Judul Penerapan model pembelajaran langsung dengan bantuan teknik mnemonik
untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi perbandingan
trigonometri di kelas x teknik komputer jaringan (tkj) di smkn 1parigi Jurnal AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika Vol&Hal Vol. 5, No 3 Tahun 2016 Penulis Ahdar, Sutji Rochaminah dan Ibnu Hadjar Reviewer Syahrul Komarudin (16105241050) Tanggal 19 Feb 2018 Sumber http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/AKSIOMA/article/download/8625/6845
Suharnan (2005) mendefinisikan metode mnemonik sebagai strategi yang dipelajari
untuk mengoptimalkan kinerja ingatan melalui latihan–latihan. Metode mnemonik ini cukup efektif membantu seseorang untuk mengingat. Hasil penelitian ini terdiri atas hasil pra tindakan dan hasil pelaksanaan tindakan. Pada saat pra tindakan peneliti melakukan tes awal tentang materi prasyarat yaitu materi kesebangunan suatu segitiga, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan hasilnya dijadikan sebagai pedoman untuk menentukan informan. Hasil analisis tes awal menunjukkan bahwa pada umumnya siswa sudah mengetahui cara menentukan suatu segitiga sebangun. Tetapi masih kurangnya pemahaman siswa terhadap pasangan sisi yang bersesuaian pada segitiga dan operasi bentuk pecahan menjadi faktor penyebab banyaknya siswa yang salah dalam menjawab soal tes awal yang diberikan. Mencermati hal tersebut, peneliti bersama siswa membahas kembali soal-soal pada tes awal sebelum masuk ke tahap pelaksanaan tindakan. Tahap pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama pada siklus I membahas perbandingan trigonometri yaitu: sinus, cosinus, dan tangen suatu sudutsedangkan pada siklus II membahas perbandingan trigonometri yaitu: secan, cosecant, dan cotangent suatu sudut. Pertemuan kedua pada setiap siklus peneliti memberikan tes akhir tindakan. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dalam tiga tahap yang memuat fase-fase model pembelajaran langsung yaitu: kegiatan awal terdiri atas fase penyampaian tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa, kegiatan inti terdiri atas fase pendemonstrasian pengetahuan dan keterampilan, fase pembimbingan pelatihan, fase pengecekan pemahaman dan memberikan umpan balik, kegiatan akhir terdiri atas fase pemberian kesempatan pelatihan lanjutan dan penerapan. Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan tes awal yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa pada materi prasyarat. Hasil tes awal menjadi acuan dalam pembentukan kelompok belajar dan penentuan informan. Hal ini sejalan dangan pendapat Paloloang (2014), bahwa pemberian tes awal sebelum pelaksanaan tindakan bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa pada materi prasyarat dan sebagai pedoman dalam pembentukan kelompok belajar yang heterogen serta penentuan informan. Pelaksanaan tindakan pada pembelajaran siklus I dan siklus II mengikuti fase-fase pembelajaran langsungyaitu: 1) fase menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa,2) fase mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, 3) fase membimbing pelatihan, 4) fase mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, dan 5) fase memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penarapan, (Trianto, 2014). Aktivitas peneliti pada fase penyampaian tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa yaitu peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa dan mempersiapkan siswa untuk belajar. Selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kemudian peneliti memotivasi siswa untuk bersemangat dan terlibat aktif dalam pembelajaran serta memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi perbandingan trigonometri yang dikaitkan dengan bidang ilmu yang siswa tekuni. Aktivitas peneliti pada fase pendemonstrasian pengetahuan dan keterampilan diawali penelitidengan menggambar dua buah segitiga siku-siku yang berbeda di papan tulis, setelah itu peneliti menjelaskan satu persatu defenisi sinus, cosinus, tangen, secan, cosecant, dan cotangent suatu sudutdengan bantuan teknik mnemonik tipe akrostik tahap demi tahap dengan jelas sampai siswa benar-benar paham. Aktivitas peneliti pada fase pembimbingan pelatihan yaitu peneliti merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal mengenai materi perbandingan trigonometri, dengan memberikan latihan soal kepada seluruh siswa sebanyak 3 nomor. Aktivitas peneliti pada fase pengecekan pemahaman dan pemberian umpan balik diawali peneliti dengan mengecek apakah siswa telah paham dengan materi yang telah diajarkan atau belum dengan cara menanyakan kembali materi yang telah diajarkan kepada seluruh siswa. Selanjutnya peneliti memberi umpan balik kepada siswa yang telah paham dan yang belum paham dengan materi yang diajarkan kemudian peneliti memberikan umpan balik yang positif kepada siswa setelah tanya jawab agar siswa tersebut bisa lebih giat belajar. Aktivitas peneliti pada fase pemberian kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan diawali peneliti dengan mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan dengan catatan latihan lanjutan yang diberikan bukan merupakan kelanjutan dari proses pembelajaran melainkan pekerjaan rumah. Pada hasil tes akhir tindakan siklus I diperoleh 13 orang siswa yang tuntas dan 13 orang siswa yang tidak tuntas. Sedangkan, pada tes akhir tindakan siklus II diperoleh persentase 23 orang siswa yang tuntas dan 3 orang siswa yang tidak tuntas. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil tes akhir tindakan dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung dengan bantuan teknik mnemonik dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi perbandingan trigonometri di kelas X TKJ SMK Negeri 1 Parigi yaitu dengan mengikuti fase-fase pembelajaran langsung sebagai berikut: 1) fase menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa, 2) fase mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, 3) fase membimbing pelatihan, 4) fase mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, 5) fase memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.