Anda di halaman 1dari 7

17th Block—Research Methodology| 1stChapter Iin

TEKNIK MEMBUAT
USULAN PENELITIAN
Maret 2012
SN Nurul Makiyah, S.Si, M.Kes

Bila seorang mahasiswa telah menetapkan untuk melakukan penelitian, sebelum


melaksanakannya ia harus membuat rencana penelitian. Rencana penelitian tertulis yang bersifat
formal disebut usulan penelitian (research proposal).Usulan penelitian tersebut biasanya diperlukan
oleh mahasiswa untuk memperoleh persetujuan untuk melakukan penelitian dari Dosen Pembimbing,
tetapi secara ilmiah yang lebih penting adalah usulan penelitian dibuat sebagai alat untuk menuntun
mahasiswa dalam seluruh proses penelitian.
Mahasiswa sebagai peneliti bisa juga mengajukan usulan penelitian untuk memperoleh dana
penelitian dari institusi tempat Ia belajar, atau untuk mengajukan permintaan dana dari institusi lain.
Tentu saja usulan penelitan yang dibuat harus memenuhi kriteria yang dibuat oleh pemberi dana.
Sistematika usulan penelitian sangat bervariasi dari satu lembaga ke lembaga yang lain,
meskipun substansinya sama. Dalam makalah ini diuraikan hal-hal yang umumnya diperlukan dalam
usulan penelitian.
Judul usulan penelitian
Membuat judul usulan penelitian tidak selalu mudah, ia memerlukan persyaratan, yaitu :
1. Judul hendaknya menggambarkan keseluruhan isi penelitian yang akan dilaksanakan,
2. Judul harus dibuat dalam kalimat yang sederhana, tidak terlalu panjang, meskipun tidak dapat
ditentukan batas jumlah katanya. Tidak jarang sifat dan isi penelitian memerlukan judul panjang,
bila perlu dibuat subjudul,
3. Judul seyogyanya tidak menggunakan singkatan, kecuali yang baku,
4. Judul sebaiknya menggunakan kalimat positif yang netral, tidak disarankan menulis judul dalam
kalimat interogatif,
5. Judul tidak memberi kesan dibuat setelah penelitian selesai, dengan asumsi bahwa sebelum
penelitian dilakukan kita tidak mengetahui hasilnya, misalnya ‘Kegagalan pemberian antibiotik
rutin untuk memperpendek lama diare pada anak’, sehingga sebaiknya dibuat dalam kalimat yang
netral,
6. Tergantung dari tujuan penelitian, nama tempat serta waktu penelitian boleh disertakan dalam
judul.
Tahapan proses penelitian untuk memperoleh kebenaran ilmiah yang dirangkum dari tulisan beberapa
ahli secara umum adalah sebagai berikut :
Latar Belakang Masalah
Dalam menyusun usulan penelitian, membuat latar belakang masalah adalah bagian yang paling
sulit, karena tidak sekedar sistematika penulisannya saja yang harus diperhatikan, tetapi juga karena
dalam bab ini penulis juga harus mampu menguraikan, menjastifikasi dan mempertahankan alasan
memilih suatu tema atau topik penelitian. Apabila hal ini tidak dilakukan dengan baik oleh peneliti,
maka pada umumnya benang merah penelitian sulit dipertahankan.

Teknik Membuat Usulan Penelitian 1


17th Block—Research Methodology| 1stChapter Iin
`

Oleh karena itu, ketika menulis latar belakang masalah, peneliti harus mempunyai ekspektasi akan
kompleksitas penyusunan bab ini.
Dalam latar belakang dijelaskan konteks penelitian (alasan pemilihan masalah penelitian), masalah
penelitian, bagaimana dan mengapa masalah tersebut perlu dipecahkan. Setelah membaca latar
belakang, pembaca seharusnya mempunyai informasi mengenai :
- Konteks masalah penelitian : pada konteks atau situasi seperti apa masalah ini dapat terjadi ?
- Apa yang tidak kita ketahui, sehingga kita ingin meneliti masalah tersebut ? Apa yang perlu
ditingkatkan, mengapa ?
- Kepentingan penelitian ini : siapa yang akan mendapat manfaat ? Mengapa kita perlu
mengetahuinya ?

Masalah adalah kesenjangan antara apa yang seharusnya (das sollen) dengan kenyataan yang ada
(das sein). Banyak sekali kesenjangan yang kita dapati dalam kehidupan kita misalnya informasi
yang tersedia tidak cukup, sumber daya manusia tidak memenuhi syarat, dll, sehingga permasalahan
di sekeliling kita sangat banyak dan peneliti tinggal mengidentifikasi, memilih dan merumuskannya.

Sumber masalah bisa diperoleh dari :


1. Bacaan dari jurnal, laporan hasil penelitian, skripsi, tesis, disertasi, buku teks dan internet,
2. Pertemuan ilmiah melalui seminar, semiloka, lokakarya, diskusi, dan lain-lain,
3. Pernyataan pemegang otoritas,
4. Pengamatan,
5. Pengalaman,
6. Intuisi.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih masalah adalah :


a. Masalah harus memberi sumbangan kepada pengembangan ilmu atau untuk kepentingan
praktis,
b. Biaya, waktu, sarana dan prasarana yang tersedia,
c. Bekal kemampuan teoritis,
d. Penguasaan metode yang diperlukan.

Setelah masalah diidentifikasi selanjutnya dibuat perumusan masalah sebagai penuntun untuk
langkah selanjutnya. Perumusan masalah hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Dalam bentuk kalimat tanya,
b. Informatif dalam arti padat makna,
c. Memberi petunjuk untuk pengumpulan datanya.

Penelaahan kepustakaan
Bertujuan untuk mencari landasan teoritik dan empirik untuk penelitian yang akan dikerjakan.
Hal ini bisa dicari dari berbagai sumber seperti halnya pada sumber masalah di atas. Sistematika
penulisan dalam teks digunakan nama dan tahun, jangan digunakan nomor atau catatan kaki, Nama
penulis digunakan nama akhir dan dihindari penggunaan gelar. Bila penulisnya 2 orang ditulis semua
dan bila penulisnya lebih dari 2 orang ditulis nama penulis pertama diikuti dkk untuk orang Indonesia
dan et al. untuk orang asing.
Bila karya ilmiah tidak ada nama penulisnya digunakan nama lembaganya, jangan anonim. Bila
mengambil gambar atau tabel disebutkan sumbernya. Judul tabel atau gambar hendaknya

Teknik Membuat Usulan Penelitian 2


17th Block—Research Methodology| 1stChapter Iin
`
seinformatif mungkin. Judul tabel diletakkan di atas tabel dan judul gambar diletakkan di bawah
gambarnya. Jangan lupa menuliskan satuan, dan keterangan pada tabel dan gambar.

Penyusunan kerangka konseptual


Kerangka konseptual adalah kerangka teori yang diperoleh dari penelaahan studi kepustakaan
yang manfaatnya dapat digunakan untuk memudahkan dalam memahami hipotesis yang diajukan,
berisi tentang variabel yang diteliti menunjukkan pengaruh, hubungan atau perbedaan antar variabel.

Penyusunan hipotesis penelitian


Hipotesis adalah pernyataan atau jawaban terhadap rumusan masalah yang masih lemah karena
belum diuji kebenarannya. Tidak semua riset memerlukan adanya hipotesis, jenis penelitian
inferensial memerlukan adanya hipotesis, sedangkan untuk penelitian deskriptif dan kualitatif tidak
memerlukan adanya hipotesis, sebagai gantinya berupa tujuan penelitian.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan hipotesis adalah :
1. Disusun dalam kalimat pernyataan,
2. Informatif (padat makna),
3. Dapat diuji kebenarannya,
4. Menyatakan pengaruh, hubungan atau perbedaan di antara 2 variabel,
5. Jangan digunakan h0 dan h1,
6. Jangan diawali dengan kata dugaan karena hipotesis = dugaan.

Klasifikasi dan definisi operasional variabel


Variabel adalah konsep yang bisa diukur dan hasil pengukurannya bervariasi.Variabel dalam
penelitian perlu ditentukan dan selanjutnya diklasifikasi. Berdasarkan fungsinya, variabel dibagi
menjadi variabel sebab, variabel penghubung (intervening) dan variabel akibat (tergantung). Variabel
sebab terdiri atas variabel bebas, moderator, random, dan kendali. Variabel penelitian yang tidak bisa
diukur disebut variabel laten (variabel kualitatif). Pembagian variabel lain berdasarkan fungsinya
yaitu variabel eksogen (bebas) dan endogen (variabel antara dan variabel terikat).
Setelah diklasifikasikan, variabel tersebut didefinisi operasionalkan, sehingga bisa diuji.

Pemilihan instrumen dan pengumpulan data.


Instrumen penelitian harus memenuhi syarat yaitu valid dan reliabel. Valid artinya instrumen
tersebut bisa mengukur tentang apa yang diukur. Reliabel artinya bersifat ajeg dalam arti pengukuran
yang berulang-ulang hasilnya adalah sama. Validitas terdiri atas validitas konstruk, validitas isi,
validitas prediktif, validitas eksternal, validitas budaya, dan validitas rupa. Pengujian validitas
lazimnya digunakan korelasi Pearson (r), nomor pertanyaan berperan sebagai variabel bebas, skor
total pertanyaan sebagai variabel tergantung, selanjutnya setiap nomor pertanyaan dikorelasikan
dengan skor total. Untuk menguji kemaknaan koefisien korelasi digunakan uji t atau dengan cara
membandingkan r yang diperoleh dengan r tabel. Bila r yang diperoleh minimal sama dengan r tabel
berarti korelasi tersebut bermakna. Bila digunakan uji t, asalkan t hitung minimal sama dengan t tabel
berarti korelasi tersebut bermakna dan berarti pula nomor pertanyaan tersebut adalah valid (sahih).
Untuk uji reliabilitas lazimnya digunakan teknik genap gasal dan teknik belah tengah. Uji
reliabilitas genap gasal, metodenya semua nomor pertanyaan dikelompokkan menjadi 2 yaitu
kelompok genap dan gasal, selanjutnya antara skor kelompok gasal dikorelasikan dengan kelompok
genap. Untuk metode belah tengah nomor pertanyaan dibagi menjadi 2 tanpa melihat genap gasal.
Selanjutnya skor kelompok I dikorelasikan dengan skor kelompok II. Hasil pengujian reliabel
(handal) jika korelasi yang diperoleh bermakna.

Teknik Membuat Usulan Penelitian 3


17th Block—Research Methodology| 1stChapter Iin
`
Jenis dan rancangan penelitian
Penelitian berdasarkan ada tidaknya perlakuan yang diberikan dibagi menjadi 2 jenis yaitu
penelitian eksperimental (ada perlakuan) dan noneksperimental (tidak ada perlakuan). Penelitian
eksperimental dibagi menjadi 2 yaitu eksperimental sungguhan (true experimental) bila variabel
pengaruh selain perlakuan yang diberikan dapat dikendalikan, biasanya digunakan hewan coba untuk
penelitiannya dan eksperimental semu (quasy experimental) bila variabel pengaruh selain perlakuan
yang diberikan tidak dapat dikendalikan, biasanya digunakan manusia untuk penelitiannya.
Jenis penelitian noneksperimental dibedakan menjadi penelitian survei dan penelitian
observasional. Berdasarkan waktunya dibedakan menjadi penelitian longitudinal dan cross sectional.
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dibedakan menjadi penelitian deskriptif dan inferensial.

Rancangan penelitian non eksperimental Rancangan penelitian eksperimental dibedakan


dibedakan menjadi : menjadi :
1. Rancangan penelitian historis, 1. Rancangan acak lengkap,
2. Rancangan penelitian korelasional, 2. Rancangan acak kelompok,
3. Rancangan penelitian kasus, 3. Rancangan sama subyek,
4. Rancangan penelitian eksplanatori, 4. Rancangan bujur sangkar latin,
5. Rancangan penelitian case control, 5. Rancangan faktorial,
6. Rancangan penelitian cohort. 6. Rancangan petak terpisah.

