2. Induktif Logika berfikir induktif adalah proses penalaran yang dimulai dari observasi
atau fakta khusus kemudian ditarik kesimpulan yang umum. Dalam logika ini,
kesimpulan tidaklah mutlak, tetapi hanya dapat disimpulkan berdasarkan seberapa
sering sebuah fenomena terjadi dalam pengamatan atau fakta.
Contoh: "Setiap kali kita melemparkan bola ke atas, bola akan jatuh ke bawah. Oleh karena
itu, semua benda yang dilemparkan ke atas akan jatuh ke bawah." Dalam contoh ini,
kesimpulan yang ditarik adalah "Semua benda yang dilemparkan ke atas akan jatuh ke
bawah", meskipun hanya berdasarkan beberapa pengamatan atau fakta yang terjadi.
Dalam penelitian, kedua jenis logika berfikir ini dapat digunakan. Logika deduktif dapat
digunakan untuk menguji hipotesis atau teori yang telah ada, sedangkan logika induktif
dapat digunakan untuk menghasilkan hipotesis atau teori baru berdasarkan pengamatan
atau fakta yang baru ditemukan
✓ Penelitian Ilmiah adalah suatu pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah
yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta
Pertanyaan : Jelaskan mengapa Sebelum penelitian, harus merancang ‘’usulan
penelitian’’ (UP) Sistematika atau unsur-unsur yang harus ada dalam UP tersebut.
Jawaban:
Merancang usulan penelitian (UP) adalah langkah awal penting dalam melakukan
penelitian. Usulan penelitian memberikan gambaran dan rancangan penelitian yang akan
dilakukan, serta memberikan informasi yang cukup untuk mengajukan permohonan dana
penelitian kepada lembaga atau pihak yang berwenang. Berikut adalah beberapa alasan
mengapa perlu merancang usulan penelitian sebelum melakukan penelitian:
1. Menggambarkan tujuan dan konsep penelitian: Usulan penelitian memberikan
gambaran dan rancangan tentang apa yang akan dilakukan dan tujuan apa yang ingin
dicapai. Hal ini dapat membantu peneliti dalam memilih pendekatan yang tepat dan
membuat keputusan yang benar dalam seluruh proses penelitian.
2. Menyediakan panduan untuk melakukan penelitian: Usulan penelitian dapat membantu
peneliti dalam merencanakan dan mengatur langkah-langkah penelitian secara
sistematis dan terstruktur. Dengan demikian, peneliti dapat menghindari kesalahan dan
kehilangan fokus pada tujuan penelitian.
3. Memberikan dasar bagi permohonan dana penelitian: Usulan penelitian memberikan
dasar yang kuat bagi permohonan dana penelitian kepada lembaga atau pihak yang
berwenang. Usulan penelitian harus memuat rincian yang cukup tentang anggaran,
jadwal, dan semua unsur yang akan terlibat dalam penelitian.
4. Menghindari risiko kegagalan penelitian: Merancang usulan penelitian memungkinkan
peneliti untuk memperkirakan risiko kegagalan dan membuat perencanaan untuk
menghindarinya. Usulan penelitian juga dapat membantu peneliti untuk
mengidentifikasi masalah yang mungkin timbul selama penelitian dan mencari solusi
terbaik untuk mengatasi masalah tersebut.
Sistematika atau unsur-unsur yang harus ada dalam usulan penelitian meliputi judul, latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka teori, hipotesis atau pertanyaan
penelitian, metodologi penelitian, sampel penelitian, instrumen penelitian, analisis data,
jadwal kegiatan, anggaran, dan referensi. Dengan menyusun usulan penelitian yang baik,
peneliti dapat memastikan bahwa penelitiannya memiliki kejelasan dan kesesuaian dengan
tujuan, serta dapat memudahkan evaluasi oleh pihak yang berwenang
✓ Apakah kegunaan ’studi pendahuluan’
Jawaban:
Studi pendahuluan adalah tahap awal dalam melakukan penelitian, di mana peneliti
melakukan studi terhadap topik yang akan diteliti dengan tujuan memperoleh pemahaman
yang lebih dalam tentang topik tersebut. Berikut adalah beberapa kegunaan studi
pendahuluan dalam penelitian:
1. Mengumpulkan informasi dan data: Studi pendahuluan dapat membantu peneliti untuk
mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan untuk merancang penelitian yang
baik dan valid. Informasi yang dikumpulkan melalui studi pendahuluan dapat
mencakup literatur terkait, data sekunder, hasil penelitian terdahulu, dan wawancara
dengan para ahli.
2. Menentukan metode penelitian yang tepat: Studi pendahuluan dapat membantu peneliti
untuk menentukan metode penelitian yang tepat untuk menjawab pertanyaan penelitian
atau mencapai tujuan penelitian. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti
sampel, instrumen, dan teknik analisis data, peneliti dapat memilih metode penelitian
yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.
3. Memperkirakan waktu dan biaya: Studi pendahuluan dapat membantu peneliti untuk
memperkirakan waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian. Peneliti
dapat menghitung jumlah waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan data,
menganalisis data, dan menulis laporan hasil penelitian. Selain itu, peneliti juga dapat
memperkirakan biaya yang diperlukan untuk membeli bahan-bahan dan peralatan,
membayar responden, atau untuk perjalanan lapangan.
4. Menjaga keabsahan penelitian: Studi pendahuluan dapat membantu peneliti untuk
menjaga keabsahan penelitian. Dengan melakukan studi pendahuluan, peneliti dapat
memastikan bahwa penelitian yang dilakukan sesuai dengan standar penelitian yang
diakui secara internasional. Selain itu, peneliti juga dapat menghindari kesalahan atau
kekurangan yang mungkin terjadi selama penelitian.
Dengan melakukan studi pendahuluan, peneliti dapat mempersiapkan diri dengan baik
sebelum melakukan penelitian. Studi pendahuluan dapat membantu peneliti untuk
mengembangkan kerangka konseptual yang jelas, menentukan metode penelitian yang
tepat, mengumpulkan informasi dan data, memperkirakan waktu dan biaya, dan menjaga
keabsahan penelitian. Semua hal ini dapat meningkatkan kualitas dan validitas hasil
penelitian serta dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
✓ Penelitian adalah suatu kegiatan yang terencana, sistematis dan empiris
Pertanyaan : Jelaskan Apabila seorang peneliti ingin mengetahui “Pengaruh Kebijakan
Kepala Madrasah Terhadap Pengembangan Profesi Guru Melalui Pelatihan IT“, penelitian
apa yang anda pergunakan?. jelaskan mengapa?.
Jawaban:
Penelitian yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh kebijakan kepala
madrasah terhadap pengembangan profesi guru melalui pelatihan IT adalah penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang mengumpulkan data dalam
bentuk angka atau data numerik dan menggunakan analisis statistik untuk menguji
hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti dapat menggunakan metode survei untuk mengumpulkan
data dari para guru dan kepala madrasah. Survei dapat dilakukan dengan cara memberikan
kuesioner atau wawancara kepada responden yang dipilih secara acak. Data yang
dikumpulkan melalui survei dapat diolah dan dianalisis menggunakan teknik statistik untuk
melihat hubungan antara kebijakan kepala madrasah dengan pengembangan profesi guru
melalui pelatihan IT.
Penelitian kuantitatif cocok digunakan dalam penelitian ini karena dapat memberikan
gambaran yang jelas tentang hubungan antara kebijakan kepala madrasah dan
pengembangan profesi guru melalui pelatihan IT. Selain itu, penelitian kuantitatif dapat
memberikan hasil yang lebih valid dan generalisasi yang lebih luas, sehingga dapat
memberikan rekomendasi yang lebih baik bagi pengambil keputusan di bidang pendidikan.
✓ Sebutkan variable yang ada dalam judul Pengaruh Kebijakan Kepala Madrasah Terhadap
Pengembangan Profesi Guru Melalui Pelatihan IT.
Jawaban:
Dalam judul "Pengaruh Kebijakan Kepala Madrasah Terhadap Pengembangan Profesi
Guru Melalui Pelatihan IT", terdapat beberapa variabel yang dapat diidentifikasi, yaitu:
1. Variabel bebas (independen): Kebijakan kepala madrasah
2. Variabel terikat (dependen): Pengembangan profesi guru dan Pelatihan IT
Kebijakan kepala madrasah merupakan variabel bebas yang akan mempengaruhi
variabel terikat, yaitu pengembangan profesi guru melalui pelatihan IT. Pengembangan
profesi guru dan pelatihan IT merupakan dua variabel terikat yang saling berkaitan dan
dipengaruhi oleh kebijakan kepala madrasah.
✓ Siapa populasinya dan bagaimana samplingnya dalam judul Pengaruh Kebijakan Kepala
Madrasah Terhadap Pengembangan Profesi Guru Melalui Pelatihan IT.
Jawaban:
Populasi dalam penelitian "Pengaruh Kebijakan Kepala Madrasah Terhadap
Pengembangan Profesi Guru Melalui Pelatihan IT" adalah seluruh guru di madrasah yang
menjadi objek kebijakan kepala madrasah terkait pelatihan IT.
Untuk melakukan sampling dalam penelitian ini, terlebih dahulu perlu menentukan
jenis sampling yang digunakan. Jenis sampling yang digunakan dapat berupa sampling
acak sederhana (simple random sampling) atau sampling bertingkat (cluster sampling).
Jika menggunakan simple random sampling, peneliti dapat mengambil sampel
secara acak dari seluruh populasi guru di madrasah yang menjadi objek kebijakan kepala
madrasah terkait pelatihan IT. Namun, jika menggunakan cluster sampling, peneliti dapat
mengambil sampel dari beberapa madrasah yang menjadi objek kebijakan kepala madrasah
terkait pelatihan IT.
Setelah menentukan jenis sampling, peneliti dapat melakukan pengambilan sampel
dengan cara mengumpulkan daftar nama semua guru di madrasah yang menjadi objek
kebijakan kepala madrasah terkait pelatihan IT. Selanjutnya, peneliti dapat melakukan
pengambilan sampel dengan cara mengambil sejumlah guru secara acak dari daftar nama
tersebut, sesuai dengan jumlah sampel yang diinginkan.
Dalam menentukan jumlah sampel, perlu diperhatikan tingkat signifikansi dan error
rate yang diinginkan, serta ukuran populasi dan tingkat kepercayaan yang digunakan.
Jumlah sampel yang dipilih harus dapat mewakili seluruh populasi guru di madrasah yang
menjadi objek kebijakan kepala madrasah terkait pelatihan IT.
✓ Jelaskan Apabila seorang peneliti ingin mengetahui “Pengaruh Kebijakan Desa Wisata
melalui Pengembangan potensi Sumder Daya Lokal Terhadap Kesejahteraan Masyarakat“,
penelitian apa yang anda pergunakan?. jelaskan mengapa?.
Jawaban:
Penelitian yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh kebijakan desa wisata
melalui pengembangan potensi sumber daya lokal terhadap kesejahteraan masyarakat
adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
mengumpulkan data dalam bentuk non-numerik, seperti teks, gambar, atau video, dan
menggunakan interpretasi dan analisis deskriptif untuk memahami fenomena yang diteliti.
Dalam penelitian ini, peneliti dapat menggunakan metode observasi dan wawancara
untuk mengumpulkan data dari masyarakat dan pihak terkait yang terlibat dalam kebijakan
desa wisata. Observasi dilakukan untuk mengamati dan mencatat kegiatan yang terjadi di
desa wisata, sedangkan wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara
langsung dari masyarakat dan pihak terkait.
Data yang dikumpulkan melalui observasi dan wawancara dapat diolah dan dianalisis
dengan teknik analisis deskriptif untuk memahami pengaruh kebijakan desa wisata
terhadap pengembangan potensi sumber daya lokal dan kesejahteraan masyarakat. Analisis
juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode content analysis atau thematic analysis
untuk memahami makna dan pola-pola dalam data yang dikumpulkan.
Penelitian kualitatif cocok digunakan dalam penelitian ini karena dapat memberikan
pemahaman yang mendalam tentang pengaruh kebijakan desa wisata terhadap
kesejahteraan masyarakat, serta dapat menggali informasi dan pandangan masyarakat yang
terlibat dalam kebijakan tersebut. Selain itu, penelitian kualitatif juga dapat memberikan
rekomendasi yang lebih spesifik dan terperinci bagi pengambil keputusan dalam
pengembangan desa wisata.
✓ Sebutkan variable yang ada dalam judul Pengaruh Kebijakan Desa Wisata melalui
Pengembangan potensi Sumder Daya Lokal Terhadap Kesejahteraan Masyarakat.
Jawaban:
Dalam judul "Pengaruh Kebijakan Desa Wisata melalui Pengembangan Potensi Sumber
Daya Lokal Terhadap Kesejahteraan Masyarakat", terdapat beberapa variabel yang dapat
diidentifikasi, yaitu:
1. Variabel bebas (independen): Kebijakan desa wisata dan Pengembangan potensi
sumber daya lokal
2. Variabel terikat (dependen): Kesejahteraan masyarakat
Kebijakan desa wisata dan pengembangan potensi sumber daya lokal merupakan variabel
bebas yang akan mempengaruhi variabel terikat, yaitu kesejahteraan masyarakat.
Kesejahteraan masyarakat menjadi variabel terikat karena dipengaruhi oleh kebijakan desa
wisata dan pengembangan potensi sumber daya lokal.
✓ Siapa populasinya dan bagaimana samplingnya dalam judul Pengaruh Kebijakan Desa
Wisata melalui Pengembangan potensi Sumder Daya Lokal Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat.
Jawaban:
Populasi dalam penelitian "Pengaruh Kebijakan Desa Wisata melalui Pengembangan
Potensi Sumber Daya Lokal Terhadap Kesejahteraan Masyarakat" adalah seluruh
masyarakat yang tinggal di desa wisata yang menjadi objek kebijakan pengembangan
potensi sumber daya lokal.
Untuk melakukan sampling dalam penelitian ini, peneliti perlu menentukan jenis
sampling yang akan digunakan. Jenis sampling yang dapat digunakan antara lain sampling
acak sederhana (simple random sampling), stratified random sampling, atau cluster
sampling.
Jika menggunakan simple random sampling, peneliti dapat mengambil sampel secara
acak dari seluruh populasi masyarakat yang tinggal di desa wisata yang menjadi objek
kebijakan pengembangan potensi sumber daya lokal. Namun, jika menggunakan stratified
random sampling, peneliti dapat mengelompokkan masyarakat berdasarkan karakteristik
tertentu, seperti usia, jenis kelamin, atau tingkat pendidikan, lalu mengambil sampel dari
setiap kelompok tersebut. Sedangkan jika menggunakan cluster sampling, peneliti dapat
mengambil sampel dari beberapa desa wisata yang menjadi objek kebijakan pengembangan
potensi sumber daya lokal.
Setelah menentukan jenis sampling, peneliti dapat melakukan pengambilan sampel
dengan cara mengumpulkan daftar nama semua masyarakat yang tinggal di desa wisata
yang menjadi objek kebijakan pengembangan potensi sumber daya lokal. Selanjutnya,
peneliti dapat melakukan pengambilan sampel dengan cara mengambil sejumlah
masyarakat secara acak dari daftar nama tersebut, sesuai dengan jumlah sampel yang
diinginkan.
Dalam menentukan jumlah sampel, perlu diperhatikan tingkat signifikansi dan error
rate yang diinginkan, serta ukuran populasi dan tingkat kepercayaan yang digunakan.
Jumlah sampel yang dipilih harus dapat mewakili seluruh populasi masyarakat yang tinggal
di desa wisata yang menjadi objek kebijakan pengembangan potensi sumber daya lokal.