• Karo
• Pakpak
• Simalungun
• Mandailing
• Angkola
Ada bermacam-macam marga di dalam sebuah lingkup
suku Batak yang pastinya antar mereka terdapat perbedaan
karena pengaruh geografis maupun orang yang berkuasa saat itu.
Namun perbedaan tersebut malah menjadikan sebuah
keanekaragaman yang menarik dalam kehidupan suku tersebut.
Nama Marga yang melekat di belakang nama orang Batak
menunjukkan garis keturunan. Pengertian Marga hampir sama
dengan trah dalam budaya Jawa. Sehingga orang Batak yang
semarga secara emosional hubungannya akan lebih erat. Bahkan
bisa lebih akrab dari saudara kandung sendiri. kedekatan
hubungan teritorial mengalahkan kedekatan hubungan biologis.
Identitas Batak
Ada tiga pendapat yang mengungkapkan mengenai identitas suku batak yaitu;
1. R.W Liddle mengatakan, bahwa sebelum abad ke-20 di Sumatra bagian utara
tidak terdapat kelompok etnis sebagai satuan sosial yang koheren. Menurutnya
sampai abad ke-19, interaksi sosial di daerah itu hanya terbatas pada hubungan antar
individu, antar kelompok kekerabatan, atau antar kampung. Dan hampir tidak ada
kesadaran untuk menjadi bagian dari satuan-satuan sosial dan politik yang lebih
besar.
2. Munculnya kesadaran mengenai sebuah keluarga besar Batak baru terjadi pada
zaman kolonial. Dalam disertasinya J. Pardede mengemukakan bahwa istilah "Tanah
Batak" dan "rakyat Batak" diciptakan oleh pihak asing.
3. Siti Omas Manurung, istri dari putra pendeta Batak Toba menyatakan,
bahwa sebelum kedatangan Belanda, semua orang baik Karo maupun
Simalungun mengakui dirinya sebagai Batak, dan Belandalah yang telah
membuat terpisahnya kelompok-kelompok tersebut.
Sebuah mitos yang memiliki berbagai macam versi tentang asal usul
suku batak menyatakan, bahwa Pusuk Buhit, salah satu puncak di barat
Danau Toba, adalah tempat "kelahiran" bangsa Batak. Selain itu mitos-
mitos tersebut juga menyatakan bahwa nenek moyang orang Batak
berasal dari Samosir. Terbentuknya masyarakat Batak yang tersusun dari
berbagai macam marga, sebagian disebabkan karena adanya migrasi
keluarga-keluarga dari wilayah lain di Sumatra.
Salam Khas Batak :
1. Pakpak “Njuah-juah Mo Banta Karina!”
2. Karo “Mejuah-juah Kita Krina!”
3. Toba “Horas Jala Gabe Ma Di Hita Saluhutna!”
4. Simalungun “Horas banta Haganupan, Salam
Habonaran Do Bona!”
5. Mandailing dan Angkola “Horas Tondi Madingin Pir
Ma Tondi Matogu, Sayur Matua Bulung!”
Falsafah Dan Sistem Kemasyarakatan
Masyarakat Batak memiliki falsafah, azas sekaligus sebagai struktur dan sistem dalam
kemasyarakatannya yakni yang dalam Bahasa Batak Toba disebut Dalihan na Tolu. Berikut
penyebutan Dalihan Natolu menurut kelima puak Batak
4. Rakut Sitelu (Karo) • Nembah Man Kalimbubu • Mehamat Man Sembuyak • Nami-
nami Man Anak Beru