Anda di halaman 1dari 3

Nama : Zurvia Suryani

NIM : E14150060
10 Ilmuwan Muslim yang Ubah Wajah Dunia
ILMU Pengetahuan mengalami kemajuannya yang pertama dari dunia Muslim. Ratusan tahun sebelum
orang-orang Eropa berhasil menemukan berbagai penemuan, para ilmuwan Muslim telah lebih dahulu
membuat berbagai penemuan. Penemuan itu meliputi berbagai bidang, di antaranya bidang kedokteran,
bedah, matematika, fisika, kimia, filsafat, astrologi, geometri, dan lainnya. Siapa saja ilmuwan dan penemu
Muslim itu? Berikut ulasan 10 Ilmuwan Muslim yang ubah wajah dunia.

1. Al Farabi

Ilmuwan pertama yang namanya layak disebut adalah Al Farabi atau Abu Nasir Muhammad bin Al
Farakh Al Farabi (872-950). Ilmuwan dan filsuf Islam ini berasal dari Farab, Kazakhstan. Dunia Barat
mengenalnya sebagai Al Pharabius, Al Farabi, Farabi, dan Abunasir. Al Farabi diakui sebagai salah satu
pemikir terkemuka Muslim pada abad pertengahan. Selama hidupnya, dia banyak berkarya. Berbagai
karya Al Farabi meliputi ilmu logika, matematika, alam, teologi, politik, kenegaraan, dan bunga rampai.
Dari sejumlah karyanya itu, yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara Utama).
Pada karya puncaknya itu, Al Farabi membahas tentang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik
dan hubungan antara rezim menurut pemahaman Plato dengan hukum Islam.

2. Al Battani

Ilmuwan Muslim kedua yang namanya perlu disebut adalah Al Battani. Dia hidup di tahun 858-
929. Al Batani merupakan seorang ahli astronomi dan matematika yang lahir di Harran dekat Urfa, Arab.
Al Battani memiliki nama lengkap Abu Abdullah Muhammad ibn Jabir ibn Sinan ar-Raqqi al-Harrani as-Sabi
al-Battani. Salah satu pencapaiannya yang terkenal dalam astronomi adalah penentuan Tahun Matahari
sebagai 365 hari, lima jam, 46 menit, dan 24 detik.

3. Ibnu Sina

Ilmuwan Muslim selanjutnya adalah Ibnu Sina yang hidup antara tahun 980-1037, dikenal juga
sebagai Avicenna oleh Dunia Barat. Dia adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia
(sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan).Semasa hidupnya, dia dikenal sebagai seorang penulis yang
produktif, di mana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Banyak orang
menyebutnya sebagai Bapak Pengobatan Modern.Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib
yang berisi tentang rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad. Dia lahir pada tahun 980 dengan
nama lengkap Abu Al al-Husayn bin Abdullah bin Sina, di Afsyahnah, daerah dekat Bukhara, sekarang
wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037, di Hamadan, Persia (Iran).

4. Ibnu Batutah

Selanjutnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Battutah atau juga Ibnu Batutah, seorang
pengembara (penjelajah) Berber Maroko. Lahir di Tangier, Maroko, antara tahun 1304 dan 1307.Pada usia
20 tahun, Ibnu Batutah berangkat haji ke Mekah. Setelah selesai, dia melanjutkan perjalanannya hingga
melintasi 120.000 kilometer atau sekitar 44 negara modern.
5. Ibnu Rusyd

Ilmuwan Muslim selanjutnya adalah Ibnu Rusyd, lahir tahun 1126, di Marrakesh Maroko, dan
wafat tanggal 10 Desember 1198. Dia dikenal sebagai Averroes, seorang filsuf terkenal dari Spanyol
(Andalusia).Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang memiliki pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya
sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai kadi (hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd
dikenal sebagai Averroes. Dia dikenal sebagai kritikus karya filsafat Aristoteles yang memengaruhi filsafat
Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikir semacam St Thomas Aquinas. Karya-karya Ibnu Rusyd
meliputi bidang filsafat, kedokteran, dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir
semua karya-karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi).

6. Muhammad ibn Musa Al Khwarizmi

Ilmuwan Muslim selanjutnya adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi. Dia adalah seorang ahli
matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di
Khwarizm (sekarang Khiva, Uzbekistan), dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang
hidupnya, dia bekerja sebagai dosen, di Sekolah Kehormatan, di Baghdad. Buku pertamanya adalah Al
Jabar. Buku itu meruapakan buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi
kuadrat. Sehingga dia disebut sebagai Bapak Aljabar.

7. Umar Khayyam

Ilmuan selanjutnya adalah Umar Khayym yang lahir pada 18 Mei 1048 dan meninggal pada 4
Desember 1131. Nama aslinya adalah Ghiytsuddin Abulfatah Umar bin Ibrahim Khayyami Nisyabri.
Khayym berarti "pembuat tenda" dalam bahasa Persia.Dia terkenal sebagai seorang matematikawan dan
astronom yang memperhitungkan bagaimana mengoreksi kalender Persia. Pada 15 Maret 1079, Sultan
Jalaluddin Maliksyah Saljuqi (1072-1092) memberlakukan kalender yang telah diperbaiki Umar.

Perbaikan kalender ini seperti yang dilakukan Julius Caesar di Eropa pada tahun 46 SM dengan
koreksi terhadap Sosigenes, dan yang dilakukan Paus Gregorius XIII pada Februari 1552 dengan kalender
yang telah diperbaiki Aloysius Lilius. Dia juga terkenal dengan metodenya dalam memecahkan persamaan
kubik dengan memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran. Dia juga terkenal di dunia Persia dan
Islam karena observasi astronominya.

Pada 1073, Malik-Syah, penguasa Isfahan, mengundang Khayyam untuk membangun dan bekerja
pada sebuah observatorium bersama-sama dengan sejumlah ilmuwan terkemuka lainnya. Akhirnya,
Khayym dengan sangat akurat (mengoreksi hingga enam desimal di belakang koma) mengukur panjang
satu tahun sebagai 365,24219858156 hari. Dia juga pernah membuat sebuah peta bintang (yang kini
lenyap) di angkasa. Namun, banyak orang mengenal Omar Khayyam bukan karena keberhasilan ilmiahnya,
tetapi karena karya-karya sastranya. Dia diyakini telah menulis sekitar seribu puisi 400 baris. Karyanya
yang terkenal adalah The Rubaiyat of Omar Khayyam.
8. Tsabit bin Qurrah

Ilmuwan selanjutnya adalah Abul Hasan Tsabit bin Qurra bin Marwan al-Sabi al-Harrani. Pria yang
lahir pada tahun 826 dan meninggal pada 18 Februari 901 ini adalah seorang astronom dan
matematikawan dari Arab. Tsabit lahir di kota Harran, Turki. Tsabit menempuh pendidikan di Baitul
Hikmah di Baghdad atas ajakan Muhammad ibn Musa ibn Shakir. Tsabit menerjemahkan buku Euclid yang
berjudul Elements dan buku Ptolemy yang berjudul Geograpia. Dia juga menerjemahkan buku Islam
Golden Age. Dia membuat penemuan penting dalam aljabar, geometri, dan astronomi. Dalam astronomi,
Thabit dianggap sebagai salah satu dari para reformis pertama dari sistem Ptolemaic, dan pendiri statika.

9. Muhammad bin Zakaria Al Razi

Ilmuwan selanjutnya adalah Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Al Razi atau dikenali sebagai
Rhazes di dunia Barat. Dia dikenal sebagai salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864-
930. Dia lahir di Rayy, Teheran, pada tahun 251 H/865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Ar-Razi diketahui
sebagai ilmuwan serba bisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam sejarah. Dia
merupakan dokter pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar, ilmuwan yang menemukan
penyakit alergi asma, dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi. Pada salah satu
tulisannya, dia menjelaskan timbulnya penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas.
Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk
melindungi diri.

10. Abu Musa Jabir ibn Hayyan

Ilmuan terakhir yang perlu disebut adalah Abu Musa Jabir ibn Hayyan atau dikenal dengan nama
Geber di dunia Barat. Dia lahir di Kuffah, Irak, pada tahun 722 dan wafat pada tahun 804. Kontribusi
terbesar Jabir adalah dalam bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki
Vizier, pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid, di Baghdad. Dia mengembangkan teknik eksperimentasi
sistematis dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir
menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi.

Atas penelitiannya itu, Jabir dianggap sebagai perintis hukum perbandingan tetap. Kontribusi
lainnya adalah penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi, dan penguapan serta
pengembangan instrumen. Bapak Kimia Arab ini dikenal karena karya-karyanya yang sangat berpengaruh
pada ilmu kimia dan metalurgi, antara lain Kitab Al-Kimya, Kitab Al-Sabeen, Kitab Al Rahmah, Al Tajmi, dan
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai