B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seperti kita ketahui saat ini, guru berperan sangat penting dalam
kegiatan belajar mengajar. Guru harus mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan model
pembelajaran yang bervariasi. Penggunaan model pembelajaran yang
digunakan guru sangat berpengaruh terhadap keseriusan siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Kegiatan belajar mengajar
berhasil apabila terjadi perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
siswa pada proses pembelajaran di kelas sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai. Selain guru, siswa menjadi salah satu faktor dalam keberhasilan
kegiatan pembelajaran. Siswa yang serius mengikuti pembelajaran di
kelas akan berbeda dengan siswa yang tidak serius mengikuti
pembelajaran di kelas.
Kenyataannya, siswa merasa bosan pada saat kegiatan
pembelajaran di kelas, karena kurang adanya ketertarikan siswa pada saat
guru menyampaikan informasi pembelajaran. Hal ini yang membuat
siswa tidak serius dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas.
Artinya disini, siswa menjadi pasif pada saat kegiatan pembelajaran di
kelas. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan pembelajaran yang aktif,
menyenangkan yang dapat membuat siswa lebih serius dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran di kelas.
Pembelajaran yang aktif adalah pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk aktif membangun sendiri konsep dan
makna melalui berbagai kegiatan. Pembelajaran aktif ini siswa yang
harus dituntut aktif bukan guru yang aktif, guru harus kreatif dalam
mengelola pembelajaran. Proses belajar mengajar akan berjalan dengan
efektif apabila seorang guru mampu menggunakan model pembelajaran
yang tepat. Dengan menggunakan model yang aktif dan menyenangkan
diharapkan siswa dapat terlibat aktif. Sehingga tujuan pembelajaran akan
tercapai lebih maksimal dan akan berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran Think
Pair Share (TPS).
Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) merupakan
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa. Dengan model pembelajaran ini siswa dilatih bagaimana
mengutarakan pendapat dan siswa juga belajar menghargai pendapat
orang lain dengan tetap mengacu pada materi pembelajaran.
Dalam upaya memperbaiki hasil belajar siswa dengan penggunaan
model pembelajaran Think Pair Share (TPS), peneliti mengharapkan
adanya keseriusan dan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas agar hasil belajar siswa mendapatkan nilai diatas
rata-rata pada pembelajaran tematik di kelas IV A SD Negeri 26
Pontianak Tenggara.
Dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat untuk
menunjang keseriusan dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran
di kelas, peneliti menggunakan model pembelajaran Think Pair Share
(TPS) dalam melakukan penelitian tersebut. Agar hasil belajar peserta
didik dapat berhasil secara maksimal.
Berdasarkan masalah dan solusi diatas, peneliti bermaksud untuk
meneliti tentang Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Think Pair
Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik
Di Kelas IV A SD Negeri 26 Pontianak Tenggara.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka
masalah umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh
penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap hasil
belajar siswa pada Pembelajaran Tematik di kelas IV A SD Negeri 26
Pontianak Tenggara?”. Dari rumusan masalah umum tersebut, sub
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Think
Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran
tematik ?
b. Seberapa besar pengaruh penggunaan model pembelajaran Think
Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran
tematik ?
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah:
a. Mengidenifikasi pengaruh penggunaan model pembelajaran Think
Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran
tematik.
b. Mengidentifikasi seberapa besar pengaruh penggunaan model
pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar siswa
pada pembelajaran tematik
4. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian yang dilakukan diharapkan memiliki manfaat.
Manfaat yang terdapat pada penelitian ini adalah :
a. Bagi Peserta Didik
Penelitian dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) ini
diharapkan dapat menarik perhatian siswa agar lebih mudah
memahami materi pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat
tercapai dengan maksimal.
b. Bagi Guru
Meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru dalam menguasai
model pembelajaran.
c. Bagi Peneliti
Sebagai calon guru dimasa mendatang, tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan model
pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar siswa
dan agar dapat menjadi pengalaman jika nantinya menggunakan
model pembelajaran Think Pair Share (TPS) untuk mengajar
disekolah.
6. Definisi Operasional
a. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuataan
seseorang. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah akibat
dari Penggunaan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik Kelas IV A
SD Negeri 26 Pontianak Tenggara.
b. Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) atau berpikir
berpasangan berbagi adalah jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
c. Hasil belajar
Hasil belajar adalah tingkat kemampuan atau pencapaian belajar
siswa dalam dalam menerima dan mempelajari materi yang telah
disampaikan dan yang didapat dari sekolah yang dinyatakan dalam
bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes sejumlah materi tertentu.
d. Pembelajaran Tematik
Menurut Rusman (2015:140) “pembelajaran tematik adalah
model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik
yang melibatkan beberapa muatan mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa.
C. KAJIAN TEORI
1. Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
a. Pengertian Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Model think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan adalah
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa.
Strategi think pair share (TPS) ini berekembang dari penelitian
belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh
Frang Lyman dan Koleganya di Universitas Maryland sesuai yang
dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa Think Pair Share (TPS)
merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana
pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa resitasi atau diskusi
membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara
keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share
(TPS) dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk
merespon dan saling membantu. Guru memperkirakan hanya
melengkapi penyajian singkat atau siswa membaca tugas, atau situasi
yang menjadi tanda tanya. Sekarang guru menginginkan siswa
mempertimbangkan lebih banyak apa yang telah dijelaskan dan
dialami. Guru memilih menggunakan think-pair-share untuk
membandingkan tanya jawab kelompok keseluruhan.
Think pair share (TPS) merupakan suatu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa
semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas
secara keseluruhan dan proses yang digunakan dalam Think Pair
Share (TPS) dapat memberi siswa waktu yang lebih banyak untuk
berpikir, untuk merepson dan saling membantu (Trianto, 2007:61)
Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) merupakan salah
satu model pembelajaran kooperatif sederhana. Dengan model
pemebelajaran ini siswa dilatih bagaimana mengutarakan pendapat
dan siswa juga belajar menghargai pendapat orang lain dengan tetap
mengacu pada materi/tujuan pembelajaran. Think Pair Share (TPS)
dirancang untuk mempengaruhi interaksi siswa. Struktur ini
menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok-
kelompok kecil.
Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam mengingat suatu informasi dan seorang siswa juga dapat belajar
dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan
sebelum dismapaikan di depan kelas. Selain itu, Think Pair Share
(TPS) juga dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa
diberi kesempatan berpartisipasi dalam kelas.
e. Langkah-langkah
Penggunaan strategi Think Pair Share (TPS) adalah untuk
membandingkan tanya jawab kelompok keseluruhan. Langkah-
langkah dalam strategi Think Pair Share (TPS) adalah sebagai
berikut :
Langkah 1 : Berpikir (Thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau permasalahan
yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa
menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir
sendiri jawaban atau masalah.siswa membutuhkan
penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan
bagian dari berpikir.
Langkah 2 : Berpasangan (Pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan
dan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh.
Interaksi selama waktu yang disediakan dapat
menyatukan jawaban pertanyaan yang diajukan atau
menyatukan gagasan suatu masalah khusus yang
diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak
lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
Langkah 3 : Berbagi (Shairing)
Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan
untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah
mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling
ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan
sampai sekitar sebagian pasangan mendapatkan
kesempatan untuk melaporkan.
Dari sudut lain, langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai
berikut :
1) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin
dicapai.
2) Peserta didik diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan
yang disampaikan guru.
3) Peserta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya
(kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-
masing.
4) Guru memimpin hasil pleno kecil diskusi, tiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya.
5) Berawal dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraan
pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum
diungkapkan para peserta didik.
6) Guru memberi kesimpulan.
7) Penutup.
4. Hipotesis Penelitian
Sugiyono (2015:96) menyatakan bahwa, “Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan”. Kemudian Hadari Nawawi (2015:47) menyatakan bahwa,
“Hipotesis dapat diartikan juga sebagai dugaan pemecahan masalah yang
mungkin benar dan mungkin pun salah”.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa hipotesis
adalah jawaban semnetara atas masalah penelitian yang masih harus diuji
kebenarannya melalui penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah
“Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran think pair share
(TPS) terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik kelas IV A
SD Negeri 26 Pontianak Tenggara”
D. METODE PENELITIAN
1. Prosedur Penelitian
Suatu penelitian digunakan metode yang tepat dan sesuai dengan
masalah yang diteliti, karena daengan pemilihan dan penggunaan metode
yang tepat tersebut akan dapat dihindari berbagai makna. Untuk
mencapai hasil yang diharapkan dalam penelitian tentu memerlukan
suatu metode ynag sesuai dengan tujuan masalah yang akan
diungkapkan. Menurut John. W Creswell, (2012:2) “Research is a
proces in which you engage in a small set of logical steps”. Artinya
penelitian adalah proses dimana Anda terlibat dalam satu set langkah
logis.
a. Metode Penelitian
Sudjana (2005:52) mengungkapkan bahwa, “Metode Penelitian
merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitain yang
didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandanagan filosofis
dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”. Karena keiatan
tersebut dilakukan setiap melaksanakan penelitian, maka beberapa ahli
menyebutnya sebagai tradisi penelitian (research traditions).
Sugiyono (2017:6) menyatakana bahwa “Metode penelitian pada
dasarnya merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan
suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam
bidang pendidikan”. Menurut Alan Bryma (2012:46) menyatakan “A
research method is simply a technique for collecting data”. Artinya,
metode penelitian adalah suatu teknik sederhana untuk
mengumpulkan data. Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan oleh
peneliti dalam mengukmpulkan data penelitiannya dengan tujuan
untuk mendapatkan jawaban serta memecahkan masalah yanhg telah
dirumuskan dalam penelitian.
Menurut Hadari Nawawi (2012:65), ada 4 metode penelitian
yang biasa digunakan, yaitu :
1) Metode Deskriptif
2) Metode Filosofis
3) Metode Historis
4) Metode Eksperimen
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen. Metode eksperimen menurut Donald Ary, et al
(2010: 301) adalah “An experimental design is the general plan for
carrying out a study with an active independent variable”. Artinya,
desain eksperimental adalah rencana umum untuk melaksanakan studi
dengan variabel independen yang aktif. Menurut Sugiyono (2012:11)
menyatakan bahwa “Metode Penelitian Eksperimen adalah metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakukan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali”. Alasan
peneliti menggunakan metode eksperimen dalam penelitian ini adalah
untuk membuktikan bahwa apakah ada pengaruh penggunaan metode
pembelajaran think pair share (TPS) terhadap hasil belajar siswa pada
pembelajaran tematik kelas IV A SD Negeri 26 Pontianak Tenggara.
b. Bentuk Penelitian
Sugiyono (2017:108-109) menyatakan bahwa, “Ada empat
bentuk penelitian yang dapat digunakan berdasarkan metode
eksperimen, yaitu :
1) Pre-Experimental Design
a) One-Shot Case Study
b) One Group Pretest-Posttest
c) Intac-Group Comparison
2) True Eksperimental Design
a) Posttest-Only Control Design
b) Pretest-Control Group Design
3) Factorial Experimental
4) Quasi Experimental Design
a) Time Series Design
b) Nonequivalent Control Group Design
Berdasarkan pendapat tersebut, maka bentuk penelitian yang
digunakan adalah bentuk penelitian Pre-Experimental Design,
menuerut Sugiyono (2017:109), Pre-Experimental Design adalah
bentuk penelitian yang masih terdapat pengaruh variabel luar yang
ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel independen”. Dalam
penelitian ini peneliti akan memberikan pre-test untuk mengukur hasil
belajar sebelum siswa diberikan perlakuan dengan menggunakan
model pembelajaran think pair share (TPS), kemudian dilanjutkan
dengan memberikan siswa perlakuan menggunakan model
pembelajaran think pair share (TPS) dan selanjutnya memberikan
post-test untuk mengukur hasil belajar setelah siswa mendapat
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran think pair share
(TPS). Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah One Group Pretest-Posttest Design. Rancangan ini hanya
meliputi 1 kelompok yang diberikan Pre-test dan Post-test. Menurut
Donald Ary Lucy Cheser Jacobs, Chris Sorensen, dan Asghar
Razavich (2010:303), “The one-group pretest-posstest design usually
involves three steps: 1). Administering a pretest measuring the
dependent variable; 2). Applying the experimental treatment X to the
subjects: and 3). Administering a postest.” Artinya, satu kelompok
desain pretest-posttest biasanya melibatkan tiga langkah, yaitu: 1).
Pemberian pretest mengukur variabel dependen; 2). Menerapkan
perlakuan X eksperimental untuk mata pelajaran; dan 3). Pemberian
posttest. Mengukur variabel dependen, bagan rancangannya adalah
sebagai berikut :
O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8
Keterangan :
O1 O2 O3 O4 = nilai pre-test (kondisi hasil belajar siswa sebelum
diberi perlakuan)
c. Rancangan Penelitian
Untuk mengantisipasi timbulnya masalah dalam melakukan
penelitian di lapangan, maka langkah-langkah yang dilakukan oleh
peneliti untuk memperoleh data selama melakukan penelitian di
Sekolah Dasar mitra yang terdiri dari tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap akir sebagai berikut :
1) Tahap Persiapan
a) Melakukan observasi ke SD Negeri 26 Pontianak
Tenggara meliputi wawancara dengan guru wali kelas IV
A tentang pelaksanaan penelitian yang dilakukan serta
penerapan model pembelajaran think pair share (TPS)
pada pembelajaran tematik.
b) Perumusan masalah penelitian yang didapat dari hasil
wawancara.
c) Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa : Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan kisi-kisi
soal Pre-test dan Post-test, kunci jawaban dan pedoman
penskoran.
d) Melakukan konsultasi instrumen penilaian.
e) Merevisi instrumen penilaian berdasarkan hasil konsultasi.
f) Menentukan jadwal penelitian disekolah tempat penelitian.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Memberikan soal Pre-test pada kelas eksperimen.
b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran tematik dengan
model pembelajaran think pair share (TPS) di kelas
eksperimen.
c) Memberikan soal Post-test
d) Melakukan penskoran.
3) Tahap Analisis
a) Menskor hasil Pre-test dan Post-test.
b) Menghitung rata-rata hasil tes siswa.
c) Menghitung standar deviasi Pre-test dan Post-test.
d) Data berdistribusi normal, maka digunakan uji t-test.
e) Menghitung effect size.
f) Membuat kesimpulan.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2015: 118) menyatakan bahwa, “Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”. Sugiyono (2012: 119) membagi teknik sampling ke dalam
beberapa jenis yaitu :
1) Probability Sampling
a) Sample random sampling
b) Proportionate stratified random sampling
c) Disproportionate stratified random sampling
d) Area (cluster) sampling (sampling menurut daerah)
2) Non Probability Sampling
a) Sampling sistematis
b) Sampling kuota
c) Sampling incidental
d) Purposive sampling
e) Sampling jenuh
f) Snowball sampling
John W. Creswell (2012: 142) mengatakan, “A sample is a
subgroup of the target population that the researcher plans to study
for generalizing about the target population”. Artinya sampel adalah
kelompok kecil dari suatu populasi tertentu yang peneliti rencanakan
untuk dipelajari untuk digeneralisasikan tentang populasi tertentu.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulakan bahwa
sampel adalah bagian atau wakil dari populasi yang menjadi sumber
data sesungguhnya dan benar-benar objektif. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik nonprobability
sampling dengan jenis sampling jenuh yang merupakan teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Menurut Sugiyono (2012: 124-125) “Penggunaan sampling
jenuh sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari
30 orang”. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV
A Sekolah Dasar Negeri 26 Pontianak Tenggara.
