Anda di halaman 1dari 22

MODUL PELAJARAN IPS

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KELAS : XI PM / XI TSM

Di susun Oleh :

DINA NURMINASARI, S.Pd.I

Jalan Sunan Gunung Jati No 55 Desa Jadimulya Kec. Gunung Jati


Cirebon – 45151 Telp. (0231) 20188
KEBUDAYAAN

PENGERTIAN KEBUDAYAAAN

Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu Buddhayah dari kata buddhi
yang artinya budi atau akal, maka kebudayaan adalah sebagai hal-hal yang bersangkutan
dengan budi atau akal.
Berikut ini pandangan para ahli tentang kebudayaan
1. MELVILLE J. HERKOVITS
Kebudayaan sebagai suatu superorganic karena kebudayaan yang turun temurun tidak
pernah akan ditinggalkan walaupun masyarkata senantiasa silih berganti.
2. KOENTJARANINGRAT
Kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan bermasyarakat.
3. SELO SOEMARDJAN DAN SOELAEMAN SOEMAERDI
Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan yang
dibutuhkan oleh manusia.
Rasa yang meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai
sosial yang perlu untuk mengatur masalah kemasyarakatan.
Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berfikir orang-orang yang hidup
bermasyarakat.

UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Menurut Melville J. Herskovits
1.    Alat-alat teknologi
2.    Sistem ekonomi
3.    Keluarga
4.    Kekuasaan politik
Menurut Bronislaw Malinowski

1.    Sistem norma yang memungkinkan kerjasama antara anggota masyarakat


2.    Organisasi ekonomi
3.    Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan seperti keluarga
4.    Organisasi kekuatan (politik)
Menurut Clyde Kluckhohn
1.    Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
2.    Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
3.    Sistem kemasyarakatan
4.    Bahasa
5.    Kesenian
6.    Sistem pengetahuan
7.    Sistem kepercayaan (religi)

1.            Peralatan dan Perlengkapan Hidup


Peralatan dan perlengkapatan hidup berkaitan dengan benda-benda yang dipakai manusia
untuk memenuhi segala kebutuhan.
Antara lain:
·         Alat produksi
·         Senjata
·         Wadah/ alat/ piranti
·         Makanan dan minuman
·         Pakaian dan perhiasan
·         Tempat berlindung dan perumahan
·         Alat transportasi
2.    Sistem Mata Pencaharian Hidup
·         Berburu dan meramu
·         Beternak
·         Bertani
·         Menangkap ikan
·         Berdagang
·         Dll.
3.    Sistem Kemasyarakatan
a. Sistem kekerabatan

§  Keluarga ambilineal kecil (±25-30 orang)


§  Keluarga ambilineal besar (beberapa generasi yang turun temurun dengan jumlah warganya
mencapai ratusan orang)
§  Klen (clan) kecil (suatu bentuk kelompok kekerabatan di mana satu dengan lainnya terikat
melalui garis-garis keturunan laki-laki/ perempuan saja)
§  Klen (clan) besar (semua keturunan seorang nenek moyang baik laki-laki/ perempuan)
§  Fratri (kelompok-kelompok kekerabatan yang patrilineal/ matrilineal, sifatnya lokal dan
merupakan gabungan dari kelompok klen setempat baik besar/ kecil)
§  Paroh masyarakat (moeity) (kelompok kekerabatan gabungan klen seperti fratri tetapi selalu
merupakan separoh dari suatu masyarakat.
b. Organisasi sosial, bidang-bidangnya a.l:

§  Pendidikan
§  Kesejahteraan sosial
§  Kesehatan
§  Keadilan
4.    Bahasa
Fungsi bahasa secara umum:
§  Alat berekspresi
§  Alat komunikasi
§  Alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial
Fungsi bahasa secara khusus:
§  Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari (fungsi praktis)
§  Mewujudkan seni (fungsi artistik)
§  Mempelajari naskah-naskah kuno (fungsi filosofis)
§  Usaha mengekploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi
5.    Kesenian (nilai keindahan/ estetika)
Ada 2 (dua) lapangan besar kesenian dilihat dari sudut cara kesenian sebagai ekspresi hasrat
manusia menikmati keindahan:
§  Seni rupa (kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan mata (visual)
§  Seni suara (kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan telinga/ di dengar)
6.    Sistem ilmu dan pengetahuan
Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan
melalui pengalaman, intuisi, wahyu, logika atau percobaan-percobaan (trial and error)
Sistem pengetahuan masyarakat secara umum dikelompokkan atas:
§  Pengetahuan tentang alam
§  Pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan
§  Pengetahuan tentang tubuh manusia
§  Pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia
§  Pengetahuan tentang ruang dan waktu
7.    Sistem kepercayaan (religi)
Sistem kepercayaan berkaitan dengan keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem
jagad raya ini yang mengatur segala sesuatunya. Keyakinan ini kemudian diformulasikan
dalam serangkaian tata nilai atau norma, perilaku dan tata cara berhubungan dengan penguasa
tertinggi.

Macam-macam budaya lokal di Indonesia


Budaya lokal adalah budaya yang dimiliki oleh masyarakat yang berdiam di dalam
suatu kesatuan wilayah. Menurut Koentjoroningrat budaya lokal Indonesia banyak
dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu, Buddha, Islam dan Eropa.
1.   Kebudayaan masyarakat batak
Yang termasuk ke dalam kebudayaan masyarakat Batak adalah mereka yang yang
berdiam di sekitar wilayah pegunungan Sumatra Utara, mulai dari perbatasan Aceh di utara
sampai perbatasan dengan Riau dan Sumatra Barat di sebelaha selatan. Orang Batak
mendiami Dataran Tinggi Karo, Langkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, Simalungun, Dairi,
Toba, Humbang, Silindung, Angkola, Mandailing dan Tapanuli Tengah.
Kelompok kekerabatan yang besar disebut Merga (Karo) atau Marga (Toba). Orang
Batak hidup dalam satu kesatuan yang disebut Huta (Toba) atau Kesain (Karo) yang
dikelilingi oleh parit. Orang Batak hidup dalam rumah disebut Ruma (Toba), Jabu (Karo)
yang dihuni oleh beberapa keluarga yang satu sama lain terikat oleh hubungan kekerabatan
secara patrilineal. Orang Batak mayoritas bermata pencaharian bercocok tanam padi di sawah
dan ladang.
Dalam kunjungannya pada tahun 1292, Marco Polo melaporkan bahwa masyarakat
Batak sebagai orang-orang "liar yang musyrik" dan tidak pernah terpengaruh oleh agama-
agama dari luar. Meskipun Ibn Bttuta, mengunjungi Sumatera Utara pada tahun 1345 dan
mengislamkan Sultan Al-Malik Al-Dhahir, masyarakat Batak tidak pernah mengenal Islam
sebelum disebarkan oleh pedagang Minangkabau. Bersamaan dengan usaha dagangnya,
banyak pedagang Minangkabau yang melakukan kawin-mawin dengan perempuan Batak.
Hal ini secara perlahan telah meningkatakan pemeluk Islam di tengah-tengah masyarakat
Batak. Pada masa Perang Paderi di awal abad ke-19, pasukan Minangkabau menyerang tanah
Batak dan melakukan pengislaman besar-besaran atas masyarakat Mandailing dan Angkola.
Namun penyerangan Paderi atas wilayah Toba, tidak dapat mengislamkan masyarakat
tersebut, yang pada akhirnya mereka menganut agama Protestan. Kerajaan Aceh di utara,
juga banyak berperan dalam mengislamkan masyarakat Karo, Pakpak, dan Dairi.
Pada tahun 1824, dua misionaris Baptist asal Inggris, Richard Burton dan Nathaniel
Ward berjalan kaki dari Sibolga menuju pedalaman Batak. Setelah tiga hari berjalan, mereka
sampai di dataran tinggi Silindung dan menetap selama dua minggu di pedalaman. Dari
penjelajahan ini, mereka melakukan observasi dan pengamatan langsung atas kehidupan
masyarakat Batak. Pada tahun 1834, kegiatan ini diikuti oleh Henry Lyman dan Samuel
Munson dari Dewan Komisaris Amerika untuk Misi Luar Negeri.
Pada tahun 1850, Dewan Injil Belanda menugaskan Herman Neubronner van der
Tuuk untuk menerbitkan buku tata bahasa dan kamus bahasa Batak - Belanda. Hal ini
bertujuan untuk memudahkan misi-misi kelompok Kristen Belanda dan Jerman berbicara
dengan masyarakat Toba dan Simalungun yang menjadi sasaran pengkristenan mereka.
Misionaris pertama asal Jerman tiba di lembah sekitar Danau Toba pada tahun 1861,
dan sebuah misi pengkristenan dijalankan pada tahun 1881 oleh Dr. Ludwig Ingwer
Nommensen. Kitab Perjanjian Baru untuk pertama kalinya diterjemahkan ke bahasa Batak
Toba oleh Nommensen pada tahun 1869 dan penerjemahan Kitab Perjanjian Lama
diselesaikan oleh P. H. Johannsen pada tahun 1891. Teks terjemahan tersebut dicetak dalam
huruf latin di Medan pada tahun 1893. Menurut H. O. Voorma, terjemahan ini tidak mudah
dibaca, agak kaku, dan terdengar aneh dalam bahasa Batak.
Masyarakat Toba dan Karo menyerap agama Nasrani dengan cepat, dan pada awal
abad ke-20 telah menjadikan Kristen sebagai identitas budaya. Pada masa ini merupakan
periode kebangkitan kolonialisme Hindia-Belanda, dimana banyak orang Batak sudah tidak
melakukan perlawanan lagi dengan pemerintahan kolonial. Perlawanan secara gerilya yang
dilakukan oleh orang-orang Batak Toba berakhir pada tahun 1907, setelah pemimpin
kharismatik mereka,Sisingamangaraja XII wafat.

2.   Kebudayaan masyarakat Minangkabau


Daerah asal kebudayaan Minangkabau seluas provinsi Sumatra Barat, tersebar juga di
beberapa tempat di Sumatra dan juga Malaya.
Adat dan budaya Minangkabau bercorakkan keibuan (matrilineal), dimana pihak
perempuan bertindak sebagai pewaris harta pusaka dan kekerabatan. Menuruttambo sistem
adat Minangkabau pertama kali dicetuskan oleh dua orang bersaudara, Datuk Perpatih Nan
Sebatang dan Datuk Ketumanggungan. Datuk Perpatih mewariskan sistem adat Bodi Caniago
yang demokratis, sedangkan Datuk Ketumanggungan mewariskan sistem adat Koto Piliang
yang aristokratis. Dalam perjalanannya, dua sistem adat yang dikenal dengan kelarasan ini
saling isi mengisi dan membentuk sistem masyarakat Minangkabau.
Secara sederhana masyarakat Minangkabau terbagi ke dalam tiga lapisan besar, yaitu:
§  Bangsawan, keluarga yang mula-mula datang
§  Orang biasa, keluarga yang datang kemudian
§  Orang yang paling rendah, keluarga yang menumpang pada yang lebih dulu datang
Dalam masyarakat Minangkabau, ada tiga pilar yang membangun dan menjaga
keutuhan budaya serta adat istiadat. Mereka adalah alim ulama, cerdik pandai, dan ninik
mamak, yang dikenal dengan istilah Tali nan Tigo Sapilin. Ketiganya saling melengkapi dan
bahu membahu dalam posisi yang sama tingginya. Dalam masyarakat Minangkabau yang
demokratis dan egaliter, semua urusan masyarakat dimusyawarahkan oleh ketiga unsur itu
secara mufakat.
Daerah Minangkabau terdiri atas banyak nagari. Nagari ini merupakan daerah otonom
dengan kekuasaan tertinggi di Minangkabau. Tidak ada kekuasaan sosial dan politik lainnya
yang dapat mencampuri adat di sebuah nagari. Nagari yang berbeda akan mungkin sekali
mempunyai tipikal adat yang berbeda. Tiap nagari dipimpin oleh sebuah dewan yang terdiri
dari pemimpin suku dari semua suku yang ada di nagari tersebut. Dewan ini disebut dengan
Kerapatan Adat Nagari (KAN). Dari hasil musyawarah dan mufakat dalam dewan inilah
sebuah keputusan dan peraturan yang mengikat untuk nagari itu dihasilkan.
Sejarah merantau pada etnis Minang telah berlangsung cukup lama. Sejarah
mencatat migrasi pertama terjadi pada abad ke-7, dimana banyak pedagang-pedagang emas
yang berasal dari pedalaman Minangkabau melakukan perdagangan di muara Jambi, dan
terlibat dalam pembentukan Kerajaan Malayu. Migrasi besar-besaran terjadi pada abad ke-14,
dimana banyak keluarga Minang yang berpindah ke pesisir timur Sumatera. Mereka
mendirikan koloni-koloni dagang di Batubara, Pelalawan, hingga melintasi selat
ke Penang dan Negeri Sembilan, Malaysia. Bersamaan dengan gelombang migrasi ke arah
timur, juga terjadi perpindahan masyarakat Minang ke pesisir barat Sumatera. Di sepanjang
pesisir ini perantau Minang banyak bermukim di Meulaboh, Aceh tempat keturunan Minang
dikenal dengan sebutan Aneuk Jamee, Barus, hinggaBengkulu. Setelah Kesultanan
Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511, banyak keluarga Minangkabau yang
berpindah ke Sulawesi Selatan. Mereka menjadi pendukung kerajaan Gowa, sebagai
pedagang dan administratur kerajaan. Datuk Makotta bersama istrinya Tuan Sitti, sebagai
cikal bakal keluarga Minangkabau di Sulawesi. Gelombang migrasi berikutnya terjadi pada
abad ke-18, yaitu ketika Minangkabau mendapatkan hak istimewa untuk mendiami
kawasan Kerajaan Siak.
Orang Minangkabau boleh dikatakan tidak mengenal unsur-unsur kepercayaan lain
kecuali apa yang diajarkan dalam Islam. Walaupun demikian, muncul juga kepercayaan yang
tidak diajarkan dalam Islam. Misal, mereka percaya pada hantu yang mendatangkan bencana
dan penyakit pada manusia, untuk menolaknya mereka akan datang pada seorang dukun
untuk meminta pertolongan.

3.   Kebudayaan masyarakat Bali


Ada dua bentuk masyarakat di Bali, yaitu masyarakat Bali Aga yang kurang mendapat
pengaruh dari kebudayaan Jawa-Hindu dari Majapahit (Sembiran, Cempaga Sidatapa,
Pedawa, Tigauasa di Buleleng dan Desa Tenganan Pegrigsingan di Karangasem) dan Bali
Majapahit yang merupakan mayoritas di Bali.
Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di banyak daerah
lainnya di Indonesia, misalnya dalam penggunaan gamelan dan berbagai alat musik
tabuh lainnya. Meskipun demikian, terdapat kekhasan dalam tehnik memainkan dan
gubahannya, misalnya dalam bentuk kecak, yaitu sebentuk nyanyian yang konon menirukan
suara kera.
Seni tari Bali pada umumnya dapat dikatagorikan menjadi tiga kelompok;
yaitu wali atau seni tari pertunjukan sakral, bebali atau seni tari pertunjukan untuk upacara
dan juga untuk pengunjung, dan balih-balihan atau seni tari untuk hiburan pengunjung.
Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian Weda yang mengatur tata
letak ruangan dan bangunan, layaknya Feng Shui dalam Budaya China).
Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila
terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan, dan parahyangan.
Untuk itu, pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa
disebut ‘’Tri Hita Karana’’. Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti
harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya.
Mata pencaharian pokok orang Bali adalah bercocok tanam, hanya 30% yang hidup dari
beternak, dagang, buruh, pegawai dan lainnya. Di Bali berkembang suatu sistem untuk
mengatur pengairan dan penanaman sawah yang dinamakan subak.
Sistem kekerabatan yang mengikat masyarakat Bali adalah patrilineal.

4.   Kebudayaan Masyarakat Aceh


Aceh merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki aneka ragam budaya
yang menarik khususnya dalam bentuk tarian, kerajinan dan perayaan. Di Provinsi Aceh
terdapat empat suku utama yaitu:
a. Suku Aceh merupakan kelompok mayoritas yang mendiami kawasan pesisir Aceh.
Orang Aceh yang mendiami kawasan Aceh Barat dan Aceh Selatan terdapat sedikit
perbedaan kultural yang nampak nya banyak dipengaruhi oleh gaya kebudayaan
Minangkabau. Hal ini mungkin karena nenek moyang mereka yang pernah bertugas
diwilayah itu ketika berada di bawah protektorat kerajaan Aceh tempo dulu dan
mereka berasimilasi dengan penduduk disana.
b. Suku Gayo dan Alas merupakan suku minoritas yang mendiami dataran tinggi di
kawasan Aceh Tengah dan Aceh Tenggara. Kedua suku ini juga bersifat patriakhat
dan pemeluk agama Islam yang kuat.
Setiap suku tersebut memiliki kekhasan tersendiri seperti bahasa, sastra, nyanyian, arian,
musik dan adat istiadat.
Kebudayaan Aceh sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Tarian, kerajinan, ragam hias,
adat istiadat, dan lain-lain semuanya berakar pada nilai-nilai keislaman. Contoh ragam hias
Aceh misalnya, banyak mengambil bentuk tumbuhan seperti batang, daun, dan bunga atau
bentuk obyek alam seperti awan, bulan, bintang, ombak, dan lain sebagainya. Hal ini karena
menurut ajaran Islam tidak dibenarkan menampilkan bentuk manusia atau binatang sebagai
ragam hias.
Aceh sangat lama terlibat perang dan memberikan dampak amat buruk bagi keberadaan
kebudayaannya. Banyak bagian kebudayaan yang telah dilupakan dan benda-benda kerajinan
yang bermutu tinggi jadi berkurang atau hilang.

Dampak Masuknya Budaya Asing dan Hubungan Antarbudaya


Dampak positif
§  Adanya alih teknologi
§  Kemudahan untuk mendapatkan informasi
§  Kebiasaan berkompetisi

Dampak negatif
§  Sikap individualistis
§  Mengabaikan nilai-nilai kekeluargaan
§  Konsumerisme terhadap produk-produk luar negeri

Hubungan antarbudaya
§  Akulturasi
Akulturasi dapat terjadi apabila dua kebudayaan yang bertemu kemudian berpadu dan
menghasilkan suatu kebudayaan baru, namun tidak menghilangkan unsur-unsur kebudayaan
asli.
Contohnya, bangunan masjid Demak yang merupakan hasil akulturasi budaya Jawa dengan
budaya Islam.

§  Asimilasi
Serupa dengan akulturasi, asimilasi merupakan perpaduan dua budaya yang menghasilkan
kebudayaan baru. Yang membedakan adalah pada asimilasi, budaya setempat/ asli biasanya
perlahan-lahan hilang dan digantikan dengan budaya baru yang timbul.
Contohnya, gaya berpakaian wanita Indonesia yang tadinya berbusana tradisional tergantikan
dengan pakaian modern pengaruh dari Barat.
§  Sintesis
Sintesis bisa terjadi apabila hasil perpaduan dua kebudayaan malah menghasilkan satu
kebudayaan baru yang berbeda dengan dua budaya sebelumnya.
Contohnya, musik rock n roll yang dihasilkan dari perpaduan musik blues dengan musik
country.
§  Penetrasi
Penetrasi adalah masuknya suatu kebudayaan dengan cara paksa atau kekerasan. Biasanya ini
berkaitan erat dengan kolonialisme. Negara penjajah memasukkan budaya mereka pada
negara jajahan dengan cara paksa.
Contohnya, pada zaman tanam paksa, masyarakat Indonesia dipaksa menanam komoditas
yang laku di pasarana Eropa walau mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup akan hal
itu.

MODUL PELAJARAN pkn


TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KELAS : XI PM / XI TSM

Di susun Oleh :

DINA NURMINASARI, S.Pd.I

Jalan Sunan Gunung Jati No 55 Desa Jadimulya Kec. Gunung Jati


Cirebon – 45151 Telp. (0231) 20188

HUBUNGAN INTERNASIONAL
1. Pengertian Hubungan Internasional

Hubungan internasional adalah hubungan yang diadakan oleh suatu bangsa atau negara yang
satu dengan yang lainnya. Sedangkan menurut buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar
Negeri RI ( Renstra ), hubungan internasional adalah hubungan antarbangsa dalam segala aspeknya
yang dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional negara tersebut.

Hubungan ini di dalam Encyclopedia Americana dilihat sebagai hubungan antarnegara atau
antarindividu dari negara yang berbeda-beda, baik berupa hubungan politis, budaya, ekonomi
ataupun hankam. Konsep ini berhubungan erat dengan subjek-subjek, seperti organisasi
internasional, diplomasi, hukum internasional dan politik internasional.

Hubungan Internasional dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 disebut dengan


hubungan luar negeri. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa hubungan luar negeri
adalah setiap kegiatan yang menyangkut aspek regional dan internasional yang dilakukan oleh
pemerintah di tingkat pusat dan daerah atau lembaga-lembaganya, lembaga negara, badan usaha,
organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, atau warga negara
Indonesia.

Pengertian hubungan internasional juga dikemukakan oleh para ahli, antara lain:

a. Charles A. MC. Clelland

Hubungan internasional adalah studi tentang keadaan-keadaan relevan yang mengelilingi interaksi.

b. Warsito Sunaryo

Hubungan internasional merupakan studi tentang interaksi antara jenis kesatuan – kesatuan social
tertentu, termasuk studi tentang keadaan relevan yang mengelilingi interaksi. Adapun yang
dimaksud dengan kesatuan-kesatuan social tertentu, bisa diartikan sebagai negara, bangsa maupun
organisasi negara sepanjang hubungan bersifat internasional.

c. Tygve Nathiessen

Hubungan internasional merupakan bagian dari ilmu politik dan karena itu komponen-komponen
hubungan internasional meliputi politik internasional, organisasi dan administrasi internasional dan
hukum internasional.

Konsep hubungan internasional berhubungan erat dengan subjek-subjek internasional, seperti


organisasi internasional, hukum internasional, politik internasional termasuk diplomasi.

Jika dilihat dari subyeknya, hubungan internasional dapat berupa:

a. hubungan individual, yaitu hubungan antarpribadi atau perorangan (interpersonal) antara warga
negara suatu negara dengan warga negara dari negara lain. Individu-individu tersebut saling
mengadakan kontak-kontak pribadi sehingga timbul kepentingan timbal balik diantara keduanya.

Misalnya: turis, pelajar, mahasiswa.


b. hubungan antar kelompok, yaitu hubungan antara kelompok-kelompok tertentu dari suatu negara
dengan kelompok – kelompok tertentu dari negara lain. Kelompok-kelompok tersebut dapat
mengadakan hubungan secara periodik, insidental maupun permanen.

Misalnya hubungan antarlembaga sosial, antarlembaga agama, antarorganisasi sosial politik.

c. hubungan antarnegara, yaitu hubungan antarbadan publik/pemerintah/lembaga negara yang dengan


negara lainnya dalam pergaulan internasional. Dalam hubungan ini negara bertindak sebagai
institusi.

Jika dilihat dari sifatnya, hubungan internasional dapat berupa;

a. hubungan bilateral, yaitu hubungan yang melibatkan dua negara.

b. Hubungan multilateral, yaitu hubungan yang melibatkan banyak negara

c. Hubungan regional, yaitu hubungan yang dilakukan oleh beberapa negara dalam satu kawasan
(region)

d. Hubungan internasional, yaitu hubungan yang melibatkan lebih dari dua negara dan tidak terikat pada
suatu kawasan.

2. Asas-asas hubungan internasional

Dalam hubungan internasional, dikenal beberapa asas yang didasarkan pada daerah dan ruang
lingkup berlakunya ketentuan hukum bagi daerah dan warga negara masing-masing.

