Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MATA KULIAH SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN

PENDIDIKAN MASA AWAL KEMERDEKAAN

OLEH:

KELOMPOK 3

ARFAH LATAMA (06052381924050)

AHMAD AL KHOLISH (06051381924045)

SYIFA CLARESTA FIDELLA (06051381924047)

ANNISA NUR FADHILLAH (06051381924053)

SRI WAHYU NINGGSIH (06051381924058)

DOSEN PENGAMPU : KURNISAR, S.Pd,. M.H

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam juga
disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan keluarganya,
seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah
membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah sejarah perkembangan pendidikan pada
Program Studi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dengan ini penulis mengangkat judul 
“pendidikan masa awal kemerdekaan”.Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.

Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, Februari 2020

Penulis

I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
PENDAHULUAN...........................................................................................................iii
A. Latar Belakang.....................................................................................................iii
B. Rumusan Masalah................................................................................................iii
C. Tujuan...................................................................................................................iv
PEMBAHASAAN............................................................................................................1
A. Pengertian Pendidikan...........................................................................................1
B. Pendidikan pada periode 1945-1950.....................................................................1
C. Tujuan Pendidikan pada periode 1945-1950.........................................................2
D. Sistem Pendidikan pada periode 1945-1950.........................................................4
E. Jenjang Pendidikan pada periode 1945-1950........................................................5
F. Kurikulum pendendidikan pada periode 1945-1950.............................................8
G. Kesempatan belajar pada periode 1945-1950........................................................9
H. Pendidikan pada periode 1950-1959...................................................................10
I. Sistem pendidikan pada periode 1950-1959........................................................10
J. Tujuan pendidikan pada periode 1950-1959.......................................................11

PENUTUP......................................................................................................................12
A. Kesimpulan..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13

II
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan Nasional yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi  manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu
sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
pendidikan. Sistem pendidikan indonesia yang telah dibangun dari dulu sampai sekarang ini
ternyata masih belum mampu sepenuhnya mennjawab kebutuhan dan tantangan global untuk
masa yang akan datang, program pemerataan dan penigkatan kualitas pendidikan yang selama ini
menjadi fokus pembinaan  masih mejadi masalah yang menonojol dalam dunia pendidikan di
Indonesia.
Rumusan Masalah
A. Pengertian Pendidika
B. Pendidikan pada periode 1945-1950
C. Tujuan Pendidikan pada periode 1945-1950
D. Sistem Pendidikan pada periode 1945-1950
E. Jenjang Pendidikan pada periode 1945-1950
F. Kurikulum pendendidikan pada periode 1945-1950
G. Kesempatan belajar periode 1945-1950
H. Pendidikan pada periode 1950-1959
I. Sistem pendidikan pada periode 1950-1959
J. Ttujuan pendidikan pada periode 1950-1959

III
Tujuan
A. Untuk memahami pengertian Pendidikan
B. Untuk mengetahui pendidikan pada periode 1945-1950
C. Untuk mengetahui tujuan Pendidikan pada periode 1945-1950
D. Untuk mengetahui sistem Pendidikan pada periode 1945-1950
E. Untuk mengetahui kurikulum pendendidikan pada periode 1945-1950
F. Untuk mengetahui kesempatan belajar pada periode 1945-1950
G. Untuk mengetahui pendidikan pada periode 1950-1959
H. Untuk mengetahui sistem penddikan pada periode 1950-1959
I. Untuk mengetahui tujuan penddikan pada periode 1950-1959

IV
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok


orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan,
atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara otodidak. Pendidikan yaitu suatu proses pembelajaran pengetahuan,
kemampuan serta keterampilan yang dilihat dari kebiasaan setiap orang, yang menjadi bahan
warisan dari orang sebelumnya hingga sekarang. Secara etimologi arti pendidikan berasal dari
bahasa inggris yaitu Education, dimana dari bahasa latinnya yaitu Eductum. Dengan artian kata
“E”  yaitu sebuah proses perkembangan dari dalam keluar kemudian kata “Duco” dengan artian
yang sedang berkembang. Jadi Pendidikan adalah proses kemampuan serta keahlian diri yang
terus berkembang terus menerus secara individual. Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa
pengetahuan akan terus selalu ada dan tidak akan pernah hilang, seperti yang dijelaskan dalam
arti pendidikan.

