Anda di halaman 1dari 8

Judul; Kecenderungan Perilaku Asertif

A. Asal-usul teori yang melandasari

Masyarakat Aceh terkenal sebagai masyarakat yang cenderung tertutup


dengan hal-hal yang mereka anggap tidak sesuai dengan budayanya. Hal-
hal tersebut tidak selalu datang dengan sisi negatifnya, namun tanpa melihat
terlebih dahulu masyarakat langsung mengacuhkannya. Ketika dilihat dari
sudut pandang yang lebih positif, hal tersebut nyatanya lebih banyak
mengandung unsur positif dibandingkan negatif, yang dalam konteks ini
peneliti mengambil variabel asertif.

Asertif adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan atau


mengatakan apa yang ia rasakan kepada orang lain, dapat berupa penolakan
untuk hal tertentu, rasa sayang terhadap orangtua, sahabat dan teman, dan
bahkan untuk meminta sebuah permintaan ataupun bantuan. Variabel asertif
dipilih karena peneliti ingin melihat apakah masyarakat aceh khususnya
dalam konteks ini mahasiswa yang notabene nya selalu dituntut untuk kritis
mampu untuk mengungkapkan hal-hal yang dirasakannya kepada orang lain
yang kurang bersesuaian dengan budaya masyarakat aceh sejak zaman
dahulu.

B. Perkiraan Jumlah Responden yang didapatkan


Jumlah Subjek
Jumlah subjek dalam try out alat ukur asertif ini adalah sebanyak 50 orang
subjek dari berbagai universitas di Aceh.
Jumlah Subjek Awal
Pada awalnya peneliti berencana untuk menyebarkan alat ukur pada 30
orang subjek, namun setelah melalui beberapa proses dan dikarenakan ini
adalah sebuah try out, maka peneliti melipatgandakan jumlah subjek dari
jumlah awal 30 subjek menjadi 50 subjek.
Jumlah Subjek Final
Selama proses try out berlangsung hingga akhir masa try out, peneliti
menggunakan sebanyak 50 subjek penelitian dan semuanya layak untuk
dianalisis.
Alat Ukur:
Deskripsi alat ukur (Nama alat ukur, Fungsi, Tipe aitem, Format respon,
Jumlah aitem, Blue Print, Cara Scoring)
Nama Alat Ukur
Nama alat ukur pada penelitian ini yaitu Skala Asertif.
Fungsi
Mengukur tingkat asertifitas pada subjek/responden penelitian (dalam
konteks ini mahasiswa).
Tipe Aitem
Tipe aitem pada skala ini yaitu aitem favorable dan unfavorable.
Format Respon
Pilihan respon yang diberikan kepada subjek menggunakan format respon
Skala Likert yang dalam penelitian ini menggunakan 4 opsi jawaban (Sangat
Tidak Setuju, Tidak Setuju, Setuju, dan Sangat Setuju).
Jumlah Aitem
Keseluruhan total aitem pada skala asertif ini sebanyak 48 aitem.

C. Bagaimana cara mendapat responden

1. Menentukan satu variabel dari teori psikologi sebagai dasar dalam


pembuatan skala.
Tiap kelompok mencari dan menentukan satu variabel dan mencari teori
yang jelas yang menjadi dasar dari variabel tersebut untuk membuat alat
ukur.
2. Menentukan subjek sasaran
Peneliti menentukan subjek yang akan menjadi sasaran dalam try out
alat ukur nantinya agar ketika proses pembuatan alat ukur konten dari
alat ukur sesuai dengan subjek penelitian nantinya.
3. Merancang atau membuat blue print
Setelah penentuan subjek yang menjadi sasaran try out alat ukur, tahap
selanjutnya yaitu membuat blue print. Blue print ini berfungsi sebagai
pedoman dalam pembuatan dan penyusunan skala agar lebih mudah dan
sistematis sehingga adanya kesuaian antara variabel, aspek dari variabel,
dan konten dari aitem yang dibuat.
4. Menentukan tipe aitem
Sebelum memulai untuk membuat aitem, peneliti terlebih dahulu
menentukan tipe aitem yang akan dibuat nantinya. Tipe aitem yang
dibuat untuk skala asertif ini yaitu tipe favorable dan unfavorable.
5. Menentukan skoring
Tahapan selanjutnya yaitu memntukan scoring. Cara skoring ini penting
karena harus sesuai dengan tipe aitem yang telah dibuat. Cara skoring
yang dibuat peneliti yaitu dengan membedakan aitem favorable dan
unfavorable. Untuk aitem favorable diberi skor Sangat Tidak Setuju
(STS)=1, Tidak Setuju (TS)=2, Setuju (S)=3, Sangat Setuju (SS)=4, dan
untuk aitem unfavorable dikonversikan terlebih dahulu yaitu
berkebalikan dengan scoring aitem favorable sehingga didapat skor
Sangat Tidak Setuju (STS)=4, Tidak Setuju (TS)=3, Setuju (S)=2,
Sangat Setuju (SS)=1.
6. Menulis dan menyusun aitem
Untuk penulisan dan penyusunan aitem, peneliti membagi rata jumlah
aspek untuk masing-masing anggota kelompok penelitian ini. Dalam
variabel asertif terdapat 4 aspek sedangkan anggota kelompok terdiri
dari 3 orang, maka peneliti membagi untuk masing-masing orang
membuat aitem untuk satu aspek, dan sisanya untuk satu aspek dibagi
rata jumlah banyaknya aitem tiap aspek yaitu 12 aitem. Jadi setiap
anggota membuat sebanyak 12 aitem untuk satu aspek yang telah
dtentukan, dan 4 aitem untuk satu aspek yang dibagi rata.Total
keseluruhan 48 aitem.
7. Mengkonsultasikan aitem
Setelah menulis dan menyusun aitem, peneliti kemudian
mengkonsultasikan terlebih dahulu aitem yang telah dibuat kepada
dosen pengampu untuk memberikan penilaian tentang kesesuaian
konten aitem dengan teori dasar dan blue print yang menjadi acuan.
8. Revisi aitem tahap 1
Aitem yang telah di review oleh dosen pengampu memiliki beberapa
kesalahan yang khususnya terdapat pada redaksi kata dan kesalahan
ketik (typing) saat proses penulisan aitem kemudian direvisi.
9. Merancang tampilan dan administrasi skala
Sebelum memperbanyak cetakan skala yang telah direvisi, peneliti
terlebih dahulu membuat rancangan tampilan dan administrasi skala
yang terdiri dari informed consent peneliti, identitas diri
responden/subjek, dan petunjuk pengisian skala agar subjek dapat
dengan mudah mengisi skala yang diberikan.
10. Pencetakan skala dan penyebaran kepada subjek
Skala yang telah dicetak lengkap dengan segala perlengkapan
administrasinya kemudian skala disebarkan kepada subjek sesuai
dengan karakteristik yang telah dtentukan yaitu kepada mahasiswa aktif
yang berada di Provinsi Aceh dari berbagai universitas.
11. Mengumpulkan skala yang telah disebarkan kepada responden
Semua skala yang telah diisi oleh subjek (diberi respon) kemudian
dikumpulkan untuk proses selanjutnya.
12. Memberi skor pada aitem
Tahap selanjutnya yaitu scoring aitem. Semua skala yang telah kembali
terkumpul pada peneliti kemudian di scoring terlebih dahulu sebelum
data di input ke software untuk di analisis. Proses scoring data sesuai
dengan ketentuan yang telah disebutkan pada tahap ke-5.
13.Analisis data
Skoring data dilakukan terlebih dahulu pada lembar respon
subjek(skala) kemudian di input kedalam software SPSS dan
dilakukan proses analisis reliabilitas dari skala tersebut dan kemudian
peneliti dapat mengetahui aitem mana saja yang dapat bertahan atau
gugur. Kemudian peneliti melihat dan menganalisis kembali aitem-
aitem yang gugur yang tentunya berdasarkan tetapan batas indeks
diskriminasi yang digunakan.Dalam konteks ini peneliti menggunakan
batas indeks diskriminasi sebesar ≥ 2.50.
14.Revisi aitem tahap 2
Setelah mengetahui jumlah aitem yang gugur, maka proses selanjutnya
yaitu melakukan revisi pada aitem tersebut sesuai dengan
kesalahannya berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan.
15.Membuat Laporan
Aitem-aitem yang telah direvisi kemudian di input kedalam skala dan
dibuat dalam versi revisi untuk kemudian dilampirkan dalam laporan
praktikum.
Pembuatan laporan dilakukan berdasarkan format yang telah diberikan

D. Tujuan dan Manfaat setelah skala dikembangkan


Tujuan Pengukuran
Pengukuran ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat asertfitas
pada masyarakat ataupun subjek tertentu sesuai dengan kebutuhan
penelitian.
Manfaat Pengukuran
Pengukuran ini dapat membantu masyarakat untuk dapat menilai perilaku
asertif itu sendiri, bagaimana perilaku yang disebut dengan asertif dan mana
yang bukan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam membedakan keduanya.

Anda mungkin juga menyukai