Anda di halaman 1dari 29

MODUL PEMBELAJARAN KEJURUAN

“Model Motivasi ARCS ( Attention, Relevation, Confidence, Dan Satisfaction ) Dan


Penerapannya Dalam Mata Pelajaran Praktik Kerja Kayu”

Dosen Pengampu:
Drs. Sutarto M.Sc., Ph.D.

Disusun Oleh
Rizki Ilham Sadewandai (15505241063)
Ahmad Zaky Muyaman (15505241076)
Almer Priya Adfaomi (15505241078)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
PENDAHULUAN

Pada dasarnya, kondisi dalam kelas menunjukkan deskripsi yang sangat kompleks,
yang terdiri dari berbagai jenis seperti kepribadian, potensi, latar belakang kehidupan, serta
masalah belajar. Gambaran tersebut akan terasa lebih kompleks karena seorang pengajar juga
membawa aneka ragam kepribadian, selera, serta berbagai resep yang diperoleh dari
pengalaman mereka mengajar sebelumnya.
Sebagai seorang pengajar harus dapat memotivasi belajar pembelajar dalam segala
situasi. Seorang pengajar harus mempunyai metode tersendiri untuk memberikan dorongan
pada pemelajar agar mereka mau berubah dan mampu mencapai hasil yang memuaskan.
Metode yang dilakukan dengan menggunakan prinsip dasar motivasi, yaitu bahwa
setiap orang hanya mau mempelajari hal-hal yang menarik perhatiannya saja dan apa
manfaatnya bagi dirinya. Agar belajar menjadi menarik dan bermanfaat ialah dengan
mengikutsertakan pembelajar secara dalam memilih, menyusun rencana, dan ikut terjun
pada situasi belajar. Konsekuensinya adalah pembelajar dapat merasakan suatu tingkat
pencapaian kekuatan dan penguasaan dalam belajar dan kemudian bertanggung jawab untuk
melakukan rencana yang telah mereka susun itu.
Keberhasilan setiap siswa/siswi dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh
factor dari dalam individu maupun dari luar individu. Factor dari dalam individu meliputi
fisik dan psikis , contoh factor psikis diantaranya adalah motivasi. Menurut Imron (1996)
ternyata motivasi berasal dari bahasa Inggris motivation yang memiliki arti dorongan
pengalasan dan motivasi. Dalam berkompetensi secara sehat apabila siswa/siswi mempunyai
tingkat motivasi yang tinggi maka akan mendapatkan tingkat keberhasilan yang tinggi pula,
tetapi jika siswa/siswi mempunyai tingkat motivasi yang rendah pula maka tingkat
keberhasilannya sulit untuk tercapai. Pada hakikatnya motivasi sendiri dibedakan menjadi
dua bagian yang terdiri yang terdiri dari motivasi intrinsic ( dalam diri sendiri) dan motivasi
ekstrinsik ( pengaruh dari orang lain). Pada dasarnya antara motivasi intrinsic dan motivasi
ekstrinsik realitanya yang lebih memiliki pengaruh besar terhadap diri sendiri atau disebut
sebagai motivasi intrinsic. Kenapa ? karena setiap individu akan lebih percaya pada motivasi
dari dari dalam dirinya sendiri sebab kalau motivasi ekstrinsik bisa membuat motivasinya
menurun karena hal-hal tertentu yang menurut individu tersebut bisa membuat siswa tidak
bersemangat dalam berprestasi.
Menurut Nara (2010) secara umum, terdapat dua peranan penting motivasi dalam
belajar, pertama motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar mengajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai
satu tujuan. Kedua, motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah,
semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi
mempunyai energy yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar.
Seiring perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan, seorang guru harus
memperhatikan strategi belajar mengajarnya, sehingga tercipta situasi yang efektif dan
efisien sesuai dengan pokok bahasan materi pelajaran yang akan diajarkan dan
memperhatikan anak didik dalam proses pembelajaran. Tetapi di luar sana proses kegiatan
pembelajaran di kelas masih masih terbilang hanya berfokus pada 1 titik yaitu guru sebagai
sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar untuk
dapat meningkatkan perhatian dan memotivasi peserta didik yang pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil peserta didik. Metode belajar yang dapat meningkatkan perhatian dan
memotivasi peserta didik adalah pembelajaran dengan menggunakan metode model
motivasiARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction). Pada dasarnya model
motivasi ARCSsendiri memiliki 4 kategori kondisi motivasional yang sangat penting untuk
dipraktekkan supaya motivasi peserta didik bisa terpelihara dalam usaha menghasilkan
pembelajaran yang sangat menarik, bermakna, dan memberikan sebuah tantangan tersendiri.
Keempat kategori kondisi motivasional tersebut dijelaskan sebagai berikut.
Menurut Nara (2010) Attention yaitu dorongan rasa ingin tahu yang terjadi muncul
karena adanya rangsangan melalui elemen-elemen baru, aneh, lain dengan yang sudah ada,
dan kontradiktif/kompleks. Nara (2010) Relevance merupakan adanya hubungan yang
ditunjukkan antara materi pembelajaran, kebutuhan, dan kondisi peserta didik. motivasi akan
terpeliharan apabila peserta didik menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan
pribadi, atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegangnya.
Konsep percaya diri berhubungan erat dengan keyakinan pribadi bahwa dirinya
memiliki kemampuan untuk melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasil.
Keberhasilan dalam mencapai tujuan akan menghasilkan kepuasan, perasaan puas peserta
didik juga dapat dicapai melalui pujian ataupun reward yang diberikan oleh seorang guru.
Peserta didik biasanya akan senang bila mendapat hadiah dari gurunya, apabila peserta didik
mendapatkan hadiah tersebut bertepatan dengan momen-momen pentingnya. Selain hadiah,
pemberian itu juga dapat berdampak positif.
PETUNJUK MENGGUNAKAN MODUL

Baca materi

Jawab soal

Cek kunci jawaban

Jawaban benar Jawaban ada yang


semua salah

Lanjut baca materi berikutnya


MATERI 1
Pengertian Model Motivasi ARCS

A. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa latin “Movere” yang berarti “Menggerakkan”.


Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan
atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence)
pada tingkah laku tersebut. Sedangkan menurut Winkels (1987) motivasi adalah adanya
penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai tujuan tertentu.

