Anda di halaman 1dari 9

Static Fluid Concept Inventory (SFCI): Analisis Kesenjangan Gender Menggunakan

Model Rasch untuk Mempromosikan Instrumen Tes Diagnostik pada Konsepsi Siswa

1. Pendahuluan
Lebih dari beberapa tahun yang lalu, para peneliti di seluruh dunia telah diberikan fokus
yang cukup besar pada studi konsepsi siswa. Siswa berulang kali mengalami miskonsepsi atau
konsepsi yang salah arah ketika mereka mempelajari beberapa konsep, terutama konsep
abstrak yang tidak dapat diamati dengan menggunakan indera manusia. Oleh karena itu,
kesalahpahaman konseptual merupakan masalah konkret bagi siswa.
Instrumen berjenjang biasanya diterapkan untuk menilai konsepsi siswa, konsepsi
alternatif, atau miskonsepsi. Ini berisi pertanyaan pilihan ganda dan tingkatan tingkat
kepercayaan. Kemudian, data yang telah diperoleh dari penilaian tersebut ditelaah ke dalam
beberapa kategori yang berkaitan dengan konsepsi. Misalnya, dalam mengungkapkan bahwa
ada enam kategori konsepsi siswa yaitu Pemahaman yang Baik, Partial Positive, Partial
Negative, Misconception, No Understanding, No Coding. Selanjutnya berdasarkan
pengamatan peneliti, ada beberapa instrumen yang telah dikembangkan untuk mengukur
konsepsi siswa (misalnya Three tier Force Concept Inventory (T-FCI), Force Concept
Inventory (FCI), Four tier Force Concept Inventory (T-FCI). Jarang peneliti yang
mengembangkan instrumen untuk mengukur konsepsi siswa menggunakan pemodelan baru
seperti analisis Rasch.
Dalam konteks pendidikan, model Rasch digunakan untuk memahami ukuran yang
paling relevan dari pilihan skala penilaian untuk perangkat evaluasi belajar siswa. Namun
model ini jarang digunakan dalam konteks pendidikan fisika, terutama dalam rangka
pengembangan instrumen. Menurut studi literatur peneliti, sangat sedikit peneliti yang
menggunakan model ini untuk mengembangkan instrumen seperti Multitier Open-ended
Light-Wave Instrument (MOLWI),dan belum ada yang dapat ditemukan terkait dengan
konsep statik fluida, sedangkan konsepnya sering terjadi miskonsepsi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsepsi
mahasiswa pada materi Fluida Statis yang terbagi menjadi tiga subkonsep yaitu Hidrostatika,
Hukum Pascal, dan Gaya Apung dan Hukum Archimedes. Pengembangan instrumen ini yaitu
SFCI (Static Fluid Concept Inventory), sangat penting karena instrumen diagnostik untuk
menguji konsepsi siswa masih jarang ditemukan. Instrumen ini dikembangkan berdasarkan
format tes empat tier yang terdiri dari tier-1 (soal utama butir), tier-2 (tingkat kepercayaan
terkait tier-1), tier-3 (alasan utama terkait tier-1). ) dan tier-4 (tingkat kepercayaan terkait
dengan tier-3). Pemilihan format ini karena merupakan yang terbaru dari yang lain. Selain itu,
format ini lebih tepat dan aplikatif untuk mengukur konsepsi siswa.

2. Metodologi
Metode penelitian telah diterapkan oleh ADDIE yang memiliki lima langkah
komprehensif yaitu menganalisis, merancang, mengembangkan, mengimplementasikan dan
mengevaluasi. Tahapan analisis merupakan tahap studi literatur yang sejalan dengan konsepsi
mahasiswa tentang statika fluida melalui penelitian-penelitian sebelumnya. Pada tahap
perancangan, peneliti mempertimbangkan format instrumen dan memutuskan format empat
tingkat yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Pada tahap pengembangan, SFCI
dikembangkan berdasarkan format four-tier yang telah dipilih sebelumnya dari uji
standardisasi. Selanjutnya instrumen yang telah dikembangkan sebelumnya
diimplementasikan kepada siswa dengan menggunakan Google form. Akhirnya, semua respon
siswa dianalisis melalui kategori konsepsi siswa dan skor menggunakan analisis Rasch.

