Suku Batak merupakan salah satu etnis terbesar yang ada di Indonesia. Suku
ini tersebar keseluruh penjuru Indonesia, dan bahkan hampir mancakup seluruh
dunia, itu sebabnya kata “Batak” tidak asing lagi bagi kebanyakan masyarakat
Indonesia.
Suku Batak sendiri terdiri dari enam sub-suku, antara lain : Toba,
Simaunggun, Karo, Pak-pak, Angkola Sipirok dan Mandailing. Suku batak ini pun
Utara, dan sebahagian besar dari kenam sub-suku ini berdiam di sekeliling Danau
Toba, kecuali Angkola dan Mandailing yang hidup di perbatasan Sumatera Barat.
Dari keenam sub-suku ini, Batak Toba merupakan suku yang paling banyak
jumlahnya.
Dari berbagai studi kita dapat menemukan bahwa Suku Batak terdiri dari
enam sub-etnis bahkan ada beberapa penulis yang menambahkan bahwa orang Alas,
Gayo, orang Pardembang yang ada dipesisir Sungai Asahan, sebagian orang pesisir
yang tinggal di pantai barat Pulau Sumatera juga merupakan keturunan orang Batak
(lihat Pederson, Niessen, Tobing, Pasaribu dalam Mauly P.2004: 60) tetapi dalam
kehidupan keseharian kata “batak” itu sendiri lebih diartikan kepada suku Batak
Toba.
Batak. Parlidunga menggatakan bahwa orang Batak tergolong Proto Melayu. Hal
tersebut dikatakan demikian disebabkan oleh karena karateristik yang dimilki oleh
orang-orang Proto Melayu yang gemar untuk tinggal dan menetap di daerah-daerah
pedalaman dan pegunungan serta menghindari daerah tepi pantai, sehingga saat
mereka tiba di kepulaunan nusantara, nenek moyang bangsa Batak ini langsung
masuk jauh ke pedalaaman hutan dan menjauhi pesisir pantai yang diperkirakan
Daratan yang berimigrasi dalam beberapa tahap beberapa ribu tahun yang lalu ( lihat
Ryan 1966 dan Parkin 1978). Sedangkan Dyan, seorang linguist mengatakan bahwa
orang batak adalah keturunan Melanesia, suatu daerah yang dekat dengan Papua
Nugini (Dyen 1975 : 92, 101). Bellword yang juga ahli linguist juga menggatakan
bahwa orang Batak berasal dari Taiwan yang berimigrasi kira-kira tiga ribu tahun
yang lalu dari Philipina melewati Kepulauan Talaud kemudian ke Ulu Leangdi
Berdasarkan sejarah bahwa migrasi yang keluar dari Afrika menuju Eropa
kemudian ke Asia tengak yang secara bertahap melintasi benuaAsia bagian tengah
Tharanker dan kamarier dari kawasan Laut Hitam di Eropa dan Mongolia .
perjalanan gelombang migrasi lagi dari wilayah Tonkim – Annam di bagian Selatan
R.von Heine- Gelden, dari Yunani melintasi jalur yang sekarang dinamai
Filipina. Kemudian migrasi menempuh jalur dari Pulau Sumatera bagian Utara dan
Tengah, sebahagian tinggal dan yang lain melintasi daraan yang sekarang Pulau Jawa
komunitas, pribadi dan sebagainya terjalin dalam satu pandangan. Konsep totalitas
ini juga tercermin dalam pembagian alam menjadi tiga bahagian dan Mulajadi Na
Bolon sebagai penguasa (Tobing 1956 : 58). Konsep Tuhan Yang Maha Tinggi
disebut dengan Partaganing. “Tuhan” itu secara fungsional terbagi atas tiga unsur
dalam prinsip yang tri tunggal yaitu : tuan bubi na bolon, ompu silaon na bolon dan
tuan pane na bolon yang secara berturut-turut menguasai banua gijang (benua
atas:langit), banua tonga (benua tengah : bumi), banua toru (benua bawah : laut dan
adalah akibat dari pengaruh hinddu yang menyusup ke dalam kepercayaan asli orang
Sejak masa sebelum ada hindu, orang Batak yakin akan adanya roh nenek
moyang, penguasa tanah dan roh lain-lain yang bermukim di tempat suci (Parkin
1978 :13), tetapi kemudian dalam abad ke –IX terjadi perang padre di wiayah Batak
dalam dua gelombang, yakni dari tahun 1825-1829 dan dari tahun 1830-1833.
Sebagai akibat dari perang tersebut pengaruh agama Islam masuk ke dalam batak
1961 : 15 -19).
Masyarakat Batak juga percaya bahwa Roh dan jiwa juga mempunyai
kekuata. Roh dan jiwa dalam masyarakat Batak Toba dibagi menjadi tiga, yaitu :
tondi, sahala,dan begu. Sesuatu yang sentral dalam hasipelebeguan 4adalah yang
dikenal dengan tondi (roh atau jiwa) yang dimilki manusia hidup, manusia yang
sudah meninggal, tumbuhan dan hewan (vergouven 1986 : 82). Tondi merupakan
kan ekuatan dari penggerak tubuh. Tondi ini diperoleh dari Mulajadi na bolon baik
yang hidup maupun yang sudah meninggal (tobing 1956 : 97- 98). Sahala adalah
pengetahuan dan talenta (Lumbantobing 1992 : 21). Dan dipercaya juga bahwa
sahala dari satu orang dapat berpindah ketubuh orang lain (Pederson 1970 : 29 :30).
4
Kepercayaankepada dewa-dewa yang ada dalam mitologi Batak Toba, seperti : batara guru, Ompu
Tuan Soripada, Ompu Tuan Mangalabulan, roh nenek moyang dan kekuatan supranatural yang
mendiami tempat-tempat sacral (Vergouven 1986 : 79).
dibagi menjadi dua, yaitu begu yang jahat dan begu yang baik. Sistem kepercayaan
masyarakat Batak Toba(dalam hal ini hasipelebeguan) inipun erat kaitannya dengan
bentuk kesenian yang ada. Hal ini dapat kita temukan saat adanya upacara-upacara
bukan hanya sebagai pengiring dari tor-tor saja, melainkan sebagai suatu bentuk
nabolon. Bahkan dalam teknik penyajiannya tahap pertama yang dilakukan adalah
kepada Mulajadi Nabolon dan dewa-dewa yang tanpa tor-tor. Gondang Begitu juga
dengan judul komposisi gondang seperti gondang mulajadi, Gondang Batara Guru,
Gondang Habonaran.
5
Tor-tor adalah tarian seremonial yang disajikan dengan musik gondang. Walaupun secara fisik
tortro merupakan tarian, namun makna yang lebih dari gerakan-gerakannya menunjukkan tor-tor
adalah sebuah media komunikasi, dimana melalui gerakan yang disajikan terjadi interaksi antara
partisipan upacara. Tor-tor dan musik gondang ibarat koin yang tidak bisa dipisahkan. ( Purba 2004 :
64)
6
Manjujur Gondang adalah memohon kepada mulajo Nabolon dan dewa-dewa supaya melindungi
acara dan menjauhka dar maksud jahat.
7
Aliran yang meyakini leluhur nenek moyang orang batak bertempat di daerah samosir.
yang baru pada saat itu, yaitu Kristen. Disamping itu aliran kepercayaan ini terbentuk
sistem sosial kemasyarakatan yang sering disebut sebagai dalihan na tolu. Secara
harafiah, dalihan na tolu mengandung arti “ tungku yang tiga”. Dalihan na tolu
merupakan sebuah sistem social yang berlandaskan pada tiga pilar dasar, yaitu hula-
hula (pihak keluarga pemberi istri), anak boru (pihak keluarga penerima istri) dan
masyarakat Batak Toba. hal ini dapat dilihat dari kehidupan keseharian dan
penghomatan yang diberikan dongan tubu dan anak boru. Dalam pepatah Batak
sayang kepada anak boru”. Selain itu dalam kehidupan masyarakat Batak Toba hula-
hula juga dikenal dengan sebutan debata na tarida yang artinya “ Tuhan yang
tampak”
Hubungan hula-ula, dongan tubu dan anak boru sebagai cermin dari dalihan
Terjemahan
obak na jambulan Rambut jadi Gombak
na didandanbaen samara Dijalin jadi cemara
pasa-pasli na hula-hula Restu dari hula-hula
pitu sundut soada mara Tujuh keturunan tanpa bahaya
2.3.1 Vokal
Musik pada masyarakat Batak Toba tercakup dalam dua bahagian besar, yaitu
musk vocal dan musik instrumental. Musik vocal pada masyarakat Batak Toba
oleh kegunaan dan tujuan lagu tersebut yang dapat dillihat dari liriknya. Pasaribu
anak (lullaby).
2. Ende sipaingot, adalah musik vocal yamg berisi pesan kepada putrinya
7. Ende hata, adalah musik vokal yang diimbuhi ritem yang disajikan
8. Ende andung, adalah musik vokal yang bercerita tentang riwayat hidup
seseorang yang telah meninggal, yang disajikan setelah atau pada saat
2. Ende siriakon, adalah musik vokal yang diyanyikan oleh msyarakat Batak
Tetapi apabila dikaji lebih rinci dari banyaknya jenis musik vokal pada
masyarakat Batak Toba, maka dapat dikatakan pembagiande yang lebih mendetail
Berikut ini adalah pembagian musik vokal oelh Jan Harold Brunvand dalam Ritaony
irama gembira serta kata-kata yang lucu dan selalu dikaitkan dengan
hon.
5. Nyanyian nasehat, yaitu musik vokal yang liriknya berisi nasehat tentang
gambiri.
bentuk esambel dan adat yang disajikan dalam permainan tunggal, baik dala
Pada masyarakat Batak Toba terdapat dua ensambel musik tradisional, yaitu :
ensambel gondang hasapi dan ensambel gondang sabagunan. Selain itu ada juga
adalah instrument pembawa melodi dan merupakan instrument yang dianggap paling
utama dalam ensambel gondang hasapi. Klasifikasi instrument ini termasuk kedalam
kelompok chordophone. Tune atau stem dari kedua senarnya adalah dengan interval
1. Hasapi doal (pluked flude dua senar), insrumen ini sama dengan hasapi
ritem konstan. Ukuran instrument hasapi doal lebih besar sedikit dari
hasapi ende.
aerophone yang memiliki lima lobang nada (empat dibagian atas, satu di
10
Menghembus dengan terus menerus. Instilah musinnya disebut dengan circula breathing.
konstan yang memiliki tiga senar. Senarnya terbuat dari kulit bamboo
idiochordophone.
dari pecahan logam atau besi dan kadang kala dipukul dengan botol
tersebut sesuai dengan irama dari suatu lagu. Klasifikasi ini termasuk
bentuk penyajian gondang hasapi belum dapat dijelaskan secra pasti. Hal ini sejalan
dengan yang dikemukakan Purba (1991) dalam tulisnnya pad harian SIB yang
mengatakan ;
11
Mamalu dapat diartikan dengan memukul atau membunyikan. Contoh : mamalu hasapi
(membunyikan hasapi), mamalu gaantung (membunyikan garantung), dll. Alat yang digunakan untuk
memukul disebut sebagai palu-palu atau stik.
serta instrument yang tersedia “(Purba 1991 :VII) dalam harian Sinar Indonesia Baru.
Dari uraina diatas dapat diketahui bahwa untuk melihat dan mengetahui
secara umum suatu bentuk penyajian dan komposisi insrumen yang dipergunakan
pada Gondang Hasapi, dapat ditinjau berdasarkan tiga konteks penyajian, yaitu religi,
Dalam konteks religi, menurut Osner Gultom (salah seorang musisi tradisi
dari penganut Parmalim), gondang Hasapi yang digunakan pada upacara UGAMO
salah satu yang sangat diperhatikan, baik yang berhubungan dengan penambahan dan
pengurangan dari jumlah instrument yang digunakan, serta hal lain yang sangat
(Gondang) yang akan disajikan (dimainkan). Kedua hal tersebut adalah kondisi yang
Dalam konteks adat, menurut beberapa musisi Batak Toba hal seperti diatas
tidak terlalu dipermasahkan, aka nada beberapa hal yangmendapat perhatian seperti
hal-hal yang berhubungan dengan konsep Sipitu Gondang, yaitu urutan suatu
komposisi musik yang terdiri dari tujuh buah Gondang yang dimainkan secra
(tergantung dari seseoarang yang meminta Gondang dari Pargonsi) yang disebut
upacara adat, jeni Gondang yang akan pad upacara adat, jenis dan sifatnya sudah
dnegan kompossi instrumentasi dan jenis lagu yang dimainkan, dapat dikataan tidak
memiliki atran yang khusus. Juga hal-hal yang berkaitan dengan penambahan jenis
Dari ketiga penyajian bentuk Gondg Hasapi, terdapat suatu hal yang spesifik
sifatnya, hal ini akan terlihat pada saat penyajian Gondang Tersebut, dimana
Hasapi yaitu : dimana unsure-unsur yang bersifat spontanits dari para pemusik, yaitu
pada saat pertunjukkan Gondang, dimana salah satu pemusik (tanpa terkecuali)
memberikan suatu teriakan, yag bertujuan agat pemain dan orang-orang yang sedang
Namun gondang hasapi yang disajikan dalam konteks hiburan seperti tradisi
opera batak, unsure-unsur vocal sering dipakai, sehingga bisa dikatakan Gondang
Hasapi dalam konteks “opera batak” sebagai pengiring vocal ataupun penggiring
Hasapi adalah salah satu insturmen pokok didalam Gondang Hasapi, oleh
karena disamping sebagai pembawa melodi, juga nama dri instrument hasapi dapat
dipaka untuk mewakili instrument lain yang ada dalam Gondang Hasapi. Disampin
dipakai untuk memulai dan mengakhiri gondang, hal ini dilakukan oleh pemain
hasapi.
gondang hasapi.
digunakan oleh masyarakat Batak Toba, yakni ogung sabagunan dan gondang
melodi dan juga sebagai ritem variable dalam beberapa lagu. Klasifikasi
2. Gordang (single headed drum), yaitu satu buah gendang yang lebih besar
gordang sabagunan.
4. Ogung (gong), yaitu emapt buah gong yang diberi naam oloan, ihutan,
doal dan panggora. Setiap ogung mempunyai ritem yang sudah konstan.
kelompok idiochorphone.
5. Odap (double headed drum), yaitu gendang dua sisi yang berperan
membranophone.
dari pecahan logam atau besi dan kadang kala dipukul dengan botol
tersebut sesuai dengan irama dari suatu lagu. Klasifikasi ini termasuk
taganing yang mempunyai suara yang sama. Tangga nada yang ada dalam
instrument pembawa melodi yakni taganing dan sarune bolon mempunyai tangga
nada yang pentatonis. Namun dalam hal ini istilah pentatonic yang terdapat dalam
gondang sabagunan bukan seperti konsep pentatonic yang ada dalam musik barat
melainkan hanya suatu sebutan terhadap tangga nada yang mempunyai lima nada
melodi yang sma dalam beberapa repertoar, namun tangga nada ataupun tonalitasnya
berbeda. Oleh karena itu istilah heteroponis untuk sarune heteroponis untuk sarune
Instrument tunggal adalah alat musik yang dimainkan secara tunggal yang
terlepas dari ensambel gondang hasapi maupun gondang sabagunan. Instrument ini
biasanya digunakan untuk mengisi waktu luang, menghibur diri. Instrument ini juga
tidak pernah dimainkan dalam upacara yang bersifat ritual. Instrument yang termasuk
memiliki enam lobang nada dan satu lubang tiupan. Dimainkan dengan
cara meniup dari samping (slide blow flute) yang dilakukan dengan
aerophone.
2. Saga-saga (jew’s harp) yang terbuat dari bamboo yang dimainkan dengan
cara menggetarkn lidah dari instrument tersebut dan rongga mulut yang
kelompok idiophone.
4. Talatoit (transverse flute), yaitu alat musik yang terbuat dari bamboo,
sering disebut juga dengan salohat atau tulila, dimainkan dengan cara
meniup dari sampng. Mempunyai lubang penjarian yakni dua disisi kiri
dan dua disisi kanan, sedangkan lubang tiup berada ditengah. Instrument
ini biasanya memainkan lagu-lagu yang bersifat melodis dan juga bersifat
5. Sordam (long flute), yakni alat musik yang terbuat dari bamboo.
Dimainkan dengan cara meniup dari ujungnya (up blown flute) dengan
6. Tanggetang, yakni alat musik yang senarnya terbuat dari rotan dan peti
Dari keseluruhan instrument tunggal yang ada pada masyarakat Batak Toba,
instrument sulim merupakan instrument yang paling sering digunakan dan dimainkan
dalam kehidupan sehari-hari, karena mempunyai frekuensi nada yang lebih kuat dan
lebih lembut, mudah dibawa kemana saja serta sangat mendukung dimainkan untuk
dan gondang sabaguan selalu disertakan dalam setiap upacara, bak upacara adat
misalnya magondang adat, margondang saur matua dan sebagainya. Hal tersebut
diatas merupakan suatu persepsi yang utuh tentang peranaa gondang yang sangat
Yang dimaksud dengan masa purba adalah masa dimana sebelum masuknya
pegaruh agama Kristen ke tnah batak, dimana pada saat itu masih menganut aliran
upacara adat maupun upacara religi yang bersifat sacral. Oleh karena itu upacara
margondang pada masa purba dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu :
saur matua (upacara kematian orang yang sudah beranak cucu) dan
sebagainya.
1212
Selain menyembah Mulajadi Na Bolon sabagai pencipta, masyarakat batak juga menyembah
berhala dan juga roh nenek moyang yang sudahmeninggal yang dianggap masih berkuasa atas
kehidupan manusia.
akualisasi dari suatu kepercayaan tau keyakinan yang dianut dalam hubungan
namun hubungan dengan adat dam religi dalam suatu upacara selalu kelihatan
dengan jelas. Hal tersebut dapat dilihat dari tata cara yang dilakukan pada setiap
upacara adat yang selalu menyertakan unsure religi dan juga sebaiknya pada setiap
Unsur religi yang terdapat dalam upacara adat dpat dilihat dari beberapa
dalam setiap pelaksanaan gondang selalu diawali dengan membuat tua ni gondang (
memainkan inti dari gondang), yaitu semacam uapcara semacam meminta ijin
kepada mulajadi nabolon dan juga kepada dewa-dewa yang dianggap sebagai
pemilik gondang tersebut. Sedangkan unsur adat yang terdapat dalam upacara religi
dapat dilihat dari unsure dalihan na tolu yang selalu disertakan dalam pada setiap
upacara.
Menurut Manik, bahwa pada mulanya agama dan adat etnik Batak Toba
mempunyai hubungan yang erat, sehingga tiap upacara adat sedikit banyaknya
bersifat keagamaan dan tiap upacara agama sedikit banyaknya diatur oleh adat (1977:
69).
pelaksanaan suat upacara, perbedaan dari kedua upacara tersebut dapat dilihat dari
tujuan utama suatu upacara dilaksanakan. Apabila suatu upacara dilakukan untuk
berpikir masyarakat setelah pengaruh gereja sudah sanggat kuat pasa masyarakat
Batak Toba. dalam ajaran Kristiani, gereja hanya mengakui satu Tuhan yang harus
disembah yaituTuhan Yesus Kristus, apabila ada anggota gereja masih melakukan
penyembahan terhadap roh-roh nenek moyang dan kepercayaan mereka yang lama,
maka orang tersebut akan dikeluarkan dari anggota gereja tersebut. Oleh Karen itu,
batak dala kegiatan adat maupn keagamaan. Di satu pihak orang Batak ingin
mempraktikkan dan menghayati gondang itu menurut visi dan tradisi yang sudah
sangat mendarah daging, dilain sisi ada kelompok yang yang menolak gondang
untuk dipergunakan dalam upacara adat maupun keagamaan, karena mereka melihat
Pada bagian yang lain ada juga kelompok agama tradisional pada masyarakat
Batak Toba yang menentang ajaraj Kristen. Kelompok ini masih mempertahankan
tradisional dengan agama Kristen yang datang dari pihak gereja seperti tertulis oleh
yang ada.
4. Sikap dualistic (sikap serba dua) atau sikap memisahkan iman dengan
kebudayaan dan
Hingga saat ini keseluruhan sikap diatas masih sering terjadi dalam kegiatan-
berdasarkan konsep pemikiran oelh yangmelakukan kegiatan. Dalam hal ini, konsep
margondang pada masa sekarang dapat dibagi dalam tiga bagian besar, yaitu :
gondang saur matua (kematian), kepada orang diluar suku Batak Toba, dsb.
3. Margondang Religi, upacara ini pada saat sekarang hanya dilakukan oleh
dan religi pada setiap pelaksanaan upacara oleh kelompok ini masih
mempunyai hubungan yang sangat erat karna titik tolak kepercayaan mereka
adalah mulajadi na bolon dan segala kegiatan yang berhubungan dengan adat
yang dititahkan oleh Raja Sisingamangaraja XII yang dinaggap sebagai wakil
mulajadi na bolon.
Untuk jenis seni rupa tradisional, kerajian patung merupakan hal yang umum
dan dapat ditemukan dimasyarakat ini. Bahan dasar patung umumnya terbuat dari
batu dan kayu. Jenis patung batu yang relative besar dan tua dapat ditemukan
didaerah Tomok, Pulau Samosir. Patung- patung batu misalnya altar persembahan,
merupakan situs peniggalan dari raja-raja Batak di Samosir terdahulu. Ha yang sama
umumnya ditempatkan pada sebagian makam dari orang yang telah meninggal
orang tersebut telah mencapai usia tua dan pada masa hidupnya memiliki pengaruh
masyarakat.
Jenis Patung yang terbuat dari kayu contohnya adalah patung manuk-manuk
(ayam jantan). Jenis patung semacam ini dahulunya dianggap sebagai benda magis.
aalah untuk menjaga agar kampong selslu senantiasa dalam keadaan damai dan jauh
dari marabahaya. Jenis patung lain yang sangat popular di masyarakat Batak Toba
adalah sigale-gale. Patung ini ini digunakan sebagai pertunjukkan hiburan. Sigale-
pada bagian-bagian patung tersebut. Patung sigale-gale dapat berupa seorang anak
kecil atau orang tua (suami-istri). Tarian sigale-gale, diiringi dengan musik.
Disamping patung, jenis Seni Rupa yang lainya adalah seni ukir Ornamental
yang disebut Gorga. Jenis Seni ukir ini umumnya dapat ditemukan pada hiasan-
hiasan atap atupun dinding rumah Tradisional Batak Toba. bentuk ukirang Gorga
kadang-kadang dipakai pada alat musik sebagai hiasan. Adapun motif dari ukirang
simbol dari kehidupan metafisik, misalnya lambang dari delapan penjuru angin/
desa na ualu.
Foto No.2
Seni Ukir Kayu Pada losung
(tempat menumbuk padi)
Sumber : dokumentasi penulis
Foto No.4
Gorga di Solu (perahu)
Sumber : dokumentasi penulis
Foto No.6
Seni Rupa/Ukir Gorga di rumah Batak Toba
Sumber : dokumentasi penulis
Foto No.8
Rumah Adat Batak Toba
Sumber : Dokumentasi Penulis
Foto No.10
Ukiran gorga di makam
Sumber : dokumentasi penulis
kegiatan upacara adat yang ada dimasyaraka t Batak Toba. salah satu umpasa batak
Terjemahan
Tonggo- tonggo adalah jenis Sastra yang terkait dengan rangkaian teks-teks
naratif keagamaan. Tonggo- tonggo dapat berupa doa-doa pujian kepada sang
pencipta atau juga bentuk doa-doa lainnya dalam bentuk permohonan atau harapan.
Turi-Turian merupakan salah satu seni bercerita yang umumn ya bersumber dari
mitos dan legenda. Contoh dari cerita turi-turian merupaka suatu bentuk seni
bercerita yang umumnya bersumber dari berbagai mitos dan legenda. Contoh dari
turi-turian yang popular adalah Siboru Deak parujar atau Si Lian Nagarusta
penyajian teka-teki ini terdiri dari dua bagian, yakhi bagian yang bertanya dan
Terjemahan
sungkun-sungkun Pertanyaan :
Seni tekstil yang dikenal pada masyarakat Batak Toba disebut ulos. Ulos
merupakan jenis kain tenunan yang terbuat dari bahan benang yang berwarna-warni.
Kain ulos ini dapat dibedakan dari warna, pola rajutan, bahan, dan ukurannya.
Foto No.14
Ulos Suri-suri
Sumber : -
Pada kegiatan seni tari di Masyarakat Batak Toba ditemukan dua gendre
tarian yang berbeda, yaitu tor-tor dan tumba. Tor-tor merupakan tarian yang
dilakukan dalam konteks kegiatan adat atau ritual keagamaan trdisional. Dalam
berbagai bentuk upacara adat, seperti pada upacara perkawinan atau kematian, tarian
tor-tor selalu diiringgi ensambel musik. Adapun Tumba merupakan bentuk tarian
yang dilakukan dalam konteks kegiatan hiburan. Tarian tumba biasanya ditampilkan
oleh anak-anak dan juga oleh para pemuda-pemudi pada waktu terang bulan dimalam
hari.
Foto No.17
Tor-tor di dalam ruangan
(gereja)
Sumber : http
://simanjuntakn