Anda di halaman 1dari 17

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION


DENGAN TWO STAY TWO STRAY PADA KELAS
IX MTS MADANI PAOPAO
(Tugas Akhir Mata Kuliah Statistika Dasar)

Oleh :
Kelompok 12
Wayan Anggi Novitri 2214131051
Ariq Dzakwan Rizqullah 2214131063
Mazaya Ajrina Nahdah 2254131005

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
I. DATA, SUMBER DATA, DAN TUJUAN PENELITIAN

A. Data dan Sumber Data

Dalam perbandingan hasil belajar siswa antara model pembelajaran kooperatif


group investigation dengan two stay two stray pada kelas IX MTs Madani Paopao
diperoleh dari data pada skripsi yang berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa
antara Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation dengan Two Stay Two
Stray pada Kelas IX MTs Madani Paopao” yang ditulis oleh Dias Astisa sebagai
mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar pada tahun 2015. Data yang
digunakan dalam penelitian tersebut merupakan jenis data sekunder. Berikut ini
adalah data yang diperoleh sebagai bahan penelitian dalam perbandingan hasil
belajar siswa antara model pembelajaran kooperatif group investigation dengan
two stay two stray pada kelas IX MTs Madani Paopao yang berisi nilai hasil
belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif group investigation
dan two stay two stray pada siswa kelas IX MTs Madani Paopao

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain.


1. Mengetahui hasil belajar siswa melalui model-model pembelajaran kooperatif
Group Investigation pada siswa kelas IX MTs Madani Paopao
2. Mengetahui hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatf Two
Stay Two Stray pada siswa kelas IX MTs Madani Paopao
3. Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa hasil belajar biologi dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Group Investigation dengan
Two Stay Two Stray pada siswa kelas IX MTs Madani Pao-pao.
II. TEORI SINGKAT, MODEL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Teori Singkat

Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk


mewujudkan suatu warisan budaya dari sat uke generasi yang lain. Pendidikan
diwujudkan dengan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Dalam pengertian secara
sederhana Pendidikan bisa diartikan sebagai usaha manusia dalam
mengembangkan potensi-potensi pembawaan mulai dari jasmani hingga rohani
sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan.
Pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan bangsa ini karena
Pendidikan berperan dalam kemajuan bangs aini. (Rahman,dkk. 20220.

Model pembelajaran sangat diperlukan untuk strategi bagaimana suatu


pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk membantu menusia dalam
mengembangkan dirinya mulai dari informasi, keterampilan, dan cara-cara
berpikir dalam meningkatkan kepasitas berpikir jernih, kritis dan bijaksana.
Skripsi ini menguji beberapa model belajar yang dilakukan oleh kelas IX MTS
Madani Pao-pao. Pada skripsi ini membandingkan dua model belajar yaitu model
pembelajaran komperatif group investigation dengan two stay two stray. Hal ini
dilakukan agar mengetahui bagaimana keefektifan dari kedua model dalam
kegiatan pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah model


pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan/tim kecil, yaitu empat
sampai enam orang yang mempunyai latar belekang kemampuan akademik, jenis
kelamin, rasa tau suku yang berbeda. System penilaian pada model ini
menggunakan penilaian kelompok. Setiap kelompok akan mendapatkan
penghargaan (reward) jika kelompok tersebut mampu menunjukan prestasi yang
dipersyaratkan. Penggunaan kelompok-kelompok kecil dalam model
pembelajaran ditemukan memiliki sejumlah keuntungan dibandingkan praktik
individu. Keuntungan pertama dari dibentuknya kelompok yaitu terletak pada
kontribusi yang dapat dilakukan setiap individu untuk meningkatkan dan
mengembangkan keterampilan sosial murid.

Model pembelajaran kooperatif group investigation merupakan Pembelajaran


kooperatif tipe GI didasari oleh gagasan John Dewey tentang pendidikan yang
menyimpulkan bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai
laboratorium untuk belajar tentang kehidupan di
dunia nyata yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi.
Pada dasarnya model ini dirancang untuk membimbing para siswa mendefinisikan
masalah, mengeksplorasi berbagai hal mengenai masalah itu, mengumpulkan data
yang relevan, mengembangkan dan menguji hipotesis. ahapan-tahapan dalam
menerapkan pembelajaran kooperatif GI adalah
sebagai berikut:

a. Tahap Pengelompokan (Grouping)

Yaitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta mebentuk


kelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5 orang. Pada
tahap ini, yang pertama siswa mengamati sumber, memilih topik, dan
menentukan kategori-kategori topik permasalahan kemudian siswa bergabung
pada kelompokkelompok belajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau
menarik untuk diselidiki, lalu guru membatasi jumlah anggota masing-masing
kelompok antara 4 sampai 5 orang berdasarkan keterampilan dan
keheterogenan.

b. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap Planning atau tahap perencanaan tugas-tugas pembelajaran. Pada tahap


ini siswa bersama-sama merencanakan tentang: Apa yang mereka pelajari?
Bagaimana mereka belajar? Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik
tersebut?.

c. Tahap Penyelidikan (Investigation)

Tahap Investigation, yaitu tahap pelaksanaan proyek investigasi siswa. Pada


tahap ini, siswa melakukan kegiatan sebagai berikut: pertama siswa
mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat simpulkan terkait
dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki, kemudian masing-
masing anggota kelompok memberikan masukan pada setiap kegiatan
kelompok, lalu siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan
mempersatukan ide dan pendapat.

d. Tahap Pengorganisasian (Organizing)

Yaitu tahap persiapan laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan siswa sebagai
berikut: pertama anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam
proteknya masing-masing, kemudian anggota kelompok merencanakan apa
yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya, lalu wakil
dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam
presentasi investigasi.

e. Tahap Presentasi (Presenting)

Tahap presenting yaitu tahap penyajian laporan akhir. Kegiatan pembelajaran


di kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut: pertama, penyajian kelompok
pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian,kelompok
yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar, kemudian
pendengar mengevaluasi mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau
tanggapan terhadap topik yang disajikan.

f. Tahap Evaluasi (Evaluating)

Pada tahap evaluating atau penilaian proses kerja dan hasil proyek siswa.
Pada tahap ini, kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai berikut:
pertama siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya,
pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang pengalaman-pengalaman
efektifnya, kemudian guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang
pembelajaran yang telah dilaksanakan, dan penilaian hasil belajar haruslah
mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.

Model Pembelajaran kooperatif Two stay Two Stray Pembelajaran kooperatif itu
sendiri memiliki banyak tipe pembelajaran. Salah satu tipe pembelajaran
kooperatif adalah Two stay Two Stray. Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
Two Stray merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memberikan
kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok
lain. Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai
dengan kegiatan-kegiatan individu. Peserta didik
bekerja sendiri dalam kelompoknya dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan
siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan
kerja manusia saling bergantung satu sama lainnya. Two Stay Two Stray model
pembelajaran disebut juga dua tinggal dua tamu dan diperkenalkan oleh Spencer
Kangan. Tujuanya memberi kesempatan
kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok
lainya.

B. Model Penelitian

Model penelitian yang digunakan pada skripsi tersebut menggunakan uji


independent t test. Uji T atau t test adalah salah satu metode pengujian dari
statistik parametrik. Uji statistic t adalah suatu uji yang menunjukan seberapa
jauh pengaruh satu variabel independent secara individual dalam menerangkan
variabel dependent. Pengujian statistik t atau t-test ini dilakukan dengan
menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (α=5%). Penerimaa atau
penolakan uji hipotesis ini dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika nilai siginifikan > 0,05, maka hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis
alternatif (H1) ditolak. Hal ini berarti, secara parsial variabel independen
tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable
dependen
2) Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis
alternatif (H1) diterima. Hal ini berarti secara parsial variavel independen
tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen.
(Magdalena).

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori yang ada, diperoleh beberapa hipotesis yang mendukung


penelitian ini. Hipotesis-hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Hipotesis H0
H0 : µ1 = µ2 lawan H1 : µ1 ≠ µ2
Diduga tidak terdapat perbedaan signifikan tergadap hasil belajar biologi
antara variabel kelompok siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif
model GI (Group Investigation) terhadap variabel kelompok siswa yang
menggunakan model pembelajaran TSTS (Two Stay Two Stray) pada materi
“Sistem Ekskresi” siswa kelas IX MTs Madani Paopao.

2. Hipotesis H1
H0 : µ1 = µ2 lawan H1 : µ1 ≠ µ2
Diduga terdapat perbedaan signifikansi terhadap hasil belajar biologi antara
variabel kelompok siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif model
GI (Group Investigation) ) terhadap variabel kelompok siswa yang
menggunakan model pembelajaran TSTS (Two stay Two Stray) pada materi
“Sistem Ekskresi” siswa kelas IX MTs Madani Pao-pao.

3. Hipotesis Uji t
Kriteria data diperoleh dari dengan varian homogen, maka untuk pengujian
hipotesis digunakan uji t sebagai berikut.
Keterangan :
𝑥̅ 1 : Rata – rata skor kelas eksperimen 1
𝑥̅ 2 : Rata – rata skor kelas eksperimen 2
𝑆12 : Varians sampel kelas ekperimen 1
𝑆22 : Varians sampel kelas eksperimen 2
𝑛1 : Jumlah anggota sampel kelas eksperimen 1
𝑛2 : Jumlah anggota sampel kelas eksperimen 2

Hipotesis penelitian akan di uji dengan kriteria pengujian adalah :


1) Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti terdapat
perbedaan signifikansi terhadap hasil belajar siswa melalui pembelajaran
kooperatif model pembelajaran tipe Grup Investigation dengan model
pembelajaran Two Stay Two Stray pada pokok bahasan sistem ekskresi siswa
kelas IX MTs Madani Paopao.
2) Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, berarti tidak terdapat
signifikansi terhadap hasil belajar siswa malaui pembelajaran kooperatif Grup
Investigation dengan Two Stay Two Stray pada pokok bahasan sistem
ekskresi kelas IX MTs Madani Alauddin Paopao.
3) Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, berarti tidak terdapat
signifikansi terhadap hasil belajar siswa malaui pembelajaran kooperatif Grup
Investigation dengan Two Stay Two Stray pada pokok bahasan sistem
ekskresi kelas IX MTs Madani Alauddin Paopao.
III. DATA SIAP OLAH

Berikut ini merupakan data yang digunakan dalam perbandingan hasil belajar
siswa antara model pembelajaran kooperatif group investigation dengan two
stay two stray pada kelas IX MTs Madani Paopao setelah disesuaikan dengan
persetujuan asisten dosen mata kuliah Statistika Dasar.

Tabel 2. Data Siap Olah

No Cooperative Group Investigation Cooperative Two Stay Two Stray


1 80 95
2 70 85
3 60 80
4 65 95
5 60 60
6 80 60
7 70 80
8 80 85
9 40 75
10 40 75
11 60 80
12 50 80
13 70 95
14 75 85
15 65 65
16 75 85
17 80 90
18 55 80
19 80 70
20 80 60
21 60 85
22 65 80
23 70 85
24 70 85
25 65 80
IV. HASIL OLAH DATA

Berikut merupakan data yang kami dapatkan dari hasil uji SPSS Independent
Samples T-Test

Tabel 4. Group Statistic

Group Statistics
Std. Std. Error
metodebljr N Mean Deviation Mean
nilai Group 25 66.60 11.701 2.340
Investigation
Two Stay Two 25 79.80 10.255 2.051
Stray

Tabel 5. Hasil Uji Independent Samples Test

Independent Samples Test


Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
nilai Equal .702 .406 - 48 .000 -13.200 3.112 -19.457 -6.943
variances 4.242
assumed
Equal - 47.188 .000 -13.200 3.112 -19.459 -6.941
variances 4.242
not
assumed
Berdasarkan hasil uji Indendent Samples Test terdapat perbedaan antara skripsi
data mean,standard deviasi,F-hitung dan T-hitung dengan hasil yang kami
dapatkan melalui spss uji Independent Samples T-Test. Hal ini dikarenakan
skripsi mengubah data pada Tabel. 2 menjadi data kelompok.
V. INTERPRETASI

A. Uji Homogenitas

Berdasarkan hasil dari Tabel 5. Hasil Uji Independent Samples Test pada bagian
nilai Sig. Levene’s Test for Equality of Variances adalah 0,406 > 0,05. Maka data
varians dari Cooperative Group Investigation dan Cooperative Two Stay Two
Stray adalah Homogen atau sama.

B. Uji Hipotesis

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar pada
kelompok A dengan kelompok B. Sehingga dapat dirumuskan

Hipotesis Nihil (H₀ ) = tidak ada perbandingan, nilai (0.05)

Hipotesis Alternatif (H₁ ) = ada perbandingan, nilai (0.05)

Berdasarkan data dari Sig. (2-tailed) 0 < 0,05 maka kesimpulan dalam uji

independent sample t-test adalah H₀ ditolak dan H₁ diterima. Ada juga

pengambilan kesimpulan melalui perbandingan nilai t hitung dengan nilai t table.


Dari data di atas kita mengetahui bahwa t hitung sebesar 4,242. Setelah itu kita
mencari t tabel dengan rumus (α/2); (df) jadi (0,05/2); (48) maka nilai t tabel
adalah 2,011. Dengan demikian nilai t hitung sebesar 4,242 > 2,011, maka

pengambilan keputusan melalui perbandingan ini adalah H₀ ditolak dan H₁

diterima. Walaupun nilai t hitung tidak sama dengan skripsi hasil yang didapatkan
tetap sama.
VI. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan tugas akhir mata kuliah
Statistika Dasar adalah sebagai berikut.
1. Hasil belajar siswa melalui model - model pembelajaran Cooperative Group
Investigation kurang dari metode belajar Cooperative Two Stay Two Stray,
dengan rata-rata (mean) yang diperoleh adalah 66.60

2. Hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Cooperative Two Stay Two
Stray, lebih bagus ketimbang metode belajar Cooperative Group Investigation,
dengan rata-rata(mean) yang diperoleh 79.80

3. Kedua metode pembelajaran memiliki perbedaan yang signifikan berdasarkan


data yang diperoleh. Hal ini membuktikan bahwa metode pembelajaran
Cooperative Two Stray Two Stay lebih baik ketimbang Cooperative Group
Investigation
DAFTAR PUSTAKA

Ali, I. (2021). Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) dalam Pengajaran


Pendidikan Agama Islam. Jurnal Mubtadiin, 7(1), 247-264.

BP Abd Rahman, dkk. (2022). Pengertian Pendidikan, Ilmu Pendidikan dan


Unsur-Unsur Pendidikan. Al Urwatul Wutsqa : Kajian Pendidikan Islam,
2(1), 1-8.

Irwan, N., & Sani, R. A. (2015). Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation dan Teamwork Skills terhadap Hasil Belajar Fisika.
Jurnal Pendidikan Fisika, 4(1), 41-48.

Magdalena, R., & Krisanti, M. A. (2019). Analisis Penyebab dan Solusi


Rekonsiliasi Finished Goods Menggunakan Hipotesis Statistik dengan
Metode Pengujian Independent Sample T-Test di PT. Merck, Tbk. Jurnal
TEKNO, 16(1), 35-48.

Nurmi. (2010). Strategi Pembelajaran Kooperatif dalam Meningkatkan


Kemandirian Belajar Peserta Didik. Jurnal Unimed, 3(2),1-26.

Rahim Rika, Syaifudin, & Nery, R. S. (2017). Model Pembelajaran Kooperaatif


Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Penelitian Pendidikan Matematika, 1(1), 39-54.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai