Anda di halaman 1dari 5

PENTINGNYA GENERASI MUDA MEMAHAMI UUD 1945 SEBAGAI

DASAR NEGARA DALAM MEWUJUDKAN SIKAP ANTI KORUPSI


Catherine Tiffany Tanaputra
Kewarganegaraan - C6R/33
FIA – Perpajakan

A. Latar Belakang dan Rumusan Masalah


Seperti yang kita ketahui, Negara Indonesia kita tercinta baru saja merayakan
ulang tahun kemerdekaannya yang ke 77 Tahun. Meskipun sudah merdeka sejak puluhan
tahun yang lalu, namun kemajuan pembangunan di Indonesia seolah berjalan lambat dan
tidak merata. Masih banyak sekali dijumpai keterbatasan pembangunan di daerah-daerah
terpencil. Salah satu hal yang menyebabkan persoalan ini adalah korupsi yang tidak
pernah selesai menjadi topik pembicaraan di Indonesia, mulai dari tingkat elit sampai
tingkat pejabat paling rendah. Hal ini sungguh merugikan bangsa Indonesia, namun
memberantas korupsi juga bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Memberantas
korupsi sama seperti layaknya mencegah dan menumpas virus suatu penyakit, yaitu
penyakit masyarakat. Agar virus penyakit tersebut bisa diantisipasi supaya tidak terjadi
lagi di kemudian hari, diperlukan diagnosa yang tepat.
Mengingat persoalan korupsi ini merupakan hal penting yang harus segera
dituntaskan, maka Pemerintah memberantas korupsi dengan melakukan berbagai upaya
preventif dan represif. Seperti, membentuk Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar dan
memberikan tunjangan dan renumerasi untuk meningkatkan kesejahteraan di Indonesia,
namun tampaknya juga belum berhasil menghentikan wabah korupsi di Indonesia.
Namun, masih terdapat salah satu upaya pencegahan korupsi yang dapat dicoba yaitu
dengan mereaktualisasi nilai-nilai Pancasila yang merupakan ideologi bangsa Indonesia
yang didalamnya menjunjung tinggi nilai-nilai religius dan adat yang perlu untuk
dipertahankan.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat diambil rumusan masalah yaitu
“Bagaimana UUD sebagai dasar negara bisa mencegah korupsi di Indonesia dan
bagaimana penerapannya oleh generasi muda bangsa?”

