Oleh:
Muhammad Iswin
NIM : 2250100018
Dosen:
Dr. Anhar, M. A.
Istilah proposal memang bisa mengacu pada banyak proses pengajuan, maka
pembahasan perlu dipersempit. Dalam hal ini ke proposal penelitian. Proposal secara
umum merupakan rancangan usulan kegiatan, dan semua kegiatan bisa didahului dengan
pengajuan proposal. Proposal juga identik dengan kegiatan penelitian, dimana peneliti
sebelum melaksanakan penelitian perlu mengajukan proposal. Proposal ini terdiri dari
penjelasan singkat dan mengambil garis besar kegiatan penelitian yang akan dilakukan.
1
perlu dirumuskan secara spesifik. Seperti telah diuraikan dalam bab rumusan
masalah, sebaiknya rumusan masalah itu dinyatakan dalam kalimat pertanyaan.
4) Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian di sini tidak sama dengan tujuan yang ada pada sampul
skripsi atau tesis, yang merupakan tujuan formal (misalnya untuk memenuhi salah
satu syarat untuk mendapat gelar sarjana). Tetapi tujuan di dini berkenaan dengan
tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan peneliti berkaitan erat dengan
rumusan masalah yang dituliskan. Rumusan masalah dan tujuan penelitian ini
jawabannya terletak pada kesimpulan.
5) Hipotesis
Hipotesis adalah praduga ataupun asumsi yang harus diuji melalui data atau
fakta yang diperoleh melalui penelitian. Dengan demikian hipotesis merupakan
penuntun bagi peneliti dalam menggali data yang diinginkan. Sekalipun demikian
perlu diingat bahwa peneliti harus senantiasa memegang teguh prinsip obyektif agar
jangan timbul “bias” dalam pencarian data. Hipotesis merupakan jawaban
sementara atau dugaan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan, yang pada
hakikatnya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
Secara konsep, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan
populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel
penelitian. Secara statistik hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan
parameter yang akan diuji melalui statistik sampel.
Hipotesis biasanya juga mengandung prediksi, dan ketepatan prediksinya
akan sangat tergantung kepada tingkat kebenaran dan ketepatan landasan teori yang
mendasarinya. Secara umum hipotesis sebenarnya menyangkut dua hal yaitu
tentang hubungan dan tentang perbedaan, tetapi perumusannya dapat beraneka
ragam. Dalam penelitian kuantitatif yang paling perlu diperhatikan adalah jenis
rumusan hipotesis tersebut, apakah suatu hipotesis dirumuskan secara direksional
atau non direksional. Hal ini penting diperhatikan karena menyangkut uji
signifikansi yang akan diterapkan, yaitu; uji satu arah (one tail) untuk hipotesis
direksional, atau uji dua arah (two tail) untuk hipotesis nondireksional, di samping
kedua jenis rumusan hipotesis dimaksud akan menuntut arah kajian teori yang
berbeda.
Jadi dapat disimpulkan Dua metode ini digunakan untuk menyimpulkan
pertanyaan penelitian. Jika disimpulkan lebih lanjut, metode penelitian kuantitatif
lebih berfokus pada data angka dengan instrumen atau alat ukur tertentu, sementara
itu metode kualitatif bertujuan untuk menjabarkan data analisis secara naratif.
2
A. Kerangka Utama Proposal Peneltian Kualitatif
Penelitian Kualitatif terbagi dua yaitu quasi Kualitatif deskriftif dan kualitatif
murni. Perbedaan kedua penelitian tersebut terletak pada penggunaan teorinya sebagai
acuan, kalau untuk penelitian kualitatif deskriptif menjadikan teorisebagai acuan dalam
penelitain sedangkan pada kualitatif murni tidak ada campuran teori, semua murni dari
penelitain tersebut murni apa yang ada di dapat dari lapangan.
1) Latar Belakang Masalah
Secara umum “Latar Belakang” adalah dasar atau titik tolak, untuk
memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai hal-hal yang ingin
disampaikan. Biasanya “Latar Belakang” memuat hal-hal, sebagai berikut:
a) Kondisi ideal, yaitu keadaan yang dicita-citakan atau diharapkan terjadi, dan
biasanya dituangkan dalam bentuk visi dan misi yang ingin diraih.
b) Kondisi faktual, yaitu kondisi yang terjadi saat ini, dan biasanya diungkapkan
dengan cara menjelakan situasi yang menimbulkan masalah atau keresahan,
untuk kemudian menjadi dasar bagi dilakukannya suatu penelitian.
c) Solusi, yaitu saran singkat atau penawaran penyelesaian masalah yang dialami
sebelum membahas pokok masalah secara lebih detail.
d) Pembandingan, yaitu upaya membandingkan penelitian atau pembahasan saat
ini dengan penelitian atau pembahasan sebelumnya.
2) Rumusan Masalah
Rumusan masalah dapat dikatakan sebagai suatu pertanyaan yang akan
dicari jawabannya berupa fakta atau kebenaran dengan cara melakukan penelitian
atau mengumpulkan data. Selain itu, dikutip dari beberapa sumber, rumusan
masalah adalah suatu pernyataan yang sudah diformulasikan atau diubah dalam
bentuk pertanyaan. Maka dari itu, kita lebih sering melihat rumusan masalah dalam
bentuk pertanyaan.
Selain itu, rumusan masalah yang lebih sering dalam bentuk pertanyaan
juga harus rasional. Dengan kata lain, pertanyaan dalam rumusan masalah harus
detail serta fokus terhadap variabel-variabel yang akan diteliti nantinya. Jika tidak
sesuai dengan variabel-variabel yang akan diteliti, maka sebuah tulisan menjadi
tidak terarah dan akan akan sulit untuk diselesaikan.
Rumusan masalah ini letaknya ada pada bagian awal penulisan karya ilmiah
atau lebih tepatnya ada pada bab I Pendahuluan. Rumusan masalah diletakkan di
awal karena dapat memudahkan penulisnya dalam menentukan titik awal, sehingga
menjadi tahu batas akhirnya nanti seperti apa. Sederhananya, rumusan masalah dapat
menentukan arah dari suatu tulisan.
Meskipun hanya berbentuk pertanyaan, tetapi dalam membuat rumusan
masalah tidak boleh alas-alasan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat
membuat rumusan masalah ada 3 unsur, yaitu harus ada unsur mengapa, apa, dan
bagaimana. Selain itu, ketiga unsur tersebut juga harus sesuai dengan landasan teori
yang akan digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Adapun ciri-ciri rumusan
masalah sebagai berikut:
a) Rumusan masalah dibuat dalam bentuk kalimat tanya.
b) Pertanyaannya singkat, padat, dan jelas.
c) mengandung nilai penelitian.
d) mengarahkan cara berpikir terhadap topik yang dibahas.
e) Masalah yang diangkat sesuai dengan kemampuan peneliti.
f) Memberikan petunjuk dalam melakukan kegiatan penelitian.
3
3) Acuan Teori
Acuan teoritis penelitian kualitatif bertumpu secara mendasar pada
fenomelogi. Dasar tambahan yang melatarbelakanginya secara teoritis penelitian
kualitatif antara lain, Interaksi simbolik, kebudayaan dan etnomelogi, memandang
dunia asumsi orang dan orang dan aoa yang membuat dunia bekerja.
4) Metodelogi Kualitatif Deskriptif
Metode Kualitatif Deskriptif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah,
dimana penelitian adalah sebagai instrument kunci pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara purposive dan snowball, pengumpulan dengan trianggulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/Kualitatif Deskriptif, dan hasil penelitian
Kualitatif Deskriptif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Pendekatan
penelitian dengan menggunakan Penelitian Kualitatif Deskriptif yang dalam
pendekatan ini menggambarkan perilaku, pemikiran , atau perasaan seseorang
kelompok atau individu. Dalam pendekatan Deskriptif, peneliti menghubungkan
perilaku yang diteliti dengan variabel lainnya ataupun menguji atau menjelaskan
penyebab sistematisnya, seperti penelitian Deskripsi hanya mendeskripsikan.
B. Kualitatif Murni
Penelitian dasar, juga dikenal sebagai penelitian murni atau penelitian
fundamental, adalah penelitian yang ditujukan untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan
bertujuan untuk mengembangkan teori-teori yang ada atau menemukan yang
baru. Adapun kerangka penelitian ini yaitu :
1) Latar belakan masalah
2) Fokus penelitian
3) Metodologi
4
A. Penelitian dan Pengembangan (Research & Development) Menurut Para Ahli
1) Borg dan Gall (1889)
“Penelitian pengembangan pendidikan adalah suatu proses yang digunakan
untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan”.
Luaran atau hasil dari penelitian pengembangan tidak hanya pengembangan
produk yang sudah ada, tetapi juga untuk menemukan pengetahuan atau jawaban atas
persoalan/permasalahan praktis.
2) Gay (1990)
Mengemukakan bahwa pengertian penelitian pengembangan didefinisikan
sebagai upaya untuk mengembangkan suatu produk yang efektif dan berupa bahan-
bahan pembelajaran, media, strategi pembelajaran untuk digunakan di sekolah, dan
bukan untuk menguji teori.
3) Van Den Akker dan Plomp (1993)
Menjelaskan bahwa ada dua dasar tujuan penelitian pengembangan yaitu:
pertama, pengembangan Model/prototype produk dan kedua, penyusunan saran-saran
metodologi untuk perancangan dan evaluasi model atau prototype produk.
4) Seels dan Richey (1994)
Pengertian penelitian pengembangan diartikan sebagai suatu analisis
sistematik terhadap perancangan, pengembangan dan evaluasi, proses dan produk
pembelajaran yang harus memenuhi kriteria efektifitas, validitas, dan kepraktisan.
5) Richey dan Klein (2007)
Pengembangan merupakan proses penerjemahan spesifikasi rancangan ke
dalam bentuk riil/fisik yang berkaitan dengan rancangan belajar sistematik,
pengembangan dan evaluasi dilakukan dengan maksud menetapkan dasar
ilmiah/empiris untuk membuat produk pembelajaran dan non-pembelajaran yang baru
atau model peningkatan pengembangan yang telah ada.
7) Sugiyono (2011)
Metode penelitian dan pengembangan didefinisikan sebagai suatu metode
penelitian yang dipakai untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji efektifitas
produk tersebut.
1) Penelitian dan Pengembangan (R&D) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada.
2) Metode ini banyak digunakan di dunia industri. Industri banyak menyediakan dana
untuk penelitian, mengevaluasi dan menyempurnakan produk-produk lama, dan atau
mengembangkan produk baru.
3) Untuk menguji keampuhan produk yang dihasilkan diadakan pengujian mutu hasil
dengan metode eksperimen.
5
adalah menetukan karakteristik atau spesifikasi dari produk yang akan dihasilkan. Materi
latihan apa yang harus diberikan dan bagaimana proses pembelajarannya.
Materi dan proses pembelajaran tersebut harus disesuaikan dengan kondisi, latar
belakang dan kemampuan guru yang akan mempelajarinya, serta sumber-sumber belajar
yang ada di daerah mereka masing-masing. Setelah itu barulah dibuat draf produk, atau
produk awal yang masih kasar, kemudian produk tersebut diujicobakan di lapangan
dengan sampel secara terbatas dan sampel lebih luas secara berulang-ulang. Selama
kegiatan uji coba dilakukan pengamatan dan evaluasi. Berdasarkan hasil pengamatan dan
evaluasi diadakan penyempurnaan-penyempurnaan. Kegiatan evaluasi dan
penyempurnaan dilakukan secara terus-menerus sampai dihasilkan produk yang terbaik
atau produk standar. Untuk menguji keampuhan produk yang dihasilkan diadakan
pengujian mutu hasil dengan menggunakan metode eksperimen.
Adapun sepuluh langkah pelaksanaan penelitian dan pengembangan yaitu:
1) Penelitian dan Pengumpulan data.
Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan
pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai
2) Perencanaan
Menyusun rencana penelitian, berupa rumusan tujuan yang hendak dicapai, dan
desain atau langkah-langkah penelitian.
3. Pengembangan draf produk. Pengembangan bahan pembelajaran, proses
pembelajaran dan instrumen evaluasi.
4. Uji coba awal, dengan penilaian uji hedonik oleh 3-5 orang dosen ahli.
5. Merevisi hasil uji coba. Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba.
6. Uji coba lanjutan, dengan 3-5 orang panelis dari dosen ahli
7. Penyempurnaan produk, dengan pengulangan sampai didapat produk yang sesuai atau
skor nilai rata-rata minimal 4.
8. Uji Utama, dengan panelis agak terlatih dari unsur mahasiswa sebanyak 20-25 orang
dan panelis dari unsur dosen sebanyak 5 orang.
9. Penyusunan laporan hasil penelitian
10. Pemaparan hasil penelitian dalam kegiatan sidang tugas akhir