1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
Prinsip Menyusun RPP (Lampiran Permendikbud RI no 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
menengah Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran)
1. RPP harus utuh
Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual (KD KI-1). Sosial (KD KI-2), pengetahuan (KD KI-3) dan
keterampilan (KD KI-4)
2. Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih
3. Memperhatikan Perbedaan Individu Peserta Didik
RPP disusun dengan memerhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi,
kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan lingkungan
peserta didik
4. Berpusat pada peserta didik
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreatifitas, inisiatif, inspirasi,
kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
manalar atau mengasosiasi dan menggomunikasikan.
5. Berbasis Konteks
6. Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar
7. Berorientasi kekinian
Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan nilai-nilai kehidupan masa kini.
Mengembangkan kemandirian belajar, yaitu peserta pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar secra mandiri
8. Memberikan Umpan Balik dan Tindak Lanjut Pembelajaran
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan dan remidi.
9. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antar kompetensi/antar muatan
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI, KD, Indikator Pencapaian Kompetensi, Materi
pembelajaran, Kegiatan pembelajaran, Penilaian dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan
mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar dan keragaman budaya.
10. Menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis dan efektif
sesuai dengan situasi dan kondisi.
1. peranan konservatif,
2. peranan kreatif, dan
3. peranan kritis/evaluatif (Oemar Hamalik, 1990).
1. Peranan Konservatif.
Peranan ini menekankan bahwa kurikulum sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih
relevan dengan masa kini kepada generasi muda, dalam hal ini para siswa. Dengan demikian, peranan konservatif ini pada hakikatnya
menempatkan kurikulum, yang berorientasi ke masa lampau. Peranan ini sifatnya menjadi sangat men-dasar, disesuaikan dengan kenyataan
bahwa pendidikan pada hakikatnya me-rupakan proses sosial. Salah satu tugas pendidikan yaitu mempengaruhi dan membina perilaku siswa
sesuai dengan nilai-nilai sosial yang hidup di ling-kungan masyarakatnya.
2. Peranan Kreatif.
Peranan ini menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan
kebu-tuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang. Kuri-kulum harus mengandung hal-hal yang dapat membantu
setiap siswa mengem-bangkan semua potensi yang ada pada dirinya untuk memperoleh pengetahu-an-pengetahuan baru, kemampuan-
kemampuan baru, serta cara berpikir baru yang dibutuhkan dalam kehidupannya.
3. Peranan Kritis dan Evaluatif.
Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami
perubahan, sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa
sekarang. Selain itu, perkembangan yang terjadi pada masa sekarang dan masa mendatang belum tentu sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
Karena itu, peranan kurikulum tidak hanya me-wariskan nilai dan budaya yang ada atau menerapkan hasil perkembangan ba-ru yang terjadi,
melainkan juga memiliki peranan untuk menilai dan memilih nilai dan budaya serta pengetahuan baru yang akan diwariskan tersebut. Da-lam
hal ini, kurikulum harus turut aktif berpartisipasi dalam kontrol atau filter sosial. Nilai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dan
tuntutan masa kini dihilangkan dan diadakan modifikasi atau penyempurnaan-penyem-purnaan.