Anda di halaman 1dari 5

STUDI MOTIVASI SISWA SMP DAN SEDERAJAT DI KOTA MAKASSAR

PADA MATA PELAJARAN IPA BIOLOGI

Adnan(1), Faisal(1), dan Sitti Marliyah(2)


1)
Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Makassar
2)
SMP Negeri 26 Makassar
Parangtambung, Jl. Dg. Tata Makassar 90222
e-mail:adnan_unm@yahoo.co.id

Abstract: Study of Student’s Motivation of Junior High School and The Equivalent In
Makassar to Biology Subject Matter. Student motivation is one factor that plays an important
role in the learning process in the classroom. Four aspects that are part of the motivation is
attention, relevance, confidence, and satisfaction. This research included in survey research that
aims to determine the level of motivation of junior high school students in Makassar by four
aspects in motivation. The research was conducted on nine junior high school (SMP) and the
equivalent in Makassar. Samples were taken at random with a total sample of 265 students. The
instrument used was a questionnaire. The results showed that the four aspects that is attention,
relevance, confidence, and satisfaction are included in the good enough category.

Abstrak: Studi Motivasi Siswa SMP dan Sederajat Se-Kota Makassar Terhadap mata
Pelajaran Biologi. Motivasi siswa adalah salah satu faktor yang berperan penting dalam proses
pembelajaran di kelas. Empat aspek yang menjadi bagian penyusun motivasi adalah aspek
attention, relevance, confidence, dan satisfaction. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian
survei yang bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa SMP di Kota Makassar
berdasarkan empat faktor penyusunnya. Penelitian ini dilaksanakan pada sembilan sekolah
menengah pertama (SMP) dan sederajat di kota Makassar. Sampel penelitian diambil secara acak
dengan jumlah seluruh sampel sebanyak 265 siswa. Instrumen yang dipergunakan adalah berupa
angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat aspek motivasi yang diukur pada penelitian
ini, yaitu aspek attention, relevance, confidence, dan satisfaction seluruhnya masih termasuk
dalam kategori cukup baik.

Kata kunci: motivasi belajar, attention, relevance, confidence, satisfaction.

A. PENDAHULUAN (relevance), kepercayaan (confidence), dan


kepuasan (satisfaction), dan oleh Keller diberi
Motivasi biasanya didefinisikan sebagai keadaan
nama model ARCS. Model ARCS diadopsi
internal yang membangkitkan, mengarahkan dan
karena penerapan dan kepraktisannya dalam
mempertahankan perilaku. Sebagian psikolog
merancang, mengembangkan dan mengevaluasi
memandang motivasi dalam kaitannya dengan
bahan instruksional. Setiap komponen
trait (ciri, sifat) personal atau karakteristik
memainkan peranan yang penting dalam
individu. Psikolog lain memandang motivasi
memotivasi siswa selama proses pembelajaran.
lebih sebagai sebuah state (keadaan), sebuah
Model ARCS banyak digunakan untuk
situasi temporer. Motivasi yang dialami pada
menghasilkan bahan-bahan pembelajaran karena
waktu tertentu biasanya merupakan kombinasi
sangat berhubungan dengan teori-teori motivasi
antara trait dan state. Menurut self-determination
belajar, rancangan pembelajaran dan proses
theory (SDT) motivasi adalah sebuah proses
pengembangan (Huang et al., 2004).
mengenai cara berfikir seseorang yang memiliki
Model ARCS merupakan suatu bentuk
aturan-aturan tertentu (Byman et al., 2012).
pendekatan pemecahan masalah untuk
Keller mengemukakan bahwa motivasi
merancang aspek motivasi serta lingkungan
belajar dipengaruhi oleh empat kompnen
belajar dalam mendorong dan mempertahankan
persepsi, yaitu perhatian (attention), relevansi

103
104 Jurnal Bionature, Volume 13, Nomor 2 ,Oktober 2012, hlm 103-107

motivasi belajar sswa untuk belajar (Keller atau yang akan datang. Pencocokan Motif adalah
dalam Humaraon, 2010). Model motivasi ini gaya pengajaran di mana strategi cocok untuk
dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan berbagai kebutuhan motivasi, minat, dan gaya
(expectancy value theory) yang mengandung dua belajar peserta didik (Gabrielle, 2003 dalam
komponen, yaitu nilai (value) dan tujuan atau Huett, 2006). Keakraban mengacu pada
harapan yang akan dicapai (expectancy) agar dihasilkannya relevansi dalam pelajaran dengan
berhasil mencapai tujuan tersebut. Dari dua menghubungkannya dengan keyakinan,
tujuan tersebut, Keller mengembangkannya pengalaman, dan kepentingan peserta didik. Hal
menjad empat, yaitu atensi, relevansi, konfi- ini biasa dilakukan dengan mengajak peserta
densi dan kepuasan. didik terlibat secara pribadi dalam materi
Menurut Keller dan Kopp (1987 dalam pelajaran (Keller, 1987 dalam Huett, 2006).
Huett, 2006), perhatian adalah tindakan untuk Penelitian telah menunjukkan bahwa relevansi
mendapatkan dan mempertahankan rasa ingin peningkatan strategi mungkin yang paling efektif
tahu dan minat pelajar. Hal ini relatif mudah untuk meningkatkan kinerja dan motivasi peserta
untuk mendapatkan perhatian pembelajar, tetapi didik (Huett, 2006) Belajar lebih bermakna jika
sangat sulit untuk mempertahankannya (Keller, dapat mengartikulasikan secara langsung
1983 dalam Huett, 2006). Konsep perhatian beberapa usaha aplikasi ke peserta didik
Model Keller berbeda dari konsep perhatian sekarang atau masa depan. Menggambarkan
dalam model pemrosesan informasi. Dalam relevansi dengan pelajar membantu menjaga
pemrosesan informasi, perhatian lebih berfungsi peningkatan perhatian dan minat tentang apa
untuk membantu memfokuskan peserta didik yang sedang dipelajari. Relevansi juga dapat
pada tugas-tugas belajar spesifik atau tujuan ditingkatkan dengan menawarkan pelajar kontrol
kinerja lebih dari pada motivasi (Bickford, 198 pengukuran atas proses pembelajaran
dalam Huett, 20069). Menurut Margueratt (2007) (Margueratt, 2007).
Perhatian mengacu pada apakah gairah rasa ingin Keller (1987 dalam Huett, 2006)
tahu pelajar terangsang dan apakah gairah mendefinisikan kepercayaan sebagai "Membantu
tersebut berkelanjutan secara tepat dari waktu ke peserta didik percaya / merasa bahwa mereka
waktu. akan berhasil dan mengontrol keberhasilan
Keller (1987 dalam Huett, 2006) mencatat mereka. Dia menulis tiga subkategori untuk
tiga subkategori untuk perhatian, yaitu: gairah keyakinan, yaitu: persyaratan belajar (learning
persepsi, gairah penyelidikan, dan variabilitas. requirements), peluang sukses (success
gairah persepsi berkaitan dengan menangkap opportunities), dan kontrol pribadi (personal
minat pelajar. gairah penyelidikan berfokus pada control). Dengan persyaratan belajar, Keller
merangsang rasa ingin tahu pelajar. Variabilitas mendorong desainer untuk memeriksa cara untuk
dalam pembelajaran memperkuat gairah persepsi meningkatkan kepercayaan pembelajar dengan
dan penyelidikan dengan mempertahankan membiarkan siswa mengetahui apa yang
perhatian, merangsang penyelidikan, rasa ingin diharapkan dari mereka. Ini membantu siswa
tahu, memberikan gairah baru, dan mengurangi membangun harapan positif untuk sukses dengan
kebosanan (Keller & Suzuki, 2004 dalam Huett, menjelaskan apa yang diperlukan siswa dan
2006). bagaimana mereka akan dievaluasi.
Keller (1987 dalam Huett, 2006) Kepuasan, komponen terakhir dari model
mendefinisikan relevansi sebagai "hal-hal yang ARCS, berfungsi untuk meningkatkan motivasi
dianggap berperan dalam memenuhi kebutuhan pembelajar dengan menciptakan pengalaman
dan memuaskan keinginan pribadi, termasuk belajar dimana peserta didik dapat merasa positif
pencapaian tujuan pribadi. Relevansi dan "meliputi penegasan terhadap peserta didik
menghubungkan antara materi pelajaran yang bahwa isi pengajaran adalah relevan dan bahwa
akan diajarkan dan kebutuhan peserta didik mereka memiliki kemampuan untuk mempelajari
untuk menemukan materi yang secara pribadi materi" (Gabrielle, 2003 dalam Huett, 2006).
bermakna. Keller (1987 dalam Huett, 2006) Keller (1987 dalam Huett, 2006) mengemukanan
menulis tiga subkategori taktik untuk relevansi, tiga subkategori untuk kepuasan, yaitu:
yaitu orientasi tujuan, pencocokan motif, dan konsekuensi alami, konsekuensi positif, dan
keakraban. keadil-an.
Orientasi tujuan mengacu pada hubungan Konsekuensi alami memungkinkan
pengajaran untuk tujuan peserta didik sekarang pembelajar untuk menggunakan keterampilan
Adnan et al., Studi Motivasi Siswa SMP dan Sederajat di Kota Makassar Pada Mata Pelajaran IPA Biologi 105

yang baru diperoleh dalam pembelajaran baik), 2,50-3,49 (cukup baik), 3,50-4,49 (baik),
lingkungan yang autentik, sehingga dan 4,50-5,00 (sangat baik).
meningkatkan motivasi intrinsik pelajar. Menurut
Bruner (1960 dalam Huett, 2006), "Cara terbaik C. HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk menciptakan minat dalam subjek adalah
Hasil analisis data menunjukkan empat
untuk membuat mereka layak mengetahui, yang
aspek motivasi yang diukur pada penelitian ini,
berarti untuk membuat pengetahuan yang
yaitu aspek attention, relevance, confidence, dan
diperoleh dapat digunakan dalam pemikiran
satisfaction seluruhnya masih termasuk dalam
seseorang di luar situasi di mana pembelajaran
kategori cukup baik. Hasil selengkapnya dapat
telah terjadi". Menurut Keller (1987 dalam Huett,
dilihat pada Tabel 1.
2006), sebagai contoh adalah studi kasus,
Motivasi untuk belajar sebagai
simulasi, dan belajar berdasarkan pengalaman.
kecenderungan siswa untuk menganggap
.Konsekuensi positif melibatkan penghargaan
kegiatan akademik berarti dan bermanfaat dan
dan bentuk-bentuk lain penguatan ekstrinsik
berusaha mengambil manfaat akademik yang
positif untuk "merangsang, membentuk dan
diinginkan. Motivasi untuk belajar dapat
mempertahankan perilaku ketika pelajar tidak
ditafsirkan sebagai general trait (ciri yang
secara termotivasi secara intrinsik, dan ketika
bersifat umum) atau situation-spesific state
tugas belajar secara inheren monoton "(Keller,
(keadaan situasi tertentu). Motivasi belajar siswa
1987 dalam Huett, 2006). Beberapa contoh
yang terkait dengan aspek attention masih
adalah pujian lisan, penggunaan sertifikat atau
termasuk dalam ketegori cukup baik dengan skor
penghargaan, dan insentif yang sebenarnya atau
rata-rata 3,04. Kurangnya motivasi belajar siswa
simbol-simbol lain yang pelajar dapat nilai.
yang terkait dengan aspek attention dapat
disebabkan oleh kesulitan siswa mempelajari
B. METODE
materi pada mata pelajaran biologi. Apabila
Penelitian ini termasuk penelitian ditinjau lebih jauh, terdapat beberapa faktor yang
deskriptif dengan menggunakan teknik survey terkait erat dengan kesulitan belajar siswa antara
(Cimer, 2012). Penelitian ini dilaksanakan pada lain (i) materi yang sulit, (ii) kurangnya
sembilan sekolah menengah pertama (SMP) dan kemampuan mengajar dan pengetahuan guru,
sederajat se kota Makassar, yaitu MTS Negeri (iii) kebiasaan belajar siswa, (iv) kurangnya
Model, SMPN 2, SMPN 4, SMPN 6, SMPN 7, sumber belajar dan waktu belajar, dan (v) sikap
SMPN 18, SMPN 26, SMPN 30, dan SMPN 35. negatif siswa terhadap materi pembelajaran.
Penentuan sampel penelitian dilakukan secara Kesulitan belajar siswa dalam mempelajari
acak, dengan jumlah seluruh sampel sebanyak beberapa topik biologi, apabila tidak ditangani
265 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan dengan baik akan berpengaruh negatif terhadap
yaitu angket motivasi belajar terhadap mata motivasi belajar siswa (Cimer dan Atilla, 2012).
pelajaran Biologi, dengan jumlah pernyataan Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
sebanyak 40 nomor. Pernyataan pada angket meningkatkan motivasi belajar siswa terkait
terbagi atas kondisi positif dan kondisi negatif, dengan aspek attention yang mengarah pada
dengan masing-masing kondisi mencakup aspek
pembelajaran efektif, antara lain (i) guru
attention, relevance, confidence, dan satisfaction.
Sebelum responden memberikan tanggapan pada menggunakan strategi atau metode pembelajaran
angket, peneliti menjelaskan maksud yang lebih bervariasi, (ii) mengajar biologi
diberikannya angket dan responden tidak dengan menggunakan media pembelajaran, (ii)
diperkenankan untuk menulis nama. Hal ini menyertakan kegiatan praktikum dalam proses
bertujuan agar siswa dapat mengisi angket pembelajaran, (iv) mengurangi jumlah topic
dengan benar dan memberikan tanggapan sesuai pembelajaran, dan (v) mengaitkan materi
dengan yang sebenarnya. Data hasil penelitian
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
dianalisis secara kuantitatif menggunakan
statistik deskriptif, untuk mengetahui skor rata- Aspek attention dapat ditunjukkan oleh
rata motivasi belajar. Skor rata-rata yang siswa dengan menyelesaikan tugas-tugas
diperoleh dikelompokkan dalam lima kategori, pembelajaran biologi, menganggap penting
yaitu 1,00-1,49 (tidak baik), 1,50-2,49 (kurang tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dan
keinginan siswa untuk mengetahui labih lanjut isi
materi pembelajaran. Tugas-tugas yang diberikan
106 Jurnal Bionature, Volume 13, Nomor 2 ,Oktober 2012, hlm 103-107

Tabel 1. Hasil Analisis Data Motivasi Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran IPA Biologi

Aspek Motivasi Yang Diukur


Attention Relevance Confidence Satisfaction
Nama Jumlah
No Skor Skor Skor Skor
Sekolah Responden
Rata- Kategori Rata- Kategori Rata- Kategori Rata- Kategori
Rata Rata Rata Rata
MTS Negeri Cukup Cukup Cukup Cukup
1 30 3,03 3,11 3,09 2,81
Model Baik Baik Baik Baik
Cukup Cukup Cukup Cukup
2 SMPN 2 30 3,08 3,00 3,03 2,88
Baik Baik Baik Baik
Cukup Cukup Cukup Cukup
3 SMPN 4 30 2,95 3,05 2,97 3,10
Baik Baik Baik Baik
Cukup Cukup Cukup Cukup
4 SMPN 6 30 3,05 3,23 3,23 3,43
Baik Baik Baik Baik
Cukup Cukup Cukup Cukup
5 SMPN 7 30 3,07 3,19 3,22 3,16
Baik Baik Baik Baik
Cukup Cukup Cukup Cukup
6 SMPN 18 25 3,02 3,27 3,27 3,42
Baik Baik Baik Baik
Cukup Cukup Cukup Cukup
7 SMPN 26 30 3,07 3,09 3,05 3,28
Baik Baik Baik Baik
Cukup Cukup Cukup Cukup
8 SMPN 30 29 3,08 3,11 3,23 2,94
Baik Baik Baik Baik
Cukup Cukup Cukup Cukup
9 SMPN 35 31 3,06 3,49 3,18 2,95
Baik Baik Baik Baik
Cukup Cukup Cukup Cukup
Rata-Rata 3,04 3,17 3,14 3,10
Baik Baik Baik Baik
Keterangan: skor rata-rata, 1,00-1,49 = tidak baik, 1,50-2,49 = kurang baik, 2,50-3,49=cukup baik, 3,50-4,49 =
baik, dan 4,50-5,00 = sangat baik.

oleh guru memiliki makna penting terkait dengan meningkatkan minat siswa terhadap proses
motivasi belajar siswa,antara lain (i) kebutuhan pembelajaran (Trumper, 2006).
siswa untuk bekerja dengan baik pada tugas Aspek relevance dapat ditingkatkan
tersebut, (ii) tugas dapat membantu siswa meraih dengan mengaitkan materi pelajaran biologi
tujuan jangka pendek atau jangka panjang seperti dengan apa yang dialami oleh siswa dalam
mendapatkan gelar, (iii) konsekuensi negatif kesehariannya, mengetahui apa yang harus
yang mungkin akan mengikuti dengan mereka pelajari, menghubungkan materi
mengerjakan tugas seperti tidak mempunyai pembelajaran dengan apa yang mereka telah
waktu untuk mengerjakan hal-hal lain. ketahui, cerita, gambar atau contoh yang
Aspek relevance dalam motivasi belajar memudahkan siswa untuk memahami materi
siswa juga masih termasuk dalam kategori cukup pembelajaran, Siswa cendereung berpartisipasi
baik, dengan skor rata-rata 3,17. Aspek relevance pada kegiatan yang membantu mereka lebih
sangat dibutuhkan terkait dengan karakteristik kompeten, dan kurang cenderung terlibat pada
mata pelajaran biologi, yaitu mengandung kegiatan yang membuat mereka gagal.
konsep-konsep yang abstrak dan interdisiplin, Sama halnya dengan aspek attention dan
terlalu banyak konsep yang harus dipelajari, dan relevance, aspek confidence dan satisfaction juga
sangat mengutamakan ingatan (Cimer, 2012 ). masih termasuk dalam kategori cukup baik.
Keterkaitan materi dan kegiatan pembelajaran Motivasi belajar yang terkait dengan aspek
dengan kehidupan keseharian siswa dapat confidence dapat berupa kepercayaan diri siswa
Adnan et al., Studi Motivasi Siswa SMP dan Sederajat di Kota Makassar pada Mata Pelajaran IPA Biologi 107

bahwa pembelajaran biologi mudah bagi mereka, akan senang mengikuti kegiatan pembelajaran.
menarik perhatian siswa, isi materi pembelajaran Jika siswa tidak senang dalam mengikuti
dapat mereka pelajari dengan baik, dan siswa kegiatan pembelajaran, mereka akan
menunjukkan ketidakminatan dan sikap negatif
percaya bahwa mereka akan berhasil dalam
terhadap mata pelajaran biologi (Cimer). Hal lain
ujian. Kepercayaan diri siswa dapat ditingkatkan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
apabila guru dan orang tua membangun pertalian motivasi belajar, yaitu melalui pembelajaran
emosional yang erat pada siswa dan responsif inovatif dengan berbantuan komputer, seperti
terhadap kebutuhan siswa. Hal dapat menjadi yang dilaporkan oleh Hung (2012) bahwa
motivasi intrinsik bagi siswa. Motivasi intrinsik penggunaan digital storytelling dapat
berkorelasi positif terhadap kinerja belajar siswa meningkatkan motivasi belajar dan sikap positif
siswa terhadap pembelajaran.
dan sikap siswa terhadap pembelajaran (Byman
et al., 2012). D. KESIMPULAN
Motivasi belajar yang terkait dengan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
aspek satisfaction ditunjukkan dengan
kesenangan siswa mengikuti pembelajaran dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa empat
biologi, kegiatan pembelajaran dan bahan ajar aspek motivasi belajar yaitu attention, relevance,
membuat siswa betah dalam belajar, dan cara confidence, dan satisfaction pada siswa sekolah
mengajar (metode dan teknik) guru biologi yang menengah pertama (SMP) dan sederajat di kota
menarik bagi siswa. Dengan menyediakan Makassar pada mata pelajaran IPA Biologi
sumber belajar dan merancang lingkungan seluruhnya masih termasuk dalam kategori cukup
belajar yang efektif bagi siswa, diharapkan siswa
baik.
E. DAFTAR PUSTAKA
Byman, Reijo., Lavonen, Jari., Juuti, Kalle., Meisalo, Conference. October 20 – 23, 2004, Savannah,
Veijo. 2012. Motivational Orientations in Physics GA.
Learning: A Self-Determination Theory Huett, J. B. 2006. The Effect of ARCS-Based Confidence
Approach. Baltic Science Education, Vol. 11 (4), Strategies on Leaner Confidence and
pp 379-392. Performance in Distance Education. Dissertation
Cimer, Atilla. 2012. What Makes Biology Learning Doctor of Philosophy. University of North Texas.
Difficult and Effective: Students Views. (http://digital.library.unt.edu/ark:/67531
Educational Research and Review. Vol. 7 (3), pp. /metadc5268/m1/1/high_res_d/dissertation.pdf,
61-71. Diakses tanggal 12 April 2012).
Humaraon (2010). Pembelajaran Inovatif Model ARCS Hung, C.-M., Hwang, G.-J., & Huang, I. 2012. A Project-
Keller. Tersedia based Digital Storytelling Approach for
pada:http://learningtheori.wordpress.com/2010/0 Improving Students' Learning Motivation,
3/08/model-arcs-keller. (diakses pada : 24 Problem-Solving Competence and Learning
Pebruari 2012) Achievement. Educational Technology &
Huang, D.W., Diefes-Dux, H., Imbrie, P.K., Daku, B and Society. Vol. 15 (4), pp 368–379.
Kallimani, J.G. 2004.Learning Motivation Margueratt, D. 2007. Improving Leaner Motivation
Evaluation for a Computer-based Instructional Through Enanced Instructional Design. Thesis
Tutorial UsingARCS Model of Motivational Master of Distance Education. Atabasca
Design. 34th ASEE/IEEE Frontiers in Education University.
Trumper, Ricardo. 2006. Factors Affecting Junior High
School Students Interest In Biology. Science
Education International. Vol. 17 (1), pp. 31-48.

Anda mungkin juga menyukai