Dosen Pengampu:
Drs. Sutarto M.Sc., Ph.D.
Disusun Oleh
Rizki Ilham Sadewandai (15505241063)
Ahmad Zaky Muyaman (15505241076)
Almer Priya Adfaomi (15505241078)
Pada dasarnya, kondisi dalam kelas menunjukkan deskripsi yang sangat kompleks,
yang terdiri dari berbagai jenis seperti kepribadian, potensi, latar belakang kehidupan, serta
masalah belajar. Gambaran tersebut akan terasa lebih kompleks karena seorang pengajar juga
membawa aneka ragam kepribadian, selera, serta berbagai resep yang diperoleh dari
pengalaman mereka mengajar sebelumnya.
Sebagai seorang pengajar harus dapat memotivasi belajar pembelajar dalam segala
situasi. Seorang pengajar harus mempunyai metode tersendiri untuk memberikan dorongan
pada pemelajar agar mereka mau berubah dan mampu mencapai hasil yang memuaskan.
Metode yang dilakukan dengan menggunakan prinsip dasar motivasi, yaitu bahwa
setiap orang hanya mau mempelajari hal-hal yang menarik perhatiannya saja dan apa
manfaatnya bagi dirinya. Agar belajar menjadi menarik dan bermanfaat ialah dengan
mengikutsertakan pembelajar secara dalam memilih, menyusun rencana, dan ikut terjun
pada situasi belajar. Konsekuensinya adalah pembelajar dapat merasakan suatu tingkat
pencapaian kekuatan dan penguasaan dalam belajar dan kemudian bertanggung jawab untuk
melakukan rencana yang telah mereka susun itu.
Keberhasilan setiap siswa/siswi dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh
factor dari dalam individu maupun dari luar individu. Factor dari dalam individu meliputi
fisik dan psikis , contoh factor psikis diantaranya adalah motivasi. Menurut Imron (1996)
ternyata motivasi berasal dari bahasa Inggris motivation yang memiliki arti dorongan
pengalasan dan motivasi. Dalam berkompetensi secara sehat apabila siswa/siswi mempunyai
tingkat motivasi yang tinggi maka akan mendapatkan tingkat keberhasilan yang tinggi pula,
tetapi jika siswa/siswi mempunyai tingkat motivasi yang rendah pula maka tingkat
keberhasilannya sulit untuk tercapai. Pada hakikatnya motivasi sendiri dibedakan menjadi
dua bagian yang terdiri yang terdiri dari motivasi intrinsic ( dalam diri sendiri) dan motivasi
ekstrinsik ( pengaruh dari orang lain). Pada dasarnya antara motivasi intrinsic dan motivasi
ekstrinsik realitanya yang lebih memiliki pengaruh besar terhadap diri sendiri atau disebut
sebagai motivasi intrinsic. Kenapa ? karena setiap individu akan lebih percaya pada motivasi
dari dari dalam dirinya sendiri sebab kalau motivasi ekstrinsik bisa membuat motivasinya
menurun karena hal-hal tertentu yang menurut individu tersebut bisa membuat siswa tidak
bersemangat dalam berprestasi.
Menurut Nara (2010) secara umum, terdapat dua peranan penting motivasi dalam
belajar, pertama motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar mengajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai
satu tujuan. Kedua, motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah,
semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi
mempunyai energy yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar.
Seiring perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan, seorang guru harus
memperhatikan strategi belajar mengajarnya, sehingga tercipta situasi yang efektif dan
efisien sesuai dengan pokok bahasan materi pelajaran yang akan diajarkan dan
memperhatikan anak didik dalam proses pembelajaran. Tetapi di luar sana proses kegiatan
pembelajaran di kelas masih masih terbilang hanya berfokus pada 1 titik yaitu guru sebagai
sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar untuk
dapat meningkatkan perhatian dan memotivasi peserta didik yang pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil peserta didik. Metode belajar yang dapat meningkatkan perhatian dan
memotivasi peserta didik adalah pembelajaran dengan menggunakan metode model
motivasiARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction). Pada dasarnya model
motivasi ARCSsendiri memiliki 4 kategori kondisi motivasional yang sangat penting untuk
dipraktekkan supaya motivasi peserta didik bisa terpelihara dalam usaha menghasilkan
pembelajaran yang sangat menarik, bermakna, dan memberikan sebuah tantangan tersendiri.
