DOSEN PENGEMPU:
Dr.USWATUN KHASANAH,S.Pd.,M.Pd
DISUSUN OLEH:
Kelompok 10
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas segala
rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas Landasan Pendidikan. Makalah ini dapat digunakan sebagai wahana untuk
menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar
Materi Sejarah Pendidikan di Indonesia.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua yang telah membantu dalam
mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini. Segala upaya telah
dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila dalam makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang dapat dijadikan masukan dalam penyempurnaan Makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah pengetahuan dan
wawasan tentang Sejarah Pendidikan di Indonesia.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................
........................................... i
DAFTAR
ISI.............................................................................
................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang....................................................................
.....................................................1
B. Rumusan
Masalah.....................................................................
...............................................1
C. Tujuan ...............
…………....................................................................
..................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendidikan Pra Kemerdekaan........………………………………………….................…....1
B. Pendidikan Masa Kemerdekaan.........……………………………………...….....................6
C. Pendidikan di Indonesia Setelah Kemerdekaan.....................................................................11
D. Pioner Pendidikan Indonesia..................................................................................................12
E. Keunggulan dan Kelemahan Tiap Masa.................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
................................................................................
................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sudah sepatutnya menentukan masa depan suatu negara. Bila visi pendidikan
tidak jelas, yang dipertaruhkan adalah kesejahteraan dan kemajuan bangsa. Visi pendidikan harus
diterjemahkan ke dalam sistem pendidikan yang memiliki sasaran jelas, dan tanggap terhadap
masalah-masalah bangsa. Karena itu, perubahan dalam subsistem pendidikan merupakan suatu hal
yang sangat wajar, karena kepedulian untuk menyesuaikan perkembangan yang disesuaikan dengan
perkembangan zaman. Sudah seyogyanya sistem pendidikan tidak boleh jalan di tempat, namun
setiap perubahan juga harus disertai dan dilandasi visi yang mantap dalam menjawab tantangan
zaman.
Di Indonesia, berubahnya subsistem pendidikan (kurikulum, UU) biasanya tidak ditanggapi
dengan antusiasme, namun malah sebaliknya membuat masyarakat ragu apakah penguasa di
Indonesia memiliki visi pendidikan yang jelas atau tidak. Visi pendidikan diharapkan mampu
menentukan tujuan pendidikan yang jelas. Karena, tujuan pendidikan yang jelas pada gilirannya
akan mengarahkan ke pencapaian kompetensi yang dibutuhkan serta metode pembelajaran yang
efektif. Dan pada akhirnya, kelak pendidikan mampu menjawab tuntutan untuk menyejahterakan
masyarakat dan kemajuan bangsa. Setidaknya ada empat tujuan yang menjadi idealisme
pendidikan, antara lain sebagai berikut:
1. Perolehan pengetahuan dan keterampilan (kompetensi) atau kemampuan menjawab
permintaan pasar.
2. Orientasi humanistic
3. Menjawab tantangan-tantangan sosial, ekonomi, serta masalah keadilan.
4. Kemajuan ilmu itu sendiri.
Dari keempat tujuan pendidikan di atas, setidaknya poin nomor 2 yang berorientasi pada
tujuan memanusiakan manusia atau humanistis, menjadi poin yang penting dalam proses
pendidikan, dan sudah sepatutnya bahwa pendidikan harus menjunjung hak-hak peserta didik dalam
memperoleh informasi pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah pendidikan di Indonesia pada masa pra kemerdekaan ?
2. Bagaimana sejarah pendidikan di Indonesia pada masa setelah kemerdekaan ?
3. Siapa saja pioner pendidikan di Indonesia ?
4. Apa saja keunggulan dan kelemahan pada setiap masa ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah pendidikan di Indonesia sebelum dan sesudah kemerdekaan.
2. Untuk mengetahui pioner pendidikan di Indonesia.
3. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari setiap masa.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Pendidikan Islam
Pendidikan berlandaskan ajaran Islam dimulai sejak datangnya para saudagar asal Gujarat
India ke Nusantara pada abad ke-13. Kehadiran mereka mula-mula terjalin melalui kontak teratur
dengan para pedagang asal Sumatra dan Jawa. Para saudagar asal Gujarat yang beragama Islam itu
kemudian menjadi penyebar agama Islam di Indonesia. Ajaran Islam mula-mula berkembang di
kawasan pesisir, sementara di pedalaman agama Hindu masih kuat. Kerajaan Islam pertama di
Indonesia adalah Samudera-Pasai di Aceh, yang didirikan tahun 1297 oleh Sultan Malik Al-Saleh.
Namun diperkirakan pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia jauh sebelum berdirinya Samudera-
Pasai. Hal ini terbukti dengan adanya batu nisan di Leran, dekat Gresik, Jawa timur, yang
menyebutkan tentang meninggalnya seorang wanita bernama Fatimah binti Maimun pada tahun 476
H (1082 M).
a. Muhammadiyah
Muhammadiyah lahir dibawah pengaruh kebangkitan nasionalisme Bangsa mula-mula misi
utama Muhammadiyah adalah untuk menyebarkan agama, kemudian membuka dan
menyelenggarakan pendidikan, baik sebagai sarana untuk anak mencerdaskan bangsa yang
dibodohi oleh pemerintah Belanda maupun sebagai sarana menyebarkan syiar Islam.
Muhammadiyah adalah pembaharuan dibidang agama yang pada hakikatnya mengikuti jejak
gerak hidup zaman dan mengeluarkan golongan Islam dari isolasi sekaligus secara positif bergerak
dibidang social dan pendidikan. Unsur nasionalisnya jelas dalam sifat pendirinya, K.H Achmad
Dahlan, sebagai seorang nasionalis yang sikap hidupnya menjadi suri tauladan bagi anggota
Muhammadiyah.Dalam alam kemerdekaan,usaha-usahaMuhammadiyah di bidang pendidikan ini
semakin luas dan meningkat, mulai tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Selain
dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial.
b. Taman siswa
Taman Siswa secara jelas menunjukkan sifatnya yang nasionalis dan pedagogis serta kultural.
Walaupun bukan suatu organisasi politik, Taman Siswa sejak pendiriannya mempunyai tujuan
politik, yaitu kemerdekaan Indonesia. Tujuan ini jelas dari pertimbangan Ki Hajar Dewantara,
pendirinya, sewaktu di pengasingan di negeri belanda untuk mendalami masalah pendidikan.
Menurut Ki Hajar, rakyat Indonesia harus benar-benar memahami arti kehidupan berbangsa dan
bertanah air melalui pendidikan. Kegiatan pendidikan diberikan kepada mereka yang berusia muda
dengan mendirikan Kindertuin atau Taman Kanak-kanak yang dikalangan Taman Siswa disebut
Taman Indriya, pada tanggal 3 Juli 1922. Lembaga pendidikan Taman Siswa diberi nama National
Onderwijs Institut Taman Siswa dengan Taman Indriya sebagai tingkat terendah. Taman Siswa
didasarkan atas kebangsaan dan kebudayaan Indonesia.
c. INS Kayutanam
Sekolah ini didirikan sebagai tanggapan terhadap pendidikan Belanda yang berlangsung saat
itu oleh Muhammad Syafi’ei dinilai intelektualistik dengan mementingkan kecerdasan dan kurang
memperhatikan bakat-bakat anak. Melalui INS yang didirikannya ia berusaha agar para siswa tidak
menjadi cendekiawan setengah matang yang angkuh tetapi menjadi pekerja cekatan yang rendah
hati. Di INS, para siswa dididik untuk bekerja teratur dan produktif agar dapat hidup mandiri. Para
siswa mendapat pelajaran dalam berbagai bidang Di INS sebagai wahana untuk membuat anak-anak
sehat dan kuat
d. Pendidikan Ma’arif
Awal pendidikan ma’arif mulai berkembang pada tahun 1916 ketika K.H. Abdul Wahab
Hasbullah dan K.H. Mas Mansur, mendirikan kursus debat yang diberi nama Taswirul Afkar.
Kursus ini kemuadian berkembang dengan dibentuknya Jam’iyah Nahdatul Wathon yang bertujuan
memperluas dan meningkatkan mutu pendidikan madrasah. Lembaga pendidikan ma’arif dalam
bentuk madrasah mula-mula berkembang di Jawa Timur, kemudian menyebar ke daerah-daerah
lainnya, dengan dipelopori oleh para ulama NU. Mula-mula, corak pendidikannya menyerupai
“pesantren yang diformalkan”, dengan hanya memuat pendidikan agama dalam kurikulumnya.
Dalam perkembangan kemudian, sebagaimana Muhammadiyah, Ma’arif memasukkan materi umum
ke dalam kurikulumnya.
B. Pendidikan Masa Kemerdekaan
1. Pendidikan Masa Orde Lama
Secara umum pendidikan orde lama sebagai wujud interpretasi pasca kemerdekaan di bawah
kendali kekuasaan Soekarno cukup memberikan ruang bebas terhadap pendidikan. Pemerintahan
yang berasaskan sosialisme menjadi rujukan dasar bagaimana pendidikan akan dibentuk dan
dijalankan demi pembangunan dan kemajuan bangsa Indonesia di masa mendatang. Pada prinsipnya
konsep sosialisme dalam pendidikan memberikan dasar bahwa pendidikan merupakan hak semua
kelompok masyarakat tanpa memandang kelas sosial. Pada masa ini Indonesia mampu mengekspor
guru ke negara tetangga, dan banyak generasi muda yang disekolahkan di luar negeri dengan tujuan
agar mereka kelak dapat kembali ke tanah air untuk mengaplikasikan ilmu yang telah mereka dapat.
Tidak ada halangan ekonomis yang merintangi seseorang untuk belajar di sekolah, karena
diskriminasi dianggap sebagai tindakan kolonialisme. Pada saat inilah merupakan suatu era di mana
setiap orang merasa bahwa dirinya sejajar dengan yang lain, serta setiap orang memiliki hak untuk
mendapatkan pendidikan.
Kurikulum pada era Orde Lama dibagi manjadi 3 kurikulum di antaranya:
c) Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung “process skill approach”. Proses menjadi lebih penting dalam
pelaksanaan pendidikan. Peran siswa dalam kurikulum ini menjadi mengamati sesuatu,
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). CBSA memposisikan guru sebagai fasilitator,
sehingga bentuk kegiatan ceramah tidak lagi ditemukan dalam kurikulum ini. Pada kurikulum ini
siswa diposisikan sebagai subjek dalam proses belajar mengajar. Siswa juga diperankan dalam
pembentukkan suatu pengetahuan dengan diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat,
bertanya, dan mendiskusikan sesuatu.
d) Kurilukum 1994
Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya,
terutama kurikulum 1975 dan 1984. Pada kurikulum ini bentuk opresi kepada siswa mulai terjadi
dengan beratnya beban belajar siswa, dari muatan nasional sampai muatan lokal. Materi muatan
lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian,
keterampilan daerah, dan lain-lain.
Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesak agar isu-isu tertentu
masuk dalam kurikulum. Akhirnya, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat.
Siswa dihadapkan dengan banyaknya beban belajar yang harus mereka tuntaskan, dan mereka tidak
memiliki pilihan untuk menerima atau tidak terhadap banyaknya beban belajar yang harus mereka
hadapi.
yaitu sebagai kurikulum berbasis kompetensi yang merupakan suatu konsep kurikulum yang
menekankan pada pengembangan karakter dan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas
dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa
penguasaan terhadap seperangkat kompetensi
b. Adanya kasta brahmana, ksatria, waisya dan sudra sehingga rakyat yang memiliki kasta
sudra tidak akan bisa pindah ke brahmana begitupun sebaliknya.
c. Yang bisa mengenyam pendidikan dengan layak hanya anak golongan pra raja-raja saja.
d. Bersifat tidak formal, dimana murid dapat berpindah dari satu guru ke guru yang lain.
2. Pada Masa Islam
Keunggulan :
a. Pendidikan islam diajarkan dengan jalan damai (tidak memaksa) dan mengakulturasi
kebiasaan masyarakat lama Indonesia seperti kebiasaan zaman purba atau hindu-budha
namun diberi unsur islaminya.
b. Islam mewajibkan setiap umat memiliki pendidikan islami, karena dalam islam menuntut
ilmu sebuah kewajiban.
c. Menunjukan bahwa sesudah kehidupan dunia, ada kehidupan yang lebih kekal yaitu
kehidupan akhirat.
d. Islam terbuka dan tidak mengenal perbedaan. Jadi pendidikan dapat dimiliki oleh siapa saja
baik itu laki-laki, perempuan, kaya, miskin dll.
e. Setelah tamat dari pesantren santri-santri bisa pulang kekampungnya masing-masing dan
menyebarkan ilmu agama yang telah diperolehnya.
Kelemahan :
a. Lebih kearah pendidikan islam jadi pendidikan umumnya sangat sedikit.
b. Walaupun seharusnya tidak boleh ada kasta atau perbedaannya, namun dalam faktanya
pendidikan islam memiliki perbedaan antara kaum wanita dan laki-laki. Wanita
pendidikannya hanya bersifat khusus dan mengenai urusan wanita, sedangkan laki-laki
pendidikannya lebih luas dan bersifat umum.
3. Pendidikan Masa Kolonial Belanda
Keunggulan :
a. Kurikulum yang terus meningkat membuat pendidikan semakin baik.
b. Biroksi colonial Belanda semakin lengkap.
Kelemahan :
a. Bahasa Belanda masih menjadi bahasa pengantar.
b. Masih memandang kelas atas dan kelas bawah.
c. Sulitnya kaum pribumi untuk menaiki tangga mobilitas social.
4. Pendidikan Masa Jepang
Keunggulan :
a. Sekolah rakyat 6 tahun
b. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar
c. Senam pagi : taiso
Kelemahan :
a. Kerja bakti; kinrohosi
b. Bahasa Inggris dilarang : pengetahuan sempit
c. Latihan kemiliteran/ baris-berbaris : kyoren
d. Romusha atau kerjapaksa yang sangat merugikan bagi bangsa Indonesia.
e. Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat-pejabat pada masa itu yang
menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.
5. Pendidikan Masa Orde Lama
Keunggulan :
a. Pendidikan merupakan hak semua orang, tanpa membandingkan kelas social.
b. Mampu mengekspor guru ke negara tetangga, dan banyak generasi muda yang disekolahkan
di luar negeri dengan tujuan agar mereka kelak dapat kembali ke tanah air untuk
mengaplikasikan ilmu yang telah mereka dapat.
c. Tidak ada halangan ekonomis yang merintangi seseorang untuk belajar di sekolah.
Kelemahan :
a. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.
b. Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan, yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang
kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru
tak lagi mengajar model berceramah.
4) Kurikulum 1994
Keunggulan :
a. Penggunaan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik,
dan sosial.
b. Pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit,
dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
Kelemahan :
a. Aspek yang di kedepankan dalam kurikulum 1994 terlalu padat.
b. Konsep pengajaran satu arah, dari guru ke murid.
c. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/
substansi setiap mata pelajaran.
d. Materi pelajaran yang dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat
perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi
kehidupan sehari-hari.
e. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan
pemahaman.
d. Kebijakan pemerintah yang setengah hati, karena KBK dilaksanakan dengan uji coba di
beberapa sekolah mulai tahun pelajaran 2001/2002 tetapi tidak ada payung hukum tentang
pelaksanaan tersebut.
e. Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi dan
kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang pembelajaran secara
berkelanjutan.
