Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 1

MATA KULIAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAN

ZIKRI ZAMZAMI
NIM . 030829946
UPBJJ – JAMBI
2020
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan
nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan yang selaras, serasi dan
seimbang dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu
berlandaskan Pancasila, UUD ’45 dan Wawasan Nusantara. Dengan kata lain, konsepsi
ketahanan nasional Indonesia merupakan sarana untuk meningkatkan keuletan dan
ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional
dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Pancasila merupakan dasar negara yang di cetuskan oleh pendiri –pendiri bangsa.
Pancasila merupakan suatu system kompleks yang mencakup seluruh aspek kehidupan
masyarakat Indonesia yang diambil dari budaya masyrakat Indonesia sendiri. Berdasarkan
fungsinya, pancasila memiliki peran penting sebagai ujung tombak pemersatu bangsa yang
juga berarti pilar ketahanan nasional baik untuk dalam negri maupun dengan hal-hal yang
berkaitan dengan hubungan ketahanan bilateral dan  multilateralnya.
Pancasila telah melalui banyak persoalan zaman yang kian berganti, termasuk ketahan
nasional yang selalu diganggu dengan isu-isu pemecah bangsa seperti perang dan terorisme.
Pancasila memiliki peran sebagai penangkis semua isu –isu tersebut. Bahakan pada realitas
ancaman –ancaman yang sudah terjadi.
Ideologi adalah suatu sistem nilai sekaligus kebulatan ajaran yang memberikan
motivasi. Ideologi juga mengandung suatu konsep dasar tentang kehidupan yang diciptakan
oleh suatu bangsa. Keampuhan suatu ideologi tergantung pada rangkaian nilai yang
dikandungnya, yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi dan kehidupan manusia.
1. Ideologi Liberalisme
Aliran pikiran perseorangan atau individualistik. Liberalisme bertitik tolak dari hak
asasi manusia yang melekat sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun
termasuk penguasa, kecuali atas persetujuan yang bersangkutan. Paham liberalisme
mempunyai nilai-nilai dasar kebebasan dan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan
individu secara mutlak, yaitu kebebasan mengejar kebahagiaan hidup di tengah-tengah
kekayaan materi yang melimpah serta didapat secara bebas.

1. Ideologi Komunisme
Aliran ini beranggapan bahwa negara adalah susunan golongan (kelas) untuk
menindas kelas lain. Golongan kuat menindas golongan lemah. Karena itu Karl Marx
menyerukan agar kaum buruh mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan dari
golongan kapitalis dan borjuis agar kaum buruh dapat ganti berkuasa dan mengatur negara.
Ideologi ini memiliki beberapa ciri yaitu :
1) Menciptakan konflik untuk mengadu golongan tertentu dan menghalalkan segala cara
dalam meraih tujuan.
2) Bersifat atheis dan didasarkan pada kebendaan. Bahkan agama dianggap sebagai racun.
3) Bercorak internasional. Komunisme menghendaki masyarakat tanpa nasionalisme.
4) Mencita-citakan masyarakat tanpa kelas. Masyarakat tanpa kelas dianggap memberikan
suasana hidup yang aman dan tenteram.
1. Paham Agama
Ideologi bersumber dari falsafah agama yang termuat dalam kitab suci agama. Negara
membina kehidupan keagamaan umat. Negara bersifat spiritual religius. Dalam bentuk lain
negara melaksanakan hukum agama dalam kehidupannya.
1. Ideologi Pancasila
Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia
yang sudah sejak ratusan tahun lalu tumbuh berkembang di Indonesia.
Upaya memperkuat ketahanan ideologi memerlukan langkah pembinaan berikut :
a) Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif terus dikembangkan serta
ditingkatkan.
b) Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus direlevansikan dan diaktualisasikan agar
mampu membimbing dan mengarahkan kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
c) Istilah Bhineka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara perlu dikembangkan dan
ditanamkan dalam masyarakat yang majemuk sebagai upaya untuk menjaga persatuan dan
kesatuan bangasa.
d) Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa perlu dihayati dan diamalkan secara nyata oleh
setiap warga negara Indonesia.
e) Pembangunan harus menunjukkan keseimbangan antara fisik material dan mental spiritual
untuk menghindari tumbuhnya materialisme dan sekularisme.
f) Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada diri anak didik dengan cara
mengintegrasikannya kedalam mata pelajaran lain. Pendidikan moral Pancasila juga perlu
ditanamkan kepada masyarakat luas secara non formal.
C. Pengaruh Ketahanan Nasional Pada Aspek Politik
Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan politik
bangsa yang berisi keuletan, ketangguhan dalam menghadapi dan mengatasi tantangan,
ancaman, hambatan serta gangguan yang datang dari dalam maupun luar.
Perwujudan ketahanan dalam aspek politik memerlukan kehodupan politik bangsa yang
sehat, dinamis dan mampu memelihara stabilitas politik.
1. Ketahanan Pada Aspek Politik Dalam Negeri
1) Sistem pemerintahan berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang bersifat
absolut.
2) Mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat, namun bukan
perbedaan mengenai nilai dasar.
3) Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam
masyarakat.
4) Terjalin komunikasi politik timbak balik antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka
mencapai tujuan nasional.
1. Ketahanan Pada Aspek Politik Luar Negeri
1) Hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama internasional di berbagai
bidang dalam rangka memantapkan persatuan bangsa serta keutuhan NKRI.
2) Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka meningkatkan
persahabatan dan kerjasama antar negara berkembang serta antara negara berkembang
dengan negara maju sesuai kemampuan demi kepentingan nasional.
3) Citra positif Indonesia perlu ditingkatkan dan diperluas melalui promosi, peningkatan
diplomasi, pertukaran pelajar dan lain sebagainya.
4) Perkembangan dunia terus diikuti dan dikaji agar terjadinya dampak negatif yang dapat
mempengaruhi stabilitas nasional dapat diatasi sedari dini.
5) Langkah bersama negara berkembang dengan negara industri maju untuk memperkecil
ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan perlu ditingkatkan melalui perjanjian
perdagangan internasional.
6) Peningkatan kualitas SDM perlu dilaksanakan dengan pembenahan sistem pendidikan,
pelatihan dan penyuluhan calon diplomat secara menyeluruh agar mereka dapat menjawab
tantangan tugas yang mereka hadapi.
7) Perjuangan bangsa Indonesia yang menyangkut kepentingan nasional, seperti melindungi
hak warga negara Republijk Indonesia diluar negeri perlu ditingkatkan.
D. Pengaruh Ketahanan Nasional Pada Aspek Ekonomi
Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang
mampu memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis, menciptakan kemandirian
ekonomi nasional yang berdaya saing tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil
dan merata.
Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi yang diinginkan memerlukan pembinaan berbagai hal
yaitu antara lain :
1) sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemaknmuran dan
kesejahtaeraan yang adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
2) ekonomi kerakyatan harus menghindarkan sistem free fight liberalism, etatisme dan
monopolistis.
3) struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan dalam
keterpaduan antar sektor pertanian, industri serta jasa.
4) pembangunan ekonomi memotivasi serta mendorong peran serta masyarakat secara aktif.
5) pemerataan pembangunan dan pemanfaataan hasil-hasilnya senantiasa memperhatikan
keseimbangan antar sektor dan antar wilayah.

E. Pengaruh Ketahanan Nasional Pada Aspek Sosial Budaya


Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kehidupan sosial budaya bangsa
yang mampu membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan
masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Masyarakat yang rukun bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera. Masyarakat
tersebut haruslah mampu menangkal penetrasi terhadap budaya asing yang tidak sesuai
kebudayaan nasional
Esensi pengaturan dan penyelenggaraaan kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia
yang demikian adalah pengembangan kondisi sosial budaya Indonesia dimana setiap warga
masyarakat dapat merealisasikan pribadi dan segenap potensi manusiawinya berdasarkan
Pancasila.
F. Pengaruh Ketahanan Nasional Pada Aspek Pertahanan dan Keamananan
Ketahanan pertahanan dan keamanan yang diharapkan merupakan kondisi daya tangkal yang
dilandasi oleh kesadaran bela negara seluruh rakyat dan mengandung kemampuan
memelihara stabillitas pertahanan dan keamanan negara.
Untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional setiap warga negara Indonesia perlu :
1) memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang disertai
keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi tantangan.
2) sadar dan peduli akan pengaruh yang timbul pada aspek ipoleksosbudhankam sehingga
setiap warga negara dapat mengeliminir pengaruh buruk pada aspek-aspek tersebut.
Apabila setiap warga negara memiliki semangat perjuangan bangsa, sadar serta
perduli terhadap pengaruh yang timbul dan dapat mengeliminir pengaruh tersebut, maka
ketahanan nasional Indonesia akan terwujud
Keberhasilan Ketahanan Nasional Indonesia
Kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan ketahanan nasional yang
mencangkup aspek ideology, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan,
sehingga ketahanan nasional adalah kondisi yang harus dimiliki dalam semua aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dalam wadah NKRI yang dilandasi oleh
landasan idiil pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan visional Wawasan
nasional. Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional diperlukan kesadaran setiap
warga negara Indonesia, yaitu :
1. Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang berupa
keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal menyerah yang mengandung kemampuan
memgembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala ancaman, gangguan,
tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, untuk menjamin
identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan
nasional.
2. Sadar dan peduli terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideology, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan, sehingga setiap warga negara Indonesia
baik secara individu maupun kelompok dapat mengeliminir pengaruh tersebut.
Apabila warga negara Indonesia memiliki semangat perjuangan bangsa dan sadar
serta peduli terhadap pengaruh yang timbul dalam bermasyarakat ,berbangasa, bernegara
serta dapat mengelimir pengaruh-pengaruh tersebut, maka akan tercemin keberhasilan
ketahanan nasional Indonesia.
D. Implementasi Pancasila sebagai Benteng ketahanan Nasional.
Indonesia merupakan negara kepaulauan dengan berbagai karakteristik masyarakat
dan kebudayaan yang berbeda-beda. Keberagaman tersebut pada hakekatnya secara jelasa
diakuidan dijadiakan sebagai suatu titik tolak dalam khasanah budaya bangsa. Hal ini
tentunya tercermin pada semboyan bangsa Indonesia yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”. Dari sini
jelas bawha keberagaman yang dimiliki Indonesia bukanlah sebagai ancaman terhadap
perpecahan karena perbedaan melainkan dijadikan sebagai modal awal dalam perwujudan
sesuai cita-cita nasional.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang benar-benar memiliki sebuah komitmen
nasional dalam mengembangkan kekuatan, ketangguhan nasional untuk menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara demi mencapai tujuan dan cita-cita nasional. Penting
kiranya bengsa Indonesia memiliki ketahanan nasional yang kokoh secara dinamis, serasi,
dan seimbang dalam berbagai aspek kehidupan nasional. Implementasi ketahanan nasional
suatu bangsa pada umumnya mencakup sistem tata nilai yang sesuai dengan kondisi sosial-
geografis serta budaya bangsa Indonesia.
Sistem perangkat nilai yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan suatu idea atau
landasan dalam implementasinya terhadap ketahanan nasional bangsa yaitu Pancasila.
Pancasila memiliki sistem tata nilai yang di dalamnya mengakui pluralitas berbagai aspek
kehidupan dalam masyarakat Indonesia. Pluralitas bangsa Indonesia dengan berbagai
karakteristiknya tersebut pada hakekatnya bukan menjadi hambatan dalam pencapaian tujuan
nasional karena walaupun berbeda dalam keberagaman namun tetap satu tujuan dan satu cita-
cita bersama sebagai bangsa Indonesia.
Dalam perkembangan globalisasi, bangsa Indonesia tentunya selalu berkomitmen
dalam memajukan dari berbagai aspek kehidupan. Pancasila dalam aplikasinya terhadap
tantangan globalisasi membiarkan masa depan tersebut terbuka lebar untuk dibangun oleh
masayrakat Indonesia secara bersama-sama sesuai dengan cita-cita dan tujuan nasioanal.
Kaitan Pancasila dengan ketahanan nasional dalam hal ini adalah kaitan yang mengakui
secara substansial antara idea yang mengakui pluralitas yang membutuhkan kebersaman dan
realitas terintegrasinya pluralitas tersebut. Atau dengan kata lain adalah terintegrasi jiwa-jiwa
Pancasila dalam kehidupan nasional dalam suatu bangsa dari semua aspek kehidupan.
Dalam menjawab tantangan globalisasi, ketahan nasioanal penting sekali diperlukan guna
tercapainya cita-cita nasional. Pengaruh nagetif yang muncul sebagai dampak dari globalisasi
jika kita tidak memiliki suatu ketahanan nasional yang kokoh maka akan mengakibatkan
pudar bahkan hilangnya sistem tata nilai bangsa Indoensia. Oleh karena itu, Pancasila dengan
sistem nilainya secara kokoh dapat dijadikan sebagai benteng ataupun filter dalam
mewujudkan ketahanan nasional yang kuat. Dengan sistem tata nilai dalam Pancasila, maka
arus globalisasi yang tidak sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia dapat segera diantisipasi
agar pembanguna nasional dapat tercapai secara optimal. Selain itu, hal terpenting dalam
ketahanan nasional adalah diperlukan upaya secara optimal dalam berbagai aspek kehidupan
baik berupa kajian substantif maupun implementatif agar Pancasila dapat secara kokoh
menjadi jiwa bangsa Indonesia dan semakin bermakna demi terwujudnya ketahanan nasional
bangsa Indoensia.
E. Penghambat Implementasi Pancasila dalam Berbagai Aspek Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara
Dalam seluruh proses perkembangan yang terjadi hingga sekarang, setidaknya ada
empat faktor yang menyebabkan Pancasila sulit diimplementasikan dan menjadi makin
marjinal.
Pertama, Pancasila telanjur tercemar karena kebijakan rezim Orde Baru yang
menjadikan Pancasila sebagai alat politik untuk mempertahankan status quo kekuasaannya.
Orde Baru memberi makna sendiri atas Pancasila dan mengindoktrinasikannya secara paksa
melalui Penataran P4. Di luar itu dianggap anti-Pancasila.
Kedua, liberalisasi politik yang berujung pada penghapusan ketentuan Pancasila
sebagai satu-satunya asas tiap organisasi pada masa Presiden BJ Habiebie. Ini kemudian
memberi peluang adopsi nilai-nilai ideologi lain, khususnya yang berlatar agama, yang tentu
sangat fragmentaris di atas realitas pluralitas masyarakat Indonesia. Pancasila pun kehilangan
peran sebagai common-platform dalam kehidupan politik.
Ketiga, desentralisasi dan otonomisasi daerah sedikit banyak mendorong penguatan
sentimen kedaerahan, yang dapat tumpang-tindih dengan nasionalisme kesukuan. Proses ini,
langsung atau tidak, bisa menyebabkan Pancasila kehilangan posisi sentralnya.
Keempat, inkonsistensi yang sangat dalam dan luas pejabat-pejabat publik dalam
implementasi nilai-nilai Pancasila, tercermin dalam kebijakan-kebijakan publik yang kurang
memihak rakyat, atau dalam perilaku mereka yang justru menegaskan nilai-nilai Pancasila.
Masyarakat kehilangan panutan, kehilangan kepercayaan, dan akhirnya antipati terhadap
Pancasila.

Sumber :
1. Zubaidi, H. Achmad, dkk.2002.PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.
Yogyakarta: Paradigma.
2. Pendidikan Kewarganegaraan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005
3. Annonymous. (1989). Tolok Ukur Kondisi Ketahanan Nasional. LEMHANAS.
4. Lembaga Ketahanan Nasional RI, Modul 1 Bidang Studi Kewaspadaan Nasional :
Sub Ancaman Terhadap Pancasila, 2010.
5. Lembaga Ketahanan Nasional RI, Modul 1 Bidang Studi Geostrategi dan Ketahanan
Nasional, 2010.

Anda mungkin juga menyukai