Motivasi dipandang sebagai pendorong mental yang menggerakkan dan


mengarahkan perilaku seseorang, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi
terkandung keinginan untuk mengaktifkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap
dan perilaku individu untuk belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman
(2004: 85) yang menyatakan motivasi sebagai pendorong usaha dan pencapaian
prestasi. Seseorang melakukan usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi
yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain,
dengan adanya usaha yang tekun dan didasari motivasi, maka seseorang yang
belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang
akan sangat menentukan tingkat hasil belajarnya.

Suryabrata (2005:70) berpendapat bahwa motivasi adalah keadaan dalam pribadi


seseorang yang mendorong individu melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk
mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut pendapat Donald (Sardiman 2007: 73)
ada tiga elemen penting dalam motivasi, yaitu motivasi mengawali perubahan
energi pada diri manusia, motivasi ditandai dengan munculnya rasa dan afeksi
seseorang, dan motivasi dirangsang karena adanya tujuan.

Dalam melakukan kegiatan belajar diperlukan adanya motivasi, belajar akan


menjadi optimal apabila ada motivasi. Oleh karena itu, Djamarah (2002: 123)
mengungkapkan ada tiga fungsi motivasi, yaitu sebagai pendorong, penggerak,
dan pengarah perbuatan. Sebagai pendorong maksudnya adalah motivasi tersebut
digunakan sebagai dasar setiap individu untuk melakukan perbuatan. Motivasi
sebagai penggerak merupakan motor dari setiap kegiatan atau perbuatan yang
dilakukan oleh seseorang. Sedangkan motivasi sebagai pengarah yakni bertujuan
kepada apa yang hendak dicapai oleh seseorang. Motivasi belajar ada pada diri
setiap individu dalam melakukan setiap kegiatan, termasuk siswa dalam belajar.
Motivasi dalam belajar dapat berasal dari dalam diri maupun dari luar diri siswa.
Sardiman (2007:86-91) membedakan motivasi menjadi 2, yaitu:
1) motivasi intrinsik, yaitu semua faktor yang berasal dari diri individu dan
memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik memiliki
pengaruh yang lebih efektif karena relatif lebih lama dan tidak tergantung
pada motivasi dari luar.
2) motivasi ekstrinsik, yaitu semua faktor yang berasal dari luar diri individu
tetapi berpengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Motivasi ekstrinsik berisi
tentang penyesuaian tugas dengan minat, respon yang penuh variasi, respon
siswa, kesempatan siswa untuk menyesuaikan tugas, dan adanya kegiatan
yang menarik dalam belajar.

B. Peranan Motivasi dalam Belajar

Secara konseptual, motivasi berkaitan erat dengan prestasi atau perolehan belajar.
Pembelajaran yang tinggi motivasi, umumnya baik perolehan belajarnya. Sebaliknya,
pembelajaran yang rendah motivasinya, rendah pula perolehan belajarnya. Demikian
juga pembelajaran yang sedang-sedang saja motivasinya, umumnya perolehan
belajarnya juga sedang-sedang saja.

Banyak riset yang membuktikan bahwa tingginya motivasi dalam belajar


berhubungan dengan tingginya prestasi belajar. Bahkan pada saat ini, kaitan antara
motivasi dengan perolehan dan/atau prestasi ini tidak hanya dalam belajar. Dalam kerja
pun motivasi juga sangat penting. Salah satu hasil penelitian juga menunjukan bahwa
siswa yang mempunyai motivasi berprestasi umumnya juga mempunyai prestasi yang
lebih tinggi. Pegawai atau karyawan yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi juga
menunjukkan prerformansi professional yang diharapkan atau diatas rata-rata teman atau
sejawatnya.

Bahkan dewasa ini, ada juga yang mengembangkan motivasi berprestasi atau
motivasi belajar ini menjadi motif berkompetensi. Yang dimaksud dengan motivasi
kompetensi adalah dorongan-dorongan untuk menguasai kompetensi keahliannya.
Terbukti dengan jelas bahwa mereka yang mempunyai motivasi kompetensi yang tinggi
cenderung lebih menguasai bidang-bidangnya dibandingkan dengan mereka yang
rendah motif kompetensinya.

Oleh karena itu, motivasi belajar sangat urgen dalam peningkatan perolehan belajar.
Dalam khasanah kepustakaan kependidikan, motivasi sering disebut secara berulang
sebagai variable yang banyak menentukan perolehan belajar. Bahkan orang yang sukses
di segala bidang, lebih banyak disebabkan oleh tingginya motivasi yang mereka punyai.

C. Model Motivasi ARCS

Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), dikembangkan oleh


Keller dan Kopp (1987) sebagai jawaban pertanyaan bagaimana merancang
pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi dan hasil belajar. Model
pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan (expectancy value
theory) yang mengandung dua komponen yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan
dicapai dan harapan (expectancy) agar berhasil mencapai tujuan itu. Dari dua komponen
tersebut oleh Keller dikembangkan menjadi empat komponen. Keempat komponen
model pembelajaran itu adalah attention, relevance, confidence dan satisfaction dengan
akronim ARCS (Keller dan Kopp, 1987: 289-319).

Models ARCS adalah model yang terkenal dalam model rekabentuk instruksi yang
digunakan secara meluas. Model ARCS berakar umbi pada banyak teori dan konsep
motivasi, khasnya teori jangkaan-nilai atau expectancy-value (contohnya Vroom, 1964;
Porter dan Lawler, 1968).

Dalam teori jangkaan, "usaha" dikenalpastikan sebagai hasilan utama yang boleh
diukur. Supaya "usaha' boleh berlaku, dua prasyarat mesti ditetapkan - (1) orang
berkenaan mesti menghargai tugas, dan (2) orang tersebut mesti percaya ia boleh berjaya
melakukan tugas. Justeru itu, dalam situasi instruksi, tugasan pembelajaran mesti
disembahkan dalam cara yang melibatkan dan bererti kepada pelajar; dan dapat
menggalakkan jangkaan positif akan kejayaan pencapaian objektif-objektif
pembelajaran.

Models ARCS mengenal pasti empat komponen strategi yang penting untuk
memotivasikan instruksi:

 [A]ttention / Perhatian - strategi untuk memberangsang dan mengekalkan rasa ingin tahu
dan minat
 [R]elevance / Perkaitan - strategi untuk menghubungkan keperluan, minat dan motif
pelajar.
 [C]onfidence / Keyakinan - strategi untuk membantu pelajar membangunkan jangkaan
positif untuk kejayaan pencapaian pembelajaran; dan
 [S]atisfaction / Kepuasan - strategi untuk membekalkan pengukuhan ekstrinsik dan
instrinsik. (Keller, 1983)
SOAL LATIHAN

Kerjakanlah soal – soal berikut dengan seksama!


