Anda di halaman 1dari 14

JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER TA 2022/23

EVALUASI PEMBELAJARAN SD
Nama : Retno Anjar Risnawati
Nim : S032302021
Prodi : S2 PGSD UNS

1. a. Evaluasi pembelajaran SD adalah proses pengumpulan bukti (testing), pemberian


skor (measurement), interpretasi skor (assessment), dan pembuatan keputusan
(evaluation) pembelajaran SD.
b. Fungsi utama evaluasi pembelajaran SD adalah untuk mengetahui keefektifan dan
efisiensi sistem pembelajaran SD. Sistem pembelajaran dimaksud meliputi: tujuan,
materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri.
c. Letak perbedaan antara evaluasi formatif dan sumatif yaitu penilaian formatif
bertujuan memperbaiki kualitas (keefektifan) input, proses, dan output pembelajaran..
Sedangkan penilaian sumatif bertujuan menentukan kualitas (keefektifan) input, proses,
output pembelajaran.
d.Prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran harus dijalankan karena dengan menjalankan
prinsip evaluasi guru akan lebih mudah dalam melakukan kegiatan belajar mengajar,
baik saat pemberian materi ajar hingga tahapan evaluasi belajar.
e. Asumsi yang mendasari evaluasi pembelajaran SD adalah
1) Konstruk psikologis & pendidikan itu ada.
2) Konstruk psikologis & pendidikan dapat diukur.
3) Pengukuran konstruk tidak sempurna.
4) Ada berbagai cara mengukur konstruk.
5) Semua cara memiliki kelebihan & kekurangan
6) Penilain harus menggunakan berbagai sumber informasi.
7) Cara mengembangkan tes dapat digunakan untuk non tes.
8) Penilaian memberikan informasi membantu pendidik membuat keputusan
pendidikan lebih baik.
9) Penilaian dapat dilakukan dengan cara adil.
10) Pengujian dan penilaian menguntungkan lembaga pendidikan dan masyarakat
keseluruhan.
2. a. Prosedur evaluasi pembelajaran SD, yaitu:
1) Menentukan tujuan evaluasi pembelajaran yaitu tujuan ini harus disesuaikan
dengan tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran.
2) Menentukan teknik evaluasi pembelajaran. Ada dua macam teknik evaluasi
pembelajaran yang dapat digunakan dalam melaksanakan evaluasi, yaitu teknik
non tes dan teknik tes.
3) Menyusun instrumen evaluasi Pembelajaran.
4) Menyusun pedoman pengujian, pengukuran, penilaian, dan evaluasi pembelajaran.
5) Pelaksanaan pengujian, pengukuran, penilaian, dan evaluasi pembelajaran.
6) Menyusun laporan evaluasi pembelajaran.
b. Jenis teknik evaluasi pembelajaran SD yang digunakan
1) Pemberian tes:
Memberi tes kepada peserta didik untuk jawab sesuai dengan yang seharusnya.
Teknik ini cocok untuk mengukur kompetensi kognitif.
2) Pemberian kuis:
Memberi kuisioner kepada peserta didik untuk dijawab sesuai dengan yang
senyatanya. Teknik ini untuk mengukur kompetensi afektif.
3) Pengamatan:
Memberi tugas kepada peserta didik untuk diamati kinerjanya dalam melakukan
tugas. Teknik ini cocok untuk mengukur kompetensi psikomotorik dan afektif.
c. Jenis instrumen evaluasi pembelajaran SD yang digunakan, yaitu:
1) Instrumen tes
Tes adalah seperangkat soal yang digunakan untuk mengumpulkan bukti belajar
kompetensi kognitif peserta didik.
Ada dua jenis tes:
a) Tes menyusun jawaban: tes uraian terbatas dan tes uraian bebas.
b) Tes memilih jawaban: tes benar-salah, tes menjodohkan, dan tes pilihan
ganda.
2) Instrumen kuisioner
Kuisioner adalah seperangkat pertanyaan/pernyataan untuk mendapatkan
jawaban/persetujuan yang diguna-kan untuk mengumpulkan bukti belajar
kompetensi afektif peserta didik.
Ada dua jenis kuisioner:
a) Kuisioner dengan jawaban terbuka.
b) Kuisioner dengan jawaban tertutup.
Kuisioner jawaban tertutup dapat disusun dalam bentuk:
(1) Skala lajuan (rating scale): Skala Angka dan skala Deskriptif
(2) Skala sikap (attitude scale): Skala Likert, Skala Thurstone, dan Skala
Beda Semantik
3) Instrumen lembar pengamatan.
Lembar Pengamatan adalah lembar yang memuat butir-butir yang diamati dan
skala penilaiannya yang diguna-kan untuk mengumpulkan bukti belajar
kompetensi psikomotorik.
d. Karakteristik tabel spesifikasi instrumen yang efektif adalah
Sebuah tebel yang memuat tentang perperincian materi dan tingkah laku berserta
imbangan/ proporsi yang dikehendaki oleh penilai. Tiap kotak diisi dengan bilangan
yang menunjukkan jumlah soal. Tiap kotak diisi dengan bilangan yang menunjukkan
jumlah soal. Tiap kotak diisi dengan bilangan yang menunjukkan jumlah soal.
e. Karakteristik instrumen evaluasi yang layak digunakan adalah
1) Valid: Tepat
2) Reliabel: Dapat dipercaya
3) Objectiv: berdasakan prosedur dan kriteria
4) Komprehensip: Menyeluruh
5) Berkelanjutan: Terus menerus
6) Sistematis: mengikuti langkah-langkah
7) Akuntabel: dapat dipertanggungjawabkan
3. a. Hasil pembelajaran afektif peserta didik adalah hasil belajar yang menunjukkan
perilaku atau sikap peserta didik yang mengarah positif, contohnya minat tinggi,
disiplin tinggi, motivasi tinggi, rasa hormat tinggi, dan sebagainya.
b. Evaluasi hasil pembelajaran afektif itu penting karena untuk membuat keputusan
keefektifan pembelajaran afektif pada suatu mata pelajaran. contoh: Untuk membuat
keputusan keefektifan hasil pembelajaran afektif materi bangun ruang mata pelajaran
Matematika.
c. Hasil pembelajaran afektif yang perlu dievaluasi di SD utamanya menyangkut sikap
dan minat siswa dalam belajar. Secara teknis penilaian ranah afektif dilakukan melalui
dua hal yaitu: laporan diri oleh siswa yang biasanya dilakukan dengan pengisian angket
anonim, dan pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan perlu lembar
pengamatan.
d. Contoh instrumen evaluasi hasil pembelajaran afektif peserta didik SD
Skala likert:
Minat Belajar Pada Mata Pelajaran Matematika
No Instrumen Minat Nilai
SS S TS STS
1 Pelajaran Matematika bermanfaat
2 Pelajaran Matematika sulit
3 Tidak semua harus belajar Matematika
4 Sekolah saya menyenangkan

