Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 5

Herlinda Rosyida 18108241078


Kumala Widyowati 18108241083
Amiroh 18108241103
Puteri La Nina 18108241122
Isi Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Pancasila yang merupakan ideologi dan dasar Negara Indonesia berasal
dari dua kata dalam bahasa sansakerta, yaitu perintah kesusilaan yang jumlahnya
lima (Tarsono, 2011). Menurut Kamus Bahasa Indonesia Pancasila adalah falsafah
negara Republik Indonesia yang terdiri atas lima sila. Sedangkan kata paradigma
berasal dari bahasa Inggris “paradigm” yang berarti model, pola, atau contoh.
Paradigma juga berarti suatu gugusan sistem pemikiran, cara pandang, nilai-nilai,
metode-metode, prinsip dasar, atau cara pemecahan masalah yang dianut suatu
masyarakat tertentu. Menurut Kamus Bahasa Indonesia Paradigma adalah daftar
semua bentukan dari sebuah kata yang memperlihatkan konjungsi dan deklinasi
kata; model dalam teori ilmu pengetahuan; kerangka dalam berpikir
(Yudianto,2001).
Pancasila merupakan suatu paradigma dalam berpikir dan bertindak
masyarakat Indonesia, sehingga Pancasila dijadikan sebagai landasan, acuan,
metode, nilai, dan tujuan yang ingin dicapai dalam program pembangunan
(Kaelan, 2010). Pancasila sebagai paradigma pembangunan Indonesia adalah
pancasila yang merupakan kerangka dasar dalam berpikir untuk mengembangkan
negara dan bangsa menuju negara dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat
(Kaelan,2010).
Hakikat kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional
mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional
harus mendasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila (Kaelan,2010). Pembangunan
yang dilaksanakan adalah untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia
berdasarkan nilai kodrat manusia. Pembangunan nasional merupakan suatu usaha
peningkatan kualitas masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan,
berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu

1
pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global.
Dalam pelaksanaanya, pembangunan nasional mengacu pada kepribadian bangsa
dan nilai-nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang
berketuhanan, berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju serta kokoh dalam
segi moral dan etikanya yang sesuai dengan nilai nilai didalam Pancasila.
Paradigma pembangunan dijabarkan dalam berbagai budang, diantaranya bidang
ekonomi, politik, sosial budaya, pengetahuan tekonologi, agama, pertahanan
keamanan, penegakan hukum (Kaelan,2010)

Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Guna mencapai tujuan negara Indonesia sebgaimana tercantum didalam
Pembukaan UUD 1945 bangsa Indonesia berusaha membangun bangsa agar dapat
mengejar ketinggalan dengan negara lain. Salah satunya di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) pada
hakikatnya merupakan suatu sebagai hasil budaya manusia yang beradab dan
bermoral (Kaelan,2010). Berdasarkan hal tersebut Pancasila harus menjadi dasar
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contohnya sila
Persatuan Indonesia, mengkomplementasikan universalia dan kemanusiaan dalam
sila-sila yang lain. Pengembangan iptek diarahkan demi kesejahteraan umat
manusia termasuk didalamnya kesejahteraan bangsa Indonesia. Pengembangan
iptek hendaknya dapat mengembangkan rasa nasionalisme. Kebesaran bangsa
serta keluhuran bangsa sebagai bagian dari umat manusia dunia (Kaelan,2010)

Bidang Agama
Nilai nilai agama tidak dapat kita pisahkan dalam menjalani kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pancasila mengandung nilai nilai yang sangat mendasar
bagi bangsa Indonesia untuk hidup secara damai dalam kehidupan beragama di
negara Indonesia. Pembangunan di bidang agama harus didasarkan pada nilai nilai
yang terkandung di dalam Pancasila (Kaelan,2010). Yang perlu diperhatikan
dalam pembangunan di bidang agama adalah:

2
1. Pengembangan kehidupan beragama adalah demi terciptanya kehidupan sosial
yang saling menghargai dan menghormati.
2. Memberikan kebebasan dalam rangka memeluk dan mengamalkan ajaran
agama.

Bidang Pembangunan dan Penegakkan Hukum


Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung jawab
penegakan hukum tidak hanya bertumpu pada penyelenggara negara saja, tetapi
melibatkan seluruh rakyat Indonesia (Kaelan,2010). Untuk itu partisipasi dan
fungsi kontrol penegakan hukum harus selalu didukung sepenuhnya oleh segenap
elemen masyarakat. Karena ironis jika kita hanya berusaha mempertahankan
kesatuan saja, sementara penegakan hukum tidak ditegakan. Prinsip keadilan
hukum dengan mengedepankan persamaan hak dan kewajiban dimata hukum
bagi seluruh masyarakat akan memudahkan proses penegakan hukum, sehingga
hukum positif benar benar ditegakkan. Keadilan hukum yang bersifat dan
berazaskan keadilan, tentunya tidak terjadi sistem tebang pilih terlebih lagi
diskriminasi terhadap kasus kasus dan proses penegakkan hukum (Tarsono,2011).
Dengan harapan segala tindakan penyalahgunaan wewenang dan
pelanggaran hukum dapat diminimalisir. Misalnya seorang penegak hukum sudah
sepatutnya menegakkan hukum dengan benar dan tidak sepatutnya hukum
diperjualbelikan dengan dalih apapun. Kejanggalan dan ketidakadilan dalam hasil
keputusan hakim saat ini masih dirasa banyak , hal ini bukan karena lemahnya
hukum namun karena lemahnya para pelaksana penegak hukum, mulai dari proses
penyelidikan sampai vonis sebagai keputusan akhir. Untuk itu pemahanan nilai-
nilai pancasila seharusnya sudah ditanamakan sejak dini terlebih lagi bagi calon
penegak hukum bukan lagi dengan uang untuk dapat menempati posisi tertentu.
Namunkeberanian atas dasar kemanusiaan haruslah ditegakkan. Atas dasar
tersebut, sistem pertahanan dan keamanan adalah mengikutsertakan seluruh
komponen bangsa. Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia
disebut sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Tarsono,2011).

3
Sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara,
wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh
pemerintah dan diselenggarakan untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Sistem ini pada
dasarnya sesuai dengan nilai-nilai pancasila, di mana pemerintahan dari rakyat
(individu) memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam masalah pertahanan
negara dan bela negara. Pancasila sebagai paradigma pembangunan pertahanan
keamanan telah diterima bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam UU No. 3
Tahun 2002 tentang pertahanan Negara (Suprapto,2007).
Dalam kaitannya dengan ‘Pancasila sebagai paradigma pengembangan
hukum’, hukum (baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis) yang akan
dibentuk tidak dapat dan tidak boleh bertentangan dengan sila-sila yang
terkandung didalam Pancasila.Dan dengan demikian, substansi hukum yang
dikembangkan harus merupakan perwujudan atau penjabaran sila-sila yang
terkandung dalam Pancasila. Artinya, substansi produk hukum merupakan
karakter produk hukum responsif (untuk kepentingan rakyat dan merupakan
perwujuan aspirasi rakyat) (Suprapto,2007).
Sumber:
://www.academia.edu/31378966/PANCASILA_SEBAGAI_PARADIGMA_PEMBA
NGUNAN.docx diakses pada hari Senin, 29 April 2018 22:00WIB

Anda mungkin juga menyukai