Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA UTAMA PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:
Muhammad Iswin
NIM : 2250100018
Dosen:
Dr. Anhar, M. A.

A. Penjelasan Kerangka Utama Proposal Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan


Penelitian Pengembangan (Research & Development)

Istilah proposal memang bisa mengacu pada banyak proses pengajuan, maka
pembahasan perlu dipersempit. Dalam hal ini ke proposal penelitian. Proposal secara
umum merupakan rancangan usulan kegiatan, dan semua kegiatan bisa didahului dengan
pengajuan proposal. Proposal juga identik dengan kegiatan penelitian, dimana peneliti
sebelum melaksanakan penelitian perlu mengajukan proposal. Proposal ini terdiri dari
penjelasan singkat dan mengambil garis besar kegiatan penelitian yang akan dilakukan. 

B. Kerangka Utama Proposal Penelitian Kuantitatif


1) Latar Belakang Masalah
Latar belakang penyusunan disusun berdasarkan logika deduktif.
Maksudnya yaitu menjelaskan konsep- konsep yang umum kemudian konsep-
konsep yang khusus. Seperti misalnya Pengaruh Penggunaan Smartphone dan
kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa. Maka pada pragraf pertama disebut
grand theory yaitu pemaparan hasil belajar. Kemuan pragraf selanjutnya middle teori
yang berisi penelitian yang sudah ada seperti dari jurnal. Dan pragraf ketiga
aplikasion teori yaitu penerapan penelitan dan yang terakhir temuan awal penelitian
yang berisi siswa yang berlebihan menggunakan smartphone sehingga menyebabkan
hasil belajarnya rendah.
2) Identifikasi Masalah 
Sipeneliti hanya melihat 1 dan 2 faktor Variabel pada saat studi pendahuluan
jangan dari buku. Dalam bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada pada
obyek yang diteliti. Semua masalah dalam obyek, baik yang akan diteliti maupun
yang tidak akan diteliti sedapat mungkin dikemukakan. 
Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka penelti perlu
melakukan studi pendahuluan ke obyek yang diteliti, melakukan observasi, dan
wawancara ke berbagai sumber, sehingga semua permasalahan dapat diidentifikasi.
Berdasarkan berbagai permasalahan yang telah diketahui tersebut, selanjutnya
dekemukakan hubungan satu masalah dengan masalah yang lain. Masalah yang akan
diteliti kedudukannya di mana di antara masalah yang akan diteliti. Masalah apa saja
yang diduga berpengaruh positif dan negative terhadap masalah yang diteliti.
Selanjutnya masalah tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk variabel.
3) Merumuskan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka selanjutnya dapat dirumuskan
masalah penelitian. Setelah masalah yang akan diteliti ditemukan (variabel apa saja
yang akan diteliti, dan bagaimana hubungan variabel satu dengan yang lain), dan
supaya masalah dapat terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu

1
perlu dirumuskan secara spesifik. Seperti telah diuraikan dalam bab rumusan
masalah, sebaiknya rumusan masalah itu dinyatakan dalam kalimat pertanyaan.
4) Tujuan Penelitian 
Tujuan penelitian di sini tidak sama dengan tujuan yang ada pada sampul
skripsi atau tesis, yang merupakan tujuan formal (misalnya untuk memenuhi salah
satu syarat untuk mendapat gelar sarjana). Tetapi tujuan di dini berkenaan dengan
tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan peneliti berkaitan erat dengan
rumusan masalah yang dituliskan. Rumusan masalah dan tujuan penelitian ini
jawabannya terletak pada kesimpulan.
5) Hipotesis 
Hipotesis adalah praduga ataupun asumsi yang harus diuji melalui data atau
fakta yang diperoleh melalui penelitian. Dengan demikian hipotesis merupakan
penuntun bagi peneliti dalam menggali data yang diinginkan. Sekalipun demikian
perlu diingat bahwa peneliti harus senantiasa memegang teguh prinsip obyektif agar
jangan timbul “bias” dalam pencarian data. Hipotesis merupakan jawaban
sementara atau dugaan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan, yang pada
hakikatnya  merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
Secara konsep,  hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan
populasi yang akan  diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel
penelitian. Secara  statistik hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan
parameter yang akan  diuji melalui statistik sampel.
Hipotesis biasanya juga mengandung prediksi, dan  ketepatan prediksinya
akan sangat tergantung kepada tingkat kebenaran dan  ketepatan landasan teori yang
mendasarinya. Secara umum hipotesis sebenarnya  menyangkut dua hal yaitu
tentang hubungan dan tentang perbedaan, tetapi  perumusannya dapat beraneka
ragam. Dalam penelitian kuantitatif yang paling perlu  diperhatikan adalah jenis
rumusan hipotesis tersebut, apakah suatu hipotesis  dirumuskan secara direksional
atau non direksional. Hal ini penting diperhatikan  karena menyangkut uji
signifikansi yang akan diterapkan, yaitu; uji satu arah (one  tail) untuk hipotesis
direksional, atau uji dua arah (two tail) untuk hipotesis  nondireksional, di samping
kedua jenis rumusan hipotesis dimaksud akan menuntut  arah kajian teori yang
berbeda. 
Jadi dapat disimpulkan Dua metode ini digunakan untuk menyimpulkan
pertanyaan penelitian. Jika disimpulkan lebih lanjut, metode penelitian  kuantitatif
lebih berfokus pada data angka dengan instrumen atau alat ukur tertentu,  sementara
itu metode kualitatif bertujuan untuk menjabarkan data analisis secara  naratif. 

2
A. Kerangka Utama Proposal Peneltian Kualitatif
Penelitian Kualitatif terbagi dua yaitu quasi Kualitatif deskriftif  dan kualitatif
murni. Perbedaan kedua penelitian tersebut terletak pada penggunaan teorinya sebagai
acuan, kalau untuk penelitian kualitatif deskriptif  menjadikan teorisebagai acuan dalam
penelitain sedangkan pada kualitatif murni tidak ada campuran teori, semua murni dari
penelitain tersebut murni apa yang ada di dapat dari lapangan. 
1) Latar Belakang Masalah 
Secara umum “Latar Belakang” adalah dasar atau titik tolak, untuk
memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai hal-hal yang ingin
disampaikan. Biasanya “Latar Belakang” memuat hal-hal, sebagai berikut: 
a) Kondisi ideal, yaitu keadaan yang dicita-citakan atau diharapkan terjadi, dan
biasanya dituangkan dalam bentuk visi dan misi yang ingin diraih. 
b) Kondisi faktual, yaitu kondisi yang terjadi saat ini, dan biasanya diungkapkan
dengan cara menjelakan situasi yang menimbulkan masalah atau keresahan,
untuk kemudian menjadi dasar bagi dilakukannya suatu penelitian. 
c) Solusi, yaitu saran singkat atau penawaran penyelesaian masalah yang dialami
sebelum membahas pokok masalah secara lebih detail. 
d) Pembandingan, yaitu upaya membandingkan penelitian atau pembahasan saat
ini dengan penelitian atau pembahasan sebelumnya.
2) Rumusan Masalah
Rumusan masalah dapat dikatakan sebagai suatu pertanyaan yang akan
dicari  jawabannya berupa fakta atau kebenaran dengan cara melakukan penelitian
atau  mengumpulkan data. Selain itu, dikutip dari beberapa sumber, rumusan
masalah  adalah suatu pernyataan yang sudah diformulasikan atau diubah dalam
bentuk  pertanyaan. Maka dari itu, kita lebih sering melihat rumusan masalah dalam
bentuk  pertanyaan. 
Selain itu, rumusan masalah yang lebih sering dalam bentuk pertanyaan
juga  harus rasional. Dengan kata lain, pertanyaan dalam rumusan masalah harus
detail  serta fokus terhadap variabel-variabel yang akan diteliti nantinya. Jika tidak
sesuai  dengan variabel-variabel yang akan diteliti, maka sebuah tulisan menjadi
tidak  terarah dan akan akan sulit untuk diselesaikan. 
Rumusan masalah ini letaknya ada pada bagian awal penulisan karya ilmiah
atau lebih tepatnya ada pada bab I Pendahuluan. Rumusan masalah diletakkan di
awal karena dapat memudahkan penulisnya dalam menentukan titik awal, sehingga
menjadi tahu batas akhirnya nanti seperti apa. Sederhananya, rumusan masalah dapat
menentukan arah dari suatu tulisan. 
Meskipun hanya berbentuk pertanyaan, tetapi dalam membuat rumusan
masalah tidak boleh alas-alasan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat
membuat rumusan masalah ada 3 unsur, yaitu harus ada unsur mengapa, apa, dan
bagaimana. Selain itu, ketiga unsur tersebut juga harus sesuai dengan landasan teori
yang akan digunakan dalam penulisan karya ilmiah.  Adapun ciri-ciri rumusan
masalah sebagai berikut: 
a) Rumusan masalah dibuat dalam bentuk kalimat tanya. 
b) Pertanyaannya singkat, padat, dan jelas. 
c) mengandung nilai penelitian. 
d) mengarahkan cara berpikir terhadap topik yang dibahas.
e) Masalah yang diangkat sesuai dengan kemampuan peneliti. 
f) Memberikan petunjuk dalam melakukan kegiatan penelitian.

3
3) Acuan Teori 
Acuan teoritis penelitian kualitatif bertumpu secara mendasar pada
fenomelogi. Dasar tambahan yang melatarbelakanginya secara teoritis penelitian
kualitatif antara lain, Interaksi simbolik, kebudayaan dan etnomelogi, memandang
dunia asumsi orang dan orang dan aoa yang membuat dunia bekerja. 
4) Metodelogi Kualitatif Deskriptif 
Metode Kualitatif Deskriptif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah,
dimana penelitian adalah sebagai instrument kunci pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara purposive dan snowball, pengumpulan dengan trianggulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/Kualitatif Deskriptif, dan hasil penelitian
Kualitatif Deskriptif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Pendekatan
penelitian dengan menggunakan Penelitian Kualitatif Deskriptif yang dalam
pendekatan ini menggambarkan perilaku, pemikiran , atau perasaan seseorang
kelompok atau individu. Dalam pendekatan Deskriptif, peneliti menghubungkan
perilaku yang diteliti dengan variabel lainnya ataupun menguji atau menjelaskan
penyebab sistematisnya, seperti penelitian Deskripsi hanya mendeskripsikan.

B. Kualitatif Murni 
Penelitian dasar, juga dikenal sebagai penelitian murni atau penelitian
fundamental,  adalah penelitian yang ditujukan untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan
bertujuan untuk  mengembangkan teori-teori yang ada atau menemukan yang
baru. Adapun kerangka penelitian ini yaitu : 
1) Latar belakan masalah 
2) Fokus penelitian 
3) Metodologi 

4
A. Penelitian dan Pengembangan (Research & Development) Menurut Para Ahli
1) Borg dan Gall (1889)
“Penelitian pengembangan pendidikan adalah suatu proses yang digunakan
untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan”.
Luaran atau hasil dari penelitian pengembangan tidak hanya pengembangan
produk yang sudah ada, tetapi juga untuk menemukan pengetahuan atau jawaban atas
persoalan/permasalahan praktis.
2) Gay (1990)
Mengemukakan bahwa pengertian penelitian pengembangan didefinisikan
sebagai upaya untuk mengembangkan suatu produk yang efektif dan berupa bahan-
bahan pembelajaran, media, strategi pembelajaran untuk digunakan di sekolah, dan
bukan untuk menguji teori.
3) Van Den Akker dan Plomp (1993)
Menjelaskan bahwa ada dua dasar tujuan penelitian pengembangan yaitu:
pertama, pengembangan Model/prototype produk dan kedua, penyusunan saran-saran
metodologi untuk perancangan dan evaluasi model atau prototype produk.
4) Seels dan Richey (1994)
Pengertian penelitian pengembangan diartikan sebagai suatu analisis
sistematik terhadap perancangan, pengembangan dan evaluasi, proses dan produk
pembelajaran yang harus memenuhi kriteria efektifitas, validitas, dan kepraktisan.
5) Richey dan Klein (2007)
Pengembangan merupakan proses penerjemahan spesifikasi rancangan ke
dalam bentuk riil/fisik yang berkaitan dengan rancangan belajar sistematik,
pengembangan dan evaluasi dilakukan dengan maksud menetapkan dasar
ilmiah/empiris untuk membuat produk pembelajaran dan non-pembelajaran yang baru
atau model peningkatan pengembangan yang telah ada.
7) Sugiyono (2011)
Metode penelitian dan pengembangan didefinisikan sebagai suatu metode
penelitian yang dipakai untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji efektifitas
produk tersebut.

B. Konsep Penelitian dan Pengembangan

1) Penelitian dan Pengembangan (R&D) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada.
2) Metode ini banyak digunakan di dunia industri. Industri banyak menyediakan dana
untuk penelitian, mengevaluasi dan menyempurnakan produk-produk lama, dan atau
mengembangkan produk baru.
3) Untuk menguji keampuhan produk yang dihasilkan diadakan pengujian mutu hasil
dengan metode eksperimen.

C. Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan (Research & Development)


Langkah-langkah proses penelitian dan pengembangan menunjukkan suatu
siklus, yang diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan
pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu. Contohnya untuk meningkatkan
kemampuan guru-guru yang tersebar dalam suatu daerah yang sangat luas membutuhkan
bahan latihan atau penataran yang disusun dalam bentuk modul. Langkah selanjutnya

5
adalah menetukan karakteristik atau spesifikasi dari produk yang akan dihasilkan. Materi
latihan apa yang harus diberikan dan bagaimana proses pembelajarannya.
Materi dan proses pembelajaran tersebut harus disesuaikan dengan kondisi, latar
belakang dan kemampuan guru yang akan mempelajarinya, serta sumber-sumber belajar
yang ada di daerah mereka masing-masing. Setelah itu barulah dibuat draf produk, atau
produk awal yang masih kasar, kemudian produk tersebut diujicobakan di lapangan
dengan sampel secara terbatas dan sampel lebih luas secara berulang-ulang. Selama
kegiatan uji coba dilakukan pengamatan dan evaluasi. Berdasarkan hasil pengamatan dan
evaluasi diadakan penyempurnaan-penyempurnaan. Kegiatan evaluasi dan
penyempurnaan dilakukan secara terus-menerus sampai dihasilkan produk yang terbaik
atau produk standar. Untuk menguji keampuhan produk yang dihasilkan diadakan
pengujian mutu hasil dengan menggunakan metode eksperimen.
Adapun sepuluh langkah pelaksanaan penelitian dan pengembangan yaitu:
1) Penelitian dan Pengumpulan data.
Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan
pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai
2) Perencanaan
Menyusun rencana penelitian, berupa rumusan tujuan yang hendak dicapai, dan
desain atau langkah-langkah penelitian.
3. Pengembangan draf produk. Pengembangan bahan pembelajaran, proses
pembelajaran dan instrumen evaluasi.
4. Uji coba awal, dengan penilaian uji hedonik  oleh 3-5 orang dosen ahli.
5. Merevisi hasil uji coba. Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba.
6. Uji coba lanjutan, dengan 3-5 orang panelis dari dosen ahli
7. Penyempurnaan produk, dengan pengulangan sampai didapat produk yang sesuai atau
skor nilai rata-rata minimal 4.
8. Uji Utama, dengan panelis agak terlatih dari unsur mahasiswa sebanyak 20-25 orang
dan panelis dari unsur dosen sebanyak 5 orang.
9. Penyusunan laporan hasil penelitian
10. Pemaparan hasil penelitian dalam kegiatan sidang tugas akhir

Anda mungkin juga menyukai