Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI


PENERAPAN PENDEKATAN ARIAS PADA SISWA KELAS
VIII SMP NEGERI 4 TAMBANG
M. Nor, Revi Astria Noprina, Zuhdi,
Laboratorium Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA FKIP
Universitas Riau, Pekanbaru 28293

Abstrak. Penelitian ini untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar fisika siswa pada
kelas VIII SMP Negeri 4 Tambang dengan penerapan pendekatan ARIAS pada konsep
materi pokok pemantulan cahaya. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan
rancangan penelitian Pretest-posttest Control Group Design, kelas VIII C yang berjumlah 39
siswa menjadi kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional dan VIII B yang berjumlah
37 siswa menjadi kelas eksperimen dengan pendekatan ARIAS. Instrument yang digunakan
dalam pengumpulan data yaitu angket motivasi yang terdiri dari indikator perhatian,
relevansi, percaya diri dan kepuasan. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan
inferensial. Dari analisis deskriptif diperoleh bahwa motivasi belajar fisika siswa pada kelas
eksperimen dengan mengunakan pendekatan ARIAS lebih tinggi dari kelas kontrol dengan
pembelajaran secara konvensional yaitu 3,17 pada kelas eksperimen dan 2,92 pada kelas
konrol. Dari analisis inferensial diperoleh hasil thitung > ttabel atau 5,232 > 1,66 sehingga
terdapat peningkatan yang signifkan pada motivasi belajar fisika siswa kelas VIII SMP
Negeri 4 Tambang dengan penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan ARIAS pada
materi pokok Pemantulan Cahaya pada taraf kepercayaan 95%.

Kata kunci: Motivasi belajar, Pendekatan ARIAS, Cahaya.

PENDAHULUAN sains. Fisika merupakan bagian dari sains


yang mempelajari gejala dan peristiwa atau
Pendidikan sains merupakan suatu fenomena alam serta berusaha untuk
sarana yang sangat penting bagi kemajuan mengungkap segala rahasia dan hukum
materil suatu bangsa. Hal ini telah lama semesta secara alamiah (Depdiknas, 2003).
disadari oleh semua bangsa di dunia ini. Mempelajari Fisika dapat menumbuhkan
Barangkali tidak ada mata pelajaran sifat disiplin dan tertib, berfikir cermat,
lainnya yang mendapat perhatian begitu cepat dan tepat sebagaimana yang telah
besar dari berbagai pihak baik dari segi tercermin dalam tujuan pendidikan
filsafat, tujuan, isi, maupun metode nasional, yaitu mempersiapkan siswa agar
penyajiannnya. Hal ini dapat disimpulkan mampu menghadapi perubahan keadaan di
dari banyaknya proyek-proyek pendidikan dalam kehidupan melalui latihan bertindak
sains yang didirikan orang diberbagai atas dasar penelitian yang logis dan
negeri terutama negeri yang telah maju rasional, kritis, cermat, kreatif dan efektif
seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, serta dapat menggunakan Fisika dan pola
Australia dan lain-lain sebagainya (Irianti, fikir Fisika kedalam kehidupan sehari hari
2006). dalam mempelajari ilmu pengetahuan.
Fisika sebagai rumpun sains merupakan Menurut teori Bruner, salah satu prinsip
bagian dari kehidupan manusia sejak proses belajar-mengajar adalah motivasi.
manusia mengenal diri dan alam sekitarnya. Dalam diri setiap siswa terdapat natural
Manusia dan lingkungan manusia hidup curiosity yaitu suatu sikap ingin tahu
merupakan sumber, objek, serta subjek alamiah atau dikatakan motivasi intrinsik.

Semirata 2013 FMIPA Unila |159


M. Nor, dkk: MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN
ARIAS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 TAMBANG

Motivasi ini dapat berbentuk: daya dorong mereka dapat belajar Fisika dengan baik.
rasa ingin tahu, daya kompetensi tertarik Permasalahan lain yang tampak adalah
kepada apa yang disenang, daya keinginan selama ini siswa tidak pernah dilatih untuk
kerja sama untuk memperoleh atau mencari menemukan konsep sendiri melalui
bersama temannya (Irianti, 2006). eksperimen di laboratrium di karenakan
Selain motivasi intrinsik ada juga tidak tersedianya alat-alat laboratorium.
motivasi ekstrinsik yang dapat dirangsang Akibat dari semua itu adalah rendahnya
dengan penggunaan strategi pembelajaran hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari
yang tepat, dimana guru dituntut menguasai rata-rata nilai harian IPA Fisika siswa kelas
teknik-teknik penyajian variatif. Kedua VIII yaitu 58,50 dan banyak siswa yang
motivasi ini diharapkan dapat mendorong belum mencapai ketuntasan dari KKM yang
anak didik untuk mengeluarkan potensi ditetapkan sekolah yaitu 65.
belajarnya dengan baik sehingga diperoleh Masalah-masalah di atas perlu
hasil belajar yang maksimal. Untuk diantisipasi dengan mencari dan
melakukan hal tersebut peran guru sangat menerapkan model atau pendekatan yang
penting, karena guru adalah pelaksana tepat sehingga dapat meningkatkan
utama dalam proses pembelajaran sebagai motivasi belajar Fisika siswa. Oleh karena
inti pendidikan. Guru sebagai inti itu, guru dituntut utuk memilih penggunaan
pendidikan adalah bahwa guru dapat model, metode, strategi, atau pendekatan
memberikan arah dan motivasi serta pembelajaran yang tepat sehingga materi
fasilitas pada diri siswa untuk memajukan pelajaran yang disampaikan dapat dengan
pendidikan. mudah dimengerti oleh siswa dan
Berdasarkan pengamatan dan wawancara diharapkan terjadi proses belajar mengajar
penulis dengan guru SMP Negeri 4 yang optimal.
Tambang terlihat beberapa masalah yang Pendekatan pembelajaran merupakan
terjadi selama pembelajaran seperti proses cara dalam penyampaian tujuan
pembelajaran yang diterapkan selama ini pembelajaran yang memerlukan teknik-
menempatkan guru sebagai pusat teknik khusus. Pendekatan dalam
pembelajaran (teaching center), metode pembelajaran selain mampu mengarahkan
pembalajaran yang monoton dimana siswa kegiatan belajar mengajar terhadap tata cara
hanya menerima materi pembelajaran tanpa pembelajaran, juga mampu merangsang
mengetahui makna dari materi tersebut dan motivasi siswa untuk belajar, mempunyai
tidak diberikan kesempatan untuk minat yang besar terhadap pelajaran,
mengemukakan ide-ide dan terlibat secara sehingga dengan itu siswa dengan siswa
aktif dalam pembelajaran serta terkadang lainnya mampu berkompetisi dalam prestasi
siswa tidak memiliki keberanian dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
mengemukakan ide-idenya karena merasa Suatu pendekatan pembelajaran yang
kurang yakin terhadap apa yang akan mengarah ke dalam pengembangan
dikemukakan sehingga siswa cenderung motivasi siswa dalam berprestasi adalah
pasif atau tidak ikut berpartisifasi dalam model pembelajaran ARIAS (Assurance,
pembelajaran dan kurang memperhatikan Relevance, Interest, Assessment,
pada saat guru menerangkan materi di Satisfaction).
depan kelas. Siswa tidak bersemangat Pendekatan ARIAS merupakan
mengerjakan latihan yang diberikan guru modifikasi dari strategi motivasi ARCS.
dan hanya menunggu dari teman-teman. Strategi motivasi ARCS (Attention,
Sebagian siswa yang memiliki motivasi Relevance, Confidence, Satisfaction),
yang lebih dibandingkan teman-teman dikembangkan oleh Keller dan Kopp
lainnya tidak memiliki keyakinan kalau (dalam Sopah, 1998) sebagai jawaban

160| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

pertanyaan bagaimana merancang 2. Hal yang diteliti adalah motivasi


pembelajaran yang dapat mempengaruhi belajar Fisika siswa pada kelas VIII
motivasi berprestasi dan hasil belajar. SMP Negeri 4 Tambang yang terdiri
Pendekatan ARIAS merupakan pendekatan dari indikator perhatian, relevansi,
pembelajaran yang diharapkan dapat percaya diri, dan kepuasan.
mengarahkan diri siswa untuk menanamkan
rasa percaya diri dan bangga, Penelitian ini bertujuan untuk
membangkitkan minat atau perhatian serta mengetahui peningkatan motivasi belajar
memberi kesempatan kepada mereka untuk sains Fisika siswa setelah pembelajaran
mengadakan evaluasi diri yang dirancang melalui penerapan pendekatan ARIAS
dan dapat digunakan oleh guru untuk dibandingkan dengan motivasi belajar sains
mempengaruhi motivasi berprestasi dan Fisika siswa setelah pembelajaran
prestasi belajar. Dalam model ARIAS konvensional.
dituntut kreativitas guru dalam memilih Penelitian ini diharapkan dapat
cara mengajar untuk dapat membantu siswa memberikan manfaat kepada berbagai pihak
lebih tertarik (interest) terhadap materi diantaranya:
pelajaran. 1. Bagi siswa, pendekatan ARIAS dapat
Pendekatan ARIAS pertama kali meningkatkan motivasi belajar Fisika
dicobakan di dua sekolah yang berbeda oleh siswa.
Djamah Sopah (1998). Hasil percobaan 2. Bagi guru, pendekatan ARIAS dapat
menunjukan bahwa pendekatan ARIAS dijadikan sebagai salah satu alternatif
memberi pengaruh yang positif terhadap yang digunakan dalam pembelajaran
motivasi dan hasil belajar siswa. Oleh Fisika.
karena itu, pendekatan ARIAS ini dapat 3. Bagi sekolah, tindakan yang dilakukan
digunakan oleh para guru sebagai dasar pada penelitian ini dapat dijadikan
melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai bahan masukan dalam
dengan baik dan sebagai suatu alternatif meningkatkan motivasi belajar Fisika
dalam usaha meningkatkan motivasi belajar siswa di SMP Negeri 4 Tambang.
dan hasil belajar siswa (Sopah, 1998). 4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat
Berdasarkan uraian di atas maka penulis dijadikan sebagai landasan berpijak
tertarik untuk melakukan penelitian dengan untuk meneliti lebih lanjut dalam ruang
judul Motivasi Belajar Siswa Terhadap lingkup yang lebih luas.
Pembelajaran Sains Fisika Melalui
Penerapan Pendekatan ARIAS Pada Siswa METODE PENELITIAN
Kelas VIII SMP Negeri 4 Tambang.
Berdasarkan latar belakang yang telah Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII
dikemukakan, maka rumusan masalah SMP Negeri 4 Tambang selama 3 bulan
dalam penelitian ini adalah apakah terdapat dimulai April sampai Juni 2010 tahun
peningkatan motivasi belajar sains Fisika ajaran 2009/2010. Jenis penelitian ini
siswa setelah pembelajaran melalui adalah penelitian eksperimen sejati (true
penerapan pendekatan ARIAS dibandingkan experiment design).
dengan motivasi belajar sains Fisika siswa Rancangan yang digunakan dalam
setelah pembelajaran konvensional? penelitian ini adalah rancangan Pretest-
Agar penelitian ini lebih terarah dan Postest Control Group Design (Sugiyono,
mencapai sasaran, maka peneliti membatasi 2009). Penelitian ini dilakukan pada dua
permasalahan antara lain : kelas yaitu kelas kontrol dan kelas
1. Penerapan pendekatan ARIAS pada eksperimen. Pada kelas eksperimen
materi pokok pemantulan cahaya. digunakan pembelajaran dengan

Semirata 2013 FMIPA Unila |161


M. Nor, dkk: MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN
ARIAS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 TAMBANG

pendekatan ARIAS, sedangkan di kelas Confidence (percaya diri), Satisfaction


kontrol diterapkan pembelajaran secara (kepuasan).
konvensional. Adapun pola rancangan
penelitian Pretest-Postest Control Group HASIL DAN PEMBAHASAN
Design adalah sebagai berikut :
Dapat dilihat pada tabel 1 bahwa
(R) Eksperimen : T1 X T2
persentase perubahan motivasi belajar
(R) Kontrol : T3 T4
Fisika siswa pada kelas eksperimen dengan
(Sumber : Sugiyono, 2009) penerapan pendekatan ARIAS mengalami
perubahan yang lebih tinggi dari pada kelas
Dimana : kontrol dengan pembelajaran secara
R = Random (dipilih secara acak) konvensional yaitu 10,02 % pada kelas
T1 = Skor angket sebelum perlakuan pada eksperimen dan 2,35 % pada kelas kontrol.
kelas eksperimen Untuk data awal angket motivasi belajar
T2 = Skor angket sesudah perlakuan pada Fisika siswa diberikan sebelum melakukan
kelas eksperimen pembelajaran di kelas kontrol dan kelas
T3 = Skor angket sebelum perlakuan pada eksperimen. Kemudian pembelajaran
kelas kontrol dikelas eksperimen dilakukan
T4 = Skor angket sesudah perlakuan pada pembelajaran menggunakan pendekatan
kelas kontrol ARIAS dan kelas kontrol secara
X = Perlakuan menerapkan pendekatan konvensional yang dianalisis secara
ARIAS diferensial dan inferensial. Berdasarkan
analisis deskriptif, hasil yang diperoleh
Instrumen untuk pengumpulan data adalah tingkat motivasi siswa pada pretest
tentang motivasi belajar siswa dalam proses dan posttest pada masing-masing indikator
pembelajaran menggunakan angket untuk kelas kontrol dengan pembelajaran
motivasi belajar dengan motivasi ARCS. secara konvensional dan kelas eksperimen
Motivasi belajar siswa pada ARCS terdiri dengan pembelajaran menggunakan
dari 4 indikator, yaitu : Attention pendekatan ARIAS terlihat adanya
(perhatian), Relevance (relevansi), perbedaan nilai rata-rata.

Tabel 1. Nilai motivasi Belajara Siswa Kelas Kontrol dan Kelasa Eksperimen Berdasarkan
Indikator

N Kelas Kontrol Kelas Eksperimen


Indikator Kategor Kateg
o
T3 Kategori T4 i T1 ori T2 Kategori
1 Perhatian 2,88 Tinggi 2,95 Tinggi 2,87 Tinggi 3,17 Tinggi
2 Relevansi 2,91 Tinggi 2,89 Tinggi 2,88 Tinggi 3,19 Tinggi
3 Percaya Diri 2,59 Tinggi 2,75 Tinggi 2,83 Tinggi 3,08 Tinggi
4 Kepuasan 3,03 Tinggi 3,08 Tinggi 2,96 Tinggi 3,26 S. Tinggi
Nilai rata -rata 2,85 Tinggi 2,92 Tinggi 2,88 Tinggi 3,17 Tinggi
Persentase
2.35 10,02
Perubahan (%)

Keterangan : T1 = Skor angket awal kelas eksperimen, T2 = Skor angket akhir kelas eksperimen, T3
= Skor angket awal kelas kontrol, dan T4 = Skor angket akhir kelas kontrol

162| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Adapun hasil deskriptif untuk masing- pada kelas eksperimen 2,83. Sedangkan
masing indikator adalah: (1). Indikator untuk skor akhir (posttest) rata-rata
Perhatian, pada indikator ini rata-rata skor motivasi kelas kontrol dengan pembelajaran
awal antara kelas kontrol dan kelas konvensional dan kelas eksperimen dengan
eksperimen memiliki nilai yang hampir pembelajaran menggunakan pendekatan
sama yaitu 2,88 pada kelas kontrol dan 2,87 ARIAS mengalami peningkatan sebesar 6,18
pada kelas eksperimen. Namun skor akhir % pada kelas kontrol dengan pembelajaran
motivasi belajar Fisika siswa antara kelas secara konvensional dan 8,83 % pada kelas
kontrol dengan pembelajaran konvensional eksperimen dengan pembelajaran
lebih rendah bila dibandingkan kelas menggunakan pendekatan ARIAS, sehingga
eksperimen dengan pembelajaran hasil akhir motivasi 2,75 pada kelas kontrol
menggunakan pendekatan ARIAS pada dan 3,08 pada kelas eksperimen. Sehingga
materi pokok cahaya. 2,95 untuk kelas dapat dilihat bahwa rata-rata motivasi
kontrol dan 3,17 untuk kelas eksperimen. belajar fisika siswa kelas eksperimen lebih
Sehingga dapat dlihat persentase perubahan tinggi dari pada kelas kontrol. Karena pada
pada kelas kontrol sebesar 2,43 %, pembelajaran menggunakan pendekatan
sedangakan persentase perubahan pada ARIAS dalam komponen Assurance
kelas eksperimen sebesar 10,45 %. Hal ini (percaya diri) guru selalu meyakinkan siswa
dikarenakan pada pembelajaran bahwa mereka mampu memahami materi
menggunakan pendekatan ARIAS pada pokok pemantulan cahaya. (4). Indikator
komponen Attention (perhatian) dapat Kepuasan, pada indikator ini rata-rata skor
menarik motivasi siswa terhadap pelajaran awal (pretest) motivasi belajar Fisika siswa
sehingga siswa tertarik untuk memahami, pada kelas kontrol 3,03 dan pada kelas
dan melakukan percobaan dengan baik dan eksperimen 2,96. Untuk skor akhir
benar. (2). Indikator Relevansi, (posttest) rata-rata motivasi kelas kontrol
Pada indikator ini rata-rata skor awal dengan pembelajaran konvensional
(pretest) motivasi belajar Fisika siswa kelas mengalami sedikit peningkatan dengan
kontrol 2,91 dan kelas eksperimen 2,88. persentase perubahan sebesar 1,65 %,
Sedangkan untuk skor akhir (posttest) rata- sedangkan kelas eksperimen dengan
rata motivasi kelas kontrol dengan pembelajaran menggunakan pendekatan
pembelajaran konvensional yaitu 2,89 dan ARIAS mengalami peningkatan yang lebih
pada kelasa eksperimen dengan besar dengan persentase perubahan sebesar
pembelajaran menggunakan pendekatan 10,14 % sehingga perubahan motivasinya
ARIAS 3,19. Nilai rata-rata pada kelas yaitu 3,08 untuk kelas kontrol dan 3,26
kontrol mengalami penurunan sebesar 0,69 untuk kelas eksperimen. Nilai rata-rata yang
%, sedangkan nilai rata-rata pada kelas sangat tinggi pada kelas eksperimen
eksperimen mengalami peningkatan dari disebabkan karena pada komponen
sebelumnya sebesar 10,76 %, karena Satisfaction (kepuasan/bangga) guru selalu
dengan pembelajaran menggunakan memberikan nilai yang baik dan
pendekatan ARIAS pada komponen penghargaan yang sesuai dengan segala
Relevance (relevansi) siswa dapat kegiatan yang dilakukan siswa selama
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari- pembelajaran.
hari. Hal ini dapat membantu siswa dalam Jadi, secara umum motivasi belajar
memahami pelajaran sehingga keinginan Fisika siswa pada kelas eksperimen dengan
siswa untuk berprestasi tetap terjaga. (3). pembelajaran menggunakan pendekatan
Indikator percaya diri, pada indikator ini ARIAS lebih tinggi dari pada kelas kontrol
rata-rata skor awal (pretest) motivasi dengan pembelajaran secara konvensional.
belajar Fisika siswa kelas kontrol 2,59 dan Hal ini menunjukan bahwa pendekatan

Semirata 2013 FMIPA Unila |163


M. Nor, dkk: MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN
ARIAS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 TAMBANG

ARIAS dapat menjadikan siswa lebih diperoleh nilai thitung = 5,232.


termotivasi didalam belajar Fisika terutama Berdasarkan nilai dk = 74 maka diperoleh
pada materi pokok cahaya ini. Terdapat ttabel = 1,666 untuk taraf signifikan 5%
perbedaan yang signifikan antara motivasi dengan taraf kepercayaan 95%. Hal ini
belajar Fisika siswa dengan pembelajaran berarti terdapat peningkatan motivasi
secara konvensional dan pembelajaran yang belajar fisika siswa.
menggunakan pendekatan ARIAS. Hal ini
dapat dilihat pada hasil uji t yaitu terdapat DAFTAR PUSTAKA
perbedaan yang signifikan antara motivasi
belajar Fisika siswa dengan pembelajaran Depdiknas, 2003, Standar Kompetensi
secara konvensional dan pembelajaran yang Mata Pelajaran Sains SMP dan MTs,
menggunakan pendekatan ARIAS terjadi Depdiknas, Jakarta
perbedaan yang signifikan (meyakinkan) ini Depdiknas, 2004, Kurikulum dan Hasil
disebabkan karena nilai motivasi belajar Belajar, Pusat Kurikulum Balitbang,
siswa pada pembelajaran yang Jakarta.
menggunakan pendekatan ARIAS dapat
meningkatkan percaya diri, mampu Hamalik, O., 1990, Belajar dan
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari, Pembelajaran, Pustaka jaya, Malang.
meningkatkan minat siswa dalam belajar Hariyanti, 2007, Upaya Meningkatkan
Fisika, dan merasa puas dengan apa yang Motivasi Belajar Siswa Melalui
telah diperolehnya. Pendekatan ARIAS dengan
Laboratorium Mini di Kelas IX SMP
KESIMPULAN YLPI Marpoyan Pekanbaru, Skripsi,
UNRI, Pekanbaru (tidak diterbitkan).
Berdasarkan hasil analisis data
penelitian motivasi belajar Fisika siswa Ibrahim, M., 2006, Strategi Asesmen dan
baik pada saat pretest maupun posttest Pengembangannya, UNS Press,
pada materi pokok cahaya di kelas VIII Surabaya.
SMP Negeri 4 Tambang, didapatkan bahwa Irianti, M., 2006, Dasar-dasar Pendidikan
nilai rata-rata motivasi belajar Fisika siswa MIPA, Cendikia Insani, Pekanbaru.
sebelum melakukan pembelajaran (pretest)
pada kelas kontrol lebih rendah Kanginan, M., 2006, IPA Fisika SMP
dibandingkan dengan kelas ekperimen yaitu Kelas VIII, Erlangga, Jakarta.
2.85 pada kelas kontrol dan 2.92 pada kelas Keller, J.M., 1987. IMMS : Instructional
eksperimen sedangkan nilai rata-rata Materials Motivation Survey, Florida
motivasi belajar Fisika siswa setelah State University.
perlakuan (posttest) pada kelas eksperimen
Nur, M., 1996, Konsep Tentang Arah
dengan menggunakan pendekatan ARIAS
Pengembangan Pendidikan IPA SMP
lebih tinggi dari pada kelas dengan
dan SMU Lima Tahun yang Akan
pembelajaran secara konvensional, dimana
Datang, Depdikbud Direktorat Jenderal
2,92 pada kelas kontrol dan 3,17 pada kelas
Pendidikan Dasar dan Menengah Umum,
eksperimen. Dengan demikian peningkatan
Jakarta.
motivasi belajar Fisika siswa melalui
pembelajaran menggunakan pendekatan Prabawati, A., 2010, Mengolah Data
ARIAS lebih tinggi jika dibandingkan Statistik Hasil Penelitian Dengan SPSS
pembelajaran konvensional. Jika dilihat 17, Semarang : Andi.
secara deferensial Setelah dilakukan uji Ruslindawati, R., Motivasi Belajar Fisika
hipotesis menggunakan SPSS 17 maka Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran

164| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Menggunakan LKS Non Eksperimen Sugiyono, 2009, Metode Penelitian


pada Siswa Kelas XI IPA SMAN 5 Pendidikan, Bandung : CV. Alfabeta
Pekanbaru, Skripsi, UNRI, Pekanbaru Sugiyono, 2009, Statistika Untuk
(tidak diterbitkan). Penelitian, Bandung : CV. Alfabeta.
Sardiman, 2007, Interaksi dan Motivasi Suprijono, A., 2009, Cooperative Learning,
Belajar Mengajar, Raja Grafindo Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Persada, Jakarta.
Tarmina, 2009, Hasil Belajar Keterampilan
Sopah, D., 1998, Penerapan Pendekatan Kognitif Melalui Penerapan Model
ARIAS, Pembelajaran kooperatif Tipe TGT dan
http://www.depdiknas.go.id/jurnal/31/pe NHT pada Siswa Kelas VIII MTs Darel
ngembangan_dan_penggunaan_mode.ht Hikmah Pekanbaru, Skripsi, UNRI,
m Pekanbaru (tidak diterbitkan)
Sudjana, N., 2004, Penilain Hasil Proses Tranggono, A., dkk, 2001, Fisika Untuk
Belajar Mengajar, Sinar Baru SLTP Kelas 2, Bumi Aksara, Jakarta.
Algesindo, Bandung.
Uno, H.B., 2008, Teori Motivasi &
Sudjana, N., 2007, Penelitian dan Penilaian Pengukurannya, Bumi Aksara, Jakarta.
Pendidikan, Sinar Baru Algesindo,
Bandung.

Semirata 2013 FMIPA Unila |165

Anda mungkin juga menyukai