Anda di halaman 1dari 17

Contoh Review Jurnal

Review Jurnal Psikologi


I.A. Judul Penelitian
Jurnal Penelitian Kualitatif
B. Nama Penulis
Fitria Ismali (Universitas Negeri Gorontalo)
C. Nama Jurnal
Deskripsi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dalam Pembelajaran Matematika Di
Kelas V SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango
II.Latar Belakang masalah
Pendidikan menjadi
kebutuhan yang primer, karena dengan arus globalisasi yang semakin pesat,
manusia harus dapat mengikuti perkembangan zaman. Salah satu cara yang
ditempuh adalah dengan belajar. Dengan belajar, manusia diharapkan dapat
menyerap informasi sebanyak-banyaknya melalui pembelajaran dan dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Di samping itu, siswa atau pembelajar harus bisa
ikut berpartisipasi, ikut mencoba dan melakukan
sendiri yang sedang dipelajari. Pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran
aktif adalah jika guru mampu menciptakan suatu kondisi belajar yang
memungkinkan siswa berkembang secara optimal. Salah satu metode pembelajaran yang biasa
diterapkan guru dalam kelas di SDN 6 Bulango Selatan adalah metode ceramah.
Pembelajaran matematika dengan metode ceramah
cenderung meminimalkan keterlibatan siswa dalam belajar dan siswa menjadi kurang aktif.
Kenyataan ini nampak pada siswa kelas V di SDN 6 Bulango Selatan,
sebagian siswa mengalami kesulitan belajar mata pelajaran matematika. Agar ketuntasan
belajar siswa dapat tercapai salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif yang di maksud adalah model pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement
Divisions). Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana,dan merupakan model yang
paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin,
2010:143). Slavin (dalam Asma, 2006:51) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
STAD (Student Team Achievement Divisions), siswa ditempatkan
dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima orang siswa yang
merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam
setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan rendah atau variasi jenis
kelamin, kelompok ras dan etnis, atau kelompok sosial lainnya.

III. Masalah/ Pertanyaan Penelitian


IV. Hipotesis
V. Metode
- Jenis/ Metode Penelitian
Metode pendekatan fenomenologis dengan
jenis penelitian kualitatif, maksudnya bahwa dalam penelitian ini peneliti
berusaha memahami arti sebuah peristiwa dan kaitannya terhadap objek penelitian.
- Metode Pengambilan Data
Sebelum dilakukan pengambilan dan pengumpulan data. Data keseluruhan dikelompokkan terlebih
dahulu menjadi 2 jenis data, yaitu :
1. Data primer, merupakan informasi utama dalam penelitian, meliputi seluruh
data kualitatif yang diperoleh melalui kegiatan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Dalam hal ini, yang menjadi data penelitian adalah deskripsi
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran matematika di kelas V
SDN 6 Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango.
2. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh melalui bukubuku referensi
berupa pengertianpengertian dan teoriteori yang ada hubungannya dengan permasalahan yang
sedang diteliti. Yang menjadi sumber data adalah guru dan siswa.
Adapun prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain observasi, wawancara dan
dokumentasi.
1. Observasi
Observasi merupakan langkah awal dalam melakukan penelitian, observasi dilakukan untuk
mengetahui secara detail tentang lokasi maupun kondisi tempat (sekolah) yang akan di teliti baik dari
segi siswa, guru bahan ajar, sumber belajar, lingkungan belajar dan sebagainya.
2. Wawancara
Wawancara sebagai alat penilaian digunakan untuk mengetahui pendapat,
aspirasi, harapan, prestasi, keinginan, keyakinan dan proses belajar siswa.Kegiatan wawancara d
ilakukan secara langsung yaitu mengadakan tanya jawab
dengan responden seperti guru, siswa dan ditunjang dari berbagai data lainnya.
Instrumen pedoman wawancara dilakukan secara terstruktur untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan.
3. Dokumentasi
Dokumen diartikan sebagai suatu catatan tertulis/gambar yang tersimpan
tentang sesuatu yang sudah terjadi. Dokumentasi merupakan bukti fisik berupafoto yang diambi
l pada saat mengadakan penelitian, dalam kegiatan observasi, wawancara, dan pengamatan proses
pembelajaran.

- Metode Analisis Data


Sedangkan analisis data dalam penelitian ini, Milles dan Hubberman (dalam Tohirin, 2012 : 141)
menjelaskan bahwa analisis data merupakan langkah-langkah
untuk memproses temuan penelitian yang telah ditranskripkan melalui proses
reduksi data, yaitu data disaring dan disusun lagi, dipaparkan, diverifikasi atau dibuat
kesimpulan.
VI. Hasil Penelitian
Peneliti mengamati bahwa guru sudah baik dalam menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD, mulai dari menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa terlihat sangat baik, menyajikan materi, mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok kooperatif, evaluasi, dan sampai pada penghargaan kelompok terlihat
baik. Meskipun dalam kegiatan membimbing kelompok bekerja
dan belajar masih cukup, namun penerapan model pembelajaran kooperatif ini dapat terlaksana
dengan baik, karena sebagian besar langkah-langkah dari model kooperatif tipe STAD, dilaksanakan
dengan baik. Namun dalam proses pembelajaran guru sering mendapati siswa yang sulit untuk diatur,
terlihat hanya bermain dan tidak aktif dalam mengerjakan tugas
kelompok, sehingga seringkali teman-teman kelompoknya, ataupun kelompok
yang lain merasa terganggu. Sedangkan untuk siswa, dalam mengerjakan tugas
kelompok terkadang siswa merasa sulit atau kurang paham dalam mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru, hal ini karena guru belum maksimal dalam
membimbing kelompok untuk bekerja dan belajar. Karena guru hanya sesekali
membimbing siswa dalam kelompok, guru kebanyakan hanya duduk di depan kelas dan
menyuruh siswa bertanya apabila ada yang belum dipahami. peneliti
mengamati bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
pembelajaran matematika, pada materi pecahan telah dilaksanakan dengan baik, terdiri dari 6
(enam) langkah utama yaitu: Menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa, menyajikan/menyampaikan materi, mengorganisasikan siswa dalam
kelompok belajar, membimbing kelompok bekerja dan belajar, evaluasi, dan memberikan
penghargaan. Dampak dari pembelajaran tersebut dapat dilihat atau diamati dengan jelas ketika proses
pembelajaran berlangsung, yaitu guru ataupun siswa sudah menerapkan langkahlangkah model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan benar, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik,
interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa terlihat baik, selain itu siswa dapat
berinteraksi dan bekerja sama dalam kelompok.
VII.Review/ Komentar
Secara konten keseluruhan jurnal ini sudah terlihat sangat baik dalam hal mendeskripsikan apa yang
ingin disampaikan oleh peneliti. Karena penelitian ini termasuk penelitian yang menggunakan metode
secara kualitatif yakni dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Deskripsi yang detail dan
mendalam tentang kasus merupakan sebuah keharusan bagi peneliti kualitatif. Kemudian dari segi

struktural, meskipun dalam penelitian kualitatif narasi yang disampaikan berdasarkan dengan
kebutuhan penelitian, namun akan lebih baik lagi jika ditambahkan poin masalah atau pertanyaan
penelitian. Hal ini tentunya akan membantu peneliti untuk mempermudah dalam hal mengkategorikan
atau mengklasifikasikan tujuan penelitiannya. Seperti pertanyaan bagaimana cara menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Stad dalam pembelajaran Matematika di kelas V SDN 6 Bulango Selatan
Kabupaten Bone Bolango? dan mengapa siswa Matematika di kelas V SDN 6 Bulango Selatan
Kabupaten Bone Bolango memerlukan model pembelajarn kooperatif tipe Stad? .
VIII. Abstrak Jurnal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dala
m pembelajaran matematika, telah dilaksanakan dengan baik,
terdiri dari 6 (enam) langkah utama yaitu: Menyampaikan tujuan pembelajaran
dan memberi motivasi, menyajikan materi, mengorganisasikan siswa dalam
kelompok belajar, membimbing kelompok bekerja dan belajar, memberikan evaluasi, dan
memberikan penghargaan. Dampak dari pembelajaran tersebut dapat
dilihat atau diamati dengan jelas ketika proses pembelajaran berlangsung, yaitu
guru ataupun siswa sudah menerapkan langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan benar, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik,
interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa terlihat baik, selain itu siswa dapat berinteraksi dan
bekerja sama dalam kelompok.
Kata kunci : Penerapan, Model pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran matematika.
IX. Referensi
Asma, Nur. 2006. Model pembelajaran kooperatif. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional
http://nopiwanabadi.blogspot.com/2011/5/hakikat-pembelajaranmatematika.html
Jonson, D. W., & Johnson, R.1991, Learning Together and Alone, Cooperative and
individualisti learning. Boston: Allyn and Bacon.
Sagala, Syaiful, 2009, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar, Alfabeta, Bandung
Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan
Konseling Pendekatan Praktid untuk Peneliti Pemula dan Dilengkapi
dengan Contoh Transkip Hasil Wawancara Serta Model Penyajian Data.
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep,Landasan, dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada
Madia Group
Wardhani, Sri. 2008. Paket fasilitasi pemberdayaan kkg/mgmp matematika Analisis si dan skl
mata pelajaran matematika smp/mts untuk optimalisasi tujuan mata pelajaran
matematika. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan Matematika.
Sumber: http://jaymi-psikologi.blogspot.com/2014/10/contoh-review-jurnal-psikologi.html

REVIEW JURNAL : SISTEM INFORMASI


SUMBER DAYA MANUSIA DAN DAMPAKNYA
TERHADAP PERENCANAAN SUMBER DAYA
MANUSIA
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Sistem Informasi
Sumber daya manusia terhadap Perencanaan Sumber Daya Manusia dalam konteks ke-Indonesiaan.
Penelitian ini dilakukan oleh Dr. Shikha N. Khera dan Ms. Karishma Gulati [2012], menyatakan bahwa
HRIS memberikan pengaruh positf pada perencanaan sumber daya manusia di perusahaan. Dalam
konteks ke-Indonesiaan, penelitian yang dilakukan sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh oleh Dr. Shikha N. Khera dan Ms. Karishma Gulati [2012], HRIS memberikan pengaruh positif
pada perencanaan karyawan di PT. Telekomunikasi Indonesia dan Sekretariat Jenderal Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral. Namun penerapan HRIS di Indonesia masih terbatas pada
karyawan di dalam perusahaan blm sampai pada tahap rekrutmen dan seleksi.
PENDAHULUAN
Pengertian paling mendasar tentang HRIS (Human Resources Managemen System) adalah sistem
yang digunakan untuk memperoleh, menyimpan, memanipulasi, menganalisis, mengambil dan
mendistribusikan informasi yang bersangkutan dengan organisasi sumber daya manusia. Hal ini
sering dianggap sebagai layanan yang diberikan kepada organisasi dalam bentuk informasi
(Tannenbaum, 1990).
Penggunaan HRIS tergantung pada beberapa faktor seperti yang digambarkan oleh Broderick dan
Boudreau (1992) bahwa penggunaan sistem HRIS ditentukan oleh strategi sumber daya manusia,
membacanya sebagai sebuah proses yang sesuai antara strategi yang berbeda dan praktek sistem
yang berbeda.
Perencanaan sumber daya manusia atau Human Resource Planning (HRP) umumnya diabaikan
dalam sebagian besar organisasi bahkan HRP tidak diakui (Vareta, 2010). Cherian (2011)
mendefinisikan HRP sebagai proses peramalan permintaan dan penawaran sumber daya manusia
dengan merekrut karyawan yang benar, dan memiliki keterampilan yang tepat (sesuai job) sesuai
kebutuhan organisasi.

Perencanaan sumber daya manusia merupakan suatu proses menterjemahkan strategi bisnis
menjadi kebutuhan sumber daya manusia baik kualitatif maupun kuantitatif melalui tahapan tertentu.
Pengertian dan Strategi Perencanaan SDM Mondy & Noe (1995) mendefinisikan Perencanan SDM
sebagai proses yang secara sistematis mengkaji keadaan sumberdaya manusia untuk memastikan
bahwa jumlah dan kualitas dengan ketrampilan yang tepat, akan tersedia pada saat mereka
dibutuhkan. Kemudian Eric Vetter dalam Jackson & Schuler (1990) dan Schuler & Walker (1990)
mendefinisikan Perencanaan sumber daya manusia (HR Planning) sebagai; proses manajemen
dalam menentukan pergerakan sumber daya manusia organisasi dari posisinya saat ini menuju posisi
yang diinginkan di masa depan. Dari konsep tersebut, perencanaan sumber daya manusia dipandang
sebagai proses linear, dengan menggunakan data dan proses masa lalu (short-term) sebagai
pedoman perencanaan di masa depan (long-term).
Tulisan ini, lebih lanjut akan menguraikan tentang analisis kegiatan HRIS yang membantu dalam
perencanaan sumber daya manusia dan kegiatan strategis manajer SDM, pelatihan dan
pengembangan karyawan perencanaan suksesi, pelacakan pemohon dalam rekrutmen dan seleksi,
dan perencanaan tenaga kerja. Kemudian di bagian akhir tulisan, akan diungkapkan pengaruh HRIS
terhadap HRP yang diterapkan dalam konteks ke-Indonesiaan.

RINGKASAN JURNAL
Di awal jurnal, Dr. Shikha N. Khera dan Ms. Karishma Gulati mengungkapkan fakta dalam
pendahuluan jurnal tentang perkembangan HRIS dengan mengutip hasil penelitian Siriwal
Tevavichulada (1997) bahwa awalnya HRIS diperuntukkan untuk mengatur karyawan karena
fungsinya untuk menyimpan dan mengelola departemen sumber daya manusia tapi sekarang HRIS
tidak terbatas pada penyimpanan saja, tetapi mencakup berbagai bidang yang terkait dengan
karyawan seperti perencanaan tenaga kerja, permintaan tenaga kerja dan pasokan peramalan,
deskripsi pekerjaan untuk pekerjaan dan pelamar, rekrutmen dan seleksi, pelatihan dan
pengembangan, negosiasi, manajemen keluhan dll (Kenneth A. Kovach dan Charles E. Cathcart
(1999).
Dr. Shikha N. Khera dan Ms. Karishma Gulati mengatakan sumber daya manusia adalah aset untuk
setiap organisasi dan khususnya organisasi TI di mana karyawan bertindak sebagai gudang bakat.
Karena pentingnya sumber daya manusia, perencanaan sumber daya manusia (HRP) juga harus
menjadi pusat perhatian. Untuk memanfaatkan karyawan se efisiensi mungkin. Sehingga sangat
penting untuk memiliki gambaran lengkap tentang karyawan serta pekerjaan yang tersedia. Kadang-

kadang karyawan bisa menjadi warisan bagi organisasi tetapi tidak dapat melakukan hal yang terbaik
untuk perusahaan dengan posisi pekerjaan saat ini. Kedua, peningkatan dan kekurangan karyawan
juga mempengaruhi keadaan perusahaan. HRP dapat membantu perusahaan untuk mengatasi
tantangan tersebut. Tidak hanya itu, penilaian kinerja perlu dikelola dengan baik agar dapat menjadi
faktor puncak untuk memotivasi karyawan dalam organisasi dan HRP membantu dalam hal ini juga
dengan menganalisis karyawan. Melakukan hal ini secara manual sangatlah kompleks dan HRIS
dapat menyelesaikan masalah ini.
Penelitian ini bekerja berfokus pada kontribusi HRIS di HRP. Tinjauan literatur pentingnya HRIS
dengan berbagai subsistem, tetapi sangat langka menemukan jurnal yang membahas peran HRIS
untuk HRP. Aspek yang paling menantang dalam pembahasan makalah penelitian ini adalah isu
menyeluruh tentang peran HRIS di HRP di tengah kelebihan dan aplikasi strategis.
PERAN PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PERUSAHAAN
Handoko (1992) menyatakan perencanaan sumberdaya manusia meliputi penentuan jabatan-jabatan
yang harus diisi, kemampuan yang dibutuhkan karyawan untuk melaksanakan tugas tersebut, jumlah
karyawan yang dibutuhkan, pemahaman pasar tenaga kerja, dan pertimbangan kondisi permintaan
dan penawaran sumberdaya manusia. Werther dan Davis (1993) menyatakan perencanaan sumber
daya manusia adalah prakiraan yang sistematis dari organisasi untuk melihat masa depan tentang
penawaran dan permintaan tenaga kerja dengan menentukan jumlah dan tipe tenaga kerja yang
dibutuhkan, dimana bagian sumber daya manusia dapat merencanakan langkah-langkah penarikan,
seleksi, perencanaan kader dan aktivitas sumber daya manusia lainnya, dan Mondy dan Noe (1990)
menyebutkan perencanaan sumberdaya manusia merupakan suatu proses yang secara sistematis
memeriksa kembali persyaratan-persyaratan sumber daya manusia untuk memastikan bahwa jumlah
pegawai yang dibutuhkan dengan skill yang disyaratkan, tersedia pada saat diperlukan. lni
merupakan proses memadukan ketersediaan sumber daya manusia di dalam dan diluar perusahaan
dengan antisipasi lowongan kerja dari perusahaan dalam suatu waktu atau periode.
Dengan demikian pada dasarnya perencanaan sumberdaya manusia adalah menentukan tentang
kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia yang dibutuhkan oleh organisasi atau dapat dikatakan
perencanaan sumberdaya manusia merupakan suatu proses didalam mencari orang yang tepat yang
disiapkan pada tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat (The Right Man in The Right Place and
The Right Time).
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengeksplorasi kontribusi keseluruhan HRIS dalam perencanaan sumber daya manusia.

METHODOLOGI PENELITIAN
Populasi Penelitian dan Metode Pengumpulan data
Populasi penelitian terdiri dari 127 responden dari atas 7 perusahaan IT di India telah diambil untuk
membedakan peran HRIS dalam perencanaan tenaga kerja di perusahaan mereka. Desain penelitian
yang digunakan adalah eksplorasi. Data untuk penelitian ini diperoleh terutama dari sumber primer
dan sumber-sumber sekunder. Sumber primer meliputi karyawan dari organisasi TI yang mengisi
kuesioner diarahkan untuk penelitian. Data juga dikumpulkan dari sumber-sumber sekunder termasuk
internet, website dll. Teknik yang digunakan adalah survei dan wawancara, dan untuk analisa data
digunakan SPSS paket statistik. Eksplorasi makalah penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi peran
HRIS dalam perencanaan sumber daya manusia dalam organisasi TI.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 1: Korelasi antara berbagai tahapan dan sub-tahapan Perencanaan Sumber Daya Manusia dan
Penerapan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia untuk Perencanaan Sumber Daya Manusia
Variabel Dependen
Variabel Independen

Penerapan Sistem Informasi Sumber Daya


Manusia untuk Perencanaan Sumber Daya
Manusia

HRIS menganalisa deskripsi setiap pekerjaan

0,568

HRIS mengatur berbagai keterampilan karyawan


0,537
(kemampuan, kapasitas, kualifikasi dan tujuan karir).
HRIS mengatur hubungan antara individu yang
mendaftar(pelamar) dengan ketersediaan bakat di
perusahaan

0,184

HRIS menghilangkan pelamar yang tidak sesuai dan


0,252
berfokus pada kandidat yang menjanjikan.
HRIS menempatkan karyawan di tempat yang tepat
dan waktu yang tepat

0,347

HRIS subsistem perekrutan diimplementasikan


dengan tepat

0,207

Semua nilai korelasi yang signifikan pada tabel di atas menafsirkan bahwa HRIS membantu dalam
semua tahap HRP termasuk menganalisis deskripsi pekerjaan, mengatur berbagai keterampilan
karyawan dan mengatur hubungan antara individu yang mendaftar(pelamar) dengan ketersediaan
bakat, menghilangkan pelamar yang tidak cocok dan berfokus pada kandidat yang menjanjikan,

pelaksanaan subsistem perekrutan yang tepat dan menempatkan karyawan di tempat yang tepat dan
waktu yang tepat
Studi ini mengkonfirmasikan bahwa dengan menerapkan HRIS, organisasi TI dapat memiliki kendali
penuh atas organisasi mereka. HRIS membantu organisasi dalam perencanaan sumber daya
manusia baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Menjadi sumber informasi untuk sumber daya
manusia, dapat menyimpan banyak data tentang karyawan, selain itu membantu dalam
mengidentifikasi posisi pekerjaan untuk karyawan. Tidak hanya itu tetapi juga dapat mengidentifikasi
apakah orang tersebut berapa pada posisi tertentu yang cocok untuk pekerjaan atau tidak.
KESIMPULAN
Penelitian ini fokus utamanya adalah pada keuntungan lain yang diperoleh dari HRIS. Penelitian ini
sangat bermanfaat karena studi yang membahas hubungan antara HRIS dengan HRP sangat jarang.
Penelitian ini mengidentifikasi keuntungan HRIS tidak hanya dari sisi pengolahan SDM namun juga
mencakup strategi perusahaan dalam mengatur SDM. Hasil penelitian menunjukkan keuntungan lain
HRIS meliputi, :
1.

Keputusan mengenai SDM lebih sehat, pengawasan dan kontrol terhadap tenaga
kerja dapat ditingkatkan.

2.

HRIS membantu dalam mengurangi berbagai biaya seperti biaya tenaga kerja, biaya
perekrutan dll karena sistem komputerisasi.

3.

HRIS mengerahkan kegiatan strategis yang luar biasa oleh manajer SDM. Kegiatan
ini mencakup pelatihan dan pengembangan manajemen, perencanaan suksesi (identifikasi
posisi kunci dan kebutuhan mereka), pelacakan pemohon rekrutmen dan seleksi dan
perencanaan tenaga kerja, informasi kepegawaian dan identifikasi (kehadiran pelacakan, dll),
perencanaan gaji, analisis absensi, analisis omset dan penjadwalan kerja.

4.

HRIS juga membantu dalam pelacakan kehadiran karyawan untuk mengetahui


keteraturan dan pengabdian mereka bagi organisasi. Hal ini tidak hanya membantu dalam
perencanaan gaji tetapi manajemen kinerja juga.

Pada intinya, dapat disimpulkan bahwa HRIS adalah alat yang sangat baik untuk perencanaan
sumber daya manusia, meskipun ada tindakan-tindakan yang tidak sepenuhnya dapat dilakukan oleh
HRIS.
PENERAPAN HRIS TERHADAP HRP DI INDONESIA
Menurut Hadari Nawawi (2008:46) perencanaan SDM untuk operasional bisnis dibagi menjadi
beberapa tahap yaitu :

Gambar 1: Perencanaan SDM untuk mewujudkan operasional bisnis


Dalam penerapannya HRIS di Indonesia juga berpengaruh positif terhadap perencanaan SDM.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wiwiek Irmawati [2010] menyatakan bahwa SIPEG
berpengaruh positif dan signifikan terhadap perencanaan SDM. SIPEG memberikan efek baik kepada
pengembangan pegawai maupun kepada penilaian kinerja. Perencanaan SDM menggunakan data
terkini dan akurat sebagaimana dihasilkan oleh SIPEG, sehingga diperoleh SDM yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
Selain itu penelitian yang dilakukan Eka Kadharpa Utama Dewayani [2011] menyatakan penerapan
HRIS pada PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK telah sesuai dengan tujuan perusahaan.
Penerapan HRIS berpengaruh terhadap employee empowerment di perusahaan. Beberapa proses
dan metode dalam HRM practice dapat dilakukan secara online sehingga mendukung kelancaran
aktifitas pekerjaan karyawan. Penerapan HRIS memberikan kemudahan dalam melakukan
knowledge sharing sehingga setiap karyawan dapat mengakses semua knowledge yang dibutuhkan
pada setiap saat.
Dari penelitian yang ada penggunaan HRIS di Indonesia masih terbatas pada perencanaan
karyawan, belum sampai pada tahap rekrutmen dan seleksi karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
UTAMA :
Dr. Shikha N. Khera, Ms. Karishma Gulati. 2012. Human Resource Information System and its
impact on Human Resource Planning: A perceptual analysis of Information Technology companies.
India
PENUNJANG
1. Nicholas Aston Beadles II. 2005. The Impact of Human Resource Information Systems: An
Exploratory Study in the Public Sector. Milledgeville, Georgia, Amerika Serikat
2. Kamuli, Sukarman. 2009 : Fakultas ilmu Sosial Universitas Gorontalo. Perencanaan Pegawai.

Indonesia
3. Irmawati, Wiwiek. 2010. Tesis : Universitas Indonesia. Pengaruh Sistem Informasi Kepegawaian
terhadap Perencanaan Sumber Daya Manusia pada Sekretariat Jenderal Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral. Indonesia
4. Ekade Balkrishna Daulat, Dr. Ashok Narayan Patil. 2013. Human Resource Information System : A
Tool for Decision Making. India
Sumber: http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2013/05/14/review-jurnal-sistem-informasi-sumber-dayamanusia-dan-dampaknya-terhadap-perencanaan-sumber-daya-manusia/

CONTOH REVIEW JURNAL


Review Jurnal Intervensi Person-Centered Therapy

Judul

A Person-centered Approach to Studying the Linkages


among ParentChild Differences in Cultural Orientation,
Supportive Parenting, and Adolescent Depressive Symptoms
in Chinese American Families.

Jurnal

Journal Youth Adolescence

Volume & Halaman

Vol. 37, Hal. 36-49

Tahun

2008

Penulis

Scott R. Weaver & Su Yeong Kim

Reviewer

SRI UTAMI HALMAN (1171040009)

Tanggal

24 Desember 2013

Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh


pemahaman yang lebih baik bagaimana orientasi budaya
Tionghoa, orang tua imigran dan anak-anak mereka dapat
berinteraksi untuk menghasilkan peningkatan gejala depresi
di kalangan remaja melalui lingkungan pengasuhan yang
kurang mendukung.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah 451 keluarga Amerika Cina

yang berada di California Utara berpartisipasi di penelitian


masa sekarang. Remaja (53,8% perempuan) berusia ratarata 13 tahun (SD = 0,73) pada gelombang pertama dan
17,05 tahun (SD = 0.80) pada gelombang kedua. Anak-anak
remaja yang terutama (75%) kelahiran US. Kebanyakan
orang tua (87% dari ayah, 90% dari ibu) yang kelahiran
asing. Rata-rata usia pada saat imigrasi adalah 30,45 tahun
(SD = 10.03) untuk ayah dan 28,30 tahun (SD = 8.80)
untuk ibu. Lama waktu di AS rata-rata 17,46 tahun (SD =
9.73) untuk ayah dan 15,74 tahun (SD = 8.36) untuk para
ibu. Mayoritas dari kedua ayah (63,1%) dan ibu (68,4%)
melaporkan mencapai sekolah tinggi atau tingkat
pendidikan yang lebih tinggi. Kisaran pendapatan tahunan
keluarga rata-rata adalah $30,001-$45,000, meskipun
distribusi pendapatan ditunjukkan variabilitas yang cukup
besar, dengan 13% melaporkan kurang dari $15.000 dan
6,2% melaporkan lebih dari $105.000. Sebagian besar
remaja (85%) tinggal dengan kedua orang tua, dengan
10,7% hidup dengan hanya ibu mereka, 1,2% hidup dengan
hanya ayah mereka, dan remaja yang tersisa tinggal di
konfigurasi struktur keluarga lainnya.
Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode


kuesioner. Kuesioner ini diberikan pada remaja dan orang
tua keturunan China Amerika.

Definisi Operasional Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Adolescents


Variabel Dependen
cultural orientation (orientasi budaya remaja).
Tsai dan Chentsova (Weaver & Kim, 2008) menyatakan
bahwa mode diferensial dan tingkat akulturasi dapat
mengakibatkan perbedaan orangtua dan anak dalam
budaya orientasi, yang didiartikan sebagai sejauh mana
individu dipengaruhi dan secara aktif terlibat dalam tradisi,
norma, dan praktik budaya tertentu.
Portes (Weaver & Kim, 2008) menjelaskan bahwa orang
tua imigran dan anak-anak mereka baik pengalaman
kekuatan asimilasi, anak-anak sering berasimilasi di tingkat
yang lebih cepat dari orang tua mereka, hak ini disebut
dengan disonan akulturasi.
Cara
&
Alat Cara dan alat yang digunakan untuk mengukur variabel
Mengukur Variabel dependen yaitu:
Dependen
Cara yang digunakan untuk mengukur variabel dependen
yaitu melakukan perekrutan untuk indikator remaja
keturunan Cina-Amerika. Penelitian dibagi dua gelombang,
gelombang pertama pada tahun 2002 dan gelombang
kedua 2006.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner yang digunakan terdiri atas dua versi, yaitu versi
bahasa Inggris dan versi bahasa China.

Definisi Operasional Variabel independen dalam penelitian ini adalah person


Variabel
centered approach.
Independen
Pendekatan berpusat pada orang telah dianggap mampu
keuntungan untuk meneliti tentang remaja dan keluarga
(Bergman 2001; Mandara 2003). Aspek utama dari
pendekatan berpusat pada orang adalah penekanan pada
pemahaman terhadap individu secara keseluruhan, bukan
pada karakteristik individu atau variabel itu sendiri.
Kekuatan dari pendekatan berpusat pada orang adalah
kemampuannya untuk mengakomodasi non-linearities dan
interaksi yang tidak dapat dengan mudah terwakili dalam
berpusat variabel model (Bergman, 2001).
Langkah-langkah
Terapi

Langkah-langkah yang digunakan dalam proses penelitian


ini adalah:
1.

Tahun 2002 dilakukan perekrutan di tujuh sekolah


menengah di daerah metropolitan utama California utara
dengan bantuan dari administrator sekolah (dipilih
berdasarkan kriteria).

2.

Meminta persetujuan dari keluarga mengenai penelitian


tersebut.

3.

Peserta diberi paket kuesioner yang akan dikumpulkan dua


sampai tiga minggu setelah surat oleh staf penelitian
diterima peserta.

4.
5.

Melakukan studi tingkat lanjut pada tahun 2006.


Membagikan dua versi kuesioner kepada peserta, yaitu
kuesioner dalam bahasa China dan bahasa Inggris.

Hasil Penelitian

Secara keseluruhan, hasil penelitian ini memberikan


beberapa dukungan untuk gagasan bahwa disonansi
generasi berhubungan dengan dukungan orangtua dan
tingkat kebersamaan simtomatologi depresi. Secara umum,
memiliki orangtua dengan profil bicultural tampaknya paling
menguntungkan jika remaja sama memiliki profil bicultural.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini bukan ibu
atau
ayah
bicultural,
melainkan
kombinasi
dari
sebuah biculturally orangtua dan remaja. Konfigurasi ini
mungkin optimal, karena melibatkan jarak minimal antara
orangtua dan anak di kedua budaya China dan Amerika saat
masih berada pada lingkungan keluarga yang memiliki
aspek nilai-nilai budaya dan tradisi Cina serta sama
dihargainya oleh orang tua dan anak.

Kekuatan Penelitian

Kekuatan penelitian ini adalah alat yang digunakan dalam


penelitian berupa kuesioner cukup mudah digunakan oleh
subjek penelitian sehingga dalam pengambilan datanya
tidak dibutuhkan waktu yang lama seperti pada metode
kualitatif.

Kelemahan
Penelitian

Kelemahan penelitian ini adalah rentan waktu penelitian


yang digunakan pada wave 1 ke wave 2 cukup jauh, yaitu 4

tahun sehingga subjek yang dapat ikut pada wave 2 hanya


80%.

Cara Review Jurnal


Dosen sering kali memberikan tugas kuliah untuk mereview jurnal, baik jurnal
nasional maupun jurnal internasional. Tujuan dari review jurnal sendiri adalah untuk
mempermudah dalam memahasi inti dari hasil penelitian yang telah dilakuakan. Sebagai
mahasiswa yang sering mendapat tugas untuk itu seharusnya mampu untuk melakukan
review tersebut. Sehingga dalam membahas jurnal itu akan lebih mudah dipahami
setelah dilakukan review.
Hal-hal pokok bahasan yang perlu di tampilkan dalam melakukan review, diantaranya:
1.

Latar Belakang Teori dan Tujuan Penelitian

Mengungkapkan beberapa landasan teori yang digunakan oleh peneliti sebagai


acuan dalam penelitiannya dan tujuan apa yang ingin dicapai.
2.

Metode

Mengungkapkan mengenai metode apa yang digunakan, subjek penelitian, teknik


pengumpulan data, alat pengumpul data, dan analisis data yang digunakan.
3.

Hasil dan Pembahasan

Dalam pokok bahasan ini mengambil hasil dari penelitian yang telah dilakukan
dengan memberikan deskripsi secara singkat, jelas, dan padat.

Berikut contoh review jurnal Psikologi.


Judul :
Apakah Kepribadian Menentukan Pemilihan Media Komunikasi?
Metaanalisis Terhadap Hubungan Kepribadian Extraversion, Neuroticism, dan
Openness to Experience dengan Penggunaan Email
1.

Pengantar dan Tujuan

Penggunaan Information Communication Technology (ICT) sebagai sarana


komunikasi meningkatkan orang untuk saling berkomunikasi dengan orang lain yang
terhubung dengan internet walaupun lokasi mereka saling berjauhan. Salah satu fasilitas

internet adalah surat elektronik (email). Dengan email ini, pesan-pesan dapat
disampaikan secara tertulis melintasi batas ruang dan waktu.
Dari teori Lewin dapat dikaitkan dengan perilaku penggunaan email, yaitu faktor
penyebab dari dalam diri yang mempengaruhi penggunaan email adalah faktor individu
(sifat kepribadian). Sedangkan faktor dari luar diri yang mempengaruhi penggunaan
email antara lain adalah kontak sosial, ciri-ciri kekayaan komunikasi yang ditampilkan
oleh sebuah media komunikasi, tersedianya fasilitas internet, dan kemudahan
penggunaan internet untuk berkirim email.
Penulis melakukan meta analisis terhadap pola hubungan antara kepribadian dan
penggunaan email dari berbagai jurnal ilmiah yang terdiri dari 16 artikel, baik yang telah
dipublikasikan melalui jurnal ilmiah maupun hasil penelitian tesis/disertasi yang
dipublikasikan melalui internet dalam periode tahun 1999 hingga 2006. Tujuannya adalah
untuk melihat apakah variabel kepribadian yang diteliti dalam berbagai studi kalau
dirangkum menjadi satu memberikan hasil yang konsisten dan bisa dijadikan dasar untuk
menjawab pertanyaan apakah kepribadian menentukan pilihan media komunikasi.
Email dan Berbagai Karakteristiknya
Dalam sub-bab ini penulis menjelaskan tentang keunggulan-keunggulan yang
menyebabkan email lebih disukai daripada media komunikasi yang lainnya. Hal ini erat
kaitannya dengan karakteristik email itu sendiri, antara lain : kemampuan email
menciptakan komunitasi yang tidak berbasis geografis, dapat ditulis dan dibaca di mana
saja (Williams, Strover, dan Grant, 1994), Pesan yang ditulis dapat pendek, dapat pula
panjang. Bila ingin mengirimkan dokumen sertaan dapat dilampirkan pada attachment,
bisa dibuat arsip yang dapat disimpan dan dibuka kembali pada saat dibutuhkan, Pesan
dapat ditujukan kepada satu orang maupun banyak orang secara bersamaan, dapat
disisipkan e-motion, Asynchronous, Anonimity, Polychronicity dan juga dialog.
Benarkah kepribadian penentu pemilihan media?
Kepribadian adalah unik untuk setiap individu, dan menjadikan individu tersebut
berbeda dengan individu yang lainnya. Sehingga muncul pertanyaan Mengapa seorang
memilih menggunakan email sementara orang lainnya tidak sering, bahkan tidak mau
menggunakannya?
Eysenck Three Factors Model (Eysenck & Eysenck, 1991) dan Five Factors Model
yang dikembangkan oleh Costa & McCrae (Costa & McCrae, 1992) mencantumkan
Extraversion dan Neuroticism sebagai sentral dimensi kepribadian yang berada dalam
dua kutub yang berlawanan.
Penelitian ini menggunakan teori kepribadian Big Five dalam mengelompokkan variabelvariabel ke dalam dimensi, yaitu extraversion, neuroticism, dan openness to
experience.
2.

Metode
Subjek : 20 data dari berbagai jurnal periode tahun 1999-2006 melibatkan 4267

orang (N=4267).

Prosedur Penelitian
1.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan metode meta-analisis yaitu metode survey


yang dilakukan terhadap data-data yang terdapat di dalam beberapa laporan penelitian.
Pengumpulan data dari berbagai jurnal didownload melalui INFOTRAC, EBSCO,
PROQUEST, ERIC, Tesis dan Disertasi yang diperoleh dari Networked Digital Library on
Theses and Dissertations (NDLTD). Sehingga dalam penelitian ini dapat dicapai tujuan
dari penelitian ini yaitu adanya hubungan antara kepribadian dan penggunaan email.
2.

Metode Analisis Data

Analisis data penelitian dilakukan melalui 5 tahap:


1.
Manajemen Data.
2.
Pengkodean dilakukan dengan cara mengelompokkan data-data variabel
kepribadian yang diperoleh dengan mengacu teori kepribadian Big Five (Costa, &
McCrae, 1991).
3.
Untuk data yang masih mengandung nilai F, t, atau d dikonversikan terlebih
dahulu ke nilai r sehingga siap diperbandingkan.d. Koreksi kesalahan sampel & Koreksi
kesalahan pengukuran.
D. Hasil
Dua puluh dua data hubungan kepribadian dengan penggunaan email berhasil
dikumpulkan dari 16 naskah yang diperoleh, 11 penelitian menguji variabel extraversion,
6 penelitian menguji variabel openness to experience, 5 penelitian menguji neuroticism,
2 penelitian menguji variabel conscientiuosness, dan hanya satu yang menguji
agreeableness. Dari pertimbangan atas ketersediaan data, penelitian ini menguji 3
dimensi kepribadian, yaitu extraversion, openness to experience, dan neuroticism.
1.

Hubungan Kepribadian Extraversion dengan Penggunaan Email

Dari hasil analisa data, jika kepercayaan adalah 95% maka kesalahan pengukuran
masih dalam batas. Dengan kata lain, ada hubungan antara kepribadian extraversion
dengan penggunaan email.
2.

Hubungan Kepribadian Neuroticism dengan Penggunaan Email

Kraut(1998) mengemukakan bahwa Internet dapat mempengaruhi kepribadian


seseorang. Semakin sering menggunakan Internet, individu akan semakin neurotic.
Namun hasil penelitian yang dilaporkan oleh Hamburger dan Artzi ini menyimpulkan
bahwa Internet tidak mengakibatkan neurotic, tetapi sebaliknya karakteristik individu
neurotic yang menghindari kontak sosial face to face yang mendorong mereka
menggunakan internet, terutama untuk tujuan sosialisasi.
Dari hasil analisi jika kepercayaan diberi 95% kesalahan pengukuran masih dalam
batas kepercayaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
kepribadian neuroticism dengan penggunaan email.

3.

Hubungan Kepribadian Openness to Experience dengan Penggunaan Email

Individu openness memiliki keinginan dan keyakinan untuk dapat melakukan


tugas-tugas yang dihadapinya. Email memberikan kemudahan bagi individu dalam
berkomunikasi. Namun ketidakyakinan akan kemampuan dalam menggunakan email
(computer efficacy) merupakan salah satu penyebabkan keengganan individu
menggunakan email.
Dari data-data yang didapat korelasi yang ada masih dalam rentang taraf
kepercayaan. Dengan demikian dapat disimpulkan ada hubungan antara kepribadian
openness to experience dengan penggunaan email.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepribadian extraversion,
neuroticism, dan openness to experience berhubungan secara signifikan dengan
penggunaan teknologi komunikasi berbasis internet atau email.
Semoga Bermanfaat . . . .

Anda mungkin juga menyukai