B. Data, Informasi, Teori, dan Analisa


Sebagaimana telah diketahui, Undang-Undang Dasar 1945 yang berlaku sebagai
konstitusi negara Indonesia telah disahkan sejak sehari setelah proklamasi kemerdekaan,
yakni 18 Agustus 1945. Badan yang mempersiapkan naskah UUD 1945 tersebut adalah
BPUPKI, yang terbagi menjadi dua periode, yaitu sidang I (29 Mei-1 Juni 1945) dan
sidang II (10-17 Juli 1945), dimana keduanya membahas persiapan negara Indonesia
Merdeka.
Kemudian terbentuk Panitia Hukum Dasar yang beranggotakan 19 orang dengan
Ir.Soekarno sebagai ketua, yang didalamnya terdapat panitia kecil untuk merencanakan
Undang-Undang Dasar. Proses pembuatan batang tubuh UUD hanya perlu satu hari dan
setelah melewati berbagai rapat, akhirnya secara resmi disahkan menjadi Undang-
Undang Dasae Negara Republik Indonesia.
Dalam perjalanannya, tentu telah terjadi dinamika-dinamika dalam pemberlakuan
UUD di Indonesia. UUD 1945 yang pertama kali disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945
itu hanya berlaku sampai 27 Desember 1949 saja, dikarenakan memang UUD 1945
tersebut dimaksudkan sebagai UUD Sementara yang harus diganti apabila negara
merdeka sudah berdiri dan akan bersifat tetap setelah MPR menetapkannya secara resmi.
Jadi meskipun berlaku sebagai konstitusi resmi, namun nilainya hanya bersifat nominal di
atas kertas.
Adanya peristiwa sejarah Agresi Militer I dan II yang dilakukan oleh Belanda
untuk kembali menjajah Indonesia setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu,
menyebabkan adanya Konferensi Meja Bundar yang menghasilkan perundingan
pendirian Negara Republik Indonesia Serikat. Berlakunya konstitusi RIS menyebabkan
UUD 1945 hanya berlaku di Negara Bagian Republik Indonesia di Yogyakarta. Namun
tidak bertahan lama juga dan bentuk negara kembali menjadi NKRI.
Untuk menindaklanjuti Piagam Persetujuan dibentuk panitia yang bertugas untuk
membuat rancangan UUD Sementara 1950 yang perbedaannya dengan konstitusi RIS
hanya terletak pada penggantian bentuk negara federasi menjadi kesatuan. Namun,
karena timbul kemacetan selama dua tahun yang akhirnya menimbulkan kekhawatiran
bagi dewan konstituante. Maka dari itu dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang
mengesahkan UUD 1945 yang terus berlaku dan tidak mengalami perubahan sampai era
reformasi. Dimana, reformasi dan tuntutan perubahan UUD 1945 harus dilakukan dalam
empat kali amandemen yang merubah materi, yang pada akhirnya menetapkan UUD
1945 sebagai hukum tertulis tertinggi di Indonesia.
Dasar Hukum adalah norma hukum yang mendasari suatu tindakan atau perbuatan
hukum tertentu sehingga dapat dianggap sah dan dibenarkan secara hukum. Sedangkan
sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahanuntuk penyusunan peraturan
perundang-undangan, yang terdiri atas sumber hukum tertulis dan tidak tertulis.
Sehingga, UUD NRI 1945 merupakan norma dasar bagi segala pembentukan peraturan
perundang-undangan lain dibawahnya dengan Pancasila yang merupakan dasar dan
ideologi negara sebagai sumbernya.
Kita semua harus paham bahwa negara Indonesia adalah negara yang menjunjung
tinggi hukum sebagaimana amanat konstitusi. Di dalam batang tubuh UUD 1945
dikemukakan prinsip-prinsip pokok penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang
memenuhi persyaratan sebagai negara hukum. Pancasila merupakan ideologi dan
identitas bangsa Indonesia yang keberadaannya harus dipertahankan sebagai pandangan
hidup dan kepribadian bangsa Indonesia. Maka dari itu dalam penerapannya,
ditumbuhkan dan dikembangkan tanpa paksaan melainkan harus dari dalam atas
kesadaran diri, yang merupakan panggilan hati nurani.
Korupsi berasal dari bahasa Inggris dan Perancis “Corruption” yang berarti
menyalahgunakan wewenangnya untuk menguntungkan dirinya sendiri. Sedangkan,
menurut Robert Klitgaard, korupsi adalah tingkah laku yang menyimpang dari tugas-
tugas resmi sebuah jabatan negara karena keuntungan status atau keuangan yang
menyangkut pribadi atau melanggar aturan pelaksanaan beberapa tingkah laku pribadi.
Dan, dalam Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (KNPK) Tahun 2016 di
Gedung Balai Kartini, Jakarta, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa bangsa
Indonesia menghadapi tiga problem besar, dimana yang paling pertama adalah berkaitan
dengan korupsi. Sehingga korupsi merupakan permasalahan yang cukup serius di
Indonesia yang harus segera ditangani.
Salah satu penyebab masalah korupsi yang tak kunjung selesai ini bisa terjadi
karena kita lalai dalam mengamalkan nilai-nilai yang terdapat di dalam Empat Pilar
kebangsaan, yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, NKRI . Dimana dalam
pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara harus dijalankan
dengan tetap mengacu kepada tujuan negara yang dicita-citakan, serta bersatu padu
mengisi pembangunan, agar bangsa ini dapat lebih maju dan sejahtera. Maka dari itu,
kesadaran hukum sejak dini sangat diperlukan agar kita bisa menerapkan konsepsi empat
pilar kebangsaan untuk menumbuhkan sikap anti korupsi.
Sikap anti korupsi sendiri tidak terlepas dari kata "integritas". Seseorang yang
menjaga integritas akan memiliki sikap yang mencegahnya untuk melakukan tindak
pidana korupsi. Karena itulah, nilai-nilai integritas menjadi salah satu hal penting dalam
pencegahan korupsi. Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi RI, integritas adalah
bertindak dengan cara yang konsisten dengan apa yang dikatakan dan merupakan
kesatuan antara pola pikir, perasaan, ucapan, dan perilaku yang selaras dengan hati nurani
dan norma yang berlaku. Kesembilan nilai itu adalah jujur, peduli, mandiri, disiplin,
tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.

C. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan teori yang sudah disebutkan di atas, maka simpulan yang
dapat diambil, yakni sebagai berikut:
Pertama, dalam sejarahnya Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945 dibentuk melalui kerja keras oleh para tokoh pada waktu itu dan telah melalui
berbagai macam dinamika serta amandemen sebanyak 4 kali, hingga akhirnya ditetapkan
sebagai hukum tertulis tertinggi di Indonesia.
Kedua, UUD NRI 1945 merupakan norma dasar bagi segala pembentukan
peraturan perundang-undangan lain dibawahnya dengan Pancasila yang merupakan dasar
dan ideologi negara sebagai sumbernya.
Ketiga, korupsi merupakan penyalahgunakan kekuasaan atau wewenang untuk
mencapai keuntungan pribadi, dan kasus korupsi di Indonesia merupakan permasalahan
yang cukup serius.
Keempat, upaya pencegahan tindak pidana korupsi dapat dilakukan melalui
reaktualisasi nilai-nilai Pancasila kedalam sendi-sendi kehidupan yang akan memberikan
dampak langsung kepada masyarakat.
D. Daftar Pustaka

Firman, F. (2017). UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI MELALUI REAKTUALISASI

NILAI-NILAI PANCASILA
https://journal.appthi.org/index.php/lexpublica/article/view/71

Indarwanto, 2022, PANCASILA ASAS TUNGGAL KEHARUSAN, Hikmatologi Serial


Ke 213, 2021 02 15 17 03 09, diakses pada 20 September 2022
https://www.youtube.com/watch?v=s_kJACvPVPo

Indarwanto, 2022 BADUT BANDIT DUNIA, Hikmatologi 261, WIN 20210402 22 14


35
Pro, diakses pada 20 September 2022
https://www.youtube.com/watch?v=DZFrBTeAla8

Indarwanto, 2022 PANCASILA FUNDASI NORMA, Hikmatologi, 2021 10 20 21 39 20


diakses pada 20 September 2022
https://www.youtube.com/watch?v=amPsy8iQo8w

BUKU AJAR PENDIDIKAN PANCASILA. (2019). Malang: Pusat Mata Kuliah


Pengembangan Kepribadian Universitas Brawijaya.
BUKU AJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. (2019). Malang: Pusat Mata
Kuliah
Pengembangan Kepribadian Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai