilanjutkan menggunakan uji-t untuk SMA Negeri 1 Tenggarong, Vol 16,
melihat apakah ada pengaruh pada hasil data yang Nomor 2.
didapatkan Ika M, Laila F,2015, Pendekatan Scaintifik
Dalam Pembelajaran Disekolah Dasar
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
Edisi 1, Cetakan 1. Yogyakarta:
dengan menggunakan uji-t, maka diperoleh thitung
Deepublish, April
(3,065) > ttabel (2,048), maka dapat diambil

P a g e | 187
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 7 No. 2, September 2019 p-ISSN: 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN: 2550-0325

Ninik M, 2012, Pembelajaran Fisika Dengan


Inkuiri Terbimbing Melalui Metode
Eksperimen dan Demonstrasi Diskusi
Ditinjau Dari Kemampuan Matematik
Dan Kemampuan Verbal Siswa, (Jurnal
Inkuiri), Vol. 1, Nomor 3.

Sugiyono, 2009, Metode penelitian kuantitatif,


kualitatif dan R&D”, Bandung: CV.
Alfabeta.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R &
D”. Bandung: Alfabeta.

P a g e | 188

Anda mungkin juga menyukai