B. Pendidikan pada periode 1945-1950

Setelah merdeka pengaruh-pengaruh dan kebijakan jepang yang tidak sesuai dengan tujuan
bangsa di hapuskan. Menteri Pendidikan dan kebudayaan pertama, KI Hajar Dewanrata segera
mengeluarkan instruksi umum kepada semua kepala sekolah dan guru yang isinya :

1. Setiap sekolah wajib mengibarkan bendera sang saka merah putih di halaman sekolah
2. Menyanyikan lagu Indonesia raya ciptaan W.R Soepratman
3. Menghentikan pengibaran bendera jepang atau “hino-maru” dan menghapuskan
kewajiban menyanyikan lagu kimigayo
4. Menghapuskan pelajaran tentang Bahasa jepang serta upacara yang berasal dari tantara
jepang
5. Memberikan semangat kebangsaan kepada murid (Syarifuddin & Yunani, 2018:218)

Badan pekerja komite nasional Indonesia pusat (KNIP) kemudian mengusulkan kepada
kementrian pendidikan,, pengajaran, dan kebudayaann Republik Indonesia pada tanggal 29
desember 1945 mengenai pokok-pokok Pendidikan dan pengajaran Indonesia realisasi dari usaha
pembaharuan Pendidikan, sebagai berikut:

1
1. Dibentuknya pedoman Pendidikan dan pengajaran baru dengan tujuan membentuk
masyarakat baru.
2. Dibukanya sekolah-sekolah untuk semua golongan atau lapisan masyarakat guna
memperkuat persatuan rakyat.
3. Metode Pendidikan diharuskan lebih berdasarkan sistem kerja agar aktifitas rakyat
kepada pekerja bias berkembang dengan seluas-luasnya.
4. Pengajaran agama diharapkan mendapat tempat yang lebih teratur dan seksama.
5. Pengajaran tinggi hendaklah diadakan seluas-luasnnya dan jika perlu dengan
menggunakan bantuan bangsa asing sebagai guru besar.
6. Kewajiban belajar dilaksanakan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, (paling lama 10
tahun)
7. Pengajaran dan ekonomi terutama pengajaran pertanian, industri, pelayaran, dan
perikanan hendaklah mendapatkan perhatian istimewa.
8. Pengajaran kesehatan dan olahraga hendaklah diatur dengan sebaik-baiknya sehingga
tercipta kecerdasan rakyaat yang harmonis
6. Sekolah rendah tidak dipungut biaya sedangkan sekolah menengah dan perguruan tinggi
diatur dengan biaya serendah-rendahnya sehingga tidak ada lagi halangan biaya untuk
masyarakat yang tidak mampu (Syarifuddin & Yunani, 2018:219)
C. Tujuan Pendidikan pada periode 1945-1950

Setelah mengalami banyak sekali penerapan sistem Pendidikan, mulai dari hindia-belanda,
indoktrinisasi ketat bangsa jepang, dan situasi negara pada masa itu yang tengah mengalami
perjuangan fisik untuk mempertahankan kemerdekaan karena belanda yang masih ingin kembali
menjajah bangsa Indonesia maka, sangat dibutuhkan tujuan pendidikan yang tetap menanamkan
sifat patriotisme dan membangkitkan semangat nasionalisme kepada bangsa Indonesia terutama
para remaja dan pemuda sehingga mampu menyumbangkan tenaga dan pemikiran untuk negara
dan masyarakat. Dengan demikian dapat disimpulkan tujuan Pendidikan pada masa ini adalah
penanaman semangat partiotisme dan peningkatan kesadaran nasional,, sehingga dengan
semangat itu kemerdekaan dapat di peroleh.

2
Demi mencapai tujuan itu maka, diperlukan sifat-sifat warga negara sejati. Kementrian
Pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia mengeluarkan pedoman bagi guru-guru yang
memuat sifat kemanusiaan dan kewarganegaraan sebagai dasar pengajaran dan Pendidikan di
negara republik Indonesia yang pada dasarnya berintisari Pancasila. Sifat-sifat itu meliputi:

1. Perasaan bakti kepada tuhan yang maha esa


2. Perasaan cinta kepada alam
3. Perasaan cinta kepada negara
4. Perasaan cinta kepada ibu dan bapak
5. Perasaan cinta kepada bangsa dan kebudayaan nasional
6. Perasaan berhak dan wajib ikut memajukan negaranya menurut pembawaan dan
kekuatannya
7. Keyakinan bahwa orang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keluarga dan
masyarakat
8. Keyakinan bahwa orang hidup dalam masyarakat harus tunduk dalam tata tertib
9. Keyakinann bahwa pada dasarnya manusia itu sama, oleh karena itu setiap manusia wajib
saling menghormati, berdasarkan rasa keadilan, dngan berpegang teguh kepada diri
sendiri
10. Keyakinan bahwa negara memerlukan warga negara yang wajib bekerja, tahu pada
kewajibannya, jujur dalam pikiran dan tindakannya (Syarifuddin & Yunani, 2018:221).

Sejalan dengan perubahan suasana kehidupan kebangsaan, tujuan Pendidikan nasional


Indonesia pun mengalami perluasan tidak lagi semata menekankan jiwa patriotisme. Dalam
Undang-undang No 4 tahun 1950 Bab II pasal 3 tentang dasar-dasar Pendidikan dan pengajaran
di sekolah. Tujuan Pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia yang cakap dan
warganegara yang demokratis secara bertanggung jawab bertanggung jawab tentang
kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Hal ini berarti sistem persekolahan pada waktu itu harus
dapat menanamkan dan mengembangkan sifat-sifat demokratis pada anak didikannya (Yunani,
farida & aulia, 2018:32).

3
D. Sistem Pendidikan pada periode 1945-1950

Sistem Pendidikan di Indonesia pada awal kemerdekaan pada dasarnya melanjutkan apa yang
di kembangkan pada zaman kependudukan jepang sistem yang dimaksud meliputi tiga hal:

1. Pendidikan rendah yang terdiri dari taman kanak-kanak (1 tahun) dan sekolah dasar
(6tahun)
2. Pendidikan menengah yang terdiri dari sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) dan
sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) dengan masa belajar masing-masing tingkatan atau
jenjang lamanya 3 tahun dan masing-masig terdiri atas sekolah umum dan sekolah
kejuruan
3. Pendidikan tinggi pada tahhu 1945-1950 berkembang pesat dan terbuka lebar bagi setiap
warga negara yang memenuhi syarat (Syarifuddin & Yunani, 2018:222).

Sistem persekolahan serta tujuan masing-masing tingkat Pendidikan diatas diatur dalam UU
No 4 tahun 1950 bab v pasal 7 sebaga berikut:

1. Pendidikan dan pengajaran TK bermaksud menuntun tumbuhnya rohani dan jasmani


kanak-kanak sebelum ia masuk sekolah dasar
2. Pendidikan dan pengajaran rendah bermaksud menuntun tumbuhnya rohani dan jasmani
kanak-kanak, memberikan kesempatan kepadanya guna mengembangkan bakat dan
kesukaan masing-masing dan memberikan dasar pengetahuan, kecakapan, ketangkasan
baik lahir maupun batin
3. Pendidikan dan pengajaran menengah bermaksud melanjutkan dan meluaskan Pendidikan
dan pengajaran yang diberikan di sekolah rendah untuk mengembangkan cita-cita hidup
serta membimbing kesanggupan murid sebagai angggota masyarakat, mendidik tenaga-
tenaga ahli dalam berbagai bidang khusus sesuai dengan bakat masing-masing dan
kebutuhan masyarakat atau mempersiapkannya bagi Pendidikan dan pengajaran tinggi
4. Pendidikan dan pengajaran tinggi bermaksud memberikan kesempatan kepada pelajar
untuk menjasi orang yang dapat memelihara kemajuan ilmu dan hidup kemasyarakatan
(Syarifuddin & Yunani, 2018:223).

4
E. Jenjang Pendidikan pada Periode tahun 1945-1950

Dalam UU No 4/1950 Bab II, pasal, tujuan pendidikan nasional Indonesia adalah membentuk
manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang
kesejahteraan masyarakat dan tanah air.  Adapun jenjang pendidikan waktu itu adalah sebagai
berikut:

1. Pendidikan Rendah
Pendidikan yang terendah di Indonesia sejak awal kemerdekaan yang disebut dengan
Sekolah Rakyat (SR). Lama pendidikan Sekolah Rakyat adalah tiga tahun. Maksud
pendirian SR ini adalah selain meningkatkan taraf pendidikan pada masa sebelum
kemerdekaan juga dapat menampung hasrat yang besar dari mereka yang hendak
bersekolah. Mengingat kurikulum SR diatur sesuai dengan putusan Menteri PKK tanggal
19 november 1946 NO 1153/Bhg A yang menetapkan daftar pelajaran SR dimana
tekanannya adalah pelajaran bahasa berhitung. Hal ini dapat telihat bahawa dari 38 jam
pelajaran seminggu, 8 jam adalah untuk bahasa Indonesia, 4 jam untuk bahasa daerah dan
17 jam berhitung untuk kelas IV< V dan VI. Tercatat sejumlah 24.775 buah SR pada
akhir tahun 1949 pada akhir tahun 1949 di seluruh Indonesia.
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Pada awalnya SMP merupakan lanjutan dari masa penjajahan Jepang dan rencana
pelajaran yang digunakan pun juga sama, tetapi dengan keluarnya Surat Keputusan
Menteri PPK tahun 1946, maka diadakannya pembagian A dan B mulai kelas II sehingga
terdapat kelas IIA, IIB, IIIA dan IIIB. Dibagian A diberikan juga sedikit ilmu alam dan
ilmu pasti. Tetapi lebih banayak diberikan pelajaran bahasa dan praktek administrasi.
Sementara itu dibagian B sebaliknya diberikan Ilmu Alam dan Ilmu Pasti.
3. Sekolah Menengah Tinggi (SMT)
Kementerian PPK hanya mengurus langsung SMT yang ada di pulau Jawa terutama yang
berada di kota-kota sperti: Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya
dan Cirebon. SMT di Luar Pulau Jawa berada di bawah pengawasan pemerintah daerah
berhubung sulitnya perhubungan dengn pusat. SMT merupakan pendidikan tiga tahun
setelah SMP dan setelah lulus dapat melanjutkan ke perguruan tinggi.

5
4. Pedidikan Kejuruan
Pendidikan kejuruan pada waktu itu adalah Pendidikan ekonomi dan pendidikan
kewanitaan:
a. Pendidikan ekonomi
Pada awal kemerdekaan pemerintah baru dapat membuka sekolah dagang yang lama,
pendidikannya tiga tahun sesudah Sekolah Rakyat. Sekolah dagang ini bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan tenaga administrasi atau pembukuan, sedangkan
penyelenggaraan sekolah dagang tersebut dilaksanakan oleh inspektur sekolah
dagang.
b. Pendidikan Kewanitaan
Sesudah kemerdekaan pemerintah membuka Sekolah Kepandaian Putri (SKP) dan
pada tahun 1947 sekolah guru kepandaian putri (SGKP) yang lama pelajaranya empat
tahun setelah SMP atau SKP.
5. Pendidikan Teknik
Sama halnya dengan sekolah lain, keadaan Sekolah Teknik tidaklah teratur karena
disamping pelajarnya sering terlibat dalam pertahanan negara, sekolah tersebut kadang-
kadang juga dipakai sebagai pabrik senjata. Sekolah Teknik di Solo misalnya, dikerahkan
untuk membuat senjata yang sangat diperlukan kendali apaadanya. Adapun sekolah-
sekolah teknik yang ada pada masa itu ialah:
a. Kursus Kerajinan Negeri (KKN)
Merupakan sekolah/kursus ini lamanya satu tahun lamanya dan merupakan
pendidikan teknik terendah berdasarkan sekolah rakyat enam tahun. KKN terdiri atas
jurusan-jurusan: kayu, besi, anyaman.perabot rumah, las dan batu.
b. Sekolah Teknik Pertama (STP)
Sekolah ini bertujuan mendapatkan tenaga tukang yang terampil tetapi disertai
dengan pengetahuan teori. Lama pendidikan ini dua tahun sesudah sekolah rakyat dan
terdiri atas jurusam-jurusan: kayu, batu, keramik, perabot rumah, anyaman, besi
,listrik, mobil, cetak, tenun kulit, motor, ukur tanah dan cor.
c. Sekolah Teknik (ST)
Bertujuan mendidik tenaga-tenaga pengawasan bangunan. Lama pendidikan dua
tahun setelah STP atau SMP bagian B dan meliputi jurusan-jurusan: bangunan

6
gedung, bangunan air dan jalan, bangunan radio, bangunan kapal, percetakan dan
pertambangan.
d. Sekolah Teknik menengah (STM)
Bertujuan mendidik tenaga ahli teknik dan pejabat-pejabat teknik menengah. Lama
pendidikan empat tahun setelah SMP bagian B atau ST dan terdiri atas jurusn-
jurusan: bangunnan gedung, bangunan sipil, bangunan kapal, bangunan mesin,
bangunan mesin, bangunan listrik, bangunan mesin kapal, kimia, dan pesawat
terbang.
e. Pendidikan guru Teknik
Pendidikan guru dimaksudkan untuk sekolah-sekolah teknik: untuk memenuhi
keperluan guru-guru sekolah teknik, dibuka sekolah/kursus-kursus untuk mendidik
guru yang menghasilkan:
1. Ijazah A Teknik (KGSTP) guna mengajar dengan wewenang penuh pada STP
dalam jurusan: bangunan sipil, mesin, listrik dan mencetak.
2. Ijazah B I Teknik (KGST) untuk mengajar dengan wewenang penuh pada
ST/STM kelas I dalam jurusan bangunan sipil, bangunan gedung-geung dan
mesin.
3. Ijazah B II Teknik guna mengajar dengan wewenang penuh pada STM dalam
jurusan bangunan sipil, bangunan gedung, mesin dan listrik.
6. Pendidikan Tinggi
Dalam periode 1945-1950 kesempatan untuk meneruskan studi pendidikan tinggi
semakin terbuka lebar bagi warga negara tanpa syarat. Lembaga pendidikan ini
berkembang pesat tetapikarena adanya pelaksanaannya di lakukan perjuangan fisik maka
perkuliahan kerap kali di sela dengan perjuangan garis depan.
7. Pendidikan Guru
Dalam periode antara tahun 1945-1950 dikenal tiga jenis pendidikan guru yaitu:
a. Sekolah Guru C (SGC)
Berhubung kebutuhan guru sekolah rakat yang mendesak maka terasa perlunya
pembukaan sekolah guru yang dalam tempo singkat dapat menghasilkan. Untuk
kebutuhan tersebut didirikan sekolah guru dua tahun setelah sekolah rakyat dan di

7
kenal dengan sebutan SGC tetapi karena dirasakan kurang bermanfaat kemudian
ditutup kembali dan diantaranya dijadikan SGB.
b. Sekolah Guru B (SGB)
Lama pendidikan 4 tahun dan tujuan pendidikan guru untuk sekolah rakyat. Murid
yang diterima adalah tamatan SR yang akan lulus dalam ujian masuk sekolah
lanjutan. Pelajaran yang diberikan bersifat umum untuk di kelas I, II, III, sedangkan
pendidikan keuruan baru diberikan di kelas IV. Untuk kelas IV ini juga dapat diterima
tamatan sekolah SMP, SPG dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang
membawahinya sejumlah guru dan diantaranya merupakan tenaga tidak tetap karena
memang sangat kekuarangan guru tetap. Adapun sistem ujian pelaksanaannya
dipecah menjadi dua yaitu, perta ditempuh di kelas II dan ujian kedua di kelas IV.
c. Sekolah guru A (SGA)
Sehubungan dengan adanya anggapan bahwa pendidikan guru 4 tahun belum
menjamin pengetahuan cukup untuk taraf pendidikan guru, maka dibukalah SGA
yang memberi pendidikan tiga tahun sesudah SMP. Disamping Itu dapat pula
diterima pelajar-pelajar dari lulusan kelas III SGB. Mata pelajaran yang diberikan di
SGA sama jenisnya dengan mata pelajaran yang diberikan di SGb hanya
penyelenggaraannya lebih luas dan mendalam (Rijal & Dyah, 2019 : 164)
F. Kurikulum pendendidikan pada periode 1945-1950

Panitia penyidik pengajara dibawah pimpinan KI Hajar Dewantara dan Soeganda


Poerbakawatja menyatakan dalam rangka mengubah sistem Pendidikan kolonial ke dalam sistem
Pendidikan nasional. Sebagai konsekuensi dari perubahan sistem tersebut, maka kurikulum dari
semua jenjang Pendidikan mengalami perubahan pula sehingga yang semula di orientasikan
kepada kepentingan kolonial kini di ubah sesuai dengan kepentingan bangsa yang merdeka
sehingga kurikulum dari tiap jenjang pendidika perlu memperhatikan hal berikut:

1. Pendidikann pikiran harus dikurangi


2. Isi pelajaran harus dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Memberikan perhatian kepada kesenian
4. Pendidikan watak
5. Pendidikan jasmani

8
6. Kewarganegaraan dan masyarakat

Setelah undang-undang dan pengajaran No 4 tahun 1950 dikeluarkan, maka:

1. Kurikulum penndidikan dasar ditujukan untuk menyiapkan anak agar memiliki dasar
pengetahuan, kecakapan dan ketangkasan baik lahir maupun batin serta mengembangkan
bakat dan kesukaanya.
2. Kurikulum Pendidikan menengah ditujukan untuk menyiapkan pelajar ke Pendidikan
Pendidikan tinggi serta mendidik tenaga ahli dalam berbagai lapangan khusus, sesuai
dengan bakat masing-masing dan kebutuhan masyarakat.
5. Kurikulum pendidikan tinggi ditujukan utuk menyiapkan mahasiswa agar dapat menjadi
pemimpin dalam masyarakat dan dapat memelihara kemajuan hidup kemasyarakatan
(Syarifuddin & Yunani, 2018:224).
G. Kesempatan belajar pada periode 1945-1950

Terbukanya kesempatan belajar yang besar dari pemerintah membuat anak-anak dan
masyarakat Indonesia mempergunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya dengan
dihapuskannya penggolongan lapisan masyarakat semua anak dari seluruh lapisan masyarakat
bisa memasuki sekolah-sekolah tersebutsehingga keinginan belajar menjadi meningkat, dengan
begitu pemerintah segera melakukan usah-usaha untk dapat menampung hasrat dan keinginan
belajar mereka. Adapun usaha-usaha yang di lakukan pemerintah antara lain sebagai berikut:

1. Menambah sekolah rakyat atau sekolah dasar


2. Mengubah sekolah rakyat 3 tahun menjadi sekolah rakyat 6 tahun
3. Memperbaiki tingkat dan mutu pendidikaan

Sebagai konsekuensi dari usaha memperbaiki tingkat dan mutu Pendidikan di Indonesia,
maka kaitannnya dengan adalah hubungan dengan:

1. Peningkatan kualitas fisik


Fasilitas fisik sangat diperlukan kala ini, peperangan yang terjadi karana kembalinya
belanda ke Indonesian membuat banyak gedung-gedung sekolah hancur, selain itu juga
banyak gedung-gedung sekolah yang berpindah alih menjadi tempat asrama tantara.
Untuk itu pemerintah bergegas mendirikan gedung sekolah baru, menyewa rumah-rumah
rakyat dan menggunakan sistem penggunaan gedung sekolah sehari 3 kali yaitu, sekolah

9
saat pegi, siang, malam. Banyak juga sekolah swasta yang menggunakan gedung sekolah
negeri
2. Peningkatan dan penambahan fasilitas personal sekolah
Rendahnya jumlah guru yang terjadi pada masa pendudukan jepang, membuat
pemenuhan kualitas Pendidikan menjadi rendah. Pada tahun 1950 tercatat jumlah
kekurangan guru sekolah dasar sebanyak 50.200 orang guru harus di sempurnakan
pendidikannya. Untuk mengatasi kekurangan tersebut pemerintah membuat kebijakan
berupa mengadaan sekolah guru C (2 tahun), guru B (4 tahun), dan guru A (6 tahun)
3. Kurikulum
Kurikulum pendidikan dasar ditujukan untuk menyiapkan anak agar memiliki dasar
pengetahuan, kecakapan dan ketangkasan baik lahir maupun batin serta mengembangkan
bakat dan kesukaanya. Kurikulum Pendidikan menengah ditujukan untuk menyiapkan
pelajar ke pendidikan tinggi serta mendidik tenaga ahli dalam berbagai lapangan khusus,
sesuai dengan bakat masing-masing dan kebutuhan masyarakat. Kurikulum pendidikan
tinggi ditujukan untuk menyiapkan mahasiswa agar dapat menjadi pemimpin dalam
masyarakat dan dapat memelihara kemajuan hidup kemasyarakatan
4. Pembiayaan
Besarnya biaya Pendidikan secara konkret tidaklah diperoleh, namun jika ditinjau dari
peningktan sarana fisik pengadaan dan peningkatan tenaga guru, serta perubahan
kurikulum dengan dengan segala kelengkapan pendukungnya, pasti tidak memerlukan
biaya yang sedikit (Syarifuddin & Yunani, 2018:225).
H. Pendidikan pada periode 1950-1959

Sejak tahun 1950 setelah bangsa Indonesia kembali kepada bentuk negara kesatuan, maka
suasa pembangunan di bidang Pendidikan berjalan dengan pesat baik sekolah negeri maupun
swasta serta penambahan jumlah serta jenis sekolah meningkat (Syarifuddin & Yunani,
2018:226).

I. Sistem pendidikan pada periode 1950-1959

Sejak agustus 1950 penyelenggaran Pendidikan dan pengajaran menggunakan undang-


undang pokok Pendidikan dan pengajaran No 4 tahun 1950 republik Indonesian untuk seluruh

10
Indonesia dan berlaku baik bagi susunan sekolah negeri maupun sekolah swasta. Susunan
sekolah tesebut adalah:

1. Taman kanak-kanak
2. Sekolah rakyat 6 tahun
3. Sekolah lanjutan tingakat pertama 3 tahun dan sekolah lanjutan tingkat atas 3 tahun
4. Sekolah khusus Pendidikan guru, sekolah guru bawah (SGB) selama 3 tahun dan sekolah
guru atas (SGA) selama 6 tahun (Syarifuddin & Yunani, 2018:226).

Pada tahun 1951 keluar peraturan mengenai Pendidikan agama yang dikeluarkan oleh
Menteri Pendidikan pengajaran dan kebudayaan dengan Menteri agama No 17678/kab. Tanggal
16 juli 1951 berisi tentang penetapan kewajiban adanya Pendidikan agama, tata penyelenggaraan
Pendidikan, dan kualifikasi guru pengajarnya (Yunani, farida & aulia, 2018:32).

J. Tujuan Pendidikan pada periode 1950-1959

Dalam kurun waktu ini, ternyata tidak bnayanknkebijakan Pendidikan yang dapat dicatat,, tetapi
perlu ditengahkan secara tersendiri juga karena masa itulah terjadi peristiwa penting dalam
sejarah, seperti terbentuknya kenbali negara kesatuan republik Indonesia sejak 17 agustus 1950
serta diterimanya inbonesia menjadi anggota PBB yang ke-60 sehingga Indonesia mulai aktif
dalam pencaturan dunia internasional termasuk pemikiran pendidikannya.

Sejak NKRI kembali ke UUD 1945, maka landasan idiil pendidikan pada masa ini adalah
UUD 1945 dan falsafah pancasila. Fokus Pendidikan adalah membentuk karakter bangsa yang
diatur dalam dalam pasal 31 ayat 1 UUD 1945 dengan rumusan umum sebagai berikut:

1. Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan mendapatkan Pengajaran


2. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang
di atur dengan undang-undang, serta berdasarkan asas-asas yang terdapat dalam Pancasila
(Yunani, farida & aulia, 2018:32)

11
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jadi Pendidikan pada masa awal kemerdekaan sudah mulai membaik, baik itu dari tujuan
Pendidikan, sistem pendidkan dan kurikulum Pendidikan, Pendidikan ikut berbenah diri setelah
Indonesia merdeka, yang mana pendidikan yang dilakukan oleh jepang yang semata-mata hanya
untuk menarik simpati rakyat Indonesia untuk membantu jepang. Pada masa ini pendidikann di
Indonesia benar-benar mulai dirubah melalui Pendidikan rendah Pendidikan menengah dan
Pendidikan tinggi, dengan dihapuskannya penggolongan lapisan masyarakat semua anak dari
seluruh lapisan masyarakat bisa memasuki sekolah-sekolah tersebutsehingga keinginan belajar
menjadi meningkat.

12
DAFTAR PUSTAKA

syarifuddin, M. Pd, Dra. Yunani, M. Pd. Modul pembelajaran sejarah Pendidikan, universitas
sriwijaya, Palembang, 2018.

Dra. Yunani, M. Pd, Dr farida R Wargadalem, Aulia Novemy dhita surbakti, M. Pd. Sejarah dan
perkembangan Pendidikan di Indonesia,universitas sriwijaya, Palembang 2018.

INTERNET:

https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan.

Muhammad Rijal Fadli, Dyah Kumalasari, 2019, “jenjang Pendidikan periode 1945-1950” dalam
jurnal agastya

13
PERTANYAAN
|1. Apa ciri khas sistem Pendidikan di masa awal kemerdekaan?
2. Mengapa lulusan sekolah rakyat bisa lanjut ke sekolah keguruan padahal sekolah rakyat
hanya lulusan SD?
3. Apakah sekolah kewanitaan masih ada di pendidikan di era sekarang? Jika tidak ada jelaskan
mengapa?
JAWABAN
1. pada masa awal kemerdekaan Indonesia, sistem pendidikan masih menyesuaikan dengan
keadaan Indonesia yang baru merdeka dan masih berada dalam ancaman agresi, sehingga
pendidikan di masa itu masih apa adanya dan masih melanjutkan dari sistem pendidikan pada
masa pendidikan jepang. Jadi, ketika itu, pendidikan tidak terlalu fokus pada kurikulum
pedidikan,, tujuan Pendidikan maupun sistem pendidikan. Pendidikan di masa itu ada dua,, yaitu
sekolah rakyat dan pendidikan guru saja. Sekolah rakyat berlangsung selama 3 tahun, dan ketika
lulus bisa masuk ke sekolah pendidikan guru atau sekolah menengah pertama. Jika, masuk ke
sekolah pendidikan guru C, lulusannya bisa menjadi guru di sekolah rakyat. Hal ini juga terkait
dengan kebutuhan guru pada masa itu yang masih sangat kurang tenaga kerja gurunya.
2. karena, kebutuhan guru sangat mendesak, maka terasa perlunya pembukaan sekolah guru yang
dalam tempo singkat dapat menghasilkan guru. Untuk kebutuhan tersebut didirikanlah sekolah
guru selama dua tahun setelah sekolah rakyat.
3. di era sekarang, sekolah kewanitaan sudah tidak ada, karena saat ini, apa yang dipelajari di
sekolah kewanitaan sudah masuk ke dalam pelajaran pendidikan umumnya seperti sekolah
kejuruan tata boga, sekolah perhotelan, dll.

14

Anda mungkin juga menyukai