2. Kurikulum KTSP
Keunggulan:
a. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
b. Mendorong para guru, kepala sekolah dan pihak manajemen sekolah semakin
meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
c. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu bagi kebutuhan siswa.
d. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dang memberatkan kurang
lebih 20%.
e. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.
Kelemahan :
a. Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan
pendidikan yang ada.
b. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari
pelaksanaan KTSP.
c. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik konsepnya,
penyusunannya maupun prakteknya di lapangan.
d. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak
berkurang pendapatan guru.
3. KURIKULUM 2013
> Kelebihan :
a. Menuntut Siswa Lebih Mandiri, Kreatif dan Inovatif
b. Proses Penilaian Dilakukan Dari Semua Aspek
c. Menekankan Kepada Pendidikan Karakter
> Kekurangan :
a. Sistem Penilaian yang Terlalu Rumit
b. Sarana yang Belum Memadai dan Merata
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan di Indonesia pada zaman sebelum kemerdekaan digolongkan dalam tiga periode,
yaitu pendidikan yang berlandaskan ajaran keagamaan, pendidikan yang berlandaskan
kepentingan penjajah dan pendidikan dalam rangka perjuangan kemerdekaan.
Setelah kemerdekaan, telah muncul system kurikulum, system persekolahan, dan juga sudah
banyak penduduk Indonesia yang mengenyam bangku sekolah.
Hal ini disebabkan oleh adanya pendidikan yang telah ada pada zaman-zaman dahulu. Yang
memberikan dasar-dasar tentang pendidikan, selain itu tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam
dunia pendidikan.
Sistem pendidikan nasional di Indonesia pada zaman orde lama masih banyak dipengaruhi
oleh sistem pendidikan zaman Belanda. Dalam usahanya Ki hajar Dewantara sebagai Menteri
Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan mencoba merumuskan Sistem pendidikan nasional
yang berlandaskan budaya bangsa Indonesia sendiri demi mewujudkan bangsa yang terhormat
dan maju. Masa orde baru pendidikan hanya berlangsung dari segi kuantitas tanpa diimbangi
dengan perkembangan kualitas. Yang terpenting pada masa ini adalah menciptakan lulusan
terdidik sebanyak-banyaknya tanpa menghasilkan kualitas pengajaran dan hasil didikan.
B. Saran
Diharapkan agar semua elemen masyarakat indonesia dapat mengetahui lebih dalam tentang
pendidikan terutama sejarah pendidikan di indonesia. Dengan demikian kita dapat merasakan
perjuangan yang dulu telah di perjuangkan dan kita bisa meningkatkan mutu dari pendidikan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://subhanfadjrin.blogspot.co.id/2013/11/sejarah-pendidikan-di-indonesia.html?m=1
http://reksisandika.blogspot.co.id/2013/03/sejarah-pendidikan-di-indonesia-sebelum.html?m=1
http://catatankhaerulsoleh.blogspot.co.id/2015/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1
http://samplinngkuliah.blogspot.co.id/2017/04/pelopor-pendidikan-indonesia.html?m=1
http://madyrezan.blogspot.co.id/2015/01/pendidikan-masa-orde-lama-masa-orde.html?m=1
http://rochmatulummah1806.blogspot.co.id/2013/04/makalah-sejarah-pendidikan-di-
indonesia.html?m=1
http://erwan-jwi.blogspot.co.id/2012/04/pendidika-pada-masa-kemerdekaan.html?m=1
http://wartasejarah.blogspot.co.id/2015/06/sistem-pendidikan-indonesia-pada-masa.html?m=1
http://pelajariduniaku.blogspot.co.id/2016/01/kurikulum-sesudah-dan-sebelum.html?m=1
21