Keempat kategori kondisi motivasional tersebut dijelaskan sebagai berikut.
Menurut Nara (2010) Attention yaitu dorongan rasa ingin tahu yang terjadi muncul
karena adanya rangsangan melalui elemen-elemen baru, aneh, lain dengan yang sudah ada,
dan kontradiktif/kompleks. Nara (2010) Relevance merupakan adanya hubungan yang
ditunjukkan antara materi pembelajaran, kebutuhan, dan kondisi peserta didik. motivasi akan
terpeliharan apabila peserta didik menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan
pribadi, atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegangnya.
Konsep percaya diri berhubungan erat dengan keyakinan pribadi bahwa dirinya
memiliki kemampuan untuk melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasil.
Keberhasilan dalam mencapai tujuan akan menghasilkan kepuasan, perasaan puas peserta
didik juga dapat dicapai melalui pujian ataupun reward yang diberikan oleh seorang guru.
Peserta didik biasanya akan senang bila mendapat hadiah dari gurunya, apabila peserta didik
mendapatkan hadiah tersebut bertepatan dengan momen-momen pentingnya. Selain hadiah,
pemberian itu juga dapat berdampak positif.
PETUNJUK MENGGUNAKAN MODUL
Baca materi
Jawab soal
A. Pengertian Motivasi
Secara konseptual, motivasi berkaitan erat dengan prestasi atau perolehan belajar.
Pembelajaran yang tinggi motivasi, umumnya baik perolehan belajarnya. Sebaliknya,
pembelajaran yang rendah motivasinya, rendah pula perolehan belajarnya. Demikian
juga pembelajaran yang sedang-sedang saja motivasinya, umumnya perolehan
belajarnya juga sedang-sedang saja.
Bahkan dewasa ini, ada juga yang mengembangkan motivasi berprestasi atau
motivasi belajar ini menjadi motif berkompetensi. Yang dimaksud dengan motivasi
kompetensi adalah dorongan-dorongan untuk menguasai kompetensi keahliannya.
Terbukti dengan jelas bahwa mereka yang mempunyai motivasi kompetensi yang tinggi
cenderung lebih menguasai bidang-bidangnya dibandingkan dengan mereka yang
rendah motif kompetensinya.
Oleh karena itu, motivasi belajar sangat urgen dalam peningkatan perolehan belajar.
Dalam khasanah kepustakaan kependidikan, motivasi sering disebut secara berulang
sebagai variable yang banyak menentukan perolehan belajar. Bahkan orang yang sukses
di segala bidang, lebih banyak disebabkan oleh tingginya motivasi yang mereka punyai.
Models ARCS adalah model yang terkenal dalam model rekabentuk instruksi yang
digunakan secara meluas. Model ARCS berakar umbi pada banyak teori dan konsep
motivasi, khasnya teori jangkaan-nilai atau expectancy-value (contohnya Vroom, 1964;
Porter dan Lawler, 1968).
Dalam teori jangkaan, "usaha" dikenalpastikan sebagai hasilan utama yang boleh
diukur. Supaya "usaha' boleh berlaku, dua prasyarat mesti ditetapkan - (1) orang
berkenaan mesti menghargai tugas, dan (2) orang tersebut mesti percaya ia boleh berjaya
melakukan tugas. Justeru itu, dalam situasi instruksi, tugasan pembelajaran mesti
disembahkan dalam cara yang melibatkan dan bererti kepada pelajar; dan dapat
menggalakkan jangkaan positif akan kejayaan pencapaian objektif-objektif
pembelajaran.
Models ARCS mengenal pasti empat komponen strategi yang penting untuk
memotivasikan instruksi:
[A]ttention / Perhatian - strategi untuk memberangsang dan mengekalkan rasa ingin tahu
dan minat
[R]elevance / Perkaitan - strategi untuk menghubungkan keperluan, minat dan motif
pelajar.
[C]onfidence / Keyakinan - strategi untuk membantu pelajar membangunkan jangkaan
positif untuk kejayaan pencapaian pembelajaran; dan
[S]atisfaction / Kepuasan - strategi untuk membekalkan pengukuhan ekstrinsik dan
instrinsik. (Keller, 1983)
SOAL LATIHAN
A. Attention (Perhatian)
Attention yaitu keaktifan jiwa yang diarahkan pada sesuatu objek, baik di
dalam maupun di luar dirinya. Didefinisikan sebagai suatu strategi kognitif yang
mencakup empat keterampilan, yaitu:
a. berorientasi ke suatu masalah
b. meninjau sepintas masalah
c. memusatkan diri pada aspek-aspek yang relevan
d. mengabaikan stimuli yang tidak relevan.
Perhatian itu merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang
menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran
terhadap satu objek. Perhatian (attention) adalah pemusatan atau pemfokusan usaha
mental. Perhatian juga bersifat selektif dan beralih. Maksud dari bersifat selektif
adalah memusatkan perhatian kepada stimuli tertentu yang dianggapnya penting dan
mengabaikan stimuli yang lain yang dianggap tidak penting. Sedangkan dapat beralih
pada saat memperhatikan suatu hal tertentu, perhatian dapat beralih ke hal yang lain.
Peserta didik dapat kapan saja mengalihkan perhatiannya dari materi atau satu hal ke
hal lain atas kemauannya sendiri tanpa perlu ada perangsangan eksternal untuk
mengalihkan perhatiannya. Yang dimaksud perhatian (attention) dalam motivasi
ARCS adalah strategi untuk merangsang dan menimbulkan rasa ingin tahu dan minat.
Motivasi adalah unsur utama dalam belajar dan belajar tidak akan berlangsung
tanpa perhatian. Anak memperhatikan sesuatu secara spontan segera setelah diberi
perangsang. Hal ini dikarenakan peserta didik tertarik terhadap hal tersebut. Di dalam
proses belajar-mengajar perhatian merupakan faktor utama yang jelas besar
pengaruhnya. Artinya, peserta didik yang mau belajar harus memiliki atensi atau
perhatian terhadap materi yang akan dipelajari. Dengan adanya perhatian yang besar,
maka peserta didik dapat menerima dan memilih stimuli yang relevan untuk diproses
lebih lanjut di antara sekian banyak stimuli yang datang dari luar.
Intensitas perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran berbeda-beda
antara yang satu dengan yang lain. Ada yang dapat mempertahankan perhatian itu
dari awal pelajaran sampai berakhirnya pelajaran. Ada yang hanya memperhatikan
pada saat awal pelajaran, bahkan ada pula yang sama sekali tidak memusatkan
perhatian dari awal sampai akhir. Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya
kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin, maka perhatian
dibagi dua, yaitu; perhatian intensif dan perhatian tidak intensif. Semakin banyak
kesadaran yang menyertai suatu aktivitas atau pengalaman batin berarti semakin
intensif perhatiannya, sedangkan jika makin intensif perhatian yang menyertai suatu
aktivitas maka akan semakin sukseslah aktivitas tersebut. Perhatian dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu faktor luar
dan faktor dalam.
Termasuk dalam faktor luar adalah faktor-faktor yang terdapat pada objek
yang diamati itu sendiri, yaitu intensitas atau ukuran, kontras, pengulangan dan
gerakan. Sedangkan termasuk dalam faktor dalam adalah faktor-faktor yang terdapat
dari dalam diri individu si pengamat, yaitu motif, kesediaan, dan harapan. Perhatian
merupakan faktor penting dalam pembelajaran. Menurut Woodruff seperti dikutip
oleh Callahan (1996: 23) bahwa sesungguhnya belajar tidak terjadi tanpa ada minat
atau perhatian. Keller seperti dikutip Reigeluth (1987: 383-430) menyatakan bahwa
dalam kegiatan pembelajaran minat atau perhatian tidak hanya harus dibangkitkan
melainkan juga harus dipelihara selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Oleh karena itu, guru harus membangkitkan dan memelihara minat atau
perhatian peserta didik guna menumbuhkan keingintahuan peserta didik dalam setiap
mengikuti kegiatan pembelajaran. Perhatian peserta didik dapat bangkit antara lain
karena dorongan ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa ingin tahu peserta didik perlu
dirangsang. Dengan demikian perhatian akan terpelihara selama proses pembelajaran
berlangsung atau bahkan lebih lama lagi. Rasa ingin tahu peserta didik dapat
dirangsang melalui cara-cara baru, unik, atau cara yang sudah ada.
B. Relevance (kegunaan)
Rasa percaya diri (self-esteem) adalah dimensi evaluatif yang menyeluruh dari
diri. Rasa percaya diri juga disebut harga diri atau gambaran diri. Secara terminologi
percaya diri adalah keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu
menangani segala situasi dengan tenang. Menurut Tarsis Tarmuji percaya diri adalah
kemampuan untuk memecahkan problem secara kreatif, membuat orang lain merasa
lega, melenyapkan rasa takut dan bimbang yang dapat memojokkannya jika
membiarkannya. Orang yang percaya pada dirinya sendiri akan merasa yakin
terhadap kemampuan dirinya sehingga dapat menyelesaikan masalahnya karena
mereka tahu apa yang dibutuhkan dalam hidupnya serta mempunyai sikap positif
yang didasari keyakinan dan kemampuannya.
Menurut Norman Vincent Peale dalam bukunya The Power Of Positive
Thinking, "seseorang pastilah tidak mungkin menjadi sungguh-sungguh berbahagia
atau sukses tanpa memiliki rasa percaya diri yang mendasar. Rasa diri memang
mutlak dibutuhkan agar bisa merasa bahagia dalam menjalani kehidupan."
Kepercayaan diri merupakan suatu konsep yang menarik. Rasa diri yang sejati berarti
memiliki beberapa hal yang meliputi integritas diri, wawasan pengetahuan,
keberanian, sudut pandang yang luas dan harga diri yang positif.
Merasa diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat
berinterelasi dengan lingkungan. Bandura (1977) mengembangkan lebih lanjut
konsep tersebut dengan mengajukan "self-efficacy". Konsep tersebut berhubungan
dengan keyakinan pribadi bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan
suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan. Setiap orang bisa menjadi lebih percaya
diri. Alasan utama kurang percaya diri adalah karena tidak mengetahui apa
sebenarnya yang bisa dilakukan dan tidak mempunyai cukup pengalaman.
Untuk memperjelas pengertian percaya diri, Zakiah Daradjat memberi
gambaran tentang timbulnya percaya diri, yaitu apabila setiap rintangan dan halangan
dapat dihadapi dengan sukses, sukses yang dicapai itu akan membawa kegembiraan,
dan kegembiraan akan membawa kepercayaan diri selanjutnya kepercayaan pada diri
akan dihadapi dengan hati yang tenang sehingga penganalisaan problem itu dapat
dilakukan. Percaya diri banyak kaitannya berhubungan dengan orang lain,
kepercayaan pada diri sendiri itu ditentukan oleh pengalaman-pengalaman sejak
kecil, sukses dan suasana menggembirakan akan menambah kepercayaan pada diri
dan akan mempengaruhi pula sukses-sukses di masa yang akan datang, sebaiknya
situasi dan kegagalan yang mengecewakan akan mempengaruhi kepercayaan pada
diri dan akan mengakibatkan pula kegagalan-kegagalan yang berikutnya.
Adapun lawan dari percaya diri adalah rendah diri. Kepercayaan diri
berbanding lurus dengan konsep diri. Semakin baik konsep diri, maka akan semakin
kuat percaya diri. Demikian sebaliknya, semakin buruk konsep diri, maka akan
semakin lemah rasa percaya diri. Kepercayaan diri ini selanjutnya akan menentukan
seberapa besar potensi atau kemampuan diri yang digunakan, seberapa baik dan
efektifnya sebuah tindakan dan tentu saja akhirnya akan menentukan hasil yang
didapatkan.
Menurut Bandura seperti dikutip oleh Gagne dan Driscoll (1988: 70)
seseorang yang memiliki rasa percaya diri tinggi cenderung akan berhasil
bagaimanapun kemampuan yang ia miliki. Sikap dimana seorang merasa yakin,
percaya dapat berhasil mencapai sesuatu akan mempengaruhi mereka bertingkah laku
untuk mencapai keberhasilan tersebut. Sikap ini akan mempengaruhi kinerja aktual
seseorang, sehingga perbedaan dalam sikap ini menimbulkan perbedaan dalam
kinerja.
Sikap percaya, yakin atau harapan akan berhasil mendorong individu
bertingkah laku untuk mencapai suatu keberhasilan. Sikap percaya diri, yakin akan
berhasil ini perlu ditanamkan pada peserta didik untuk mendorong mereka agar
berusaha dengan maksimal guna mencapai keberhasilan yang optimal. Artinya untuk
belajar secara efektif, perlu dihilangkan rasa kekhawatiran dan rasa ketidakmampuan
dalam diri peserta didik. Peserta didik perlu percaya bahwa ia mampu dan bisa
berhasil dalam mempelajari sesuatu.
Oleh sebab itu, pada diri peserta didik perlu ditumbuhkan harapan positif
untuk berhasil. Prinsip yang perlu dikembangkan adalah bahwa motivasi itu akan
tumbuh, berkembang, dan meningkat sejalan dengan tumbuh, berkembang, dan
meningkatnya harapan atau cita-cita untuk berhasil. Harapan atau cita-cita ini
seringkali dipengaruhi oleh pengalaman keberhasilan masa sebelumnya. Dengan
demikian ada korelasi antara pengalaman berhasil dan motivasi.
Motivasi dapat memacu dan menghasilkan ketekunan yang membawa serta
mengarahkan keberhasilan (prestasi). Selanjutnya, pengalaman berhasil akan
memotivasi seseorang untuk melaksanakan tugas berikutnya. Dari uraian di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa sikap percaya diri merupakan sikap yakin bahwa dirinya
benar, kuat dan mampu dalam menghadapi masalah yang datang. Mengingat betapa
pentingnya rasa percaya diri, tugas bagi guru untuk menumbuhkan rasa percaya diri
pada peserta didik, sehingga mereka merasa mampu dalam setiap pelajaran apapun.
D. Satisfaction (kepuasan)
Menurut Arthur S. Reber, dan Emiliy Reber dalam The Penguin Dictionary
Of Psychology, "satisfaction an emotional state produced by achieving some goal".
"kepuasan adalah suatu perasaan yang dihasilkan dari tercapainya citacita/
tujuan". Sedangkan menurut J. P. Chaplin dalam kamus
lengkappsikologi satisfaction (satisfaksi) merupakan keadaan kesenangan dan
kesejahteraan, disebabkan karena orang telah mencapai satu tujuan atau sasaran.
Kepuasan adalah perasaan gembira, perasaan ini dapat positif timbul kalau orang
mendapatkan penghargaan terhadap dirinya. Perasaan ini akan meningkat pada harga
diri kelak.
Keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan,
dan peserta didik akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa.
Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik
yang berasal dari dalam, maupun yang berasal dari luar peserta didik. Untuk
meningkatkan dan memelihara motivasi peserta didik guru dapat menggunakan
penguatan (reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan, dan sebagainya.
Reinforcement atau penguatan yang dapat memberikan rasa bangga dan puas
pada peserta didik adalah penting dan perlu dalam proses pembelajaran. Artinya
bahwa motivasi belajar harus mampu menghasilkan rasa puas guna menyokong atau
mendorong tumbuhnya keinginan untuk tetap belajar. Misalnya guru memberikan
pujian atau hadiah bagi peserta didik yang menunjukkan usaha yang baik,
memberikan angka tinggi terhadap prestasi yang diraihnya. Tidak menyalahkan
pekerjaan atau jawaban peserta didik secara terbuka sekalipun pekerjaan atau jawaban
tersebut belum memuaskan. Bentuk-bentuk kesuksesan yang dapat menghasilkan
kepuasan antara lain: pekerjaan sukses, belajar berhasil, permainan menyenangkan,
dan penyelesaian masalah. Rasa puas atau kepuasan atas hasil tertentu akan membuat
peserta didik berusaha mengulangi kembali keberhasilan tersebut bahkan memberi
daya dorong untuk berbuat kepada tingkat yang lebih tinggi dan berat.
Menurut Keller berdasarkan teori kebanggaan, rasa puas dapat timbul dalam
individu sendiri yang disebut kebanggaan instrinsik dimana individu merasa puas dan
bangga telah berhasil mengerjakan, mencapai atau mendapat sesuatu. Kebanggaan
dan rasa puas ini juga dapat timbul karena pengaruh dari luar individu, dari orang lain
atau lingkungan yang disebut kebanggan ekstrinsik (Keller dan Kopp, 1987: 2-9).
Strategi dalam menciptakan kepuasan.
2. Strategi untuk meningkatkan kepuasan peserta didik, antara lain dengan cara
a. Gunakan pujian secara verbal dan umpan balik yang informatif, bukan ancaman
atau sejenisnya.
b. Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk segera menggunakan atau
mempraktekkan pengetahuan yang baru dipelajari.
c. Minta kepada peserta didik lain yang telah menguasai suatu keterampilan atau
pengetahuan untuk membantu temannya yang belum berhasil.
d. Bandingkan prestasi peserta didik dengan prestasi guru sendiri di masa lalu atau
dengan suatu standar tertentu, bukan dengan peserta didik yang lain.
SOAL LATIHAN
Pada langkah ini, guru menarik perhatian siswa dengan cara mengulang kembali pelajaran
atau materi yang telah dipelajari siswa dan mengaitkan materi tersebut dengan materi
pelajaran yang akan disajikan. Dengan cara ini, siswa akan merasa tertarik serta termotivasi
untuk memperoleh pengetahuan yang baru yaitu materi pelajaran yang akan disajikan.
Pada langkah ini, guru mendeskripsikan tujuan dan manfaat pembelajaran yang akan
disajikan. Penyampaian tujuan dan manfaat pembelajaran ini dapat dilakukan dengan cara
yang bervariasi tapi masih tetap mengacu pada prinsip perbedaan individual siswa sehingga
keseluruhan siswa dapat menangkap tujuan dan manfaat pembelajaran yang akan disajikan
serta dapat mengetahui hubungan atau keterkaitan antara materi pembelajaran yang disajikan
dengan pengalaman belajar siswa tersebut.
Pada langkah ini, guru menyampaikan materi pembelajaran secara jelas dan terperinci.
Penyampaian materi ini dilakukan dengan cara atau strategi yang dapat memotivasi siswa
yaitu dengan cara menyajikan pembelajaran tersebut dengan menarik sehingga dapat
menumbuhkan atau menjaga perhatian siswa; memberikan keterkaitan antara materi
pembelajaran yang disajikan dengan pengalaman belajar siswa ataupun berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari siswa; menumbuhkan rasa percaya diri siswa dengan cara memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya, memberikan tanggapan, ataupun mengerjakan
soal/latihan; dan menciptakan rasa puas di dalam diri siswa dengan cara memberikan
penghargaan atas kinerja atau hasil kerja siswa.
