Abstrak. Penelitian ini untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar fisika siswa pada
kelas VIII SMP Negeri 4 Tambang dengan penerapan pendekatan ARIAS pada konsep
materi pokok pemantulan cahaya. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan
rancangan penelitian Pretest-posttest Control Group Design, kelas VIII C yang berjumlah 39
siswa menjadi kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional dan VIII B yang berjumlah
37 siswa menjadi kelas eksperimen dengan pendekatan ARIAS. Instrument yang digunakan
dalam pengumpulan data yaitu angket motivasi yang terdiri dari indikator perhatian,
relevansi, percaya diri dan kepuasan. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan
inferensial. Dari analisis deskriptif diperoleh bahwa motivasi belajar fisika siswa pada kelas
eksperimen dengan mengunakan pendekatan ARIAS lebih tinggi dari kelas kontrol dengan
pembelajaran secara konvensional yaitu 3,17 pada kelas eksperimen dan 2,92 pada kelas
konrol. Dari analisis inferensial diperoleh hasil thitung > ttabel atau 5,232 > 1,66 sehingga
terdapat peningkatan yang signifkan pada motivasi belajar fisika siswa kelas VIII SMP
Negeri 4 Tambang dengan penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan ARIAS pada
materi pokok Pemantulan Cahaya pada taraf kepercayaan 95%.
Motivasi ini dapat berbentuk: daya dorong mereka dapat belajar Fisika dengan baik.
rasa ingin tahu, daya kompetensi tertarik Permasalahan lain yang tampak adalah
kepada apa yang disenang, daya keinginan selama ini siswa tidak pernah dilatih untuk
kerja sama untuk memperoleh atau mencari menemukan konsep sendiri melalui
bersama temannya (Irianti, 2006). eksperimen di laboratrium di karenakan
Selain motivasi intrinsik ada juga tidak tersedianya alat-alat laboratorium.
motivasi ekstrinsik yang dapat dirangsang Akibat dari semua itu adalah rendahnya
dengan penggunaan strategi pembelajaran hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari
yang tepat, dimana guru dituntut menguasai rata-rata nilai harian IPA Fisika siswa kelas
teknik-teknik penyajian variatif. Kedua VIII yaitu 58,50 dan banyak siswa yang
motivasi ini diharapkan dapat mendorong belum mencapai ketuntasan dari KKM yang
anak didik untuk mengeluarkan potensi ditetapkan sekolah yaitu 65.
belajarnya dengan baik sehingga diperoleh Masalah-masalah di atas perlu
hasil belajar yang maksimal. Untuk diantisipasi dengan mencari dan
melakukan hal tersebut peran guru sangat menerapkan model atau pendekatan yang
penting, karena guru adalah pelaksana tepat sehingga dapat meningkatkan
utama dalam proses pembelajaran sebagai motivasi belajar Fisika siswa. Oleh karena
inti pendidikan. Guru sebagai inti itu, guru dituntut utuk memilih penggunaan
pendidikan adalah bahwa guru dapat model, metode, strategi, atau pendekatan
memberikan arah dan motivasi serta pembelajaran yang tepat sehingga materi
fasilitas pada diri siswa untuk memajukan pelajaran yang disampaikan dapat dengan
pendidikan. mudah dimengerti oleh siswa dan
Berdasarkan pengamatan dan wawancara diharapkan terjadi proses belajar mengajar
penulis dengan guru SMP Negeri 4 yang optimal.
Tambang terlihat beberapa masalah yang Pendekatan pembelajaran merupakan
terjadi selama pembelajaran seperti proses cara dalam penyampaian tujuan
pembelajaran yang diterapkan selama ini pembelajaran yang memerlukan teknik-
menempatkan guru sebagai pusat teknik khusus. Pendekatan dalam
pembelajaran (teaching center), metode pembelajaran selain mampu mengarahkan
pembalajaran yang monoton dimana siswa kegiatan belajar mengajar terhadap tata cara
hanya menerima materi pembelajaran tanpa pembelajaran, juga mampu merangsang
mengetahui makna dari materi tersebut dan motivasi siswa untuk belajar, mempunyai
tidak diberikan kesempatan untuk minat yang besar terhadap pelajaran,
mengemukakan ide-ide dan terlibat secara sehingga dengan itu siswa dengan siswa
aktif dalam pembelajaran serta terkadang lainnya mampu berkompetisi dalam prestasi
siswa tidak memiliki keberanian dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
mengemukakan ide-idenya karena merasa Suatu pendekatan pembelajaran yang
kurang yakin terhadap apa yang akan mengarah ke dalam pengembangan
dikemukakan sehingga siswa cenderung motivasi siswa dalam berprestasi adalah
pasif atau tidak ikut berpartisifasi dalam model pembelajaran ARIAS (Assurance,
pembelajaran dan kurang memperhatikan Relevance, Interest, Assessment,
pada saat guru menerangkan materi di Satisfaction).
depan kelas. Siswa tidak bersemangat Pendekatan ARIAS merupakan
mengerjakan latihan yang diberikan guru modifikasi dari strategi motivasi ARCS.
dan hanya menunggu dari teman-teman. Strategi motivasi ARCS (Attention,
Sebagian siswa yang memiliki motivasi Relevance, Confidence, Satisfaction),
yang lebih dibandingkan teman-teman dikembangkan oleh Keller dan Kopp
lainnya tidak memiliki keyakinan kalau (dalam Sopah, 1998) sebagai jawaban
Tabel 1. Nilai motivasi Belajara Siswa Kelas Kontrol dan Kelasa Eksperimen Berdasarkan
Indikator
Keterangan : T1 = Skor angket awal kelas eksperimen, T2 = Skor angket akhir kelas eksperimen, T3
= Skor angket awal kelas kontrol, dan T4 = Skor angket akhir kelas kontrol
Adapun hasil deskriptif untuk masing- pada kelas eksperimen 2,83. Sedangkan
masing indikator adalah: (1). Indikator untuk skor akhir (posttest) rata-rata
Perhatian, pada indikator ini rata-rata skor motivasi kelas kontrol dengan pembelajaran
awal antara kelas kontrol dan kelas konvensional dan kelas eksperimen dengan
eksperimen memiliki nilai yang hampir pembelajaran menggunakan pendekatan
sama yaitu 2,88 pada kelas kontrol dan 2,87 ARIAS mengalami peningkatan sebesar 6,18
pada kelas eksperimen. Namun skor akhir % pada kelas kontrol dengan pembelajaran
motivasi belajar Fisika siswa antara kelas secara konvensional dan 8,83 % pada kelas
kontrol dengan pembelajaran konvensional eksperimen dengan pembelajaran
lebih rendah bila dibandingkan kelas menggunakan pendekatan ARIAS, sehingga
eksperimen dengan pembelajaran hasil akhir motivasi 2,75 pada kelas kontrol
menggunakan pendekatan ARIAS pada dan 3,08 pada kelas eksperimen. Sehingga
materi pokok cahaya. 2,95 untuk kelas dapat dilihat bahwa rata-rata motivasi
kontrol dan 3,17 untuk kelas eksperimen. belajar fisika siswa kelas eksperimen lebih
Sehingga dapat dlihat persentase perubahan tinggi dari pada kelas kontrol. Karena pada
pada kelas kontrol sebesar 2,43 %, pembelajaran menggunakan pendekatan
sedangakan persentase perubahan pada ARIAS dalam komponen Assurance
kelas eksperimen sebesar 10,45 %. Hal ini (percaya diri) guru selalu meyakinkan siswa
dikarenakan pada pembelajaran bahwa mereka mampu memahami materi
menggunakan pendekatan ARIAS pada pokok pemantulan cahaya. (4). Indikator
komponen Attention (perhatian) dapat Kepuasan, pada indikator ini rata-rata skor
menarik motivasi siswa terhadap pelajaran awal (pretest) motivasi belajar Fisika siswa
sehingga siswa tertarik untuk memahami, pada kelas kontrol 3,03 dan pada kelas
dan melakukan percobaan dengan baik dan eksperimen 2,96. Untuk skor akhir
benar. (2). Indikator Relevansi, (posttest) rata-rata motivasi kelas kontrol
Pada indikator ini rata-rata skor awal dengan pembelajaran konvensional
(pretest) motivasi belajar Fisika siswa kelas mengalami sedikit peningkatan dengan
kontrol 2,91 dan kelas eksperimen 2,88. persentase perubahan sebesar 1,65 %,
Sedangkan untuk skor akhir (posttest) rata- sedangkan kelas eksperimen dengan
rata motivasi kelas kontrol dengan pembelajaran menggunakan pendekatan
pembelajaran konvensional yaitu 2,89 dan ARIAS mengalami peningkatan yang lebih
pada kelasa eksperimen dengan besar dengan persentase perubahan sebesar
pembelajaran menggunakan pendekatan 10,14 % sehingga perubahan motivasinya
ARIAS 3,19. Nilai rata-rata pada kelas yaitu 3,08 untuk kelas kontrol dan 3,26
kontrol mengalami penurunan sebesar 0,69 untuk kelas eksperimen. Nilai rata-rata yang
%, sedangkan nilai rata-rata pada kelas sangat tinggi pada kelas eksperimen
eksperimen mengalami peningkatan dari disebabkan karena pada komponen
sebelumnya sebesar 10,76 %, karena Satisfaction (kepuasan/bangga) guru selalu
dengan pembelajaran menggunakan memberikan nilai yang baik dan
pendekatan ARIAS pada komponen penghargaan yang sesuai dengan segala
Relevance (relevansi) siswa dapat kegiatan yang dilakukan siswa selama
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari- pembelajaran.
hari. Hal ini dapat membantu siswa dalam Jadi, secara umum motivasi belajar
memahami pelajaran sehingga keinginan Fisika siswa pada kelas eksperimen dengan
siswa untuk berprestasi tetap terjaga. (3). pembelajaran menggunakan pendekatan
Indikator percaya diri, pada indikator ini ARIAS lebih tinggi dari pada kelas kontrol
rata-rata skor awal (pretest) motivasi dengan pembelajaran secara konvensional.
belajar Fisika siswa kelas kontrol 2,59 dan Hal ini menunjukan bahwa pendekatan