Anda di halaman 1dari 5

PERAN PANCASILA DALAM KETAHANAN NASIONAL INDONESIA

Catherine Tiffany Tanaputra


Kewarganegaraan - C6R/33
FIA – Perpajakan
A. Pendahuluan
Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui sekarang Negara dan Masyarakat Indonesia berada di tengah-
tengah era Globalisasi dan Modernisasi. Dimana teknologi sudah dapat mempercepat segala
macam bentuk pertukaran informasi yang dibutuhkan, manakala hal tersebut bersifat positif
maupun negatif. Hal ini menandakan bahwa perkembangan ini tidak bisa diserap secara langsung
begitu saja, melainkan dibutuhkan adanya penyaringan terlebih dahulu. Penyaringan yang
dimaksud disini adalah agar kita tidak gampang terpengaruh oleh berbagai macam paham atau
budaya dari belahan dunia lain, yang sebenarnya tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia. Karena apabila paham yang tidak sesuai
dengan karakteristik bangsa Indonesia tersebut dapat masuk dan mempengaruhi masyarakat
Indonesia dengan mudah, hal tersebut dapat melunturkan nilai-nilai ideologi Pancasila, bahkan
bisa meruntuhkan negara Indonesia.
Oleh karena itu, dalam menghadapi perkembangan teknologi yang semakin maju ini
diperlukannya tameng yang kuat untuk mencegah etika-etika yang bertentangan dengan
Pancasila. Seperti masuknya teori Utilitarianisme - Jeremy Bentham, yang menekankan bahwa
suatu tindakan dikatakan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota
masyarakat. Jika kita perhatikan, teori ini sama sekali tidak sesuai dengan karakteristik bangsa
Indonesia, karena tidak berpegang pada nilai atau norma yang ada pada Pancasila, yang
menekankan bahwa semua orang memiliki hak yang sama untuk diperjuangkan secara adil. Etika
utilitarianisme lebih bersifat realistis, terbuka terhadap beragam alternatif tindakan dan
berorientasi pada kemanfaatan yang besar dan yang menguntungkan banyak orang (Wenz, 2001:
86). Dari contoh ini, dapat dibuktikkan bahwa ketahanan nasional Indonesia juga perlu
mempertimbangkan Pancasila agar tidak merugikan setiap masyarakat Indonesia.
Perumusan Masalah
Apa makna ideologi pancasila dan bagaimana eksistensi Ideologi Pancasila bagi ketahanan
nasional Indonesia masa sekarang ?

B. Pembahasan
Ideologi berasal dari kata idea, yang artinya gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita; dan
logos yang berarti ilmu. Secara etimologis, ideologi adalah ajaran tentang pengertian dasar atau
ilmu-ilmu tentang ide, (Kaelan, 2013: 60-61). Ideologi juga dapat diartikan sebagai paham, teori,
dan tujuan yang merupakan satu program sosial politik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:
517). Dimana paham tersebut terdiri dari beberapa komponen penting, seperti sistem, arah,
tujuan, cara berpikir, program, sosial, dan politik. Sedangkan menurut Mubyarto (1991: 239),
ideologi adalah sejumlah doktrin, kepercayaan, dan simbol-simbol sekelompok masyarakat atau
suatu bangsa yang menjadi pegangan dan pedoman kerja (atau perjuangan) untuk mencapai
tujuan masyarakat atau bangsa itu.
Sumber dari segala hukum yang ada yang bersifat filosofis sering disebut sebagai Pancasila.
Pancasila adalah dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki fungsi mendasar dan
sebagai landasan falsafah bangsa untuk berperilaku. Sebagai landasan tersebut, Pancasila
mengandung nilai-nilai luhur yang wajib dihayati dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Dengan adanya pandangan hidup yang sudah diyakini oleh masyarakat Indonesia,
semua permasalahan dapat dihadapi sesuai dengan kepercayaan dan nilai-nilai yang sudah ada.
Selain sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila juga dipandang sebagai
pegangan yang dianut oleh masyarakat Indonesia dalam mencapai tujuan bangsa. Disini
Pancasila memperlihatkan peran ideologi negara sebagai penuntun moral warga negara agar
segala macam bentuk ancaman dan tantangan seperti ateisme, individualisme, dan kapitalisme
dapat dicegah. Pencegahan tersebut dilakukan dengan mengaktualisasikan kelima sila Pancasila
dalam kehidupan bernegara. Di samping itu, sebagai ideologi negara, Pancasila pada hakikatnya
juga mengandung dimensi realitas, idealitas, dan fleksibilitas yang memuat nilai-nilai dasar, cita-
cita, dan keterbukaan sehingga dapat menjaga ketahanan nasional Indonesia.

Untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan negara tersebut, diperlukan perjuangan dalam
menghadapi berbagai macam tantangan, ancaman, hambatan, dan campur tangan dari dalam
maupun luar. Oleh sebab itu, dalam melindungi negara diperlukan adanya kekuatan dan
ketahanan secara maksimal, ketahanan inilah yang dinamakan “Tannas” atau “Ketahanan
Nasional”. Sehingga, secara antropologis, ketahanan nasional bisa diartikan sebagai suatu
kemampuan manusia untuk tetap memperjuangkan cita-cita bangsa dan negara. Dalam
konsepnya, “Tannas” merupakan hasil nyata dari pembangunan nasional, yang dirumuskan
dalam delapan astagatra dan dikelompokkan dalam dua aspek, yaitu alam / trigatra (geografi,
sumber kekayaan alam, dan demografi) dan status sosial / pancagatra (ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan hankam). Kedelapan konsep ketahanan nasional tersebut erat kaitannya
dengan budaya yang membentuk sistem nilai, pengetahuan, dan perilaku sosial secara
keseluruhan.

Sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila merupakan ideologi yang bersifat
terbuka. Dimana nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila bersifat tetap, namun dapat
dijabarkan menjadi nilai instrumental yang terus berkembang. Keterbukaan ideologi Pancasila
tersebut erat kaitannya dengan berbagai macam bidang atau aspek kehidupan, seperti bidang
ekonomi, politik, pendidikan, hukum, dan lain sebagainya.
Dalam kaitannya dengan bidang ekonomi, keterbukaan ideologi Pancasila tersebut bisa
dicontohkan dengan adanya sistem ekonomi yang berlaku di Indonesia. Sistem ekonomi
merupakan cara sebuah negara untuk mengatur, menghasilkan, dan mendistribusikan jenis
produk kepada masyarakat. Penentuan sistem ekonomi sendiri tidak dapat dilepaskan dari
ideologi yang diyakini oleh negara Indonesia, yakni Pancasila. Dimana nilai sila-sila dalam
Pancasila mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap segala keputusan mengenai kegiatan
ekonomi. Oleh karena itu, sistem ekonomi di Indonesia tidak menggunakan sistem ekonomi
liberal yang sangat mengagung-agungkan kebebasan individu diatas segalanya, dan juga tidak
menggunakan komunisme, dimana semua masyarakat tidak diperbolehkan untuk mempunyai
kekayaan pribadi. Karena kedua sistem tersebut berhalangan dengan nilai-nilai Pancasila yang
diwujudkan dalam lima landasan ekonomi, yaitu moralistik, kemanusiaan, ekonomi & keadilan
sosial.
Selain di bidang ekonomi, Pancasila dalam ketahanan nasional juga erat kaitannya
dengan politik. Masalah kekuasaan dalam suatu negara sering dihubungkan dengan masalah
politik, yang terbagi menjadi dua sektor, yaitu input yang diberikan oleh masyarakat dalam
tuntutan kebutuhan masyarakat dan output yang dikeluarkan oleh pemerintah berupa peraturan
perundang-undangan atau keputusan politik lainnya. Maka dari itu, bangsa Indonesia berupaya
untuk meningkatkan ketahanan politik dengan mencari keseimbangan dan keserasian antara
masukan dan keluaran. Dimana dalam penyelenggarannya tetap berpegang pada nilai-nilai
Pancasila, sehingga kebebasan individu harus dilaksanakan secara bertanggung jawab dan tidak
bersifat mutlak, serta tidak akan terjadi dominasi mayoritas.
Tidak berhenti di kedua aspek diatas saja, tetapi juga berlaku hal yang sama dalam
bidang-bidang lainnya. Hakikat konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah pengaturan
dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi, dan selaras
dalam seluruh aspek kehidupan nasional (timPokja Geo,2016). Maka dari itu di era
pemerintahan dewasa ini, nilai-nilai Pancasila diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan
ketahanan bangsa.
C. Kesimpulan
Di era yang serba modern ini, dimana perkembangan teknologi semakin canggih, sebagian
masyarakat masih melupakan makna Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Padahal, peran Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia sangatlah penting bagi
ketahanan nasional Indonesia, karena ideologi merupakan pegangan atau pedoman yang diikuti
oleh masyarakat agar dapat menciptakan negara Indonesia yang bermartabat, berbudaya tinggi,
dan tidak gampang rapuh. Setiap pengambilan keputusan yang menyangkut negara harus
berdasarkan pada ideologi Pancasila. Sehingga kemungkinan untuk bangsa kehilangan jati
dirinya akan semakin kecil, dengan menerapkan nilai-nilai kemanusiaan luhur yang terkandung
dalam kelima butir Pancasila.
Sedangkan, ketahanan nasional sendiri merupakan kondisi yang dinamis bagi suatu bangsa
dan mengandung ketangguhan serta kemampuan dari masyarakat untuk menghadapi segala
tantangan, ancaman, dan juga gangguan dari dalam maupun luar. Karena keadaan ketahanan
nasional yang bersifat dinamis inilah, maka Pancasila yang berisikan nilai-nilai dasar, cita-cita,
dan keterbukaan dapat menjaga ketahanan nasional Indonesia. Maka dari itu, sebagai bangsa
generasi penerus bangsa yang dibekali dengan nilai – nilai Pancasila, kita perlu sadar akan setiap
langkah kita dalam mempertahankan berbagai macam aspek ketahanan nasional (Astagatra).

D. Daftar Pustaka
BUKU AJAR PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN TINGGI. (2016).
Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia
BUKU AJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK PERGURUAN TINGGI. (2013).
UPT MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
Linda, C. R. (2021). PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PERSPEKTIF PANCASILA
SEBAGAI LANDASAN KETAHANAN NASIONAL. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan
Undiksha Vol.9 No 2.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP
Muhammad, C. H. (2018). Meneguhkan Pancasila Sebagai Ideologi Bernegara: Implemetasi
Nilai-
Nilai Keseimbangan dalam Upaya Pembangunan Hukum di Indonesia. Resolusi: Jurnal
Sosial Politik
https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/resolusi/article/view/160
I Putu A. A. (2017). PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DALAM BERBAGAI BIDANG
KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA. Makalah
Fakultas Peternakan, Universitas Udayana
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/
b4831d29bd3256b8df5aab2c50702326.pdf
UNIVERSITAS BRAWIJAYA, KEREN - Pengantar, Channel HIKMATOLOGI, Seri 3, 2021
12 06 06 38 22, diakses pada 23 Agustus 2022
https://youtu.be/yvqFZYKv-XM

Anda mungkin juga menyukai