TEKNIK MEMBUAT
USULAN PENELITIAN
Maret 2012
SN Nurul Makiyah, S.Si, M.Kes
Oleh karena itu, ketika menulis latar belakang masalah, peneliti harus mempunyai ekspektasi akan
kompleksitas penyusunan bab ini.
Dalam latar belakang dijelaskan konteks penelitian (alasan pemilihan masalah penelitian), masalah
penelitian, bagaimana dan mengapa masalah tersebut perlu dipecahkan. Setelah membaca latar
belakang, pembaca seharusnya mempunyai informasi mengenai :
- Konteks masalah penelitian : pada konteks atau situasi seperti apa masalah ini dapat terjadi ?
- Apa yang tidak kita ketahui, sehingga kita ingin meneliti masalah tersebut ? Apa yang perlu
ditingkatkan, mengapa ?
- Kepentingan penelitian ini : siapa yang akan mendapat manfaat ? Mengapa kita perlu
mengetahuinya ?
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang seharusnya (das sollen) dengan kenyataan yang ada
(das sein). Banyak sekali kesenjangan yang kita dapati dalam kehidupan kita misalnya informasi
yang tersedia tidak cukup, sumber daya manusia tidak memenuhi syarat, dll, sehingga permasalahan
di sekeliling kita sangat banyak dan peneliti tinggal mengidentifikasi, memilih dan merumuskannya.
Setelah masalah diidentifikasi selanjutnya dibuat perumusan masalah sebagai penuntun untuk
langkah selanjutnya. Perumusan masalah hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Dalam bentuk kalimat tanya,
b. Informatif dalam arti padat makna,
c. Memberi petunjuk untuk pengumpulan datanya.
Penelaahan kepustakaan
Bertujuan untuk mencari landasan teoritik dan empirik untuk penelitian yang akan dikerjakan.
Hal ini bisa dicari dari berbagai sumber seperti halnya pada sumber masalah di atas. Sistematika
penulisan dalam teks digunakan nama dan tahun, jangan digunakan nomor atau catatan kaki, Nama
penulis digunakan nama akhir dan dihindari penggunaan gelar. Bila penulisnya 2 orang ditulis semua
dan bila penulisnya lebih dari 2 orang ditulis nama penulis pertama diikuti dkk untuk orang Indonesia
dan et al. untuk orang asing.
Bila karya ilmiah tidak ada nama penulisnya digunakan nama lembaganya, jangan anonim. Bila
mengambil gambar atau tabel disebutkan sumbernya. Judul tabel atau gambar hendaknya
Penentuan sampel
Untuk generalisasi hasil penelitian, perlu ditetapkan besar sampel yang dipergunakan. Besar
sampel yang dipergunakan tergantung dari banyak faktor antara lain biaya, tenaga, waktu, ketelitian
dan apakah penelitiannya menyebabkan kerusakan pada unit yang diteliti atau tidak. Pendekatan
secara ilmiah besar sampel tergantung kepada apakah populasinya terbatas (finit) atau tidak terbatas
(infinit), tergantung pula pada harga alfa, simpangan baku, proporsi, perbedaan antara kelompok
yang diteliti dan rancangan penelitiannya.
Proses pengambilan sampel dari populasinya disebut sampling, bila seluruh populasi diambil
disebut sensus. Sampling dibagi menjadi 2 macam yaitu probability sampling apabila semua unsur
atau unit dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel dan nonprobability
sampling. Probability sampling lebih baik daripada nonprobability sampling karena hasilnya bisa
digeneralisasikan.
Sampling acak sederhana (simple random sampling) dilakukan apabila populasinya relatif
homogen, bisa dilakukan dengan cara undian, tabel bilangan random, atau menggunakan kalkulator.
Sampling sistematik (systematic sampling) adalah sampling yang prosesnya berdasarkan interval
tertentu, misalnya karyawan ke-10, atau ke-15 atau ke-n. Disebut sampling sistematik karena
mengikuti sistematika tertentu. Sampling sistematik termasuk propability sampling karena penentuan
nomor pertama dilakukan secara random. Beberapa buku memasukkan sampling sistematik dalam
kelompok sampling nonprobability karena penentuan setelah nomor pertama dilakukan tidak dangan
random.
Sampling acak berstrata (Stratified random sampling) dilakukan bila populasinya bersifat
heterogen misalnya pegawai negeri, pejabat struktural, dll. Dibedakan menjadi 2 yaitu proportional
stratified random sampling dan nonproportional stratified random sampling. Proporsional apabila
pengambilan setiap strata prosentasenya sama, sedang nonproporsional apabila prosentase tiap strata
tidak sama.
Sampling wilayah (area atau cluster random sampling) adalah sampling dengan populasi tersebar
di suatu daerah, misalnya Propinsi, Pemerintah Kota, Kabupaten, Kecamatan, dll.
Sampling nonprobabilitas adalah sampling dengan semua unsur atau unit dalam populasi tdak
mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Sampling nonprobabilitas hasilnya tidak
dapat digeneralisasikan, lebih cocok untuk jenis penelitian kualitatif.
Sampling nonprobabilitas terdiri atas :
1. Sampling kuota,
2. Sampling aksidental,
3. Sampling purposiv,
4. Sampling jenuh,
5. Sampling bola salju.
Sampling kuota (quota sampling) adalah sampling yang mendasarkan pada ciri-ciri tertentu dalam
jumlah yang diinginkan.
Sampling aksidental (accidental sampling) adalah sampling dengan cara menentukan siapa saja
yang ketemu saat itu, misalnya nasabah Bank, pasien dokter, pengunjung supermarket, dll.
Sampling purposiv (purposive sampling) adalah sampling yang dilakukan berdasarkan
pertimbangan tertentu,misalnya seseorang dengan pendapatan tertentu, pekerjaan tertentu, dll.
Sampling jenuh (saturation sampling) adalah sampling yang mendasarkan kepada jenuh atau
tidaknya sampel, dikatakan jenuh apabila besar sampelnya lebih dari setengah populasi.
Sampling bola salju (snowball sampling) adalah sampling yang diawali dengan cara menentukan
kelompok kecil yang diminta untuk menunjukkan kawan masing-masing, kemudian kawan-kawan itu
menunjuk kawan lainnya sehingga terbentuk bola salju.
Pengumpulan data
Metode pengumpulan data secara garis besar dibedakan menjadi metode observasi, interview,
metode angket, dan metode dokumenter. Metode observasi (pengamatan) dibedakan menjadi metode
observasi dengan partisipasi dan nonpartisipasi. Metode observasi dengan partisipasi artinya
pengumpul data berperan sebagai responden, sedangkan nonpartisipasi pengumpul data tidak harus
berperan sebagai responden. Metode interview (wawancara) dibedakan menjadi metode interview
terstruktur dan tak terstruktur. Wawancara terstruktur artinya pertanyaan pada waktu wawancara
telah disiapkan sebelumnya dan tidak boleh menyimpang, sedang metode tak terstruktur
pertanyaannya bebas. Metode angket adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan daftar
pertanyaan.
Metode angket dibedakan menjadi metode angket tertutup, terbuka dan kombinasi keduanya.
Angket tertutup adalah angket yang telah menyediakan jawaban pertanyaan dan responden tinggal
memilihnya. Angket terbuka adalah angket yang tidak menyediakan jawaban pertanyaan. Angket
kombinasi terbuka dan tertutup, sebagian jawaban telah tersedia dan sebagian tidak. Dari segi
administrasinya, metode angket bisa dikirim lewat pos atau diberikan secara langsung. Keempat
macam metode pengumpulan data tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Dalam penelitian bisa saja metode pengumpulan datanya lebih dari satu macam. Dalam penelitian
sering digunakan studi kepustakaan dalam pengumpulan data, padahal metode ini salah. Studi
Analisis data
Analisis data bertujuan untuk menguji apakah hipotesis penelitian yang diajukan diterima atau
ditolak. Uji statistika yang dipergunakan untuk analisis data yang telah terkumpul tergantung kepada
skala data, hipotesis dan rancangan penelitiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi R. (2005). Memahami Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan I. Penerbit UM Press.
Malang.
Hadi S. (1979). Statistika. Cetakan ke-5. Gajah Mada Press. Yogyakarta
Pratiknya A.W.(2007). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi I.
Cetakan ke-6. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sarmanu (2006). Metodologi Penelitian dalam Materi Pelatihan SEM (Structural Equation Modeling)
Angkatan XI. LPPM Universitas Airlangga.
Sastroasmoro S, Ismael S. (1995). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Cetakan I. Binarupa
Aksara. Jakarta.
Siegel S. 1994. Statistik Non Parametrik. Cetakan ke-6. PT Gramedia. Jakarta.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN