Anda di halaman 1dari 2

Analisis National Science Teacher Association (NSTA)

Kurikulum yang berlaku di Indonesia merupakan kurikulum yang diadaptasi dari


lembaga internasional serta memiliki kualifikasi internasional dan diakui secara luas, seperti
Cambrige, IB (Internatinal Baccalaureat), NSTA (National Science Teacher Association), dan
lain sebagainya. Pedoman pengembangan kurikulum 2013 menyatakan bahwa pembelajaran IPA
pada jenjang SMP dilaksanakan dengan berbasis keterpaduan dan dikembangkan sebagai mata
pelajaran integrative sains bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Pembelajaran IPA di jenjang
SMP bukan lagi sebagai disiplin ilmu melainkan dikembangkan menjadi mata pelajaran
integrative science yang bermakna menyatukan berbagai aspek yakni domain sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Selain itu pendidikan integrated pasien berorientasi pada
aplikasi, pengembangan kemampuan berfikir peserta didik, kemampuan belajar, rasa ingin tahu
Mama dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan
alam. Guru IPA juga harus memiliki kemampuan interdisipliner IPA ditunjukkan dalam
keilmuan atau pengetahuan IPA serta hubungannya dengan lingkungan, teknologi dan bidang
lainnya (Elisabeth, 2014).

NSTA (2003) menyarankan guru IPA pada jenjang sekolah Dasar maupun Menengah
harus memiliki kemampuan interdisipliner IPA. Hal tersebut mendasari perlunya guru IPA
memiliki kompetensi dalam membelajarkan IPA secara terpadu yang meliputi integrasi dalam
bidang IPA, integrasi dengan bidang lainnya serta integrasi dengan pencapain sikap, proses
ilmiah dan juga keterampilan.

Terdapat 10 standart untuk persiapan guru IPA yang telah ditetapkan oleh NSTA (2003).
Kesepuluh standart tersebut meliputi:

1. Standart Isi
Guru IPA harus memahami dan mengemukakan pengetahuan IPA dan praktik IPA secara
aktual. Selain itu juga dapat menghubungkan dan menginterpretasikan konsep-konsep, ide-
ide serta cara mengaplikasikannya. Guru IPA dapat melakukan penyelidikan ilmiah.
2. Hakikat IPA
Guru IPA harus mengajak peserta didik agar dapat membedakan IPA dan non IPA,
memahami evolusi dan praktik IPA sebagai usaha manusia, serta kritis dalam menganalisis
tuntutan IPA.
3. Inkuiri
Guru IPA mengajak peserta didiknya belajar variasi metode inkuiri ilmiah dan aktif
belajar melalui inkuiri ilmiah.
4. Isu-Isu IPA
Guru IPA harus siap untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan berkaitan
dengan IPA, teknologi dan isu-isu IPA dalam masyarakat umum.
5. Keterampilan Umum Mengajar
Guru IPA menciptakan komunitas untuk memberi fasilitas pada perbedaan karakteristik
peserta dalam belajar. Guru IPA menggunakan dan mempertimbangkan variasi manajemen
kelas, pengelompokkan, aksi, strategi dan metodologi.
6. Kurikulum IPA
Guru IPA merencanakan dan menciptakan kurikulum yang aktif, koheren dan efektif
serta konsisten dengan tujuan yang mengacu pada standar.
7. Komunitas IPA
Guru IPA menghubungkan bidang ilmu IPA dengan masyarakat lokal dan regional
menyangkut dengan pembuat keputusan serta menggunakan sumber individual,
institusional, alam dalam masyarakat untuk kepentingan pembelajaran IPA.
8. Penilaian
Guru IPA menyusun dan menggunakan strategi penilaian yang efektif untuk menentukan
latar belakang dan hasil belajar siswa serta memfasilitasi perkembangan kemampuan
intelektual, sosial dan personal siswa.
9. Keselamatan dan Kesejahteraan
Guru IPA mengorganisasikan lingkungan pembelajaran yang aman dan efektif untuk
mewujudkan keberhasilan siswa dalam belajar.
10. Pengembangan Profesional
Guru IPA secara terus menerus berusaha pengembangkan kemampuan personal,
profesional.

Kesimpulan

Kurikulum yang berlaku di Indonesia merupakan kurikulum yang diadaptasi dari lembaga
internasional serta memiliki kualifikasi internasional dan diakui NSTA (National Science
Teacher Association).

Daftar Rujukan

NSTA. 2003. Standards for Science Teacher Preparation

Elisabeth, Monica. 2014. Implemetasi Kurikulum Internasional Cambridge dan Dampaknya


Terhadap Pengelolaan Pembelajaran Biologi: Studi Kasus di Saint John’s Catholic
School Semarang. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: FMIPA Universitas Negeri
Semarang

Anda mungkin juga menyukai