Anda di halaman 1dari 6

IMPLEMENTASI IDEOLOGI PANCASILA SEBAGAI PEDOMAN KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT DAERAH TERLUAR INDONESIA


Nama Penulis: Jedidah Simangunsong
Program Studi PPKN, SMAS Tunas Bangsa
email: jdid2111@gmail.com

Abstrak:. Pancasila merupakan landasan negara dan pandangan bangsa Indonesia. Sebagai ideologi bangsa dan
negara Indonesia, Pancasila merupakan kristalisasi nilai adat istiadat, nilai nilai budaya dan agama yang
terkandung dalam pandangan kehidupan di Indonesia. Penulisan jurnal ini didasari analisis dan pandangan kritis
penulis terhadap implementasi ideologi pancasila dalam mendukung kesatuan di dalam masyarakat terkhusus di
daerah terluar, yang didasari fakta dan data aktual yang dikutip dari beberapa sumber, baik mengenai hal positif
maupun negatifnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menjelaskan implementasi ideologi Pancasila
sebagai dasar pedoman kesejahteraan masyarakat, terutama daerah terluar Indonesia kepada seluruh pembaca,
sekaligus mengurai pengaruhnya dalam menjamin kesejahteraan hidup masyarakat yang tinggal di daerah
terluar.
Kata Kunci: ideologi, Pancasila, kesejahteraan, masyarakat, pengaruh.

Abstract: Pancasila is the foundation of the state and the views of the Indonesian nation. As the ideology of the
Indonesian nation, Pancasila is a crystallization of the values of customs, cultural and religious values
contained in the outlook of life in Indonesia. The writing of this journal is based on the analysis and the author's
critical view of the implementation of the Pancasila ideology in supporting unity in society, especially in the
outermost areas, which is based on facts and actual data cited from several sources, both positive and negative.
The purpose of this research is to find out and explain the implementation of the Pancasila ideology as the basis
for guidelines for the welfare of the community, especially the outer regions of Indonesia, to all readers, as well
as to describe its influence in ensuring the welfare of the people living in the outermost regions.
Keywords: ideology, Pancasila, welfare, society, impact.

PENDAHULUAN
Ideologi memainkan peranan yang penting dalam proses dan memelihara integrasi nasional, terutama
di negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia (Ubaidillah, 2000). Istilah ideologi berasal dari kata
‘idea’ berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan ‘logos’ berarti ilmu. Kata ‘idea’ sendiri berasal
dari bahasa Yunani ‘eidos’ yang artinya bentuk. Selanjutnya ada kata ‘idein’ yang artinya melihat. Dengan
demikian secara harfiah ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar, cita-cita yang bersifat tetap yang
harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham
(Kaelan, 2005). Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya bukan
hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimana idelogi-
ideologi lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai
religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan lain
perkataan unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup
masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis (asal bahan) Pancasila (Kaelan
dan Achmad Zubaidi, 2007).
Pancasila sebagai ideologi nasional mengatasi faham perseorangan, golongan, suku bangsa, dan agama.
Ideologi Pancasila menjadi pedoman untuk menjembatani keraguan masyarakat dan menjamin kehidupan
masyarakat yang sejahtera, hingga ke daerah terluar. Sehingga semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ diterapkan
bagi segala masyarakat Indonesia dalam kesatuan yang utuh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila
sebagai ideologi nasional berupaya meletakkan kepentingan bangsa dan Negara Indonesia ditempatkan dalam
kedudukan utama di atas kepentingan yang lainnya, secara adil dan bertanggung jawab ke seluruh masyarakat
Indonesia.
Fokus penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi ideologi Pancasila berlangsung
dalam menjamin kesejahteraan hidup masyarakat daerah terluar Indonesia terutama kinerja pemerintah, dan juga
untuk menjabarkan bagaimana pengaruhnya kepada masyarakat daerah terluar Indonesia.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Pentingnya suatu penelitian
kualitatif adalah untuk menjelaskan data-data yang berbentuk lisan dan tulisan, peneliti dapat memahami lebih
mendalam tentang fenomena atau peristiwa setting sosial yang berhubungan dengan fokus masalah yang diteliti
(Iskandar, 2013: 189). Tidak jauh berbeda dengan pandangan Zainal Arifin (2011: 141) yang menyatakan kajian
“penelitian kualitatif adalah fenomena atau kejadian yang berlangsung dalam situasi sosial tertentu, peneliti
terjun langsung ke lapangan, untuk membaca, memahami dan mempelajari situasi. Kegiatan peneliti adalah
mengamati, mencatat, bertanya dan menggali sumber yang erat hubungannya dengan peristiwa yang sedang
terjadi saat itu.”
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa informasi yang didapat dari observasi,
dokumen, peristiwa, dan media jurnalistik. Data-data dan informasi ini dimanfaatkan berikutnya untuk
mendukung teori dan hipotesis kami dan untuk menemukan jawaban dari persoalan dan isu yang kami maksud.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Nilai-nilai dalam Pancasila
Pancasila telah menjadi dasar dan landasan berpikir serta berperilaku bagi seluruh masyarakat, baik
dalam pembuatan regulasi dan aturan maupun tindakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Pancasila
menjadi hal penting yang harus dipahami dan dirasakan seluruh masyarakat sebagai ideologi bangsa
Indonesia, dengan mengedepankan keadilan dan tanggung jawab. Berikut ini adalah nilai-nilai dalam tiap-
tiap butir Pancasila:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila pertama ini adalah dimana kita sebagai manusia yang
diciptakan wajib menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Didalam konteks
masyarakat dalam kampus, masyarakat kampus berhak untuk memeluk agama dan
kepercayaannya masing-masing dan wajib menjalankan apa yang diperintahkan dalam agama
masingmasing dan menjauhi apa yang dilarang.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua ini menjelaskan bahwa kita sesama manusia mempunyai derajat yang sama di hadapan
hukum.
3. Persatuan Indonesia
Makna persatuan hakikatnya adalah satu, yang artinya bulat tidak terpecah.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Dalam sila ini menjelaskan tentang demokrasi, adanya kebersamaan dalam mengambil keputusan
dan penanganannya, dan kejujuran bersama.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Makna dalam sila ini adalah adanya kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat, seluruh
kekayaan dan sebagainya dipergunakan untuk kebahagiaan bersama, dan melindungi yang lemah.
Butir-butir penting Pancasila sudah seharusnya menjadi dasar masyarakat Indonesia dalam berpikir dan
melakukan sesuatu layaknya ideologi yang menyatukan segala perselisihan opini dan perspektif dari
masyarakat yang heterogen. Nilai-nilai dasar ini juga sudah seharusnya menjadi dasar pemerintah dalam
menjamin kesejahteraan seluruh masyarakat tanpa terkecuali masyarakat daerah terluar Indonesia melalui
akses kesehatan yang layak, infrastruktur, akses pendidikan, dll. Namun nyatanya, implementasi ideologi
Pancasila dalam mendukung kehidupan masyarakat yang sejahtera belum sempurna. Banyaknya peristiwa
gesekan sosial, kemiskinan terstruktur hingga kriminalitas di daerah terluar Indonesia menjadi bukti bahwa
ideologi Pancasila belum sepenuhnya menggapai titik-titik masyarakat.
2. Implementasi Ideologi Pancasila sebagai Pedoman Kesejahteraan Masyarakat Daerah Terluar
Indonesia
Nilai-nilai Pancasila telah seharusnya diimplementasikan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan
dalam masyarakat, baik oleh pemerintah sebagai pembuat aturan maupun masyarakat itu sendiri. Ideologi
Pancasila telah menjadi pedoman bahkan sebelum kemerdekaan Indonesia. Pancasila dipercaya sebagai
dasar yang menjadikan Indonesia, melalui persatuan seluruh masyarakat untuk melawan segala bentuk
pendudukan atas hak diri sendiri. Implementasi ideologi Pancasila dapat dilihat dari berbagai aspek, mulai
dari ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan dan keamanan, keagamaan, dsb. Implementasi ini
direalisasikan baik oleh pemerintah maupun masyarakat itu sendiri.
Daerah terluar Indonesia adalah daerah yang memiliki kondisi wilayah yang berbatasan langsung
dengan negara lain, dan daerah tersebut memiliki karakteristik kurang lengkapnya sarana dan prasarana
dari infrastruktur baik itu infrastruktur umum dan kesehatan. Sejak dahulu pembangunan di Indonesia lebih
difokuskan kepada pembangunan di daerah pusat/sentralis (berada di sekitar ibukota), yang lebih dominan
di daerah Pulau Jawa dengan beragam motif, seperti keperluan Politik Mercusuar, Rapid Capital
Development, dsb. Seiring berjalannya waktu, pemerintah pusat mulai menyadari adanya ketimpangan di
daerah terluar Indonesia di berbagai aspek, mulai dari sosial, infrastruktur, ekonomi, dsb. Arah
pembangunan juga mulai di alihkan kepada tipe pembangunan desentralisasi untuk menyelamatkan dari
ketertinggalan yang lebih parah. Segala program juga direalisasikan untuk mendorong kesejahteraan
masyarakat daerah terluar, Implementasi ideologi Pancasila sebagai pedoman kesejahteraan masyarakat
daerah terluar Indonesia diantaranya:
1. Implementasi Dana Alokasi Khusus ke Daerah Terluar Indonesia
Menurut Halim (2014: 16), Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari APBN
yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Dana
alokasi khusus memampukan setiap daerah terluar terkhusus tertinggal untuk meningkatkan
kualitas daerahnya di berbagai aspek, baik pendidikan, ekonomi hingga kesehatan. Dana ini
difokuskan untuk membangun daerah-daerah tertinggal yang menjadi prioritas untuk mampu
keluar dari ketertinggalan dan dapat mandiri mengurusi otonominya sendiri.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Papua mengungkapkan pagu Dana Alokasi Khusus
(DAK) fisik tahun anggaran 2019 untuk pemerintah daerah di Provinsi Papua mencapai Rp 4,991
triliun. Pengadaan dana alokasi khusus juga menjadi salah satu bukti implementasi ideologi
Pancasila yang dapat memajukan kesejahteraan masyarakat daerah terluar, melalui realisasi
infrastruktur, peningkatan mutu pendidikan, dll.
2. Pengembangan Kebijakan dan Pelaksanaan Pembangunan Afirmatif
Pola afirmatif diarahkan untuk perluasan akses pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan,
penyediaan sarana dan prasarana perumahan, air bersih dan sanitasi, listrik, peningkatan
konektivitas dan pengembangan jaringan telekomunikasi dan informasi sebagai basis ekonomi
digital. Juga perluasan kerja sama dan kemitraan dalam investasi, promosi, pemasaran, dan
perdagangan.
Salah satu contoh implementasi pembangunan afirmatif adalah pembangunan Jalan Trans
Papua, yang terlintas sepanjang Kabupaten Sorong hingga Merauke dengan total panjang
mencapai sekitar 4.325 km. Jalan ini kemudian menjadi sarana baru dalam mempermudah
mobilisasi masyarakat Papua, meningkatkan kualitas ekonomi melalui penurunan biaya
distribusi serta membuka peluang lapangan pekerjaan kedepannya.
3. Pembangunan Desa Terpadu
Menurut Wahjudin Sumpeno dalam Buku “Perencanaan Desa Terpadu”, desa terpadu merupakan
suatu konsep perencanaan desa yang melibatkan masyarakat dan unit-unit yang lebih kecil dengan
memperhitungkan aspek atau bidang lainnya secara sinergis dan menyeluruh serta diletakkan
dalam kerangka strategi pembangunan desa secara berkelanjutan. Fokus pembangunan desa
berkelanjutan ini jelas merupakan suatu implementasi ideologi Pancasila yang dilandaskan
persatuan masyarakat dalam lingkup mikro, dalam mencapai kesejahteraan dalam kehidupan
masyarakat.
4. Program Pengabdian Relawan Sosial ke Daerah Terluar
Program pengabdian ke daerah terluar merupakan suatu konsep dedikasi pemerhati sosial dalam
meningkatkan kualitas suatu daerah dengan terjun langsung membangun daerah tersebut. Program
ini sering diadakan oleh kelompok swasta ataupun yang berangkat dari lembaga swadaya tertentu
dalam upaya meningkatkan mutu sosial daerah tertentu, meningkatkan mutu pendidikan, mutu
kesehatan, dan segala aspek yang berhubungan dengan pembangunan masyarakat skala kecil.
Pengabdian masyarakat merupakan cerminan dari nilai-nilai Pancasila, terutama untuk membantu
sesama masyarakat dalam upaya mencapai kesejahteraan.
5. Pemanfaatan Teknologi
Teknologi saat ini telah membuka ruang bagi siapapun untuk mengekspresikan aspirasinya.
Banyak masyarakat Indonesia memanfaatkan ruang internet terkhusus media sosial untuk
berkreasi dan bersinergi dalam upaya menolong masyarakat daerah terluar dan tertinggal untuk
dapat mengakses hak serta fasilitas yang sama dengan masyarakat lainnya yang lebih beruntung.
Pemanfaatan teknologi ini juga menjadi media dukungan masyarakat secara komunikatif dalam
upaya membentuk kesamapahaman sebagai sebuah bangsa yang besar.
Implementasi Pancasila sebagai ideologi sebuah bangsa telah diterapkan di berbagai aspek, dan
nyatanya berbagai upaya dan program ini cukup membawa perubahan bagi masyarakat terluar Indonesia,
terkhusus untuk meningkatkan kesejahteraan secara ekonomi. Namun, implementasi ini masih memiliki
sisi gelap, baik tidak meratanya daerah yang terdampak bantuan hingga keterlibatan beberapa pihak untuk
meraup keuntungan dari pelaksanaan kekuasaan yang tidak bertanggung jawab.
1. Penyelewengan Kuasa dan Korupsi
Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat ada 169 kasus korupsi selama semester I/2020. Dari
jumlah tersebut, korupsi di sektor anggaran dana desa paling banyak terjadi, yakni 44 kasus.
Alokasi dana besar merupakan suatu tantangan tersendiri yang harus dihadapi pemerintah daerah,
dimana disatu sisi adanya tanggung jawab besar untuk membawa dan mewujudkan
keberlangsungan kesejahteraan kehidupan bermasyarakat namun disisi lain adanya potensi untuk
memperkaya diri sendiri dengan segala keinginan yang ingin dimiliki. Rendahnya kompetensi
pemerintah daerah menimbulkan adanya kekhawatiran di lingkungan masyarakat umum, dimana
rencana pemerintah secara keseluruhan menjadi terhambat dan menimbulkan fenomena hilangnya
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Tidak hanya itu, kinerja pemerintah pusat juga
menjadi perhatian khusus, bahkan setingkat menteri tega untuk mencuri dana peningkatan
kesejahteraan masyarakat di tengah pandemi seperti ini.
Selain korupsi, tenaga birokrasi dan pemerintahan cukup sering menerima suap maupun
gratifikasi baik secara kualitatif maupun kuantitatif untuk membantu izin suatu pihak dalam
mengeksplor kepentingan khusus yang mungkin mengancam kehidupan masyarakat. Fenomena
penyelewengan kekuasaan ini juga yang kemudian menghambat percepatan daerah terluar dan
tertinggal dalam upaya keluar dari ketertinggalan. Hal ini membuktikan kurangnya pemahaman
ideologi Pancasila sebagai dasar berpikir dan bertindak setiap warga negara, dan hal ini
merupakan suatu fenomena besar yang membutuhkan solusi struktural yang efektif.
2. Tidak Meratanya Sektor Implementasi
Tim Kemanusiaan yang dibentuk Pemerintah Kabupaten Nduga menyatakan 182 pengungsi
meninggal di tengah konflik bersenjata di Papua hingga pertengahan 2019, dimana mayoritas
kasus disebabkan oleh kelaparan dan sakit. Pendekatan yang kurang intens antara pemerintah
dengan masyarakat kultural membuat sebagian masyarakat daerah terluar lebih memilih untuk
berjuang sesuai landasan ideologi daerah, hal ini yang kemudian menyebabkan sering adanya
mispersepsi antara pemerintah pusat dengan masyarakat daerah terluar dan tertinggal. Kurangnya
perhatian masyarakat luas terhadap kondisi dan krisis yang dialami daerah tertinggal juga
menyebabkan adanya gesekan yang mempersulit segala upaya bantuan secara umum dari
pemerintah. Sosialisasi nilai-nilai Pancasila harus lebih diintensifkan dalam upaya membangun
masyarakat yang bersatu dan sinergis.
Selain itu tidak meratanya akses dan fasilitas di berbagai lingkup komunikasi dan informasi juga
membuat masyarakat daerah terluar dan tertinggal terhambat untuk maju. Seperti selama
pandemik, sistem edukasi diubah menjadi sistem daring yang dimana memampukan setiap siswa
dan siswi untuk dapat mengakses pelajarannya tanpa harus meningkatkan resiko penularan
COVID-19. Terbatasnya fasilitas telekomunikasi, mulai dari smartphone hingga koneksi internet
membuat beberapa murid kesulitan untuk beradaptasi dengan sistem daring, ysng kemudian
memaksa mereka tetap kesekolah dengan resiko kesehatan yang mengancam.
3. Pengaruh Implementasi Ideologi Pancasila Terhadap Kesejahteraan Mayarakat
Ideologi Pancasila sebagai identitas besar bangsa Indonesia menghadirkan beragam keberhasilan dalam
menggerakan misi seluruh masyarakat, terutama apabila Pancasila tersebut dipahami secara komprehensif
oleh setiap masyarakat. Implementasi ideology Pancasila hingga saat ini memberikan dampak yang cukup
besar, terutama mengenai bagaimana realisasi itu memampukan peningkatan mutu kesejahteraan
masyarakat daerah terluar terkhusus tertinggal. Implementasi ini mempengaruhi beragam bidang, mulai
dari ekonomi dengan menurunkan biaya produksi hingga distribusi, dan juga memperluas lapangan
perkerjaan masyarakat daerah terluar. Selain ekonomi, implementasi yang tepat juga merestorasi pola
sosial masyarakat menjadi lebih terkonsep dan pastinya menghidupkan harapan untuk kehidupan lebih baik
serta kepercayaan terhadap masyarakat dan kepercayaan kepada masyarakat lain (social trust). Pengaruh
implementasi ideologi Pancasila sangat besar, mulai dari lingkup mikro hingga makro, dan menjadi daya
utama untuk meningkatkan kualitas masyarakat daerah terluar untuk mencapai kesejahteraan yang
berkesinambungan.
Namun dibalik segala kelebihan, ada kekurangan yang masih harus menjadi perhatian. Nilai-nilai
Pancasila harus direnungkan dan dipahami setiap masyarakat tanpa terkecuali, terutama tenaga
pemerintahan mengenai bagaimana tanggung jawab yang harus dibawa dan kompetensi yang harus
dimiliki. Misi kemanusiaan merupakan tanggung jawab setiap bangsa, dan setiap orang berhak atas
kesejahteraan yang layak untuk ia miliki. Masyarakat Indonesia juga harus lebih meningkatkan afeksi
kepada isu daerah terluar untuk meningkatkan solidaritas sebagai suat bangsa. Perlu adanya sosialisasi
lanjutan untuk merestorasi keyakinan masyarakat daerah terluar, baik sosial maupun ke pemerintahan.
Menjadi perhatian seluruh masyarakat untuk menghayati Pancasila sebagai identitas diri sendiri, serta
landasan berpikir dan bertindak.

PENUTUP
1. Kesimpulan
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila juga
merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia. Maka manusia Indonesia
menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan
kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu pengalamannya harus dimulai dari setiap warga negara Indonesia,
setiap penyelenggara negara yang secara meluas akan berkembang menjadi pengalaman Pancasila oleh
setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik dipusat maupun didaerah.
Pancasila harus dibawa sebagai identitas setiap masyarakat Indonesia. Realisasi setiap kebijakan akan
menghasilkan hasil yang memuaskan apabila kita memiliki kesamapahaman dalam memandang tujuan
yang sama. Sebagai bagian dari Indonesia, daerah terluar menjadi prioritas tersendiri terutama dalam aspek
sosial dan ekonomi. Banyaknya permasalahan di daerah terluar harus menjadi fokus bersama untuk
membebaskan Indonesia dari ketertinggalan dan fokus kepada inovasi yang lebih modern. Segala
kebijakan harus dilandasi tanggung jawab dan akuntabilitas, dan setiap tenaga pemerintahan harus
memiliki integritas dalam mengerjakan tugasnya. Masyarakat harus lebih proaktif dalam memahami setiap
permasalahan yang ada dan turut aktif membantu menemukan solusinya. Pancasila harus menjadi landasan
berpikir dan berperilaku setiap warga negara.
2. Saran
Observasi data dan informasi untuk membantu konstruksi argumen sebaiknya dilakukan selama dua
minggu atau lebih mengingat luasnya aspek materi yang ingin dibahas. Penulis juga menyarankan untuk
memperhatikan format penulisan jurnal ilmiah dengan komprehensif agar tidak menemui pekerjaan yang
sia-sia.

DAFTAR PUSTAKA
1. Dewantara, A. 2017. Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.
2. https://core.ac.uk/download/pdf/234118568.pdf
3. Sumpeno, 2011Wahjudin. Perencanaan Desa Terpadu. Read Indonesia
4. kemenkeu.go.id
5. bbc.com
6. dikutip dari beragam jurnal ilmiah lainnya

Anda mungkin juga menyukai