Keterangan:
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju

Pedoman Penskoran minat belajar

Tabel Nilai Jawaban pada Skala

Skor
Pertanyaan Sangat Tidak Tidak Setuju Setuju Sangat
Setuju (STS) (TS) (S) Setuju (SS)
Favourable 1 2 3 4
Unfavourable 4 3 2 1

(diadopsi dari Sugiyono (2016))

e. Cara menentukan validitas dan reliabilitas instrument tersebut adalah

1) Menentukan Validitas
Uji validitas instrumen dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
instrumen penelitian dapat merefleksikan isi sesuai dengan hal dan sifat yang
diukur. Hal itu dimaksud bahwa setiap butir instrumen sudah benar-benar
menggambarkan keseluruhan isi atau sifat suatu konsep dasar penyusunan
instrumen. Instrumen skala minat belajar divalidasi oleh ahli dari segi validitas isi
dan konstruk. Adapun untuk pengujian valid atau tidaknya instrumen yang
diperoleh, maka diuji validitasnya juga menggunakan rumus korelasi yang
digunakan adalah rumus product moment, (Sugiyono, 2016) yaitu:

Rumus Product Moment

Keterangan
𝑟 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑙𝑎𝑠𝑖
𝑛 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝛴𝑋𝑌 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑋 𝑑𝑎𝑛 𝑌 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝛴𝑋 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑋
𝛴𝑋2 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑋
𝛴𝑌 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑌
𝛴𝑌2 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑌
Melalui pengujian harga 𝑟 dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan 5%, dapat
menentukan validitas suatu instrumen. Instrumen tersebut diklaim dapat
digunakan untuk pengambilan data jika 𝑟 lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Instrumen tidak
dapat diandalkan dan tidak dapat digunakan untuk pengambilan data jika nilai
𝑟 lebih kecil dari nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙.
2) Menentukan Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan uji instrumen yang dilakukan dengan tujuan mengetahui
tingkat kepercayaan aitem instrumen untuk mengukur variabel yang akan diteliti.
Instrumen dapat disebut reliabel jika saat instrumen yang dipergunakan beberapa
kali dalam mengukur telah menghasilkan data penelitian yang sama (Sugiyono,
2017) .

Rumus yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas skala minat


belajar adalah rumus Alpha Cronbach (Sugiyono, 2016).
Rumus Alpha Cronbach

Keterangan:
𝑟11 = 𝑅𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑟𝑢𝑚𝑒𝑛
𝐾 = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛 /𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛
𝛴𝜎2𝑏 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟
𝜎2𝑡 = 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Reliabilitas instrumen dapat diketahui melalui interpretasi harga reliabilitas
instrumen skala minat belajar yang ditemukan pada tabel

Tabel Interpretasi Reliabilitas


Besarnya Nilai r Interpretasi
0,800-1,00 Tinggi
0,600-0,800 Cukup
0,400-0,600 Agak Rendah
0,200-0,400 Rendah
0,000-0,200 Sangat Rendah

4. a. Evaluasi hasil pembelajaran psikomotorik adalah evaluasi yang berkaitan


keterampilan gerak motorik, seperti: menggambar, menulis, berbicara, berhitung,
membaca dan lainnya.
b. Evaluasi hasil pembelajaran psikomotorik itu penting karena untuk membuat keputusan
tentang keefektifan hasil pembelajaran psikomotorik.
c. Hasil pembelajaran psikomotorik yang perlu dievaluasi adalah kemampuan atau skill
siswa dalam melaksanakan sesuatu setelah siswa mendapatakan materi tertentu.
d. Contoh instrumen evaluasi hasil pembelajaran psikomotorik peserta didik
Rubrik Penilaian Unjuk Kerja (Performen):
Kemampuan Berbicara Pada Materi Berbicara Persoalan Factual
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
No Aspek Indikator Deskripsi Indikator Skor
1 Lafal Kejelasan suku Berbicara dengan suku 5
kata kata sangat jelas
Berbicara dengan suku 4
kata jelas
Berbicara dengan suku 3
kata cukup jelas
Berbicara dengan suku 2
kata kurang jelas
Berbicara tidak jelas 1
Berbicara dengan suku 5
kata sangat jelas
Berbicara dengan suku 4
Kelancaran
kata jelas
dalam
Berbicara dengan suku 3
berbicara
kata cukup jelas
Berbicara dengan suku 2
kata kurang jelas
Berbicara tidak jelas 1
Ketepatan Ketepatan huruf vocal 5
huruf vocal a-i- sangat baik
u-e-o Ketepatan huruf vocal 4
baik
Ketepatan huruf vocal 3
cukup baik
Ketepatan huruf vocal 2
kurang baik
Tidak tepat dalam 1
mengucapkan huruf vocal

Kualifikasi Skor:
5 = Sangat Baik, 4= Baik, 3= Cukup, 2= Kurang Baik, 1= Sangat Kurang Baik

Skor yang diperoleh


Nilai Siswa = x 100
Skor maksimal

e. Cara menentukan validitas dan reliabilitas instrumen tersebut adalah


1) Menentukan Validitas
a) Uji Validitas Isi (Content Validity)
Validitas instrumen pada penelitian ini akan diuji terlebih dahulu secara teoritis
dengan melakukan telaah instrumen berdasarkan masukan oleh para ahli (expert
judgement). Pada penelitian ini sebagai salah satu uji prasyarat instrumen dilakukan
dengan menggunakan uji validitas isi yang menunjukkan sejauhmana pernyataan
dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan
proporsional perilaku sampel yang dikenai perlakuan tersebut. Artinya instrument
yang ada mencerminkan keseluruhan materi yang diujikan. Penilaian instrument
pakar selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan formula Gregory dengan
kriteria penilaian sebagai berikut.
Tabel Pedoman kriteria penilaian Gregory
Nilai Kriteria

0.8 – 1 Validitas sangat tinggi


0.6 – 0.79 Validitas tinggi

0.4- 0.59 Validitas sedang


0.2 – 0.39 Validitas rendah

0.0 – 0.19 Validitas sangat rendah


b) Uji Validitas Empirik
Pada tahap ini akan dilakukan uji validitas instrument dengan melakukan penilaian
pada sampel menggunakan rubrik penilaian unjuk kerja yang telah dinilai validitas
isinya. Uji validitas empiric dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi
product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Validitas dicapai apabila
terdapat kesesuaian antara item-item dengan skor secara keseluruhan sehingga
skor-skor pada item tertentu (X) dikorelasikan dengan skor total (Y). Skor diolah
dengan menggunakan korelasi product moment
pada software SPSS. Adapun rumus dari korelasi product moment dengan angka
kasar, (Arikunto, 2012) yaitu:

Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan.
∑XY = jumlah perkalian X dan Y
X = skor item
Y = skor total
N = cacah subje
2) Menentukan Reliabilitas
Selain keandalan secara teoritik, juga akan dilakukan analisis keandalan secara
empirik dengan menggunakan uji keandalan koefisien Alpha Cronbach terhadap
data yang diperoleh dari proses uji coba dengan menggunakan software SPSS.
Semakin besar koefisien korelasi yang diperoleh maka akan semakin tinggi
kereliabelan instrumen tersebut. Adapun rumus Cronbach-Alpha adalah (Arikunto,
2012):

Keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
n = banyaknya item

= variansi total
= jumlah varians skor tiap-tiap item.
Dengan rumus varians dapat dicari yaitu:

Keterangan:
X = skor pada belah awal dikurangi skor pada belah akhir.
N = jumlah peserta tes
Selanjutnya menurut Sudijono (2011) di dalam pemberian interpretasi terhadap
koefisien keandalan tes uraian (r11) pada umumnya digunakan patokan sebagai
berikut:
a) Apabila r11 ≥ 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji keandalannya
dinyatakan telah memiliki tingkat keandalan yang tinggi.
b) Apabila r11 ≤ 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji keandalannya
belum memiliki tingkat keandalan yang tinggi.
5. a. Evaluasi proses pembelajaran SD adalah kegiatan pengumpulan, pengukuran,
penilaian, dan penentuan keefektifan proses pembelajaran di SD
b. Evaluasi proses pembelajaran SD itu penting karena menentukan keefektifan proses
pembelajaran di SD
c. Indikator proses pembelajaran SD yang perlu dievaluasi adalah
1) Tujuan Pengajaran: Penilaian atau evaluasi terhadap tujuan pembelajaran ini
terutama pada bagaimana guru merumuskan tujuan pembelajaran yang sesuai.
Tujuan pembelajaran meliputi tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional
khusus (TIK) dimana perlu dirumuskan berdasarka materi dan kompetensi-
kompetensi yang hendak dipelajari dan dicapai.
2) Bahan Ajar: Evaluasi bahan ajar ini dilakukan terhadap ketepatan pemilihan dan
penggunaan bahan ajar dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Kajian terhadap
bahan ajar ini sangat penting mengingat peserta didik memiliki kemampuan yang
berbeda-beda sehingga guru harus mampu menentukan bahan ajar yang sesuai
secara umum untuk diterapkan pada peserta didik yang akan diampu.
3) Metode dan Media Pembelajaran: Seperti banyak diketahui bahwa metode
dan media pembelajaran dipilih dan digunakan mengacu pada tujuan pembelajaran
serta sesuai dengan bahan ajar yang dipakai. Peranan media pembelajaran adalah
sebagai alat penyampai bahan ajar serta memperjelas kandungan isis bahan
pengajaran yang digunakan. Pemilihan media dan metode pengajaran yang
digunakan hendaknya tidak sembarangan, harus mengikuti langkah-langkah yang
sistematis dalam pemilihan media dan metode pembelajaran.
4) Sistem Penilaian: Evaluasi terhadap sistem penilaian diharapkan mampu
menemukan model penilaian yang tepat diterapkan. Beberapa hal yang harus
dinilai terkait sistem penilaian ini antara lain adalah jenis atau model penilaian, alat
penilaian, prosedur penilaian, penafsiran atau pemaknaan terhadap hasil penilaian,
serta pemanfaatan terhadap hasil penilaian yang telah didapat.
d. Contoh instrumen evaluasi proses pembelajaran SD
Lembar Observasi:
Proses Pembelajaran Tematik Terpadu Dengan Pendekatan Saintifik
Aspek yang diamati 4 3 2 1 Catatan
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Tujuan
1 Memastikan semua peserta didik siap
untuk mengikuti proses pembelajaran
2 Mengawali materi dengan memberi
contoh yang dapat ditemui dalam
kehidupan sehari-hari
3 Mengaitkan materi pembelajaran
sekarang dengan pengalaman peserta
didik atau pembelajaran sebelumnya.
4 Mengajukan pertanyaan menantang
5 Menyampaikan tujuan dan manfaat
materi pembelajaran
Penyampaian Kompetensi dan Rencana 4 3 2 1
Kegiatan
1 Menyampaikan kemampuan yang
akan dicapai peserta didik
2 Menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan rencana kegiatan sesuai
silabus.
Kegiatan Inti 4 3 2 1
Penguasaan Materi Pelajaran
1 Kemampuan menyesuaikan materi
dengan tujuan pembelajaran
2 Kemampuan mengaitkan materi
dengan pengetahuan lain yang
relevan, perkembangan Iptek, dan
kehidupan nyata
3 Menyajikan pembahasan materi
pembelajaran dengan tepat
4 Menyajikan materi secara sistematis
(mudah ke sulit, dari konkrit ke
abstrak)
Penerapan Pendekatan Saintifik 4 3 2 1
1 Memancing peserta didik untuk
bertanya
2 Memfasilitasi peserta didik untuk
mencoba
3 Memfasilitasi peserta didik untuk
mengamati
4 Memfasilitasi peserta didik untuk
menganalisis
5 Memberikan pertanyaan peserta didik
untuk menalar (proses berpikir yang
logis dan sistematis)
Penerapan Pembelajaran Tematik 4 3 2 1
Terpadu
1 Menyajikan pembelajaran sesuai
dengan tema
2 Menyajikan pembelajaran matematika
dengan memadukan mata pelajaran
lain
3 Menyajikan pembelajaran matematika
yang bernuansa aktif dan
menyenangkan
Pemanfaatan Sumber / Media 4 3 2 1
Pembelajaran
1 Menunjukkan keterampilan dalam
penggunaan sumber / media
pembelajaran
2 Melibatkan peserta didik dalam
pemanfaatan sumber / media
pembelajaran
Penutup Pembelajaran
1 Memfasilitasi peserta didik secara
bersama menemukan manfaat dari
pembelajaran yang telah berlangsung
2 Memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran
3 Memberikan tes lisan atau tulisan
4 Menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya
JUMLAH

e. Cara menentukan validitas dan reliabilitas instrument tersebut adalah


1) Menentukan Validitas
Pengujian validitas konstruk dapat digunakan pendapat beberapa ahli (judgement
experts). Sebelum divalidasi, instrumen disusun terlebih dahulu. Setelah instrumen
disusun kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing yang dapat
memberikan masukan tentang instrumen yang telah disusun. Instrumen lembar
observasi divalidasi oleh dosen pembimbing.
2) Menentukan Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan internal consistency. Pengujian
reliabilitas dengan internal consistency dilakukan dengan cara mencobakan
instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan bantuan
program Anates Versi 4. Langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan
reliabilitas instrumen. Suatu instrumen dikatakan reliabel ketika r ≥ 0,60 (Siregar,
2011: 175).
6. a. Penilaian alternatif adalah salah satu bentuk penilaian dengan teknik non tes yang
mendasarkan pada kemampuan peserta didik menjadi salah satu bentuk reformasi
pendidikan di bidang penilaian atau evaluasi.
b. Penilaian alternatif itu penting karena dengan penilaian alternatif ini diharapkan para
guru/pendidik dalam memberikan penilaian tidak semata-mata hanya mendasarkan satu
jenis penilaian konvensional yang lebih berorientasi pada ranah kognitif. Penilaian
alternatif merupakan salah satu bentuk penilaian yang perlu dikembangkan dan
diaplikasikan sebagai salah satu bentuk penilaian untuk mengetahui kemampuan
peserta didik yang sebenarnya dalam dimensi yang lain.
c. Berapa jenis penilaian alternatif, yaitu
1) Penilaian Kinerja adalah kegiatan penilaian guru yang memberikan kesempatan
untuk mengamati siswa menyelesaikan tugas-tugas dengan menggunakan
keterampilan yang sedang dinilai. Sebagai contoh, di kelas sains, daripada
mengambil tes pilihan ganda tentang eksperimen ilmiah, siswa benar-benar
melakukan percobaan laboratorium dan menulis tentang proses dan pilihan-pilihan
mereka dalam laporan laboratorium.
2) Penilaian Autentik adalah Pendekatan ini mencoba untuk menyambung penilaian
dengan dunia nyata. Hal ini membutuhkan siswa untuk menerapkan ketrampilan dan
pengetahuan untuk penciptaan produk atau kinerja yang berlaku untuk situasi di luar
lingkungan sekolah.
3) Penilaian Portofolio adalah sebuah penilaian alternatif teknik nontes yang terdiri dari
kumpulan hasil karya siswa/peserta didik yang disusun secara sistematik yang
menunjukkan dan membuktikan upaya belajar, hasil belajar, proses belajar, dan
kemajuan yang dilakukan peserta didik/siswa/mahasiswa dalam jangka waktu
tertentu.

d. Contoh penilaian alternatif portofolio untuk pembelajaran SD

Penilaian alternatif portofolio siswa SD kelas 6


Nama: Kelas: 6 Mata Pelajaran: Bahasa
Inggris (Folk Tales)
Tugas Portofolio:

Siswa mencari dan menulis dongeng bahasa Inggris. Siswa menghafalkannya dan
melakukan story telling dalam bentuk video.

Pengantar portofolio hasil kerja siswa:


Lembar penilaian diri: (tidak pernah (10), kadang-kadang (20), sering (30))
Saya tenang dan percaya diri 20
Saya dapat mengontrol gerakan tubuh 20
sehingga tampak alami (tidak canggung)
Saya berbicara/berbicara dengan jelas 10
Saya bicara dengan keras dan terdengar 20
baik
e. Kelebihan penilaian portfolio untuk pembelajaran SD adalah
1) Dapat menutupi proses kekurangan proses pembelajaran. Seperti keterampilan
memecahkan masalah, mengemukakan pendapat, berdebat, menggunakan berbagai
sumber informasi, mengumpulkan data, membuat laporan dan sebagainya.
2) Mendorong adanya kolaborasi (komunikasi dan hubungan) antra siswa dan antara
siswa dan guru.
3) Memungkinkan guru mengakses kemampuan siswa membuat atau menyusun
laporan,menulis dan menghasilkan berbagai tugas akademik
4) Meningkatkan dan mengembangkan wawasan siswa mengenai isu atau
masalahkemasyarakatan atau lingkungan nya.
5) Mendidik siswa memiliki kemampuan merefleksi pengalaman belajarnya,
sehingga siswatermotivasi untuk belajar lebih baik dari yang sudah mereka lakukan
6) Pengalaman belajar yang tersimpan dalam memorinya akan lebih tahan lama
karena sudah melakukan serangkaian proses belajar dari mengetahui, memahami
diri sendiri, melakukan aktifitas dan belajar bekerjasama dengan rekan-rekan
dalam kebersamaan.

Anda mungkin juga menyukai