Ada tiga asas dalam hubungan internasional yang saling mempengaruhi, yaitu:

a. Asas Teritorial

Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Menurut asas ini, negara melaksanakan
hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayahnya. Jadi terhadap semua barang
atau orang yang berada di luar wilayah tersebut berlaku hukum asing ( internasional sepenuhnya)

b. Asas Kebangsaan

Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara terhadap warga negaranya. Menurut asas ini, setiap
warga negara dimanapun ia berada tetap mendapatkan perlakuan hukum dari negaranya.Asas ini
mempunyai kekuatan extraterritorial, artinya hukum dari negara tersebut tetap berlaku juga bagi
warga negaranya, walaupun di negara asing.

c. Asas Kepentingan Umum

Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam
kehidupan masyarakat. Dalam hal ini negara dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan
peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan umum. Jadi hukum tidak tidak terikat pada
batas-batas wilayah suatu negara.

3. Pentingnya hubungan internasional bagi Suatu Negara


Hubungan Internasioal menjadi penting bagi suatu negara, karena di masa sekarang diyakini
bahwa tidak ada negara yang dapat berdiri sendiri. Dengan adanya hubungan internasional,
pencapaian tujuan negara akan lebih mudah dilakukan dan perdamaian dunia lebih mudah
diciptakan.

Dengan demikian tak satu bangsa pun di dunia ini dapat membebaskan diri dari keterlibatan
dengan bangsa dan negara lain. Bagi suatu negara hubungan dan kerjasama internasional sangat
penting. Menurut Mochtar Kusumaatmadja (1982), hubungan dan kerja sama tersebut timbul
karena adanya kebutuhan yang disebabkan antara lain oleh pembagian kekayaan alam dan
perkembangan industri yang tidak merata di dunia.

Jadi, ada saling ketergantungan dan membutuhkan antarbangsa. Ketergantungan terjadi


dipelbagai bidang kehidupan baik perdagangan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, keagamaan, sosial
maupun olah raga. Disamping itu, hubungan dan kerja sama internasional juga penting untuk :

a. memelihara dan menciptakan hidup berdampingan secara damai dan adil dengan bangsa lain;

b. mencegah dan menyelesaikan konflik, perselisihan, permusuhan atau persengketaan yang


mengancam perdamaian dunia sebagai akibat adanya kepentingan nasional yang berbeda di antara
bangsa dan negara di dunia;

c. mengembangkan cara penyelesaian masalah secara damai melalui perundingan dan diplomasi yang
lazim ditempuh negara-negara beradab, cinta damai dan berpegang kepada nilai-nilai etik dalam
pergaulan antarbangsa;

d. membangun solidaritas dan sikap saling menghormati antarbangsa;

e. membantu bangsa lain yang terancam keberadaannya sebagai akibat pelanggaran atas hak-hak
kemerdekaan yang dimiliki;

f. berpartisipasi dalam rangka ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,


perdamaian abadi, dan keadilan social;

g. menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, kelangsungan keberadaan dan kehadirannya
ditengah bangsa-bangsa lain.

Beberapa faktor yang ikut menentukan dalam proses hubungan internasioanal, baik secara
bilateral maupun multilateral antara lain adalah kekuatan nasional, jumlah penduduk, sumber daya
dan letak geografis.

Suatu negara dapat mengadakan hubungan internasional manakala kemerdekaan nya telah
diakui oleh negara lain, baik secara de facto, maupun de jure. Perlunya kerjasama dalam bentuk
hubungan internasional antara lain karena faktor-faktor berikut:

a. Faktor internal, yaitu adanya kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya baik melaui kudeta
maupun intervensi dari negara lain.

b. Faktor eksternal, yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa suatu negara tidak
dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerjasama dengan negara lain. Ketergantungan tersebut
terutama dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi, politik, hukum sosial budaya dan
pertahanan keamanan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor pendorong hubungan


internasional adalah sebagai berikut.

a. Faktor kodrat manusia sebagai makhluk social yang harus mengadakan kerjasama dengan sesama.

b. Faktor wilayah yang saling berjauhan akan mengakibatkan timbulnya kerja sama regional dan
internasional

c. Faktor pertumbuhan bangsa dan negara itu sendiri.

d. Faktor kepentingan nasional yang tidak selamanya dapat dipenuhi di dalam negeri sendiri.

e. Faktor tanggung jawab sebagai warga dunia untuk mewujudkan kehidupan yang aman, tertib serta
damai.

Disamping itu hubungan kerjasama antar negara di dunia diperlukan guna memenuhi kebutuhan
hidup dan eksistensi keberadaan suatu negara dalam tata pergaulan internasional, disamping demi
terciptanya perdamaian dan kesejahteraan hidup yang merupakan dambaan setiap manusia dan
negara di dunia.

Kerjasama antarbangsa di dunia didasari atas sikap saling menghormati dan saling menguntungkan.
Kerja sama internasional antara lain bertujuan untuk :

A. Memacu pertumbuhan ekonomi seiap negara.

b. Menciptakan saling pengertian antarbangsa dalam membina dan menegakkan perdamaian dunia.

C. Menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya.

TUGAS INDIVIDU

Sebutkan bentuk-bentuk hubungan kerjasama antara Indonesia dengan negara lain, dengan mengisi
tabel di bawah ini !
No Bentuk kerjasama Perwujudannya Manfaat bagi Indonesia

1 Kerjasama bilateral a. ……………… a. ………………..

2. Kerjasama multilateral b. ……………… b. ………………..

c. ……………… c. ………………..

d. .....…………… d. ………………..

a. ………………. ………………..

b. ……………….. ………………..

c. ………………. ……………….

d. ………………. ……………….

4. Sarana-sarana Hubungan Internasional Bagi Suatu Negara

a. Politik Luar Negeri

Pengertian Politik Luar Negeri

. Miriam Budiarjo dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Politik mengatakan bahwa politik adalah
bermacam-macam kegiatan dalam sutu sistem politik (negara) yang menyangkut proses
menentukan tujuan-tujuan dari sistem dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Luar Negeri adalah
daerah, tempat atau wilayah yang bukan merupakan bagian dari daerah, tempat, atau wilayah
sendiri. Dalam pengertian kita sehari-hari, luar negeri diartikan negara-negara lain di luar negara
Indonesia.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat diartikan bahwa politik luar negeri adalah bermacam-
macam kegiatan dalam suatu sistem politik (negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-
tujuan dari sistem dan melaksanakan tujuan-tujuan itu dalam mengadakan hubungan dengan
negara-negara lain atau dalam pergaulan internasional. Atau dengan kata lain politik luar negeri
adalah kebijakan yang di tetapkan suatu negara untuk mengatur mekanisme hubungan dengan
negara lain.

Dalam Undang-Undang No. 37 tahun 1999 dijelaskan tentang pengertian politik luar negeri,
yaitu kebijakan, sikap, dan langkah pemerintah Republik Indonesia yang diambil dalam melakukan
dengan negara lain, organisasi internasional, subyek hukum internasional lainnya dalam rangka
menghadapi masalah internasional guna mencapai tujuan nasional.

e Sejarah Politik Luar Negeri Indonesia

Politik luar negeri Indonesia merupakan hasil perkembangan sejarah ketatanegaraan selama
kurun waktu yang panjang. Pada tahun-tahun pertama berdirinya, negara Indonesia menghadapi
persoalan yang penting, antara lain usaha konsolidasi bagi kelangsungan hidup negara. Ancaman
terhadap kemerdekaan Indonesia datang dari pihak Belanda yang ingin kembali menjajah negara
Indonesia. Ancaman ini, menyebabkan pemerintah Indonesia merumuskan politik luar negerinya.

Pada tanggal 2 September 1948, pemerintah Indonesia mengumumkan pendirian politik luar
negerinya dihadapan badan pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat yang antara lain berbunyi : “…..
tetapi mestikah kita, bangsa Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan negara kita
hanya harus memilih antara pro – Rusia atau pro – Amerika ? Apakah tak ada pendirian lain yang
harus kita ambil dalam mengejar cita-cita kita”.

Pemerintah berpendapat bahwa pendirian yang harus kita ambil adalah pendirian untuk
menjadi objek dalam pertarungan politik internasional, tetapi harus tetap menjadi subjek yang
berhak menentukan sikap sendiri dan memperjuangkan tujuan sendiri, yaitu Indonesia merdeka
seluruhnya. Keterangan inilah yang kemudian menjadi dasar pertimbangan politik luar negeri
Indonesia yang bebas dan aktif.

a Landasan Politik Luar Negeri Indonesia

Landasan pelaksanaan politik luar negeri Republik Indonesia tertuang dalam Undang-Undang
Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri. Dalam pasal 2 UU No. 37 Tahun 1999
dinyatakan bahwa hubungan luar negeri dan politik luar negeri didasarkan pada Pancasila, UUD
1945, dan Garis-Garis Besar haluan Negara.

Dengan demikian Landasan bagi pelaksanaan politik luar negeri Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Landasan idiil : Pancasila

b. Landasan Konstitusional : UUD 1945

c. Landasan operasional :

- Ketetapan-Ketetapan MPR

- Kebijakan Presiden berupa Keppres

- Kebijakan Menlu antara lain peraturan Menlu

Tujuan Politik Luar Negeri Indonesia

Politik luar negeri Indonesia antara lain bertujuan sebagai berikut :

a. Pembentukan satu negara Indonesia yang berbentuk negara kesatuan dan negara kebangsaan yang
demokrasi dengan wilayah kekuasaan dari sabang sampai merauke.
b. Pembentukan satu masyarakat yang adil dan makmur materialo dan spiritual dalam wadah negara
kesatuan RI.

c. Pembentukan satu persahabatan yang baik antara RI dan semua negara di dunia.

Mengenai tujuan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, Drs. Moh. Hatta dalam
bukunya Dasar Politik Luar negeri Republik Indonesia, merumuskan sebagai berikut :

a. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.

b. Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar untuk memperbesar kemakmuran rakyat
apabila barang-barang itu tidak atau belum dapat dihasilkan sendiri.

c. Meningkatkan perdamaian internasional karena hanya dalam keadaan damai, Indonesia dapat
membangun dan memperoleh syarat-syarat yang diperlukan untuk memperbesar kemakmuran
rakyat.

d. Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksana cita-cita yang tersimpul di dalam
Pancasila, dasar, dan filsafat negara kita.

5) Pedoman Perjuangan Politik Luar Negeri Indonesia

Pedoman perjuangan politik luar negeri yang bebas aktif berdasarkan pada faktor-faktor sebagai
berikut :

a. Dasa Sila Bandung yang mencerminkan solidaritas negara-negara Asia dan Afrika, dan perjuangan
melawan imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manivestasinya serta mengandung
sifat non intervensi (tidak turut campur urusan negara lain).

b. Prinsip bahwa masalah Asia hendaknya dipecahkan oleh bangsa Asia sendiri dengan kerja sama
regional.

c. Pemulihan kembali kepercayaan negara-negara/bangsa-bangsa lain terhadap maksud dan tujuan


revolusi Indonesia dengan cara memperbanyak kawan daripada lawan, menjauhkan kontradiksi
dengan mencari keserasian yang sesuai dengan falsafah Pancasila.

d. Pelaksanaan dilakukan dengan keluwesan dalam pendekatan dan penanggapan sehingga


pengarahannya harus dilakukan untuk kepentingan nasional terutama kepentingan ekonomi rakyat.

6) Prinsip-prinsip Pokok Politik Luar Negeri Indonesia

Berdasarkan Pengumuman pemerintah tanggal 2 September 1948 di hadapan Badan Pekerja Komite
Nasional Pusat, yang menjadi prinsip-prinsip pokok politik luar negeri RI sebagai berikut :

a. Negara kita menjalankan politik damai.


b. Negara kita bersahabat dengan segala bangsa atas dasar saling menghargai dengan tidak mencampuri
soal susunan dan corak pemerintahan negeri masing-masing.

c. Negara kita memperkuat sendi-sendi hokum internasional dan organisasi internasional untuk
menjamin perdamaian yang kekal.

d. Negara kita berusaha mempermudah jalannya pertukaran pembayaran internasional.

e. Negara kita membantu pelaksanaan keadilan social internasional dengan berpedoman pada Piagam
PBB.

f. Negara kita dalam lingkungan PBB berusaha menokong perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa yang
masih dijajah sebab tanpa kemerdekaan, persaudaraan, dan perdamaian internasional itu tidak akan
tercapai.

7) Pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia

Dalam rangka menciptakan perdamaian dunia yang abadi, adil, dan sejahtera, negara kita harus
tetap melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif.

a. Bebas, artinya kita bebas menentukan sikap dan pandangan kita terhadap masalah-masalah
internasional dan terlepas dari ikatan kekuatan-kekuatan raksasa dunia yang secara ideologis
bertentangan.

b. Aktif,artinya kita dalam politik luar negeri senantiasa aktif memperjuangkan terbinanya perdamaian
dunia.

Perwujudan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, dapat dilihat dari contoh sebagai
berikiut :

a. Penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955 yang melahirkan semangat dan solidaritas
negara-negara Asia afrika yang kemudian melahirkan Deklarasi Bandung.

b. Keaktifan Indonesia sebagai salah satu negara pendiri Gerakan Non Blok tahun 1961 yang berusaha
membantu dunia Internasional untuk meredakan ketegangan perang dingin antara Blok barat dan
Blok Timur.

c. Indonesia juga aktif di dalam merintis dan mengembangkan organisasi di kawasan Asia Tenggara
(ASEAN).

d. Ikut aktif membantu penyelesaian konflik di Kamboja, perang saudara di Bosnia, pertikaian dan konflik
antara pemerintahan Filipina dan bangsa Moro, dan lain-lain.

Dalam pasal 4 UU No 37 Tahun 1999 dinyatakan bahwa politik luar negeri dilaksanakan melalui
diplomasi yang kreatif, aktif, antisipatif, tidak sekedar rutin, dan reaktif, teguh dalam prinsip dan
pendirian, serta rasional dan luwes dalam pendekatan

1) Pengertian Diplomasi
Kata diplomasi berasal dari bahasa yunani dan Latin, yaitu diploma, yang artinya piagam atau
surat perjanjian. Dalam perkembangannya, diplomasi diartikan kegiatan yang menyangkut hubungan
antarnegara atau hubungan resmi suatu negara dengan negara lain. Segala hal ihwal yang berkenaan
dengan diplomasi disebut dengan diplomatic, sedangkan petugas-petugas yang melaksanakantugas
diplomatic atau kegiatan disebut diplomat.

Seorang diplomat mempunyai tiga fungsi dalam mewakilim negaranya, yaitu:

a) Sebagai lambang; maksudnya diplomat merupakan lambang prestisen nasional di luar


negeri,sedangkan di lain pihak proses penerimaan diplomat di negara penerima merupakan ujian
penghargaan negara penerima terhadap negara pengirim, misalnya dalam upacara resmi dan
upacara kebesaran lainnya.

b) Sebagai wakil yuridis yang sah menurut hukum dalam hubungan internasional; maksudnya diplomat
mebuat dan menandatangani perjanjian yang mengikat menurut hukum, mengumumkan
pernyataan, dan mempunyai wewenang untuk meratifikasi dokumen yang telah disahkan oleh
negara pengirim

c) Sebagai perwakilan politik; maksudnya seorang diplomat meneruskan semua keinginan negara
pengirim sesuai dengan garis yang telah digariskan.

Seorang diplomat mengemban tugas penting dan sangat menentukan bagai Negara yang
diwakilinya. Menurut Sir H. Nicolson dalam bukunya Diplomacy, seorang diplomat harus memenuhi
persyaratan tertentu, yaitu:

a) Kejujuran ( aruthulness)

b) Ketelitian (precision)

c) Ketenangan (calm)

d) Temperamen yang baik(good temperate)

e) Kesabaran dan kesederhanaan (patience and medesty)

f) Kesetiaan (loyalty)

2) Kegiatan dan Tujuan Diplomasi

Kegiatan diplomasi dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk yaitu diplomasi politik,
ekonomi, social dan penerangan serta pertahanan dan keamanan. Kegiatan diplomasi meliputi:

a) menentukan tujuan dengan mempergunakan semua daya dan tenaga untuk mencapai tujuan tersebut;

b) menyesuaikan dari kepentingan bangsa lain dengan kepentingan nasional sesuai dengan daya dan
tenaga yang ada;

c) menentukan sesuai dan tidaknya tujuan nasioanal dengan kepentingan bangsa atau negara lain;

d) mempergunakan sarana dan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya;


Kegiatan diplomasi merupakan hal yang sangat penting dalam hubungan antarnegara.
Kegagalan dalam melaksanakan kegiatan diplomasi dapat membahayakan perdamaian dan
ketertiban dunia. Tujuan diplomasi adalah mengusahakan agar pihak-pihak yang mengadakan
mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat masing-masing.

3) Alat Perlengkapan atau Instrumen Diplomasi

Alat perlengkapan atau instrument dalam melaksanakan diplomasi ada dua, yaitu.

a) Perwakilan diplomatik

Perwakilan diplomatik ditugaskan atau ditempatkan di negara lain. Perwakilan diplomatik


merupakan penyambung lidah di negara yang di wakilinya

b) Departemen luar negeri

Departemen luar negeri merupakan unsur pelaksana dari seluruh kegiatan politik luar negeri suatu
negara.

b. Peranan Departemen Luar negeri

Departemen luar negeri biasanya bertempat di ibukota negara. Departemen luar negeri
merupakan pusat dari seluruh kegiatan politik luar negeri suatu negara. Di departemen luar negeri
bahan-bahan dari berbagai sumber diolah dan dirumuskan, kemudian dinilai. Hasil penilaian ini akan
dijadikan pedoman dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

1) Kedudukan dan Tugas Pokok Departemen Luar Negeri

Departemen luar negeri Republik Indonesia dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No 44


Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok Organisasi departemen. Departemen luar negeri adalah bagian
dari pemerintah negara yang dipimpin oleh seorang menteri dan bertanggungjawab langsung
kepada presiden.Tugas pokok departemen luar negeri adalah menyelenggarakan sebagian tugas
umum pemerintahan dan pembangunan di bidang politik dan hubungan luar negeri.

2) Tugas Umum dan Peranan Departemen Luar Negeri

Tugas umum departemen luar negeri antara lain sebagai berikut.

a) Menjaga agar pelaksanaan politik luar negeri Indonesia tidak menyimpang dari peraturan pemerintah
dan tetap berpedoman kepada kepentingan nasional;

b) Menjaga nama baik, kedaulatan dan martabat Republik Indonesia di mata internasional

Departemen luar negeri Republik Indonesia juga mempunyai tugas-tugas khusus yang biasanya
dijalankan oleh lembaga-lembaga di bawah departemen luar negeri, antara lain, yaitu:

a) Merumuskan kebijakan teknis, memberikan bimbingan dan pembinaan serta perijinan di bidang politik
dan hubungan luar negeri sesuai dengan kebijakan menteri luar negeri. Tugas ini dibebankan kepada
Dirjen Politik Departemen Luar Negeri;
b) Mengadakan pengamanan, penerangan dan pembinaan masyarakat Indonesia di luar negeri. Tugas ini
dilaksanakan oleh Dirjen Hubungan Sosial Budaya dan Penerangan Luar Negeri;

c) Merumuskan kebijakan teknis, memberikan bimbingan, pembinaan dan perijinan di bidang protocol,
konsuler dan fasilitas diplomatic. Tugas ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Protokoler dan
konsuler.

Banyaknya tugas yang harus dilaksanakan oleh departemen luar negeri menyebabkan
departemen ini memiliki peranan penting. Fungsi dan peranan departemen luar negeri Indonesia
dalam mengadakan hubungan dengan negara-negara lain, antara lain, yaitu:

a) Membawakan aspirasi nasional ke tengah-tengah pergaulan antarnegara serta melaksanakan tugas


pemerintahan dan pembangunanyang meliputi bidang politik dan hubungan luar negeri;

b) Membantu presiden dan melaksanakan politik luar negeri Republik Indonesia yang bebas dan aktif
dengan berorientasi pada kepentingan nasional;

c) Melaksanakan dan membina hubungan dengan negara-negara lain, baik hubungan yang bersifat politis
maupun non politis;

d) Mengolah, merumuskan, menilai data-data dan bahan-bahan dari berbagai sumber, kemudian
menentukan langkah-langkah yang diperlukan;serta

e) Bertanggungjawab atas tugas pengawasan terhadap perwakilan diplomatic dan konsuler.

Dalam melaksanakan tugas diplomatiknya, departemen luar negeri harus diberitahu tentang:

a) Pengangkatan anggota-anggota misi, kedatangan, pemberangkatan dan berakhirnya tugas misi


tersebut;

b) Kedatangan dan pemberangkatan orang-orang yang termasuk anggota misi atau anggota keluarga
serta berakhirnya tugas atau keberadaan mereka;

c) Kedatangan dan pemberangkatan para pembantu yang diperbantukan kepada pejabat diplomatic;

d) Penempatan warga negara penerima sebagai anggota misi atau sebagai pembantu pribadi yang
mempunyai hak istimewa atau hak kekebalan.

DISKUSI KELOMPOK
Buatlah Kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri atas 4 orang !

Carilah melalui media massa contoh-contoh hubungan internasional yang dilakukan oleh bangsa
Indonesia !

Gunakan matrik berikut ini sebagai panduan. Setelah selesai laporkan hasilnya kepada Guru.
Deskripsi singkat
Hubungan dengan Negara
No. mengenai hubungan Sarana yang digunakan
……
tersebut

1.

2.

3.

4.

4.1 Menjelaskan Tahap - Tahap Perjanjian Internasional

1. Pengertian Perjanjian Internasional

Secara umum perjanjian internasional dapat diartikan sebagai suatu persetujuan yang
dinyatakan secara formal antara dua atau lebih negara mengenai penetapan, penentuan, atau syarat
timbal balik tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Dalam perjanjian internasional, pihak-pihak dinyatakan secara sukarela dan didasarkan pada
persamaan kedudukan, serta kepentingan bersama, baik di masa damai maupun perang. Pada
umumnya perjanjian ditaati oleh pihak-pihak yang mengadakan perjanjian karena adanya adagium
“Pacta Sunt Servanda” (persetujuan antarnegara harus ditaati.

Pengertian perjanjian internasional juga dikemukakan oleh beberapa tokoh atau ahli, antara lain:

a. Oppenheimer - Lauterpacht

Perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antarnegara yang menimbulkan hak dan
kewajiban di antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian.

b. G. Schwarzenberger

Perjanian internasional sebagai suatu persetujuan antara obyek-obyek hukum internasional yang
menimbulkan kewajiban-kewajiban yang mengikat dalam hukum internasional, dapat berbentuk
bilateral maupun multilateral. Subyek-subyek hukum dalam hal ini selain lembaga-lembaga
internasional juga negara-negara.

a. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH. LL.M.

Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa
dan bertujuan untuk mengakibatkan akibat-akibat hukum tertentu.

Menurut Mochtar Kusumaatmadja, yang termasuk perjanjian internasional antara lain:

1) Perjanjian anta Negara-negara;


2) Perjanjian antara Negara dengan organisasi internasional, misalnya antara Negara Amerika dengan PBB
mengenai status hukum tempat kedudukan tetap PBB di New York;

3) Perjanjian aantara organisasi internasional dengan organisasi internasional lainnya;

b. Konferensi Wina 1969

Perjanjian internasional adalah perjanjian yang dilakukan oleh dua negara atau lebih, yang bertujuan
untuk mengadakan akibat-akibat hukum tertentu. Tegasnya perjanjian internasional mengatur
perjanjian antar negara saja selaku subyek hukum internasional

c. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000

Perjanjian internasional yaitu perjanjian dalam bentuk dan nama tertentu yang diatur dalam hukum
internasional yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban di bidang hukum
publik.

Anda mungkin juga menyukai