Penentuan sampel
Untuk generalisasi hasil penelitian, perlu ditetapkan besar sampel yang dipergunakan. Besar
sampel yang dipergunakan tergantung dari banyak faktor antara lain biaya, tenaga, waktu, ketelitian
dan apakah penelitiannya menyebabkan kerusakan pada unit yang diteliti atau tidak. Pendekatan
secara ilmiah besar sampel tergantung kepada apakah populasinya terbatas (finit) atau tidak terbatas
(infinit), tergantung pula pada harga alfa, simpangan baku, proporsi, perbedaan antara kelompok
yang diteliti dan rancangan penelitiannya.
Proses pengambilan sampel dari populasinya disebut sampling, bila seluruh populasi diambil
disebut sensus. Sampling dibagi menjadi 2 macam yaitu probability sampling apabila semua unsur
atau unit dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel dan nonprobability
sampling. Probability sampling lebih baik daripada nonprobability sampling karena hasilnya bisa
digeneralisasikan.

Sampling dengan probability sampling macamnya :


1. Sampling acak sederhana,
2. Sampling sistematik,
3. Sampling acak bersrata,
4. Sampling wilayah.

Sampling acak sederhana (simple random sampling) dilakukan apabila populasinya relatif
homogen, bisa dilakukan dengan cara undian, tabel bilangan random, atau menggunakan kalkulator.

Sampling sistematik (systematic sampling) adalah sampling yang prosesnya berdasarkan interval
tertentu, misalnya karyawan ke-10, atau ke-15 atau ke-n. Disebut sampling sistematik karena
mengikuti sistematika tertentu. Sampling sistematik termasuk propability sampling karena penentuan
nomor pertama dilakukan secara random. Beberapa buku memasukkan sampling sistematik dalam
kelompok sampling nonprobability karena penentuan setelah nomor pertama dilakukan tidak dangan
random.

Teknik Membuat Usulan Penelitian 4


17th Block—Research Methodology| 1stChapter Iin
`

Sampling acak berstrata (Stratified random sampling) dilakukan bila populasinya bersifat
heterogen misalnya pegawai negeri, pejabat struktural, dll. Dibedakan menjadi 2 yaitu proportional
stratified random sampling dan nonproportional stratified random sampling. Proporsional apabila
pengambilan setiap strata prosentasenya sama, sedang nonproporsional apabila prosentase tiap strata
tidak sama.
Sampling wilayah (area atau cluster random sampling) adalah sampling dengan populasi tersebar
di suatu daerah, misalnya Propinsi, Pemerintah Kota, Kabupaten, Kecamatan, dll.
Sampling nonprobabilitas adalah sampling dengan semua unsur atau unit dalam populasi tdak
mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Sampling nonprobabilitas hasilnya tidak
dapat digeneralisasikan, lebih cocok untuk jenis penelitian kualitatif.
Sampling nonprobabilitas terdiri atas :
1. Sampling kuota,
2. Sampling aksidental,
3. Sampling purposiv,
4. Sampling jenuh,
5. Sampling bola salju.

Sampling kuota (quota sampling) adalah sampling yang mendasarkan pada ciri-ciri tertentu dalam
jumlah yang diinginkan.
Sampling aksidental (accidental sampling) adalah sampling dengan cara menentukan siapa saja
yang ketemu saat itu, misalnya nasabah Bank, pasien dokter, pengunjung supermarket, dll.
Sampling purposiv (purposive sampling) adalah sampling yang dilakukan berdasarkan
pertimbangan tertentu,misalnya seseorang dengan pendapatan tertentu, pekerjaan tertentu, dll.
Sampling jenuh (saturation sampling) adalah sampling yang mendasarkan kepada jenuh atau
tidaknya sampel, dikatakan jenuh apabila besar sampelnya lebih dari setengah populasi.
Sampling bola salju (snowball sampling) adalah sampling yang diawali dengan cara menentukan
kelompok kecil yang diminta untuk menunjukkan kawan masing-masing, kemudian kawan-kawan itu
menunjuk kawan lainnya sehingga terbentuk bola salju.