2.1. Peserta
Sebanyak 23 siswa (13 siswa laki-laki, 10 siswa perempuan yang sebagian besar berusia
17 tahun) terlibat dalam penelitian ini. Responden ini dipilih secara acak dari lima sekolah
yang berbeda di Jawa Barat. Mereka dipilih dari total 4.430 SMA di wilayah ini. Hal ini
dilakukan peneliti karena fleksibilitas penerapannya menggunakan tes online melalui Google
Form.
Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berjudul “Static Fluid Concept
Inventory (SFCI)”. Pengujian tersebut dikembangkan dari uji standardisasi yaitu Static Fluid
Standardize Test. Sebelum tahap pengembangan, instrumen ini memiliki satu tingkatan yang
merupakan pertanyaan pokok dari konsep fluida statis. Sejalan dengan tujuan untuk mengukur
konsepsi siswa, instrumen ini dikembangkan menjadi format empat tingkat. SFCI terdiri dari
15 item yang meliputi konsep hukum Archimedes dan gaya apung, hukum pascal dan
hidrostatik. Setiap sub materi terdiri dari lima pertanyaan yang diadopsi dari masalah dunia
nyata.

2.2. Skor
Langkah pertama dari tahap ini adalah mengkategorikan respon siswa melalui kategori
konsepsi yang dapat dilihat pada Tabel 1. Misalnya, jika jawaban siswa benar pada tingkat 1,
yakin pada tingkat 2, benar pada tingkat 3, dan yakin pada tingkat 4, maka siswa tersebut
masuk dalam kategori Pemahaman Suara. Sebaliknya, jika siswa menjawab benar pada
tingkat 1, tidak yakin pada tingkat 2, salah pada tingkat 3, dan tidak yakin pada tingkat 4,
maka siswa tersebut termasuk dalam kategori Negatif Sebagian.
Tabel 1. Kriteria untuk menganalisis uji empat tingkat

Langkah pertama dari fase ini adalah penilaian kategori berdasarkan Tabel 2. Skoring
ini diadopsi dari penelitian terdahulu, No Coding tidak diberi skor karena mungkin ada
beberapa informasi yang hilang di salah satu tingkatan. Ini berlaku dan tersedia untuk
dianalisis menggunakan analisis Rasch. Baik miskonsepsi maupun tidak ada pemahaman
diberi skor '0' karena siswa tidak dapat menjawab dengan benar di tingkat satu dan tingkat
tiga. Bagi yang berkategori Parsial Negatif akan mendapatkan skor '1' karena dapat menjawab
dengan benar baik tingkat satu maupun tingkat tiga. Namun, siswa yang mampu menjawab
dengan benar di tingkat satu dan tingkat tiga tetapi mereka masih tidak yakin pada salah satu
tingkat kepercayaan akan mendapatkan skor '3'. Terakhir, bagi mereka yang menjawab
dengan tepat dan yakin pada tingkat kepercayaan akan mendapatkan skor tertinggi yaitu '4'.
Tabel 2. Skor Konsepsi
Conception Categories NC NU MC PN PP SU
Score - 0 0 1 3 4

2.3. Analisis data


Data tersebut diteliti dengan menggunakan dua macam analisis. Pertama, data dianalisis
berdasarkan jawaban responden yang dicocokkan dengan kategori konsepsi yang dijelaskan
pada Tabel 1. Kedua, data tanggapan digunakan untuk menguji kualitas instrumen yang
meliputi reliabilitas orang, reliabilitas item, validitas, tingkat kesukaran, tingkat pembedaan.
dan fungsi item pembeda gender. Semua data yang dimasukkan ke Microsoft Excel yang
mengubah respon siswa menjadi kode biner. Kemudian, kode biner diperiksa menggunakan
analisis Rasch melalui software WINSTEP versi 4.4.5.
Validitas instrumen ini dianalisis dengan menggunakan software WINSTEP 4.4.5
melalui keluaran Item (kolom). Hal ini dilihat berdasarkan nilai logaritma unit ganjil (logit)
pada mean square outfit (MNSQ), Z-standard output (ZSTD), dan korelasi point-measure
(PTMEASURE COOR). Sedangkan reliabilitas instrumen dianalisis menggunakan output
Summary Statistics pada WINSTEP 4.4.5. Analisis rasch dapat menggambarkan beberapa
nilai reliabilitas, antara lain reliabilitas person, reliabilitas item, dan cronbach alpha.
Reliabilitas orang menunjukkan kualitas item tes, sedangkan Cronbach alpha menunjukkan
nilai interaksi antara orang dan item instrumen secara keseluruhan.
Tingkat kesulitan pada instrumen four-tier dianalisis menggunakan output Item Measure
pada software WINSTEP 4.4.5. Selanjutnya, Differential Item Functioning pada software
WINSTEP 4.4.5 telah digunakan oleh peneliti untuk menganalisis fungsi item pembeda
gender untuk mengetahui bias gender.

3. Hasil dan Analisis


Hasil dan pembahasan akan dibahas melalui model ADDIE yaitu Menganalisis,
Merancang, Mengembangkan, Mengimplementasikan dan Mengevaluasi, sebagai berikut:

3.1. Menganalisa
Pada tahap ini, peneliti telah melakukan beberapa studi literatur terhadap beberapa
penelitian sebelumnya, yang telah terjadi pada fluida statis. Selanjutnya, kami juga mengkaji
tujuan materi fluida statis pada kurikulum 2013 di Indonesia. yaitu hidrostatik, hukum pascal,
dan gaya apung dan hukum Archimedes. Kemudian, kami mengembangkan tujuan menjadi 12
indikator proses pembelajaran yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Indikator Proses Pembelajaran
Concepts Indicators
Menentukan tekanan gas spesifik pada pengukur tekanan hidrostatik sederhana.
Menggunakan konsep tekanan hidrostatik untuk memecahkan masalah dunia
Hidrostatika nyata.
Membedakan tekanan darah di jantung, kaki dan kepala.
Membedakan tekanan hidrostatik pada berbagai titik/kedalaman yang berbeda
pada kapal
Menganalisis gaya yang diberikan rem hidrolik pada ban mobil.
Hukum Pascal Menggunakan konsep hukum Pascal untuk memecahkan masalah dunia nyata.
Menghitung gaya yang diperlukan untuk mengangkat mobil menggunakan
prinsip hidrolik.
Mewakili fenomena gaya apung secara ilmiah.
Memprediksi faktor-faktor yang mempengaruhi daya apung.
Gaya apung dan
Membangun persamaan gaya apung
hukum
Memproyeksikan prinsip gaya apung terhadap hukum Archimedes
Archimedes
Menggunakan konsep Hukum Archimedes untuk memecahkan masalah dunia
nyata.

3.2. Merancang
Setelah menganalisis materi dan subkonsep, peneliti mempertimbangkan jenis
pertanyaan berjenjang. Untuk membuat hasil lebih relevan, kami memutuskan untuk memilih
format tes empat tingkat untuk diterapkan dalam penelitian ini. Tingkat pertama dari
pertanyaan adalah pilihan ganda utama yang melayani masalah nyata yang harus dipecahkan
oleh responden. Tingkat kedua adalah tingkat kepercayaan tingkat pertama. alasan terkait
pertanyaan utama disajikan pada tier 3 dan terdiri dari lima alternatif jawaban. Terakhir, tier
terakhir menyajikan tingkat kepercayaan diri untuk menjawab tier ketiga.
Mengembangkan
Pada tahap ini dikembangkan indikator proses pembelajaran dan format tes empat
tingkat menjadi butir soal SFCI. Berdasarkan indikator proses pembelajaran, instrumen ini
terdiri dari 12 item yang melibatkan tiga subkonsep; empat item adalah konsep hidrostatika,
tiga item adalah konsep hukum pascal, dan lima item adalah gaya apung dan hukum
Archimedes. Salah satu contoh item pada instrumen adalah:
Tingkat 1
Lihatlah gambar di bawah ini!

Bejana di atas diisi oleh cairan yang sama seperti yang ditunjukkan pada gambar. Manakah pernyataan di
bawah ini yang tidak benar?
A. Tekanan di titik B lebih besar dari tekanan di titik D, sedangkan tekanan di titik E lebih kecil dari
tekanan di titik G.
B. Titik B, C, dan G memiliki kedalaman yang sama, hal ini menunjukkan bahwa ketiga titik tersebut
memiliki tekanan yang sama.
C. Tekanan yang diukur di titik D sama dengan tekanan yang diukur di titik E.
D. Tekanan terukur di titik A lebih kecil dari tekanan terukur di titik E dan G.
E. Tekanan terukur di titik A lebih kecil dari tekanan di titik E tetapi lebih besar dari tekanan di titik D.
Tingkat 2
Apakah Anda yakin dengan jawaban Anda terkait dengan tier 1?
A. Tentu
B. Tidak yakin
Tingkat 3
Alasan jawaban Anda terkait dengan tingkat 1:
A. Titik-titik yang memiliki kedalaman yang sama akan memiliki tekanan yang berbeda
B. Tidak semua titik yang memiliki kedalaman yang sama akan memiliki tekanan yang sama
C. Titik-titik yang memiliki kedalaman berbeda akan memiliki tekanan yang sama
D. Titik-titik yang memiliki kedalaman berbeda akan memiliki tekanan yang berbeda
E. Semua titik di atas memiliki tekanan yang sama karena berada dalam fluida yang sama
Tingkat 4
Apakah Anda yakin dengan jawaban Anda terkait dengan tier 3?
A. Tentu
B. Tidak yakin

Gambar 3. Contoh item pada SFCI

3.3. Menerapkan
Tahap implementasi merupakan tahapan untuk menguji konsepsi siswa tentang statika
fluida menggunakan instrumen SFCI. Dikarenakan situasi di Indonesia saat ini, peneliti tidak
dapat mengimplementasikan instrumen secara langsung kepada siswa, sehingga dalam
penelitian ini peneliti mendistribusikan instrumen melalui pengujian online menggunakan
formulir Google seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4

Gambar 4(a). Bentuk Identitas Gambar 4(b). Tampilan tingkat 1 dan tingkat 2

3.4. Mengevaluasi
Pada tahap ini, jawaban siswa yang diperoleh dari tes pelaksanaan dikategorikan
berdasarkan kategori pada Tabel 1. Kemudian kategori konsepsi siswa dikonversi ke skor
yang telah disajikan pada Tabel 2. Skor ini dianalisis untuk mengukur beberapa analisis
seperti reliabilitas orang, reliabilitas item, validitas instrumen, tingkat kesukaran, tingkat
pembedaan, serta fungsi item diferensial gender (DIF).
Selanjutnya peneliti menganalisis reliabilitas instrumen menggunakan output Summary
Statistics pada software WINSTEP 4.4.5, analisis semacam ini menyajikan berbagai
keandalan termasuk keandalan orang, keandalan item, dan alfa Cronbach. Cronbach alpha
menunjukkan kualitas interaksi antara orang dan item, sedangkan reliabilitas orang
menunjukkan nilai item tes. Hasil reliabilitas instrumen ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Reliabilitas Instrumen
Person Interpretation Item Interpretation Cronbach Interpretation Decision
Reliability Reliability Alpha
.61 Good .82 Very good .87 Very good Reliable

Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa interpretasi reliabilitas orang dan reliabilitas item
masing-masing termasuk dalam kategori ‘baik’ dan ‘sangat baik’. Demikian pula kualitas
interaksi antara orang dan item yang digambarkan oleh nilai cronbach alpha masuk dalam
kategori ‘sangat baik’. Artinya instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk
mengukur konsepsi siswa tentang fluida statis.
Sedangkan hasil validitas item dan tingkat pembedaan pada masing-masing item
ditunjukkan pada Tabel 5. Data ini diukur menggunakan software WINSTEP 4.4.5 melalui
output Item (kolom): fit order. Nilai MNSQ dan ZSTD dipertimbangkan untuk menentukan
valid atau tidaknya butir-butir tersebut, sedangkan skor PT Measure-All core dianalisis untuk
menguji tingkat pembedaannya.
Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa hampir semua butir soal valid untuk digunakan,
kecuali butir nomor 5 yang perlu sedikit revisi.
Tabel 5. Interpretasi validitas butir soal dan tingkat pembedaan
Question Outfit PT Measure- Interpretation Interpretation
Cub Concepts
Number MNSQ ZSTD All Corr. (Item Validity) (Distinction Level)
1 0,57 -1,23 0,55 Valid Very good
2 0,54 -1,11 0,49 Valid Very good
Hydrostatics
3 1,17 0,46 0,33 Valid Good
4 1,47 0,99 0,31 Valid Good
Valid with
5 1,97 1,73 0,23 Enough
revision
Pascal Law
6 1,08 0,34 0,57 Valid Very good
7 0,86 -0,03 0,34 Valid Good
8 1,07 0,32 0,44 Valid Very good
Buoyant force 9 0,76 -0,25 0,4 Valid Good
and
10 1,06 0,33 0,44 Valid Very good
Archimedes
law 11 0,61 -0,27 0,34 Valid Good
12 1,32 0,87 0,32 Valid Good
Selain analisis di atas, tingkat kesulitan juga diteliti untuk melihat kualitas instrumen.
Nilai standar analisis ini didasarkan pada nilai Standar Deviasi (SD) yang diperoleh dari
analisis tersebut. Nilai Standar Deviasi (SD) yang diperoleh adalah 0,80, sehingga kategori
tingkat kesulitan pada setiap soal dapat dianalisis menggunakan SD. Nilai .00 logit +1 SD
adalah kategori sulit, lebih besar dari +1SD adalah kategori sangat sulit, .00 logit -1SD adalah
kategori mudah dan lebih kecil dari -1SD adalah kategori sangat mudah. Hal ini menunjukkan
bahwa ada empat kelompok tingkat kesulitan dalam instrumen (sangat sulit, sulit, mudah dan
sangat mudah).
Berdasarkan kategori di atas, maka tingkat kesukaran masing-masing item pada
instrumen adalah sebagai berikut pada Tabel 6.
Tabel 6. Tingkat kesulitan setiap item
Cub Concepts Question Number Measure Difficulty Level
1 -0,53 Easy
2 0,47 Difficult
Hydrostatics
3 0,34 Difficult
4 -0,12 Easy
5 -0,35 Easy
Pascal Law 6 -0,87 Very easy
7 0,04 Difficult
8 -0,96 Very easy
9 -0,07 Easy
Buoyant force and
10 1,28 Very difficult
Archimedes law
11 1,72 Very difficult
12 0,65 Difficult

Salah satu syarat instrumen dikatakan valid adalah instrumen dan item yang digunakan
tidak mengandung bias. Suatu instrumen disebut bias jika ditemukan bahwa satu individu
dengan karakteristik tertentu lebih diuntungkan daripada yang lain. Misalnya soal lebih
mudah dijawab oleh siswa laki-laki daripada perempuan yang berarti instrumen tersebut
mengalami bias gender. Sejalan dengan hal tersebut, peneliti telah melakukan perhitungan
fungsi item diferensial gender menggunakan output DIF pada software WINSTEP 4.4.5. Hasil
analisis bias ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 6. Fungsi Item Diferensial Gender

Berdasarkan informasi pada Gambar 6, terlihat bahwa kurva yang mendekati batas atas
(seperti butir soal 11), menunjukkan tingkat kesulitan yang tinggi, sedangkan kurva di bawah
(seperti butir nomor 8) menunjukkan tingkat kesulitan yang mudah. dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar pertanyaan tidak mengalami bias gender, kecuali pertanyaan nomor 11. Kurva
'K' (berarti 'akang' atau laki-laki) dengan kurva 'T' (berarti 'teteh' atau perempuan) memiliki
rentang yang cukup luas. Sepertinya item ini lebih mudah dijawab dengan 'T' daripada 'K'.
Jadi, item ini perlu dilakukan revisi kecil.

4. Kesimpulan
Berdasarkan uji pengembangan dan uji coba Static Fluid Concept Inventory (SFCI)
yang dikembangkan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan instrumen untuk mengukur
konsepsi siswa dikategorikan valid dan reliabel. Hasil tersebut terlihat dari hasil tes yang
dilaksanakan kepada 23 siswa dari beberapa daerah di Jawa Barat. Hasil ini menunjukkan
bahwa instrumen Static Fluid Concept Inventory (SFCI) dapat digunakan sebagai referensi
untuk penelitian lebih lanjut oleh peneliti maupun oleh guru dalam rangka melaksanakan
proses pembelajaran dan mengukur konsepsi siswa pada materi Fluida Statis.

Anda mungkin juga menyukai