Anda di halaman 1dari 5

Nama : Hanifa Nurliana Utomo Putri

Kelas : X MIPA 2

Pancagatra
A. Gatra Ideologi
Secara sederhana Ideologi dapat diartikan dengan impian seseorang atau sekelompok
orang tentang masa depan. Karena itu, ideologi ada yang baik ada juga yang buruk. Menurut
Dr. Alfian (mantan ketua LIPI), ideologi yang baik mencangkup 3 aspek nilai, yaitu:
1. Aspek idealism
2. Aspek realita
3. Aspek fleksibelitas
Ideologi adalah cita-cita atau pengetahuan dasar. Ideologi merupakan konsep yang
mendalam mengenai kehidupan yang dicita-citakan serta yang ingin diperjuangkan dalam
kehidupan nyata. Ideology dapat dijabarkan ke dalam sistem nilai kehidupan, yaitu
serangkaian nilai yang tersusun secara sistematos dan merupakan kebulatan ajaran dan
doktrin. Dalam strategi pembinaan ideology berikut ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan.
1. Ideology harus diaktualisasikan dalam bidang kenegaraan oleh WNI.
2. Ideologi sebagai perekat pemersatu harus ditanamkan pada seluruh WNI.
3. Ideologi harus dijadikan panglima, bukan sebaliknya.
4. Aktualisasi ideology dikembangkan kearah keterbukaan dan kedinamisan.
5. Ideologi Pancasila mengakui keanekaragaman dalam hidup berbangsa dan dijadikan alat
untuk menyejahterakan dan mempersatukan masyarakat.
6. Kalangan elit eksklusif, legislatif dan yudikatif harus mewujudkan cita-cita bangsa
dengan melaksanakan GBHN dengan mengedepankan kepentingan bangsa.
7. Menyosialisasikan Pancasila sebagai ideology humanis, relijius, demokratis, nasionalis
dan berkeadilan.
Nilai yang terkandung dalam Pancasila bersifat fleksibel dan dinamis, artinya terbuka
dan menerima perubahan. Pancasila diartikan ideology terbuka, berarti nilai-nilai Pancasila
bersifat fleksibel yang terletak pada nilai instrumental dan nilai praksis, bukan pada nilai
dasar (fundamental) yang bersifat final.
Nilai dasar adalah rumusan nilai-nilai Pancasila sebagaimana yang tercantum dalam
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang bersifat final sebagai kesepakatan bersama bangsa
Indonesia. Sedangkan nilai instrumental dan nilai praksis bersifat fleksibel berubah sesuai
dengan perkembangan jaman dan masyarakat.
B. Gatra Politik
Politik dapat diartikan sebagai segala hal yang berhubungan dengan
kekuasaan/Negara. Dalam kaitannya dengan ketahanan nasional berarti ketahanan sistem
politik yang diartikan sebagai: kondisi dinamik kehidupan politik suatu bangsa yang berisi
keuletan dalam menghadapi ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan) yang
dapat membahayakan kelangsungan hidup politik bangsa dan Negara.
Kehidupan politik dapat dibagi menjadi dua sektor, yaitu sector masyarakat yang
memberikan input dan sector pemerintah yang berfungsi sebagai output. Upaya bangsa
Indonesia untuk meningkatkan ketahanan di bidang politik adalah upaya mencari
keseimbangan dan keserasian antara keluaran dan masukan berdasarkan Pancasila yang
merupakan pencerminan dari demokrasi Pancasila.
Ancaman dalam bidang politik terjadi jika sistem politik yang berlaku tidak dapat
melaksanakan fungsi-fungsi pokoknya, yakni fungsi integrasi dan fungsi adaptasi. Fungsi
integrasi diartikan mempersatukan di antara komponen-komponen politik yang ada,
terutama antara pemerintah dengan masyarakat. Sedangkan fungsi adaptasi adalah
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat.
Kelemahan utama perkembangan sistem politik di Negara-negara berkembang
termasuk di Indonesia adalah terlalu dominan dan luasnya kekuasaan pemerintah (presiden)
sehingga melahirkan berbagai bentuk penyelewengan kekuasaan dan keuangan negara
(KKN). Karena itu upaya pembinaan yang utama terhadap gatra politik adalah bagaimana
memberikan pengaturan dan pembatasan yang tegas dan jelas terhadap wewenang dan
kekuasaan presiden serta memberdayakan pengawasan masyarakat (pers, LSM, parpol, dsb).
C. Gatra Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakat dalam
mengelola factor produksi dan distribusi barang dan jasa untuk kesejahteraan rakyat. Upaya
meningkatkan ketahanan ekonomi adalah upaya meningkatkan kapasitas produksi dan
kelancaran barang dan jasa secara merata ke seluruh wilayah Negara.
Aspek ekonomi merupakan mata rantai paling lemah dari mata rantai ketahanan
nasional Indonesia secara keseluruhan saat ini. Hal ini karena terjadinya miss management
dalam kebijaksanaan pembangunan ekonomi nasional selama orde baru, yakni terlalu
berorientasi pada pembangunan ekonomi makro dengan mengejar pertumbuhan dan
mengenyampingkan pemerataan. Akibatnya munculah kesenjangan social yang makin lama
makin meluas di kalangan masyarakat. Pembinaan aspek ekonomi dilakukan dengan
perubahan mendasar terhadap paradikma pembangunan ekonomi nasional dari
pembangunan ekonomi makro dan mengejar pertumbuhan ke pembangunan ekonomi
kerakyatan dengan lebih berorientasi pada sector pertanian dan agroindustry serta lebih
memacu aspek pemerataan hasil pembangunan dalam arti yang luas.
D. Gatra Sosial Budaya
Aspek sosial budaya, secara etimologi berarti terdiri dari aspek sosial dan budaya.
Aspek sosial diartikan dengan suatu kesatuan masyarakat yang hidup bersama dan saling
berinteraksi dalam waktu yang cukup lama, memiliki tujuan bersama serta diikat oleh
aturan-aturan khusus. Sedangkan kebudayaan secara umum diartikan dengan hasil cipta,
karya dan karsa manusia.
Jadi, aspek sosial budaya dapat diartikan sebagai kondisi dinamik budaya bangsa
yang berisi keuletan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi ancaman, tantangan, halangan, dan gangguan (ATHG).
Ketahanan budaya merupakan pengembangan sosial budaya dimana setiap warga
masyarakat dapat mengembangkan kemampuan pribadi dengan segenap potensinya
berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Ancaman yang dihadapi di era globalisasi pada gatra sosial dan budaya Indonesia
saat ini semakin besar. Apalagi sikap mental bangsa Indonesia yang umumnya cenderung
menilai segala yang datang dari barat itu selalu lebih unggul dan patut ditiru (sikap mental
replica). Lebih parah lagi, proses peniruan umunya ditujukan bukan pada inti budaya barat
(seperti professional, menghargai waktu, dsb), tetapi lebih kepada ekses dari budaya barat
yang sekuler, liberal, dan materilealistik, hedonistis, bahkan permisif.
Untuk menghadapi masalah-masalah tersebut perlu dilakukan peningkatan
pemahaman, kesadaran, dan penghargaan terhadap nilai-nilai budaya bangsa sendiri, nilai-
nilai luhur budaya bangsa yang sudah terkristalisasi dan menjadi kesepakatan bangsa
Indonesia, Pancasila.
E. Gatra Pertahanan dan Keamanan
Aspek pertahanan dan keamanan merupakan aspek yang sangat penting bagi bangsa
Indonesia. Pertahanan dapat diartikan sebangai upaya untuk menggagalkan dan meniadakan
setiap ancaman terhadap bangsa dan Negara terutama yang datang dari luar negeri. Strategi
Indonesia dalam bidang pertahanan ini bersifat defensive aktif, artinya Indonesia tidak
menunggu untuk diserang Negara lain. Indonesia secara aktif melakukan operasi (inteligen
dan militer) untuk menghancurkan musuh di tempat mereka mempersiapkan diri sebelum
serangan terjadi.
Sedangkan keamanan adalah upaya untuk mencegah terjadinya gangguan terhadap
keamanan bangsa dan Negara terutama yang berasal dari dalam negeri. Dalam kaitan ini
Indonesia menganut strategi prefentif aktif, artinya polri dalam pelaksanaan tugasnya harus
giat bertindak untuk mencegah sebelum gangguan keamanan terjadi.
Pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamis dalam kehidupan
pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) yang membahayakan
identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Ketahanan dibidang keamanan adalah ketangguhan suatu bangsa dalam upaya bela Negara,
dimana seluruh IPOLEKSOSBUDHANKAM disusun, dikerahkan secara terpimpin,
terintegrasi, terorganisasi untuk menjamin terselenggaranya.
Prinsip-prinsip sistem ketahanan nasional antara lain sebagai berikut.
1. Bangsa Indonesia cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan
2. Pertahanan keamanan berlandaskan pada landasan ideal Pancasila, landasan
konstitusional UUD 1945, dan landasan visional wawasan nusantara.
3. Pertahanan keamanan Negara merupakan upaya terpadu yang melibatkan segenap
potensi dan kekuatan nasional.
4. Pertahanan dan keamanan diselenggarakan dengan sistem pertahanan dan keamanan
nasional (Sishankamnas) dan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
(Sishankamrata).
Ancaman utama gatra Hankam Indonesia saat ini adalah terutama datang dari dalam
negeri, antara lain: korupsi (rasuah), kolusi (kongkalingkong), nepotisme (kekeluargaan),
ancaman disintegrasi, narkoba, dan sebagainya. Sedangkan ancaman dari luar negeri,
terutama dalam bentuk rivalitas Negara-negara besar dalam memperebutkan penguasaan
ekonomi nasional Indonesia.
Terhadap bahaya korupsi harus dilakukan upaya pembinaan yang dilakukan secara
optimal dalam peran dan fungsi pengawasan dalam penggunaan kekuasaan Negara.
Sedangkan terhadap ancaman disintegrasi, kesejahteraan masyarakat perlu
dipercepat, upaya pemerataan hasil pembangunan disemua bidang dan terhadap ancaman
narkoba juga perlu ditingkatkan, ancaman hukuman maksimal (hukuman mati) bagi setiap
pengedar nakrotika dan sejenisnya perlu diterapkan sebenar-benarnya.

Anda mungkin juga menyukai