b) Reliabilitas
Sugiyono (2013:121) menyatakan bahwa, “Reliabilitas
adalah instrumen yanng bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama”. Menurut Koretz (dalam val klenowski, 2002:85),
“Define as the reliability as the consistency of measurement
reliability to be meaningful measurement must be reasonably
consistent and replicable”. Artinya reliabilitas arus sesuai
dengan konsistensi dan pengukuran. Suatu data dapat dikatakan
reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama
menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila
dipecah menjadi dua menunjukan data yang tidak berbeda.untuk
mengetahui reliabilitas tes maka sebelum soal tes digunakan,
peneliti akan menguji soal terlebih dahulu dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
s 2t −∑ piqi
r i=
k
( k−1) { s2t }
Keterangan :
r i = reliabilitas internal seluruh instrument
k = jumlah item dalam instrumen
pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1
q i = 1- pi
d) Daya Pembeda
Untuk menghitung daya pembeda soal, menurut Suharsimi
Arikunto (2013:228) mengunakan rumus berikut :
BA BB
DP= −
JS JB
Keterangan :
DP = daya pembeda
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta atas yang menjawab soal dengan benar
BB = banyaknya peserta bawah yang menjawab soal dengan
benar
Adapun kalsifiaksi daya pembeda menurut Suharsimi
Arikunto (2013: 232) adalah sebagai berikut :
X́ =
∑ f i Xi
∑ fi
Keterangan :
X́ = nilai rata-rata
f i = frekuensi
Xi = titik tengah
∑ fi = jumlah data/sampel
(Sugiyono, 2017:54)
3) Menghitung Standar Deviasi (SD) hasil pre-test pada kelas
eksperimen dengan rumus :
2
SD=
√ ∑ f 1 ( Xi− X́ )
n−1
Keterangan :
SD = Standar Deviasi
X́ = nilai rata-rata
Xi = titik tengah
fi = frekuensi
n = jumlah sampel
¿Sugiyono, 2017:58)
b. Analisis Data Hasil Penelitian
Setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen maka
selanjutnya data post-test diolah untuk menjawab rumusan masalah
serta dapat menentukan kesimpulan yang tepat dalam penelitian ini.
1) Untuk menjawab sub masalah pada nomor 1 yaitu apakah
terdapat pengaruh penggunaan metode pembelajaran think
pair share (TPS) terhadap hasil belajar siswa pada
pembelajaran tematik kelas IV A SD Negeri 26 Pontianak
Tenggara, maka dilakukan teknik pengolahan data dengan
menggunakan rumus t-test.
Adapun tahapan yang dilalui sebelum dilakukan perhitungan
t-test sebagai berikut :
X́ =
∑ f i Xi
∑ fi
Keterangan :
X́ = nilai rata-rata
fi = frekuensi
Xi = titik tengah
∑ fi = jumlah data/sampel
(Sugiyono, 2017:54)
SD=
√ ∑ f 1 ( Xi− X́ )
n−1
Keterangan :
SD = Standar Deviasi
X́ = nilai rata-rata
Xi = titik tengah
fi = frekuensi
n = jumlah sampel
¿Sugiyono, 2017:58)
d) Selanjutnya dilanjutkan dengan perhitungan uji-t yang
digunakan sebagai berikut :
Md
t=
∑ x2 d
√ N ( n−1)
Kriteria :
Md=
∑d
N
(Suharsimi Arikunto, 2013:350)
Kriteria :
∑d = gain atau perbedaan (d) pre-test dengan post-test
N = subjek sampel
E. DAFTAR PUSTAKA
Istarani. (2014). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Trianto, 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta:
Prestasi Pustaka
Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, Marzuki. 2012. Statistik Terapan
Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Yogyakarta: Gadjahmada University press.
John W. Creswell. 2012. Educational Research: Planning, Conducting
and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. (Online).
(http://gen.lib.rus.ec)
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabet
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabet
Sugiyono. 2017. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabet
Suharsimi Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Suharsimi Arikunto. 2015. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara
Leo Sutrisno. Effect Size. (Online).
(http://www.scribd.com/document/28025523/Effect_Size)
Alan Bryman. 2012. Social Research Methods 4 th Edition. (Online).
(http://gen.lib.rus.ec)
Asep Jihad. Abdul Haris. 2013. Evalausi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo
Donald Ary, Lucy Cheser Jacobs and Christine K. Sorensen. 2010.
Introduction to Research in Education. (Online) (http://gen.lib.rus.ec)
Louis Cohen, 2002. Research Methods in education 5th Edition. New York,
(Online) (http://gen.lib.rus.ec)