Pengumpulan data
Metode pengumpulan data secara garis besar dibedakan menjadi metode observasi, interview,
metode angket, dan metode dokumenter. Metode observasi (pengamatan) dibedakan menjadi metode
observasi dengan partisipasi dan nonpartisipasi. Metode observasi dengan partisipasi artinya
pengumpul data berperan sebagai responden, sedangkan nonpartisipasi pengumpul data tidak harus
berperan sebagai responden. Metode interview (wawancara) dibedakan menjadi metode interview
terstruktur dan tak terstruktur. Wawancara terstruktur artinya pertanyaan pada waktu wawancara
telah disiapkan sebelumnya dan tidak boleh menyimpang, sedang metode tak terstruktur
pertanyaannya bebas. Metode angket adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan daftar
pertanyaan.
Metode angket dibedakan menjadi metode angket tertutup, terbuka dan kombinasi keduanya.
Angket tertutup adalah angket yang telah menyediakan jawaban pertanyaan dan responden tinggal
memilihnya. Angket terbuka adalah angket yang tidak menyediakan jawaban pertanyaan. Angket
kombinasi terbuka dan tertutup, sebagian jawaban telah tersedia dan sebagian tidak. Dari segi
administrasinya, metode angket bisa dikirim lewat pos atau diberikan secara langsung. Keempat
macam metode pengumpulan data tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Dalam penelitian bisa saja metode pengumpulan datanya lebih dari satu macam. Dalam penelitian
sering digunakan studi kepustakaan dalam pengumpulan data, padahal metode ini salah. Studi

Teknik Membuat Usulan Penelitian 5


17th Block—Research Methodology| 1stChapter Iin
`
kepustakaan bukan metode pengumpulan data melainkan membahas kajian teoritik dan empirik yang
menjadi landasan penelitian itu dilaksanakan.

Analisis data
Analisis data bertujuan untuk menguji apakah hipotesis penelitian yang diajukan diterima atau
ditolak. Uji statistika yang dipergunakan untuk analisis data yang telah terkumpul tergantung kepada
skala data, hipotesis dan rancangan penelitiannya.

Interpretasi hasil penelitian


Berdasarkan hasil uji statistika yang dipergunakan, hasilnya diinterpretasikan apakah hipotesisnya
diterima atau ditolak dengan menggunakan harga alfa tertentu. Dalam penelitian tidak semua
hipotesis penelitian yang diajukan harus diterima, yang penting dijelaskan mengapa hipotesis
penelitian yang diajukan tersebut ditolak.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi R. (2005). Memahami Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan I. Penerbit UM Press.
Malang.
Hadi S. (1979). Statistika. Cetakan ke-5. Gajah Mada Press. Yogyakarta
Pratiknya A.W.(2007). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi I.
Cetakan ke-6. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sarmanu (2006). Metodologi Penelitian dalam Materi Pelatihan SEM (Structural Equation Modeling)
Angkatan XI. LPPM Universitas Airlangga.
Sastroasmoro S, Ismael S. (1995). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Cetakan I. Binarupa
Aksara. Jakarta.
Siegel S. 1994. Statistik Non Parametrik. Cetakan ke-6. PT Gramedia. Jakarta.

Lampiran 1. Sistematika Penulisan Usulan Penelitian

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teoritik


2.2. Landasan Empirik
2.3. Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Teknik Membuat Usulan Penelitian 6


17th Block—Research Methodology| 1stChapter Iin
`
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
3.2. Klasifikasi dan Definisi Operasional Variabel
3.3. Populasi, Sampel dan Sampling
3.4. Pengumpulan Data
3.5. Analisis Data

Teknik Membuat Usulan Penelitian 7

Anda mungkin juga menyukai