1. Keberhasilan dalam karir atau sebuah pekerjaan ditentukan oleh seberapa besar motivasi
seseorang Benar atau Salah
2. Motivasi terbentuk dari keadaan atau pola pikir seseorang yang menentukan aktivitasnya
sehari-hari Benar atau Salah
3. Semua tindakan hanya akan terlaksana jika memiliki motivasi Benar atau Salah
4. motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan Benar atau Salah
5. Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), dikembangkan oleh
Keller dan Kopp (1987) Benar atau Salah
MATERI 2
KARAKTERISTIK MODEL MOTIVASI ARCS

A. Attention (Perhatian)

1. Pengertian Attention (Perhatian)

Attention yaitu keaktifan jiwa yang diarahkan pada sesuatu objek, baik di
dalam maupun di luar dirinya. Didefinisikan sebagai suatu strategi kognitif yang
mencakup empat keterampilan, yaitu:
a. berorientasi ke suatu masalah
b. meninjau sepintas masalah
c. memusatkan diri pada aspek-aspek yang relevan
d. mengabaikan stimuli yang tidak relevan.
Perhatian itu merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang
menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran
terhadap satu objek. Perhatian (attention) adalah pemusatan atau pemfokusan usaha
mental. Perhatian juga bersifat selektif dan beralih. Maksud dari bersifat selektif
adalah memusatkan perhatian kepada stimuli tertentu yang dianggapnya penting dan
mengabaikan stimuli yang lain yang dianggap tidak penting. Sedangkan dapat beralih
pada saat memperhatikan suatu hal tertentu, perhatian dapat beralih ke hal yang lain.
Peserta didik dapat kapan saja mengalihkan perhatiannya dari materi atau satu hal ke
hal lain atas kemauannya sendiri tanpa perlu ada perangsangan eksternal untuk
mengalihkan perhatiannya. Yang dimaksud perhatian (attention) dalam motivasi
ARCS adalah strategi untuk merangsang dan menimbulkan rasa ingin tahu dan minat.
Motivasi adalah unsur utama dalam belajar dan belajar tidak akan berlangsung
tanpa perhatian. Anak memperhatikan sesuatu secara spontan segera setelah diberi
perangsang. Hal ini dikarenakan peserta didik tertarik terhadap hal tersebut. Di dalam
proses belajar-mengajar perhatian merupakan faktor utama yang jelas besar
pengaruhnya. Artinya, peserta didik yang mau belajar harus memiliki atensi atau
perhatian terhadap materi yang akan dipelajari. Dengan adanya perhatian yang besar,
maka peserta didik dapat menerima dan memilih stimuli yang relevan untuk diproses
lebih lanjut di antara sekian banyak stimuli yang datang dari luar.
Intensitas perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran berbeda-beda
antara yang satu dengan yang lain. Ada yang dapat mempertahankan perhatian itu
dari awal pelajaran sampai berakhirnya pelajaran. Ada yang hanya memperhatikan
pada saat awal pelajaran, bahkan ada pula yang sama sekali tidak memusatkan
perhatian dari awal sampai akhir. Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya
kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin, maka perhatian
dibagi dua, yaitu; perhatian intensif dan perhatian tidak intensif. Semakin banyak
kesadaran yang menyertai suatu aktivitas atau pengalaman batin berarti semakin
intensif perhatiannya, sedangkan jika makin intensif perhatian yang menyertai suatu
aktivitas maka akan semakin sukseslah aktivitas tersebut. Perhatian dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu faktor luar
dan faktor dalam.
Termasuk dalam faktor luar adalah faktor-faktor yang terdapat pada objek
yang diamati itu sendiri, yaitu intensitas atau ukuran, kontras, pengulangan dan
gerakan. Sedangkan termasuk dalam faktor dalam adalah faktor-faktor yang terdapat
dari dalam diri individu si pengamat, yaitu motif, kesediaan, dan harapan. Perhatian
merupakan faktor penting dalam pembelajaran. Menurut Woodruff seperti dikutip
oleh Callahan (1996: 23) bahwa sesungguhnya belajar tidak terjadi tanpa ada minat
atau perhatian. Keller seperti dikutip Reigeluth (1987: 383-430) menyatakan bahwa
dalam kegiatan pembelajaran minat atau perhatian tidak hanya harus dibangkitkan
melainkan juga harus dipelihara selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Oleh karena itu, guru harus membangkitkan dan memelihara minat atau
perhatian peserta didik guna menumbuhkan keingintahuan peserta didik dalam setiap
mengikuti kegiatan pembelajaran. Perhatian peserta didik dapat bangkit antara lain
karena dorongan ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa ingin tahu peserta didik perlu
dirangsang. Dengan demikian perhatian akan terpelihara selama proses pembelajaran
berlangsung atau bahkan lebih lama lagi. Rasa ingin tahu peserta didik dapat
dirangsang melalui cara-cara baru, unik, atau cara yang sudah ada.

2. Strategi Untuk Meningkatkan Perhatian Peserta didik

Perhatian merupakan alat yang berguna dalam usaha mempengaruhi hasil


belajar peserta didik. Strategi untuk merangsang minat dan perhatian peserta didik
dapat dilakukan dengan cara seperti di bawah ini :
a. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, contoh: ceramah, diskusi,
bermain peran, simulasi, curah pendapat, demonstrasi, studi kasus, dan lain
sebagainya.
b. Menggunakan media untuk melengkapi penyampaian bahan kajian, contoh:
transparansi, film, video, tape, dan sebagainya.
c. Menggunakan humor dalam pembelajaran.
d. Menggunakan peristiwa nyata (anekdot dan contoh-contoh) untuk memperjelas
konsep yang diutarakan.
e. Menggunakan teknik bertanya guna melibatkan peserta didik.

B. Relevance (kegunaan)

1. Pengertian relevance (kegunaan)

Relevance merupakan adanya hubungan antara kebutuhan dengan motivasi,


yaitu berhubungan dengan kehidupan peserta didik baik berupa pengalaman sekarang
atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan karir sekarang
atau yang akan datang (Keller, 1987: 2-9). Sebagai peserta didik yang mulai belajar
di kelas, mereka membawa sikap dan kebutuhan-kebutuhan. Keduanya, sikap dan
kebutuhan mempengaruhi motivasi dan partisipasi di dalamnya. Jika peserta didik
merasa kegiatan pembelajaran yang mereka ikuti memiliki nilai, bermanfaat dan
berguna bagi kehidupan mereka, maka akan terdorong mempelajarinya karena
memiliki relevansi dengan kebutuhan mereka, dan memiliki tujuan yang jelas.
Artinya, motivasi belajar akan tumbuh bila peserta didik mengakui bahwa materi
belajar mempunyai manfaat langsung secara pribadi.
Kata relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan
kebutuhan dan kondisi peserta didik. Motivasi peserta didik akan bangkit dan
berkembang apabila mereka merasakan bahwa apa yang dipelajari itu memenuhi
kebutuhan pribadi, bermanfaat serta sesuai dengan nilai yang diyakini atau
dipegangnya. Sesuatu yang memiliki arah tujuan, dan sasaran yang jelas serta ada
manfaat yang relevan dengan kehidupan akan mendorong individu untuk mencapai
tujuan tersebut. Dengan tujuan yang jelas mereka akan mengetahui kemampuan apa
yang akan dimiliki dan pengalaman apa yang akan didapat. Mereka juga akan
mengetahui kesenjangan antara kemampuan baru itu sehingga kesenjangan tadi dapat
dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali. Kebutuhan pribadi (basic needs)
dikelompokkan ke dalam tiga kategori sebagai berikut :
a. Nilai motif pribadi (personal motive value) mencakup kebutuhan untuk
berprestasi (needs for achievement), kebutuhan untuk berkuasa (needs for
power), dan kebutuhan untuk berafiliasi atau berteman (needs for affiliation).
b. Nilai motif instrumental, berarti bahwa keberhasilan dalam mengerjakan tugas
dianggap sebagai indikasi atau sebagai langkah untuk mencapai keberhasilan
berikutnya.
c. Nilai motif kultural, berarti tujuan yang ingin dicapai itu sesuai dengan nilai yang
diyakini dan dipegang oleh kelompok yang menjadi acuan peserta didik.

2. Strategi untuk menunjukkan relevansi

Suciati mengemukakan bahwa strategi untuk menunjukkan relevansi adalah


sebagai berikut :
a. Sampaikan kepada peserta didik apa yang dapat mereka peroleh dan lakukan
setelah mempelajari materi pembelajaran. Ini berarti guru harus menjelaskan
instruksional.
b. Jelaskan manfaat pengetahuan, keterampilan atau sikap serta nilai yang akan
dipelajari, dan bagaimana hal tersebut dapat diaplikasikan dalam pekerjaan dan
kehidupan nanti.
c. Berikan contoh, latihan, atau tes yang langsung berhubungan dengan kondisi
peserta didik atau profesi tertentu.

C. Confidence (percaya diri)

1. Pengertian confidence (percaya diri)

Rasa percaya diri (self-esteem) adalah dimensi evaluatif yang menyeluruh dari
diri. Rasa percaya diri juga disebut harga diri atau gambaran diri. Secara terminologi
percaya diri adalah keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu
menangani segala situasi dengan tenang. Menurut Tarsis Tarmuji percaya diri adalah
kemampuan untuk memecahkan problem secara kreatif, membuat orang lain merasa
lega, melenyapkan rasa takut dan bimbang yang dapat memojokkannya jika
membiarkannya. Orang yang percaya pada dirinya sendiri akan merasa yakin
terhadap kemampuan dirinya sehingga dapat menyelesaikan masalahnya karena
mereka tahu apa yang dibutuhkan dalam hidupnya serta mempunyai sikap positif
yang didasari keyakinan dan kemampuannya.
Menurut Norman Vincent Peale dalam bukunya The Power Of Positive
Thinking, "seseorang pastilah tidak mungkin menjadi sungguh-sungguh berbahagia
atau sukses tanpa memiliki rasa percaya diri yang mendasar. Rasa diri memang
mutlak dibutuhkan agar bisa merasa bahagia dalam menjalani kehidupan."
Kepercayaan diri merupakan suatu konsep yang menarik. Rasa diri yang sejati berarti
memiliki beberapa hal yang meliputi integritas diri, wawasan pengetahuan,
keberanian, sudut pandang yang luas dan harga diri yang positif.
Merasa diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat
berinterelasi dengan lingkungan. Bandura (1977) mengembangkan lebih lanjut
konsep tersebut dengan mengajukan "self-efficacy". Konsep tersebut berhubungan
dengan keyakinan pribadi bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan
suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan. Setiap orang bisa menjadi lebih percaya
diri. Alasan utama kurang percaya diri adalah karena tidak mengetahui apa
sebenarnya yang bisa dilakukan dan tidak mempunyai cukup pengalaman.
Untuk memperjelas pengertian percaya diri, Zakiah Daradjat memberi
gambaran tentang timbulnya percaya diri, yaitu apabila setiap rintangan dan halangan
dapat dihadapi dengan sukses, sukses yang dicapai itu akan membawa kegembiraan,
dan kegembiraan akan membawa kepercayaan diri selanjutnya kepercayaan pada diri
akan dihadapi dengan hati yang tenang sehingga penganalisaan problem itu dapat
dilakukan. Percaya diri banyak kaitannya berhubungan dengan orang lain,
kepercayaan pada diri sendiri itu ditentukan oleh pengalaman-pengalaman sejak
kecil, sukses dan suasana menggembirakan akan menambah kepercayaan pada diri
dan akan mempengaruhi pula sukses-sukses di masa yang akan datang, sebaiknya
situasi dan kegagalan yang mengecewakan akan mempengaruhi kepercayaan pada
diri dan akan mengakibatkan pula kegagalan-kegagalan yang berikutnya.
Adapun lawan dari percaya diri adalah rendah diri. Kepercayaan diri
berbanding lurus dengan konsep diri. Semakin baik konsep diri, maka akan semakin
kuat percaya diri. Demikian sebaliknya, semakin buruk konsep diri, maka akan
semakin lemah rasa percaya diri. Kepercayaan diri ini selanjutnya akan menentukan
seberapa besar potensi atau kemampuan diri yang digunakan, seberapa baik dan
efektifnya sebuah tindakan dan tentu saja akhirnya akan menentukan hasil yang
didapatkan.
Menurut Bandura seperti dikutip oleh Gagne dan Driscoll (1988: 70)
seseorang yang memiliki rasa percaya diri tinggi cenderung akan berhasil
bagaimanapun kemampuan yang ia miliki. Sikap dimana seorang merasa yakin,
percaya dapat berhasil mencapai sesuatu akan mempengaruhi mereka bertingkah laku
untuk mencapai keberhasilan tersebut. Sikap ini akan mempengaruhi kinerja aktual
seseorang, sehingga perbedaan dalam sikap ini menimbulkan perbedaan dalam
kinerja.
Sikap percaya, yakin atau harapan akan berhasil mendorong individu
bertingkah laku untuk mencapai suatu keberhasilan. Sikap percaya diri, yakin akan
berhasil ini perlu ditanamkan pada peserta didik untuk mendorong mereka agar
berusaha dengan maksimal guna mencapai keberhasilan yang optimal. Artinya untuk
belajar secara efektif, perlu dihilangkan rasa kekhawatiran dan rasa ketidakmampuan
dalam diri peserta didik. Peserta didik perlu percaya bahwa ia mampu dan bisa
berhasil dalam mempelajari sesuatu.
Oleh sebab itu, pada diri peserta didik perlu ditumbuhkan harapan positif
untuk berhasil. Prinsip yang perlu dikembangkan adalah bahwa motivasi itu akan
tumbuh, berkembang, dan meningkat sejalan dengan tumbuh, berkembang, dan
meningkatnya harapan atau cita-cita untuk berhasil. Harapan atau cita-cita ini
seringkali dipengaruhi oleh pengalaman keberhasilan masa sebelumnya. Dengan
demikian ada korelasi antara pengalaman berhasil dan motivasi.
Motivasi dapat memacu dan menghasilkan ketekunan yang membawa serta
mengarahkan keberhasilan (prestasi). Selanjutnya, pengalaman berhasil akan
memotivasi seseorang untuk melaksanakan tugas berikutnya. Dari uraian di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa sikap percaya diri merupakan sikap yakin bahwa dirinya
benar, kuat dan mampu dalam menghadapi masalah yang datang. Mengingat betapa
pentingnya rasa percaya diri, tugas bagi guru untuk menumbuhkan rasa percaya diri
pada peserta didik, sehingga mereka merasa mampu dalam setiap pelajaran apapun.

2. Strategi untuk meningkatkan rasa percaya diri


Strategi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kepercayaan diri antara lain :
a. Meningkatkan harapan peserta didik untuk berhasil, dengan memperbanyak
pengalaman keberhasilan peserta didik. Misalnya, mempersiapkan pembelajaran
agar dengan mudah dipahami peserta didik, diurutkan dari materi yang mudah ke
materi yang sukar.
b. Menyusun pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga
peserta didik tidak dituntut untuk mempelajari terlalu banyak konsep baru
sekaligus.
c. Meningkatkan harapan peserta didik untuk berhasil dengan menyatakan
persyaratan untuk berhasil. Hal ini dapat dilaksanakan dengan menyampaikan
tujuan pembelajaran dan kriteria tes atau ujian pada awal proses pembelajaran.
Hal ini dilakukan agar membantu peserta didik mempunyai gambaran yang jelas
mengenai apa yang diharapkan.
d. Meningkatkan harapan peserta didik untuk sukses dengan menggunakan strategi
kontrol. Keberhasilan terletak pada diri peserta didik sendiri. Misalnya, dengan
mencantumkan strategi pembelajaran dan kriteria untuk menentukan berhasil atau
tidaknya peserta didik dalam silabus atau rencana pembelajaran.
e. Menumbuhkembangkan kepercayaan diri peserta didik dengan mengatakan
"nampaknya kalian telah memahami konsep yang saya ajarkan dengan baik",
serta menyebutkan kelemahan peserta didik sebagai "hal yang masih perlu
diperbaiki".
f. Memberikan umpan balik yang konstruktif selama proses pembelajaran, agar
peserta didik mengetahui serta memahami bagaimana kepribadiannya selama
masa pendidikan mereka dan memperbaiki kelemahan mereka.

D. Satisfaction (kepuasan)

1. Pengertian satisfaction (kepuasan)

Menurut Arthur S. Reber, dan Emiliy Reber dalam The Penguin Dictionary
Of Psychology, "satisfaction an emotional state produced by achieving some goal".
"kepuasan adalah suatu perasaan yang dihasilkan dari tercapainya citacita/
tujuan". Sedangkan menurut J. P. Chaplin dalam kamus
lengkappsikologi satisfaction (satisfaksi) merupakan keadaan kesenangan dan
kesejahteraan, disebabkan karena orang telah mencapai satu tujuan atau sasaran.
Kepuasan adalah perasaan gembira, perasaan ini dapat positif timbul kalau orang
mendapatkan penghargaan terhadap dirinya. Perasaan ini akan meningkat pada harga
diri kelak.
Keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan,
dan peserta didik akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa.
Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik
yang berasal dari dalam, maupun yang berasal dari luar peserta didik. Untuk
meningkatkan dan memelihara motivasi peserta didik guru dapat menggunakan
penguatan (reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan, dan sebagainya.
Reinforcement atau penguatan yang dapat memberikan rasa bangga dan puas
pada peserta didik adalah penting dan perlu dalam proses pembelajaran. Artinya
bahwa motivasi belajar harus mampu menghasilkan rasa puas guna menyokong atau
mendorong tumbuhnya keinginan untuk tetap belajar. Misalnya guru memberikan
pujian atau hadiah bagi peserta didik yang menunjukkan usaha yang baik,
memberikan angka tinggi terhadap prestasi yang diraihnya. Tidak menyalahkan
pekerjaan atau jawaban peserta didik secara terbuka sekalipun pekerjaan atau jawaban
tersebut belum memuaskan. Bentuk-bentuk kesuksesan yang dapat menghasilkan
kepuasan antara lain: pekerjaan sukses, belajar berhasil, permainan menyenangkan,
dan penyelesaian masalah. Rasa puas atau kepuasan atas hasil tertentu akan membuat
peserta didik berusaha mengulangi kembali keberhasilan tersebut bahkan memberi
daya dorong untuk berbuat kepada tingkat yang lebih tinggi dan berat.
Menurut Keller berdasarkan teori kebanggaan, rasa puas dapat timbul dalam
individu sendiri yang disebut kebanggaan instrinsik dimana individu merasa puas dan
bangga telah berhasil mengerjakan, mencapai atau mendapat sesuatu. Kebanggaan
dan rasa puas ini juga dapat timbul karena pengaruh dari luar individu, dari orang lain
atau lingkungan yang disebut kebanggan ekstrinsik (Keller dan Kopp, 1987: 2-9).
Strategi dalam menciptakan kepuasan.
2. Strategi untuk meningkatkan kepuasan peserta didik, antara lain dengan cara
a. Gunakan pujian secara verbal dan umpan balik yang informatif, bukan ancaman
atau sejenisnya.
b. Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk segera menggunakan atau
mempraktekkan pengetahuan yang baru dipelajari.
c. Minta kepada peserta didik lain yang telah menguasai suatu keterampilan atau
pengetahuan untuk membantu temannya yang belum berhasil.
d. Bandingkan prestasi peserta didik dengan prestasi guru sendiri di masa lalu atau
dengan suatu standar tertentu, bukan dengan peserta didik yang lain.
SOAL LATIHAN

Kerjakanlah soal – soal berikut dengan seksama!


1. Muncul didorong rasa ingin tahu, rasa ingin tahu seseorang dirangsang melalui elemen-
elemen yang baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, kontradiktif atau kompleks
merupakan penjelasan dari attention Benar atau Salah
2. Menunjukan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi
siswa merupakan penjelasan dari satisfaction. Benar atau Salah
3. empat komponen model pembelajaran motivasi ARCS adalah affection, relevance,
confidence dan satisfaction dengan akronim ARCS Benar atau Salah
4. percaya diri adalah keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu menangani
segala situasi dengan tenang. Benar atau Salah
5. Motivasi peserta didik akan bangkit dan berkembang apabila mereka merasakan bahwa
apa yang dipelajari itu memenuhi kebutuhan pribadi, bermanfaat serta sesuai dengan
nilai yang diyakini atau dipegangnya. Benar atau Salah
MATERI 3
PENERAPAN MODEL MOTIVASI ARCS PADA BIDANG BAHAN BANGUNAN

Adapun penerapan model pembelajaran ARCS adalah sebagai berikut:

1) Mengingatkan kembali siswa pada konsep yang telah dipelajari

Pada langkah ini, guru menarik perhatian siswa dengan cara mengulang kembali pelajaran
atau materi yang telah dipelajari siswa dan mengaitkan materi tersebut dengan materi
pelajaran yang akan disajikan. Dengan cara ini, siswa akan merasa tertarik serta termotivasi
untuk memperoleh pengetahuan yang baru yaitu materi pelajaran yang akan disajikan.

2) Menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran (R)

Pada langkah ini, guru mendeskripsikan tujuan dan manfaat pembelajaran yang akan
disajikan. Penyampaian tujuan dan manfaat pembelajaran ini dapat dilakukan dengan cara
yang bervariasi tapi masih tetap mengacu pada prinsip perbedaan individual siswa sehingga
keseluruhan siswa dapat menangkap tujuan dan manfaat pembelajaran yang akan disajikan
serta dapat mengetahui hubungan atau keterkaitan antara materi pembelajaran yang disajikan
dengan pengalaman belajar siswa tersebut.

3) Menyampaikan materi pelajaran (R)

Pada langkah ini, guru menyampaikan materi pembelajaran secara jelas dan terperinci.
Penyampaian materi ini dilakukan dengan cara atau strategi yang dapat memotivasi siswa
yaitu dengan cara menyajikan pembelajaran tersebut dengan menarik sehingga dapat
menumbuhkan atau menjaga perhatian siswa; memberikan keterkaitan antara materi
pembelajaran yang disajikan dengan pengalaman belajar siswa ataupun berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari siswa; menumbuhkan rasa percaya diri siswa dengan cara memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya, memberikan tanggapan, ataupun mengerjakan
soal/latihan; dan menciptakan rasa puas di dalam diri siswa dengan cara memberikan
penghargaan atas kinerja atau hasil kerja siswa.

4) Menggunakan contoh-contoh yang konkrit (A dan R)

Pada langkah ini, guru memberikan contoh-contoh yang nyata serta ada hubungannya dengan
kehidupan sehari-hari siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
Adapun manfaat yang didapatkan dari penggunaan contoh yang konkrit ini adalah siswa
mudah memahami materi yang disajikan dan mudah mengingat materi tersebut. Tujuan
penggunaan contoh yang konkrit ini adalah untuk menumbuhkan atau menjaga perhatian
siswa (attention) dan memberikan kesesuaian antara pembelajaran yang disajikan dengan
pengalaman belajar siswa ataupun kehidupan sehari-hari siswa (relevance).
5) Memberi bimbingan belajar (R)

Pada langkah ini, guru memotivasi dan mengarahkan siswa agar lebih mudah dalam
memahami materi pembelajaran yang disajikan. Secara langsung, langkah ini dapat
meningkatkan rasa percaya diri siswa sehingga siswa tidak merasa ragu dalam memberikan
respon ataupun mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru. Pemberian
bimbingan belajar ini juga bermanfaat bagi siswa-siswa yang lambat dalam memahami suatu
materi pembelajaran sehingga siswa-siswa tersebut merasa termotivasi untuk memahami
materi pembelajaran yang disajikan.

6) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran (C dan S)

Pada langkah ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, menanggapi,
ataupun mengerjakan soal-soal mengenai materi pembelajaran yang disajikan. Dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi ini, siswa akan berkompetensi
secara sehat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Pemberian kesempatan kepada siswa
untuk berparisipasi dalam pembelajaran ini juga dapat menumbuhkan ataupun meningkatkan
rasa percaya diri siswa dan akhirnya juga dapat menimbulkan rasa puas di dalam diri siswa
karena merasa ikut terlibat dalam proses pembelajaran tersebut.

7) Memberi umpan balik (S)

Pada langkah ini, guru memberikan suatu umpan balik yang tentunya dapat merangsang pola
berfikir siswa. Setelah pemberian umpan balik ini, siswa secara aktif
menanggapi feedback dari guru tersebut. Pemberian feedback ini dapat menumbuhkan rasa
percaya diri siswa dan menimbulkan rasa puas dalam diri siswa.

8) Menyimpulkan setiap materi yang telah disampaikan di akhir pembelajaran (S)

Pada langkah ini, guru menyimpulkan materi pembelajaran yang baru saja disajikan dengan
jelas dan terperinci. Langkah ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya
memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi
yang baru mereka pelajari dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Secara tidak
langsung, langkah ini dapat menciptakan rasa puas di dalam diri siswa.

