Anda di halaman 1dari 26

BAB.

3
PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN PADA MASA DINASTI ABBASIYAH

A. ILMU PENGETAHUAN UMUM

1. ILMU FILSAFAT
Filsafat berasal dari bahasa Yunani “Philosophia” yang berarti cinta kepada pengetahuan atau cinta
kepada kebijakan. Filsafat juga bisa diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempersoalkan hakikat
dari segala yang ada.
Filsafat masuk kedunia islam melalui yunani yang dijumpai kaum muslimin pada abad 8 M, di Suriah,
Mezopotamia, Persia dan Mesir.
Pada masa Dinasti Abbasiyah pengaruh budaya Yunani sudah mulai tampak yang bisa dilihat dari
penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan berbahasa Yunani kedalam bahasa Arab terutama karya
Plato dan Aristoteles yang dilakukan oleh halifah Harun ar-Rasyid dan Al-Ma’mun.
Adapun golongan yang banyak tertarik pada filsafat adalah kaum Muktazilah diantaranya :
- Abu Huzail Al-Allaf, An-Nazam, Bisyr Al-Mutamir dan Al-Jubbai
Menurut Filsuf islam bahwa tujuan filsfat mirip dengan tujuan agama yaitu bahwa keduanya bertujuan
mencari kebenaran dan mewujudkan kebahagiaan melalui kepercayaan yang benar dan perbuatan
yang baik.
2. ILMU KEDOKTERAN
Ilmu Kedokteran adalah cabang ilmu yang menangani keadaan kesehatan dan penyakit
pada tubuh manusia, dengan menggunakan cara-cara tertentu yang sesuai dengan cara
penjagaan dan pemulihan kesehatan.
Ilmu kedokteran islam lahir sebagai pembaharuan ilmu kedokteran Yunani yang dirintis oleh
Hopokrates dan tradisi Galen. Penghubung antara tradisi kedokteran islam dan kedokteran
sebelumnya adalah perguruan Jundisabur pada tahun 865 M.
Waktu itu Khalifah Abu Ja’far Al-Mansyur meminta para dokter Jundisabur untuk
mengobatinya dari penyakit dyspepsia atau menahun (peradangan elaput lendir lambung).
Dokter Jirjis Bukhtishuri berhasil menyembuhkanya, sehingga khalifah Abu Ja’far Al-Mansyur
memindahkan pusat kedokteran Jundisapur ke Bagdad.
Pada masa Harun Ar-Rasyid, terdapat 800 orang dokter. Pengajarannya dipusatkan di
rumah sakit sementara aspek teoritisnya dibahas di masjid dan madrasah.
Atas keberhasilan temuan-temuan asli ilmu edokteran oleh umat islam, sehingga padda
abad ke 10 dan ke 11 umat islam menjadi guru bagi orang-orang Kristen dan Yunani.
Pengarang kedokteran pertama islam adalah ALI BIN RABBAN AT-TABARI yang menulis
FIRDAUS AL-HIKMAH pada tahun 850 M yang memuat berbagai bidang patologi,
farmatologi dan diet.
3. ILMU ASTRONOMI

Ilmu astronomi (falak) adalah ilmu yang mempelajari tentang benda-benda langit sepeti
matahari, bulan dan planet-planet.
Ilmu astronomi dikembangkan oleh para ilmuwan muslim karena ilmu tersebut berkaitan erat
dengan pelaksanaan beberapa ketentuan agama islam, diantaranya masalah sholat lima
waktu, penentuan arah kiblat, dan penentuan awal bulan.
Ilmuwan astronomi muslim yang terkenal adalah MUHAMMAD BIN MUSA AL-
KHAWARIZMI. Ia hidup pada tahun 750-850 M
Pada masa pemerintahan khalifah Al-Ma’mun ia mengarang sebuah buku yang berjudul
MUKHTASAR FI HISAB AL-JABR WA AL MUQOBALAH di Bagdad. Buku terebut menjadi
rujukan ROBERT CHESTER dan diterjemahkan kedalam bahasa latin yang berjudul LIBER
ALGEBRAS ET AL MURCABOLA.
Sampai saat ini masalah penyeleaian aljabar (Algorism) masih menggunakan cara Al-
Khawarizmi.
Algoritma yaitu urutan logis pengambilan putusan untuk pemecahan masalah
.

4. TOKOH-TOKOH ILMUWAN MUSLIM

a. AL-KINDI
Al-Kindi adalah filsuf terbesar pertama islam. Beliau lahir di Kufah pada tahun 801 M, dengan nama Abu
Yusuf Ya’qub bin Ishaq bin Sabah bin Imron bin Ismail bin Muhammad bi Al-Asyas bin Qois Al-Kindi.
Beliau adalah orang muslim pertama yang mendalami ilmu filsafat, sekaligus pemikir yang
menyelaraskan antara fisafat dan agama.
Ia melukiskan filsafat sebagai ilmu dari segala ilmu dan kearifan dari segala kearifan. Filsafat bertujuan
memperkuat kedudukan agaa dan merupakan bagian dari kebudayaan islam.
Karya-karya Al-Kindi berjumlah kurang lebih 270 buah karya yang terdiri dari filsafat, logika, ilmu hitung,
musik, astronomi, geometrik, medis, astrologi, psikologi, politik dan metrologi, yang banyak
diterjemahkan kedalam bahasa latin dan Eropa.
Bidang bahasan Al-Kindi dalam filsafat adalah mengenai Roh.
Roh dibagi menjadi tiga daya yaitu :
- Daya bernafsu
- Daya pemarah dan
- Daya berfikir.
Daya berfikir adalah daya terpenting karena daya itu menyangkut kedudukan manusia untuk menuju
derajad yang lebih tinggi.
b. Al-Farabi
Al-Farabi lahir pada tahun 870 M dengan nama Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tarkham bin
Uzlaqoh Farabi. Al- Farabi dikenal rajin serta memiliki otak yang cerdas. Ia banyak belajar bahasa Arab.
Turki dan Persia. Beliau wafat pada tahun 980 M di Aleppo
Beliau tinggal di Bagdad selama 20 tahun serta banyak mempelajari filsafat, logika, matematika, etika,
polotik, musik.
Dua karya termasyur yang ditulis Al-Farabi adalah AL JAMI’ RAYI AL-HAKIMAINI (mempertahankan 2
pendapat Plato dan Aristoteles) dan UYUN AL-MASA’IL (pokok-pokok persoalan)
Pandangan Al-Farabi mengenai Filsafat negara. Beliau membagi negara menjadi lima bentuk yaitu :
1.Negara Utama (Al-Madinah Al-Fadilah) yaitu negara yang penduduknya dalam kebahagiaan. Negara
ini dipimpin oleh para Nabi dan dilanjutkan oleh para filsuf
2. Negara orang-orang bodoh (Al-Madinah Al-Jahiliyah) yaitu negara yang penduduknya tidak mengenal
kebahagiaan
3. Negara orang-orang Fasiq (Al-Madinah Al-Fasiqoh) yaitu negara yang penduduknya mengenal
kebahagiaan, tetapi tingkah laku mereka sama dengan penduduk negara orang-orang bodoh
4. Negara yang berubah-ubah (Al-Madianh Al-Mutabadillah) yaitu negara yang awalnya memiliki fikiran
dengan penduduk negara utama, tetapi mengalami kerusakan
5. Negara Sesat (Al-Madinah Al-Dallah) yaitu negara yang pemimpinya menganggap bahwa dirinya
mendapat wahyu
3. Ar-Razi
Ar-Razi adalah seorang dokter dan filsuf. Beliau lahir pada tahun 865 M di Ray dan
wafat pada tahun 932 M. Setelah mempelajari matematika, logika, astronomi,
sastra dan kimia, beliau memusatkan perhatianya pada kedokteran dan filsafat.
Karya tulisnya yang terkenal adalah :
a. AL-HAWI yang merupakan sebuah ensiklopedi kedokteran yang berjumlah 20
jilid, yang mengandung
ilmu keokteran Yunani, Arab, dan Suriah. Buku tersebut diterjemahkan kedalam
bahasa latin pada
tahun 1279 M serta dipakai rujuakan di universitas Eropa hingga abad17 M.
b. FI AL JUDARI WA AL HASBAT adalah sebuah buku yang berisi mengenai
penyakit campak dan cacar
serta diterjemahkan Kedalam bahasa latin pada tahun 1866 M
4. IBNU SINA
Ibu Sina lahir di Afsyanah, Bukhara pada tahun 980 M dengan nama Abu Al-Husain bin Abdullah, dan
meninggal di Hamdan pada tahun 1039 M.
Dibarat Ibnu Sina dikenal dengan nama Avicenna. Profesi kedokteran, ia mulai saat usia 17 tahun yaitu
ketika Beliau berhasil menyembuhkan penyakit NUH BIN MANSUR yaitu seorang penguasa dari Dinasti
Samaniyah, dan pernah menjabat menteri dua kali pada masa Dinasti Handani.
Kebesaran Ibnu Sina dapat diihat dari gelar yag diperolehnya yaitu
- dibidang filsafat beliau diberi gelar Asy-Syaikh Ar-Rais (guru para raja)
- dibidang kedokteran beliau bergelar pangeran para dokter
Karya-karya peninggalan Ibnu Sina
a. Asy-Syifa (penyembuhan)
b. Al-Qonun fit Tib (peraturan-peraturan dalam kedokteran)
c. Al-Isyarat wa at Tanbihal (isyarat dan penjelasan)
d. Mantiq Al-Masyngiyyin (logika timur)

Pandangan Ibnu Sina mengenai konsep An-Nafs (jiwa). Jiwa terbagi menjadi 3 macam yaitu :
1) Jiwa tumbuhan. Jiwa ini memiliki 3 daya yaitu daya makan, daya tumbuh dan daya berkembang
2) Jiwa binatang. Jiwa ini memilki 2 daya yaitu daya bergerak dan daya menangkap
3) Jiwa manusia. Jiwa ini hanya memilki satu daya yaitu daya berfikir/ akal
Beliau mengatakan bahwa sifat seseorang tergantung pada ketiga jiwa tersebut. Jika jiwa tumbuhan
dan binatang yang berkuasa maka manusia akan menyerupai sfat-sifat tumbuhan dan binatang.
Sebaliknya jika jiwa manusia yang berpengaruh maka akan mempunyai sifat-sifat malaikat dan dekat
dengan kesempurnaan.
5.INBU MASKAWIH

Ibnu Maskawih lahir pada tahun 941 M dan wafat tahun 1030 M. Nama lengkapnya adalah Abu Ali
Ahmad bin Muhammad bin Ya’qub bin Maskawih.
Beliau terkenal sebagai ahli sejarah dan filsafat. Selain itu juga sebagai seorang moralis, penyair dan
ahli ilmu kimia.
Semasa hidup Ibnu Maskawih pernah mengabdi kepada Abu Al-Fth Ali bin Muhammad sebagai
pustakawan pada masa dinasti Bani Buwaih.
Karya-karya peninggalan Ibnu Maskawih diantaranya :
a. Al-Fauz Al-Akbar (kemenangan besar) e. Tartib As-Sa’adah (akhlaq dan politik)
b. Al-Fauz Al-Aqor (kemenangan kecil f. As-Siyas (aturan Hhidup)
c. Tajarib Al-Umam (pengalaman bangsa bangsa) g. Jawidan Khirat (ungkapan bijak)
d. Uns Al-Farid (kesenagan yang tiada tara) h. Tanzib Al-Akhlaq (pembinaan akhlaq)
6. AL-GHAZALI

Al-Ghazali lahir pada tahun 1058 M di kota Gazalah, dekat Tus, Khurasan. Nama lengkapnya Abu
Hamid Muhammad bin Muhammad at Tusi Al-Ghazali. Beliau adalah seorang pemikir teolog, filsuf, dan
sufi termasyhur sepanjang sejarah islam, dan ia wafat pada tahun 1111 M.
Pendidikannya ia peroleh dari ayahnya sendiri. Sepeninggal ayahnya ia dititipkan pada Ahmad bin
Muhammad Ar-Razikan dan dari sinilah beliau belajar ilmu fiqih, riwayat hidup dan kehidupan spiritual
para wali. Kemudian ia belajar pada Imam Abu Nasr Al-Isma’il dan diteruskan di Madrasah Nizamiyah
yaitu Madrasah yang didirikan oleh Nizamul Mulk pada masa Dinasti Seljuk.
Disana beliau belajar pada Imam Haramain Al-Juwaini tentang usul fiqih, ilmu mantiq, dan ilmu kalam.
Di Nizabur beliau menulis buku hampir 100 buah yang berisi tentang teologi, filsafat, tasawuf, akhlaq
dan autobiografi.
Karya-karya peninggalan Al-Gazali diantaranya :
a. Maqosid Al-falasifah (tujuan para filsuf)
b. Tahafut Al-Falasifah (kekacauan para filsuf)
c. Ihya Ulumuddin (menghidupkan ilmu-ilmu agama)
d. Al-Mungizminad (penyelamatan dari kesesatan)
7. JABIR BIN HAYYAN

Jabir Bin Hayyan alhir tahun 721 M dan meninggal tahun 815 M di Kufah. Beliau adalah seorang ahli
kimia yang termasyhur. Dibarat beliau terkenal dengan sebutan Geber.
Selain ilmu kimia Jabir bin Hayyan juga menulis tentang logika, matematika, kedokteran dan fisika.
Karya buku beliau kurag lebih 80 buah diantaranya At-Tajmi dan Az-Za’big-Syargiy
B. ILMU PENGETAHUAN AGAMA

1. ILMU HADIST
Perkembangan ilmu hadist pada masa Bani Abbasiyah terjadi pada periode kelima dan keenam.

a. Periode Kelima
Periode kelima merupakan periode pemurnian, penyehatan dan penyempurnaan yang berlangsung pada
abad ke-3 H. Pada periode ini permasalahan-permasalahan hadist mulai dapat dipecahkan diantaranya
pemisahan hadist Nabi SAW dengan fatwa sahabat serta pemalsuan hadist. Hal ini dilakukan dengan :
1) melawat kedaerah-daerah yang jauh guna menghimpun hadist
2) membuat klasifikasi hadist
a) marfu’ yaitu hadist yang disandarkan pada Nabi Muhammad SAW
b) mauquf yaitu hadist yang disandarkan pada sahabat
c) maqfu yaitu hadist yang disandarkan kepada perawi
Dari usaha-usaha tersebut lahirlah buku-buku hadist dalam corak yang baru yaitu :
1) Kitab Shahih yaitu kitab yang memuat hadist-hadist shahih saja
2) Kitab Sunan yaitu kitab yang memuat seluruh hadist kecuai hadist dhaif dan munkar (sangat lemah)
3) Kitab Musnad yaitu kitab yang memuata seluruh hadist baik shahih, hasan, maupun dhaif.
Usaha pemisahan hadis shahih dari hadist yang tidak shahih dirintis oleh Ishaq bin Rahawaih, dan
dilanjutkan oleh
a. Imam Bukhari : menulis kitab shahin Bukhari
b. Imam Muslim : menulis kitab shahih Muslim
c. Abu Dawud : menulis kitab sunan Abu Dawud KUTUBUS SITTOH
d. At-Tirmizi : menulis kitab sunan At-Tirmizi
e. An-Nasai : menulis kitab sunan An-Nasai
f. Ibnu Majah : menulis kitab sunan Ibnu Majah

Adapaun kitab musnad ditulis oleh


a. Imam Ahmad
b. Imam Hanbal
c. Musa Al-Abbasi sebagai jawaban tentang hadist
d. Musaddad Al-Baru palsu, kalangan madzab, teologi
e. Asad bin Musa dan tasawuf yang fanatik
f. Nusa’im bin Hamad Al-Khazal
b. Periode Keenam
Periode keenam merupakan periode pemeliharaan, penelitian,penambahan dan penghimpunan yang
berlangsung dari abad ke-4 sampai ke-7 H.
Ulama hdist Mutaqodimin adalah ulama hadist yang hidup sebelum periode keenam. Mereka pada umumnya
mengumpulkan hadist dan memeriksanya sendirid dengan cara menemui para penghafal hadist
Ulama Muta’akhirin adalah ulama hadist yang hidup oada oeriode keenam dan seterusnya. Usaha-usaha
yang dilakukan untuk memelihata hadist diantaranya ;
1) menghafal hadist
2) memperbaiki susunan kitan hadist
3) menghimpun hadist secara sistematis
4) membuat kitab syarah atau penjelasan.

Adapu kitab yang dihasiakan pada periode keenam adalah :


1) kitab Mustakhrij yaitu kitab yang dihasilkan dengan metode istikhroj dengan cara mengambil hadist
dari seoarang ulama hadist lalu meriwayatkannya dengan sanad sendiri yang berbeda dari sanad
ulama tersebut
2) kitab Atraf yaitu kitab yang menyebut sebagian matan hadistsaja kemudian menjelaskan seluruh
sanad dari matan tersebut
3) kitab Mustadrok yaitu kitab yang menghimpun hadist yang memiliki syarah Bukhari dan Muslim atau
salah satu diantara mereka
4) Kitab Jami’ yaitu kitab yang menghimpun hadist-hadist yang telah termuat dalam kitab-kitab
sebelumnya
1. ILMU TAFSER
Tafsir adalah ilmu yang menjelaskan makna ayat sesuai dengan petunjuk yang lahir dalam batas
kemampuan manusia.
Tafsir adalah ilmu yang mengkaji bagaimana menjelaskan kehendak Allah SWT yang terkandung
dalam Al-Qur’an melalui lafal dan makna serta menjelaskan hukum-hukum yang terkandung didalamnya
sesuai dengan kemampuan mufassir.
Perkembangan ilmu tafsir pada masa Bani Abbasiyah mencapai puncaknya pada masa tabi’in
diantaranya Imara Sufyan bin Uyainah, Waki’ A-Jarroh, Syubah Al-Hajaj dan Zaid bin Harun. Mereka
adalah perintis bagi Abu Jafar Muhammad At-Tabari yang dianggap sebagai pemuka dari semua ahli
tafsir.
Pada masa ini muncul berbagai aliran tafsir diantaranya :
1) Tafsir Maudu’i = Tafsir yang menitikberatkan pada pembahasan masalah-masalah tertentu
2) Tafsir Al-Ilmi = Tafsir yang dilakukan dengan pendekatan ilmu pengetahuan

Beberapa ahli tafsir pada masa Bani Abbasiyah diantaranya :


a. Abu Ja’far Muhammad bin Jarir At-Tabari
Beliau lahir di Bagdad, Irak. Pertama kali ia pergi ke Ray dan berguru kepada Muhammad bin humad
Ar-Razi. Kemudian pegi ke Bagdaa dan berguru kepada Imam Hambali, tetapi Imam Hambali wafat
sebelum beliau sampai. Lalu ia ke Basrah dan Kufah. Di kufah belaiu menghafal 100.000 hadist dari
Syeh Abu Kuraib.
Karya terbesar At-tabari adalah kitab “ Jami’ Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an’ atau tafsie Tabari. Dalam
kitab ini disebutkan bahwa tafsir yang baik adalah tafsir yang juga menghargai pendapat-pendapat
sahabat dan tabi’in.
Karya yang lain diantaranya :
* Tarikh Ar-Rasul wa Al-Mulk (sejarah para rasul dan raja)
* Tarikh Ar-Rijal (sejarah para tokoh)
* Tahzib Al-Asar (sebuah buku dalam bidang hadist)

b. Fahruddin Ar-Razi
Beliau lahir di Ray, Iran pada tahun 1149 M dengan nama Abu Abdullah Muahmmad bi Umar bin
Usain At-Taini Al-Bakri. Dan lebih dikenal dengan nama Ar-Razi atau Fahruddin. Ia wafat di Heart,
Afganistantahun 1209 M.
Ar-Razi belajar filsafat kepada Muhammad Al-Baqaqi dan Majdin Aljili. Ilmu kalam beliau pelajari dari
Kamaluddin As-Samani
Karya-karya Ar-Razi
1) dalam bidang tafsir
- Mafatik Al-Qoib (karya terbesarnya)
- tarsir surah Al-Fatihan dan Al-Baqoroh
2) bidang ilmu kalam
-Al-Matalib Al-Aliyah min al Ilm Illahi
- Asas Taqdis
- Danal Arba in fi Usuluddin
3) bidang ilmu Tasawuf
- Al-Irsyad - Syarh ‘Uyun Al-Hikmah
- Nazar Ila Lataif Al-Asas
4) bidang filsafat
- Syarh Qism Al-Illaliyyat min Al-Isyaroh li Ibn Sina
- Lubah Al-Isyaroh
5) bidang Sejarah
- Manaqib Al-Iman Asy-Syafi’i
- Syark Saqt Al-Zind li Al-Mu’ni
6) bidang usul fiqih
- Al-Mahsul fi Ilm Usul Al-Fiqh
c. Al-Zamakhsari
Beliau lahir di Khawarizmi tahun 1075 M dengan nama Mahmud bin Umr Az-Zamakhsari, dan wafat di
Jurjaniyah tahu 1144 M.
Sejak remaja ia pergi ke Bagdad dan berguru kepada Abu Kattab bin Bat, Abu Sa’ad Ay-Syaqni, Abu
Mansur Al-Harisi. Di Mekah ia berguru kepada Abu Hasan Ali bi Hamzah bi Wahhab.

Selain seorang mufasir beliau juga dikenal sbagai seorang teolog yang beraliran Muktazilah, serta
pakar dalam bahasa dan kesusateraan arab.

Karya beliau dalam bidang ilmu kalam adalah Al-Kasyat An-Naqoiq wa ‘Uyun Al-Aqawil dan selesai
ditulis tahun 1134 M
3. ILMU FIQIH

Fiqih menurut ulama fiqih adalah sekumpulan hukum amaliah yang disyariatkan dalam islam.
Bidang bahasan ilmu fiqih adalah setiap perbuatan mukallaf yang setiap perbuatanya itu ditentukan
hukum apa yang harus dikenakan
Perkembangan ilmu fiqih pada masa Bani Abbasiyah berlangsung pada periode keempat dan kelima

a. Perkembangan fiqih pada periode keempat


Pada periode ini muncul dua aliran dalam ilmu fiqih yaitu :
1) Ahlul Hadist adalah mereka yang mendasarkan hukum kepada Qur’an dan Hadist
2) Ahlur Ra’yi adalah mereka yang mendasarkan hukum pada Qur’an dan pemikiran

Pada periode ini juga ditandai dengan munculnya 4 Imam Madzab yaitu :
1) Imam Hanafi
Beliau lahir di Kufah pada tahun 699 M dengan nama Abu Hanifah Nu’man bin Sabit, dan wafat di
Bagdad pada tahun 776 M.
Imam Hanafi memiliki banyak guru dari kalangan tabi’in yaitu
* Ata bin Abi Rabah * Imam Hammad bin Abi Sulaiman
* Imam Nafi Maula bin Amr

Dasar-dasar yang digunakan Imam Hanafi dalam menentukan hukum fiqih yaitu
a) Al-Qur’an e) Ihtisan
b) Sunnah Rasulullah SAW f) Ijma’
c) Fatwa Sahabat g) Urf
d) Qiyas

Karya-karya Imam Hanafi


a) Al-Faroid (membahas masalah waris)
b) Asy-Syurut (membahas perjanjian)
c) Al-Fiqh Al-Akbar (membahas ilmu kalam)
2) Imam Malik
Beliau lahir di Madinah tahun 716 M dengan nama Abu Abdullah Malik bin Anas bin Abi Amir bin Amr
bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris Ashabi. Ia wafat di Madinah tahun 795 M.

Beberapa guru Imam Malik yaitu


* Nafi bin Abi Nu’aim
* Ibnu Syihab Az-Zuhri
* Hasim bin Urwa

Dasar-dasar yang digunakan Imam Malik dalam menentukan hukum fiqih yaitu
a) Al-Qur’an d) Tradisi masyarakat Madinah
b) Sunnah Rasulullah SAW e) Qiyas
c) Sunnah Sahabat f) Maslahah Al-Mursalah

Karya Imam Malik yang termasyur adalah Al-Muwatta’. Kitab ini ditulis atas permintaan Khalifah Al-
Mansyur dan selesai penulisanya pada masa Khalifah Al-Mahdi.
Kitab Al-Muwatta’ merupakan kitab hadis sekaligus buku fiqih karena berisi hadis-hadis yang berkaitan
dengan bidang-bidang fiqih.
3) Imam Syafi’i
Beliau lahir di Gaza tahun 767 M dengan nama Abu Abdullah Muhammad bin Haris Asy-Syafii. Ia wafat di
Fustat, Kairo tahun 820 M.
Pada usia 9 tahun beliau sudah menghafal Al-Qur’an, kemudian mendalami bahasa dan sastra arab ke
sebuah desa Baduy yaitu Bani Huzail.
Dalam ilmu fiqih beliau berguru kepada Imam Muslim bin Khalid Az-Zani
Dalam ilmu hadist beliau berguru kepada Imam Sufyan bin Uyainah
Dalam ilmu Al-Qur’an beliau berguru kepada Imam Ismail bin Castantin
Beliau juga berguru kepada Imam Malik dalam mempelajari kitab Muwatta’

Dasar-dasar yang digunakan Imam Syafii dalam menentukan hukum fiqih yaitu :
a) Al-Qur’an d) Qiyas
b) Sunnah e) Istidal (penalaran)
c) Ijma’
Karya-karya Imam Syafii diantaranya :
* Ar-Risalah (tentang usul fiqih)
* Al-Umm (membahas kitab fiqih secara menyeluruh)
* Al-Musnad (berisi hadis-hadist)
* Ikhtilaf Al-Hadist (perbedaan-perbedaan dalam hadist)
4. Imam Hambali
Beliau lahir di Bagdad tahun 780 M, dengan nama lengkapnya Ahmad bin Muhammad bin
Hambal,dan wafat Bagdad tahu 855 M.
Sejak kecil beliau sudah belajar Al-Qur’an dan ilmu agama pada ulama-ulama di Bagdad hingga usia
10 tahun. Setelah itu beliau mengembara keberbagai kota seperti Kufah, Basroh, Suriah, Yaman, dan
Madinah.
Adapun guru-guru Imam Hambali yaitu :
-Muhammad bin Muslih
- Abu Yusuf Al-Qadi
- Abdur Razaq bin Himan
Adapun murid-murid Imam Hambali yaitu :
- Imam Hasan bin Musa - Imam Abu Zu’rah Ad-Dimasyqi
- Imam Bukhari - Imam Ibnu Abi Ad-Dunia
- Imam Muslim - Imam Abu Dawud
Dasar-dasar yang digunakan Imam Hambali dalam menentukan hukum fiqih yaitu :
- Al-Qur’an
- Hadist Shahih
- Fatwa sahabat
- Hadits mursal
- Qiyas
Adapun qiyas digunakan oleh Imam Hambali hanya dalam keadaan terpaksa yaitu apabila keseluruhan
unsur yang terdapat dalam tingkatan diatasnya tidak ada lagi.

Karya-karya peninggalan Imam Hambali


- Tafsir Al-Qur’an
- Kitab An-Nask wal Mansukh
- Kitab Muqoddam wa Muaakhor
- Kitab Al-Manasikh Al-Kabir
- Kitab Al-Illah
- Kitab Al-Waro’
- KitabTaat Ar-Rasul

b. Perkembangan Fiqih periode Kelima


Pada periode ini gerakan ijtihad mulai melemah. Para fuqoha memfokuskan perhatianya pada pendapat
yang sudah ada dalam setiap Madzab.
Kajian tersebut terdiri dari Syarah (keterangan/penjelasan), Tarjih (penerapan), dan Tahqiq (penetapan)
Para fuqoha berpendapat bahwa pintu ijtihad sudah tertutup. Dikarenakan munculnya Ta’assub Al-
Mahzab serta sudah tidak ada lagi ulama yang memenuhi syarat sebagai mujtahid.
4. ILMU TASAWUF

Tasawuf adalah suatu ajaran untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT agar diperoleh hubungan
secara langsung dan sadar
Perkembangan ilmu tasawuf pada masa Bani Abbasiyah ditandai dengan peralihan dari tasawuf ke
Zuhud.
Zuhud adalah
Pada masa ini muncul 2 aliran tasawuf yaitu :
a. Tasawuf bersifat akhlaq (tasawuf Sunni)
Tasawuf ini dasarnya adalah Qur’an dan Hadist. Salah satu tokohnya adalah Haris bin Asad AL-
Muhasisbi. Adapun karya-karyanya antara lain
- Ar-Riayat li Huqhqllah (membahas tentang hak Allah SWT)
- Kitab Al-Wasaya (membahas tentang hidup zuhud)
- At-Tawahum (membahas tentang mati di akherat)
b. Tasawuf bersifat filsafat (tasawuf filsafat)
adalah tasawuf yang sudah bercampur dengan metafisika. Adapun tokohnya
- Zunnun Al-Misri, wafat tahun 899 M di Iskandariyah
- Abu Yazid Al-Bistani wafat tahun 875 M di Bistam

Anda mungkin juga menyukai