Pada langkah ini, guru memberikan contoh-contoh yang nyata serta ada hubungannya dengan
kehidupan sehari-hari siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
Adapun manfaat yang didapatkan dari penggunaan contoh yang konkrit ini adalah siswa
mudah memahami materi yang disajikan dan mudah mengingat materi tersebut. Tujuan
penggunaan contoh yang konkrit ini adalah untuk menumbuhkan atau menjaga perhatian
siswa (attention) dan memberikan kesesuaian antara pembelajaran yang disajikan dengan
pengalaman belajar siswa ataupun kehidupan sehari-hari siswa (relevance).
5) Memberi bimbingan belajar (R)
Pada langkah ini, guru memotivasi dan mengarahkan siswa agar lebih mudah dalam
memahami materi pembelajaran yang disajikan. Secara langsung, langkah ini dapat
meningkatkan rasa percaya diri siswa sehingga siswa tidak merasa ragu dalam memberikan
respon ataupun mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru. Pemberian
bimbingan belajar ini juga bermanfaat bagi siswa-siswa yang lambat dalam memahami suatu
materi pembelajaran sehingga siswa-siswa tersebut merasa termotivasi untuk memahami
materi pembelajaran yang disajikan.
Pada langkah ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, menanggapi,
ataupun mengerjakan soal-soal mengenai materi pembelajaran yang disajikan. Dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi ini, siswa akan berkompetensi
secara sehat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Pemberian kesempatan kepada siswa
untuk berparisipasi dalam pembelajaran ini juga dapat menumbuhkan ataupun meningkatkan
rasa percaya diri siswa dan akhirnya juga dapat menimbulkan rasa puas di dalam diri siswa
karena merasa ikut terlibat dalam proses pembelajaran tersebut.
Pada langkah ini, guru memberikan suatu umpan balik yang tentunya dapat merangsang pola
berfikir siswa. Setelah pemberian umpan balik ini, siswa secara aktif
menanggapi feedback dari guru tersebut. Pemberian feedback ini dapat menumbuhkan rasa
percaya diri siswa dan menimbulkan rasa puas dalam diri siswa.
Pada langkah ini, guru menyimpulkan materi pembelajaran yang baru saja disajikan dengan
jelas dan terperinci. Langkah ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya
memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi
yang baru mereka pelajari dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Secara tidak
langsung, langkah ini dapat menciptakan rasa puas di dalam diri siswa.
Pada bagian ini akan disampaikan contoh penerapan prinsip – prinsip motivasi
dalam suatu rancangan mata pelajaran praktik kerja kayu yang mengunakan pola “Sembilan
instruksional menurut Gagne”, serta melihat hubungannya dengan keterampilan mengajar
yang dikemukakan oleh IGAK Wardani.
Mata pelajaran : Praktik Kerja Kayu
Topik : Sambungan Bibir Miring
5. guru mendeskripsikan tujuan dan manfaat pembelajaran yang akan disajikan merupakan
penerapan model ARCS yang mencakup komponen relevan. Benar atau Salah
MATERI 4
KELEBIHAN MODEL MOTIVASI ARCS
Dengan adanya model ARCS ini diharapkan siswa maupun mahasiswa dapat
meningkatkan belajar pada akhirnya akan meninngkatkan kualitas siswa itu sendiri serta
meningkatkan komunikatif-dialogis didalam kelas. Pemahaman model ARCS ini pun harus
terus dikembangkan oleh guru sebagai ujung tombak dalam memotivasi para siswanya. Aktif
dan memberi arahan tentang apa yang harus dilakukan oleh siswa. Cara penyajian materi
dengan model ARCS ini bukan hanya dengan teori yang penerapannya kurang menarik.
Model motivasi yang diperkuat oleh rancangan bentuk pembelajaran berpusat pada siswa.
Penerapan model ARCS meningkatkan motivasi untuk mengulang kembali materi lainnya
yang pada hakekatnya kurang menarik
fungsi motivasi ini harus disepakati bahwa motivasi itu untuk memberikan
impact terhadap siswa atau mahsiswa dalam proses belajar dan jangka waktu yang lama
sehingga belajar menjadi kebutuhan. Pun manusia adalah makhluk yang aktif atau autoaktif.
Serta besaran tingkatan motivasi seseorang dengan orang lain tidaklah sama. Dalam buku
Pengantar pedagogic disebutkan motivasi dapat divisualkan dari apa perbuatan yang
dihasilkannya. Beberapa aspek visual itu ialah:
Kelemahan dari teori motivasi yaitu hasil afektif siswa sulit dinilai secara kuantitatif,
perkembangan secara berkesinambungan melalui model ARCS ini sulit dijadikan penilaian.
Dalam model ARCS ini hanya memberikan motivasi dan proses dari ARCS tidak
memberikan efek ketika tidak adanya proses keberlanjutan. Terlebih kebutuhan motivasi
setiap orang berbeda-beda. Menurut Maslow kebutuhan tertentu merupakan dasar kebutuhan
yang lain. Maka dalam model ARCS ini mana dulu yang didahulukan menjadi suatu
kebingan tersendiri. Terlebih ketika dalam suatu kelas guru harus dihadapkan banyak siswa
dan mahasiswa yang kebutuhan motivasinya berbeda-beda. Tidak ada jaminan dengan
adanya model ARCS semua siswa dan Mahasiswa dapat menerimanya.
SOAL LATIHAN
Kerjakanlah soal – soal berikut dengan seksama!
1. Kelemahan dari teori motivasi yaitu hasil afektif siswa sulit dinilai secara kuantitatif
Benar atau Salah
2. Dalam model ARCS ini memberikan motivasi dan proses dari ARCS serta memberikan
efek ketika tidak adanya proses keberlanjutan Benar atau Salah
3. motivasi dapat divisualkan dari apa perbuatan yang dihasilkannya Benar atau Salah
4. fungsi motivasi ini harus disepakati bahwa motivasi itu untuk memberikan
impact terhadap siswa atau mahsiswa dalam proses belajar dan jangka waktu yang cepat
sehingga belajar menjadi kebutuhan. Benar atau Salah
5. Menurut Maslow kebutuhan tertentu merupakan dasar kebutuhan yang lain. Benar atau
Salah
KUNCI JAWABAN
MATERI 1 MATERI 2
1. Benar 1. Benar
2. Salah 2. Salah
3. Benar 3. Salah
4. Benar 4. Benar
5. Benar 5. Benar
MATERI 3 MATERI 4
1. Benar 1. Benar
2. Satisfaction 2. Benar
3. Benar 3. Salah
4. Salah 4. Benar
5. Benar 5. Salah
MATERI 5
1. Benar
2. Salah
3. Benar
4. Salah
5. Benar
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. “Model ARCS Keller”. Diakses pada 19 desember 2017 (online)
https://learningtheori.wordpress.com/2010/03/08/model-arcs-keller/
Anonim. “model motivasi arcs faktor faktor dan upaya dalam motivasi”. Diakses pada 19
desember 2017 (online) http://ekacrudhgeograf.blogspot.co.id/2011/07/model-
motivasi-arcs-faktor-faktor-dan.html
Permana Ibnu. “ Model Motivasi ARCS dan Penerapannya dalam Pembelajaran”. Diakses
pada 19 desember 2017 (online)
http://ibnupermana14.blogspot.co.id/2016/07/modelmotivasi-arcs-attention-
relevation.html
Pratama, Rizky. “Motivasi Pembelajaran Model Motivasi”. Diakses pada 19 desember 2017
(online) http://mywritemyrule.blogspot.co.id/2015/11/motivasi-pebelajaran-
model-motivasi.html
Prasetia Irawan, Suciati, & I.G.A.K. Wardani. (1997). “Teori Belajar, Motivasi, dan
Keterampilan Mengajar. Jakarta: PAU-PPAI