Pada bagian ini akan disampaikan contoh penerapan prinsip – prinsip motivasi
dalam suatu rancangan mata pelajaran praktik kerja kayu yang mengunakan pola “Sembilan
instruksional menurut Gagne”, serta melihat hubungannya dengan keterampilan mengajar
yang dikemukakan oleh IGAK Wardani.
Mata pelajaran : Praktik Kerja Kayu
Topik : Sambungan Bibir Miring

Peristiwa Penerapan prinsip-prinsip motivasi Keterampilan mengajar


Instruksional
1. Menimbulkan  Menimbulkan minat dan perhatian  Pada bagian ini ada
dan memusatkan dengan mengemukakan fungsi bebrapa keterampilan
perhatian sambungan bibir miring misalnya mengajar yang dapat
mahasiswa
pada pekerjaan kuda kuda kayu dilakukan misalnya :
dilakukan dengan mengatakan “ menggunakan
pada pekerjaan kuda kuda kayu pertanyaan lacak
menggunakan sambungan bibir Contoh : Kenapa
miring, apakah ada yang tahu menggunakan
mengapa menggunakan sambungan bibir miring
sambunagan bibir miring dalam ?
penyambungan balok kayu pada
kuda kuda kayu
2. Menyampaikan  Sampaikan tujuan pembelajaran  Keterampilan
tujuan “ Agar siswa dapat menganalisa memberikan acuan
pembelajaran sambungan bibir miring sebagai dengan mengemukakan
penyambung balok pada kuda kuda tujuan
kayu  Keterampilan
 Sampaikan juga relevansi masalah menjelaskan bagaimana
tersebut kepada siswa misalnya sambungan bibir miring
dengan mengatakan “ mungkin dapat memberi solusi
saat ini anda menggunakan paku sebagai alternative dan
atau baut dalam menyambungkan pengganti penggunaan
antar balok yang bersisian. paku dan baut sehingga
Masalah sambungan merupakan lebih ekonomis dan
hal yang menentukan perkuatan memberikan perkuatan
dari balok oleh karena itu maksimal
pemahaman mengenai masalah ini
akan sangat bermanfaat bagi anda
3. Mengingat  Guru bertanya tentang fungsi dari  Dapat dilakukan dengan
kembali konsep / sambungan bibir miring sebagai mengajukan pertanyaan
prinsip yang telah sambungan balok pada kuda kuda kepada siswa
dipelajari yang
kayu
merupakan
persyaratan
4. Menyampaikan  Guru menjelaskan tentang :  diperlukan keterampilan
materi 1. fungsi sambungan bibir menjelaskan. 5 tujuan
pembelajaran miring kegiatan menjelaskan
2. metode pekerjaan sambungan perlu diperhatiikan.
bibir miring Sebagai contoh :
3. mengetahui cacat pada guru agar berusaha
sambungan dan kayu mendorong dan
merangsang siswa untuk
berpikir dan bertanya,
misalnya
“ apa perbedaan
sambungan bibir miring
dengan sambungan yang
lainnya?” atau “
mengapa memilih
sambungan bibir miring
sebagai sambungan
kuda kuda kayu”
Guru perlu
menggunakan variasi
dengan menggunakan
berbagai media, gambar,
dan ilustrasi disamping
penjelasan verbal
5. memberikan  dilakukan dalam bentuk  keterampilan bertanya
bimbingan belajar pertanyaan yang bersifat petunjuk
misalnya
“ apakah anda melihat penggunaan
sambungan bibir miring pada kuda
kuda kayu dan penerapannya pada
struktur bangunan yang lainnya
6. memperoleh  memberikan suatu persoalan untuk  keterampilan mengelola
unjuk kerja siswa dapat diamati oleh siswa dengan proses kelompok
kasus berupa ilustrasi atau
pengamatan dengan memberikan
informasi informasi sebagai bahan
pembelajaran
7. memberikan  dilakukan secara verbal maupun  keterampilan
umpan balik non verbal, umpan balik memberikan penguatan
tentang diusahakan konstrukstif misalnya ‘ secara verbal
kebenaran
penggunaan sambungan bibir  keterampilan menyusun
pelaksanaan tugas
miring pada konstruksi kuda kuda seperangkat tes
kayu memiliki peran sebagai
sambungan yang efektif dalam
pekerjaan dan efisien dalam
pelaksanaan
8. mengukur /  memberi tes uraian atau tes  keterampilan menutup
mengevaluasi objektif sesuai dengan tujuan dan kelas
hasil belajar materi pembelajaran
9. memperkuat  dilakukan dengan cara : 
retensi dan 1. memberi rangkuman
transfer 2. merancang untuk
mengadakan review pada
kelas yang akan datang
3. memberi pengalaman untuk
menerapkan prinsip prinsip
pekerjaan sambungan bibir
miring misalnya melalui
keterlibatan dan pengamatan
siswa dalam praktik kerja
kayu di bengkel kayu
SOAL LATIHAN

Kerjakanlah soal – soal berikut dengan seksama!


1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran merupakan
penerapan model ARCS yang mencakup komponen confident dan satisfaction. Benar
atau Salah
2. Memberi umpan balik dalam pembelajaran merupakan penerapan model ARCS yang
mencakup komponen ? satisfaction
3. guru memberikan contoh-contoh yang nyata serta ada hubungannya dengan kehidupan
sehari-hari siswa sehingga siswa merasa tertarik merupakan penerapan model ARCS
yang mencakup komponen attention. Benar atau Salah
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran merupakan
penerapan model ARCS yang mencakup komponen relevan. Benar atau Salah

5. guru mendeskripsikan tujuan dan manfaat pembelajaran yang akan disajikan merupakan
penerapan model ARCS yang mencakup komponen relevan. Benar atau Salah
MATERI 4
KELEBIHAN MODEL MOTIVASI ARCS

Dengan adanya model ARCS ini diharapkan siswa maupun mahasiswa dapat
meningkatkan belajar pada akhirnya akan meninngkatkan kualitas siswa itu sendiri serta
meningkatkan komunikatif-dialogis didalam kelas. Pemahaman model ARCS ini pun harus
terus dikembangkan oleh guru sebagai ujung tombak dalam memotivasi para siswanya. Aktif
dan memberi arahan tentang apa yang harus dilakukan oleh siswa. Cara penyajian materi
dengan model ARCS ini bukan hanya dengan teori yang penerapannya kurang menarik.
Model motivasi yang diperkuat oleh rancangan bentuk pembelajaran berpusat pada siswa.
Penerapan model ARCS meningkatkan motivasi untuk mengulang kembali materi lainnya
yang pada hakekatnya kurang menarik

Berikut penjelasan mengenai model ARCS ini yaitu:

a. Attention (Perhatian)—Pembelajaran supaya menarik perhatian mahasiswa: metode


bevariasi, media yang menarik, ada humor, contoh nyata, tanya jawab.
b. Relevance (Relevansi)-–Ada hubungan antara materi dengan kebutuhan dan kondisi
mahasiswa: nilai personal, nilai instrumental, nilai kultural: menjelaskan manfaat dan
kegunaan, memberikan contoh-contoh, latihan, dan tes.
c. Confidence (Percaya Diri)—Merasa dirinya kompeten atau mampu dengan adanya
keberhasilan yang dicapai: meningkatkan harapan mahasiswa untuk berhasil, materi
perkuliahan disusun menjadi bagian-bagian kecil, menumbuh-kembangkan kepercayaan
mahasiswa.
d. Satisfaction (Kepuasan)—Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan
menghasilkan kepuasan. Strateginya: Gunakan pujian dan umpan balik, beri kesempatan
mahasiswa mempraktekkan apa yang baru dipelajari, menugasi yang menguasai untuk
membantu sesama teman, suruh mahasiswa membandingkan prestasinya dengan prestasi
sebelumnya.
SOAL LATIHAN

Kerjakanlah soal – soal berikut dengan seksama!


1. Penerapan model ARCS meningkatkan motivasi untuk mengulang kembali materi
lainnya yang pada hakekatnya kurang menarik. Benar atau Salah
2. Model motivasi yang diperkuat oleh rancangan bentuk pembelajaran berpusat pada
siswa. Benar atau Salah
3. Pasif dan kurang memberi arahan tentang apa yang harus dilakukan oleh siswa
merupakan kelebihan model ARCS Benar atau Salah
4. model ARCS ini diharapkan siswa maupun mahasiswa dapat meningkatkan belajar pada
akhirnya akan meninngkatkan kualitas siswa itu sendiri serta meningkatkan
komunikatif-dialogis didalam kelas Benar atau Salah
5. Ada hubungan antara materi dengan kebutuhan dan kondisi mahasiswa merupakan
penerapan komponen attention. Benar atau Salah
MATERI 5
KELEMAHAN MODEL MOTIVASI ARCS

fungsi motivasi ini harus disepakati bahwa motivasi itu untuk memberikan
impact terhadap siswa atau mahsiswa dalam proses belajar dan jangka waktu yang lama
sehingga belajar menjadi kebutuhan. Pun manusia adalah makhluk yang aktif atau autoaktif.
Serta besaran tingkatan motivasi seseorang dengan orang lain tidaklah sama. Dalam buku
Pengantar pedagogic disebutkan motivasi dapat divisualkan dari apa perbuatan yang
dihasilkannya. Beberapa aspek visual itu ialah:

a. Seberapa besar tenaga yang dipergunakan


b. Seberapa besar gigihnya usaha meskipun menghadapi bermacam-macam rintangan
c. Untuk dapat mengungguli orang lain

Kelemahan dari teori motivasi yaitu hasil afektif siswa sulit dinilai secara kuantitatif,
perkembangan secara berkesinambungan melalui model ARCS ini sulit dijadikan penilaian.
Dalam model ARCS ini hanya memberikan motivasi dan proses dari ARCS tidak
memberikan efek ketika tidak adanya proses keberlanjutan. Terlebih kebutuhan motivasi
setiap orang berbeda-beda. Menurut Maslow kebutuhan tertentu merupakan dasar kebutuhan
yang lain. Maka dalam model ARCS ini mana dulu yang didahulukan menjadi suatu
kebingan tersendiri. Terlebih ketika dalam suatu kelas guru harus dihadapkan banyak siswa
dan mahasiswa yang kebutuhan motivasinya berbeda-beda. Tidak ada jaminan dengan
adanya model ARCS semua siswa dan Mahasiswa dapat menerimanya.

SOAL LATIHAN
Kerjakanlah soal – soal berikut dengan seksama!
1. Kelemahan dari teori motivasi yaitu hasil afektif siswa sulit dinilai secara kuantitatif
Benar atau Salah
2. Dalam model ARCS ini memberikan motivasi dan proses dari ARCS serta memberikan
efek ketika tidak adanya proses keberlanjutan Benar atau Salah
3. motivasi dapat divisualkan dari apa perbuatan yang dihasilkannya Benar atau Salah
4. fungsi motivasi ini harus disepakati bahwa motivasi itu untuk memberikan
impact terhadap siswa atau mahsiswa dalam proses belajar dan jangka waktu yang cepat
sehingga belajar menjadi kebutuhan. Benar atau Salah
5. Menurut Maslow kebutuhan tertentu merupakan dasar kebutuhan yang lain. Benar atau
Salah

KUNCI JAWABAN
MATERI 1 MATERI 2

1. Benar 1. Benar
2. Salah 2. Salah
3. Benar 3. Salah
4. Benar 4. Benar
5. Benar 5. Benar

MATERI 3 MATERI 4

1. Benar 1. Benar
2. Satisfaction 2. Benar
3. Benar 3. Salah
4. Salah 4. Benar
5. Benar 5. Salah

MATERI 5
1. Benar
2. Salah
3. Benar
4. Salah
5. Benar

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. “Model ARCS Keller”. Diakses pada 19 desember 2017 (online)
https://learningtheori.wordpress.com/2010/03/08/model-arcs-keller/
Anonim. “model motivasi arcs faktor faktor dan upaya dalam motivasi”. Diakses pada 19
desember 2017 (online) http://ekacrudhgeograf.blogspot.co.id/2011/07/model-
motivasi-arcs-faktor-faktor-dan.html
Permana Ibnu. “ Model Motivasi ARCS dan Penerapannya dalam Pembelajaran”. Diakses
pada 19 desember 2017 (online)
http://ibnupermana14.blogspot.co.id/2016/07/modelmotivasi-arcs-attention-
relevation.html
Pratama, Rizky. “Motivasi Pembelajaran Model Motivasi”. Diakses pada 19 desember 2017
(online) http://mywritemyrule.blogspot.co.id/2015/11/motivasi-pebelajaran-
model-motivasi.html
Prasetia Irawan, Suciati, & I.G.A.K. Wardani. (1997). “Teori Belajar, Motivasi, dan
Keterampilan Mengajar. Jakarta: PAU-PPAI

Anda mungkin juga menyukai