Anda di halaman 1dari 22

Kliping Tokoh Ilmuwan dan Peninggalan Islam

Disusun oleh :

Amanda Putri Qolbi

MAN 6 JAKARTA TIMUR

TAHUN AJARAN 2022/ 2023


BAB I

Pendahuluan

Selama ini sejarah perkembangan sains dan ilmu pengetahuan yang


diajarkan di sekolah formal pada umumnya didominasi oleh nama-nama para
penemu dan ilmuwan Barat. Padahal faktanya orang-orang Islamlah yang pertama
kali menemukan dan mengembangkan beragam pengetahuan itu. Ratusan tahun
silam, sebelum ilmuwan Barat mengenal ilmu pengetahuan dan sains, ilmuwan
muslim telah maju dan berkembang dengan serangkaian penemuan yang
merupakan cikal bakal dari sains modern sekarang.
Tongkat estafet ilmu pengetahuan yang sampai di tangan para ilmuwan
Barat tersebut sebenarnya berasal dari para ilmuwan non-Barat, termasuk dari
para ilmuwan muslim yang hidup dalam rentang 800 tahun, yakni mulai abad ke-8
sampai abad 16. Bahwa hanya sedikit yang mengetahui tentang fakta-fakta sejarah
ini, oleh Michael Hamilton Morgan dari New Foundation of Peace disebut
sebagai “sejarah yang hilang”. Sejarawan Jack Goody menyebutnya sebagai
“pencurian sejarah”. Akibatnya, tidak hanya di Barat, di dunia Islam sendiri pun,
peran besar para ilmuwan-ilmuwan muslim itu seakan terlupakan atau terabaikan.
Ehsan Masood dalam bukunya Science and Islam mengatakan bahwa
dalam pendidikan sains di Inggris –sampai baru-baru ini- sejarah kemunculan
sains cenderung meloncat dari zaman klasik Euklides, Aristoteles, dan
Arkhimedes langsung ke kelahiran Zaman Sain abad ke-16 dan 17 di Eropa
beserta pengakuan kecil, kalaupun ada, terhadap sains Islam yang hebat di antara
kedua zaman itu. Padahal dalam perjalanan sejarahnya, peradaban Barat pernah
mengalami masa-masa pahit yang mereka sebut dengan zaman kegelapan atau
disebut juga zaman pertengahan (the Medieval Ages).
Menurut catatan sejarah, zaman kegelapan itu dimulai dari runtuhnya
imperium Romawi Barat. Pada tahun 410 M, Alaric, raja Jerman dari suku
Visigoth, menyerbu Roma dan menghancurkannya dalam amukan yang hanya
berlangsung tiga hari saja. Lalu 66 tahun kemudian, kaisar Romawi Barat terakhir,
Romulus Augustus, berhasil digulingkan, dan pusat kekaisaran secara sepihak
dipindahkan ke Konstatinopel. Bersama dengan itu cahaya kehidupan
menghilang. Eropa memasuki zaman kegelapan. Zaman tanpa ilmu, tanpa sastra,
bahkan tanpa peradaban itu berlangsung ratusan tahun. Baru 1.000 tahun
kemudian “matahari” kembali menyinari dataran Eropa yang terkenal dengan
masa Rainaissance.
Sementara Eropa tenggelam dalam zaman kegelapan karena
dibelenggunya otak para cendekiawan oleh doktrin gereja, dibelahan lain, di dunia
Timur, umat Islam sedang merajut kegemilangan demi kegemilangan dalam
kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

Banyak diantara kita yang mengaku agama Islam tapi tidak pernah tahu
seperti apa Islam itu berkembang. Bahkan Dikalangan sejarawan terdapat
perbedaan tentang saat di mulai nya sejarah Islam. Oleh karena itu penting bagi
kita sebagai umat islam mengenal perkembangan islam dari periode ke periode
islam sebagai upaya kecintaan dan eksistensi diri kita sebagai seorang muslim.

BAB II
Pembahasan

1. Para tokoh ilmuwan muslim


Para ilmuwan dan penemu Muslim (Arab, Persia dan Turki) telah berhasil
membuat beberapa penemuan yang luar biasa ratusan tahun lebih dulu
dibanding rekan-rekan mereka di Eropa. Mereka menarik pengaruh dari
filsafat Aristoteles dan Neo-Platonis, termasuk Euclid, Archimedes, Ptolemy
dan lain-lain. Kaum muslimin pada saat itu telah berhasil membuat berbagai
penemuan di bidang kedokteran, bedah, matematika, fisika, kimia, filsafat,
astrologi, geometri dan bidang lainnya.yang tak terhitung jumlahnya dan
menuliskan karya-karyanya dalam berbagai buku. Berikut beberapa ilmuwan
muslim dengan penemuan luar biasa :

a. Tokoh Islam Di Bidang Kedokteran


- Ibnu Sina

Nama lengkapnya Abu Ali al-Husain Ibnu Abdullah Ibnu Sina


(wafat tahun 428H/1037M), beliau dibesarkan di lembah Sungai Dajlah
dan Furat, di tepi selatan Laut Kas pi, kawasan Bukhara. Ketika masih
kecil telah hafal Al-Quran, menguasai bahasa Arab, ma ntiq, filsafat dan
lain-lain. Pada usia 17 tahun telah memahami ilmu kedokteran dan
diangkat menjadi penasehat para dokter pada masanya, dan di dunia
kedokteran di juluki Bapak Kedokteran Dunia, karyanya yang terkenal
adalah Al-Qanun Fit Tib (Dasar-dasar Kedokteran), orang barat
menyebutnya sebagai Avecina

- Al-Razi
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau dikenali
sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran
yang hidup antara tahun 864 - 930. Ia lahir di Rayy, Teheran pada tahun
251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925.
Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika
dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin
Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk
memimpin sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin
Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad. Ar-Razi juga diketahui
sebagai ilmuwan serbabisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan
terbesar dalam sejarah. Kontribusi beliau adalah :
- Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi
merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit
cacar.
- Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit
"alergi asma", dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan
imunologi
- Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan
seperti tabung, spatula dan mortar. Ar-razi juga mengembangkan obat-
obatan yang berasal dari merkuri.
- Ar-Razi juga mengemukakan pendapatnya dalam bidang etika
kedokteran. Salah satunya adalah ketika dia mengritik dokter jalanan
palsu dan tukang obat yang berkeliling di kota dan desa untuk menjual
ramuan

b. Tokoh Islam Di Bidang Matematika


- Al-Khwarizmi 

Al-Khwarizmi (1780-1850M) adalah seorang ilmuwan di bidang


matematika (Al-Jabar), karyanya yang terkenal adalah Al-Jabru wal
Muqabbala.

c. Tokoh Islam Di Bidang Astronomi


- Al Battani

Al Battani (sekitar 858-929) juga dikenal


sebagai Albatenius adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan
dari Arab. Al Battani nama lengkap: Abū Abdullāh Muhammad ibn Jābir
ibn Sinān ar-Raqqī al-Harrani as-Sabi al-Battānī), lahir di Harran dekat
Urfa. Salah satu pencapaiannya yang terkenal dalam astronomi adalah
tentang penentuan Tahun Matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan
24 detik.
Al Battani juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri:

Ia juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus:

dan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen dalam


mengembangkan persamaan-persamaan untuk
menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen. Al
Battani bekerja di Suriah, tepatnya di ar-Raqqah dan di Damaskus, yang
juga merupakan tempat wafatnya.

- Tsabit Bin Qurrah

Abu'l Hasan Tsabit bin Qurra' bin Marwan al-Sabi al-Harrani, (826
– 18 Februari 901) adalah seorang astronom dan matematikawan dari
Arab, dan dikenal pula sebagai Thebit dalam bahasa Latin. Tsabit lahir di
kota Harran, Turki. Tsabit menempuh pendidikan di Baitul Hikmah di
Baghdad atas ajakan Muhammad ibn Musa ibn Shakir. Tsabit
menerjemahkan buku Euclid yang berjudul Elements dan buku Ptolemy
yang berjudul Geograpia.
Al-Sabiʾ Thabit bin Qurra al-Ḥarrānī, Latin: Thebit / Thebith /
Tebit, 826 - 18 Februari, 901) adalah seorang ahli matematika, dokter,
astronom, dan penerjemah Islam Golden Age yang tinggal di Baghdad
pada paruh kedua abad kesembilan. Ibnu Qurra membuat penemuan
penting dalam aljabar, geometri, dan astronomi. Dalam astronomi, Thabit
dianggap sebagai salah satu dari para reformis pertama dari sistem
Ptolemaic, dan dalam mekanika dia adalah seorang pendiri statika.
d. Tokoh Islam Di Bidang Filsafat
- Ibnu Rusyd

Abu Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada


tahun 520 Hijriah (1128 Masehi) juga dikenal sebagai Averroes, adalah
seorang filsuf dari Spanyol (Andalusia). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd
adalah hakim-hakim terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri
adalah seorang anak yang mempunyai banyak minat dan talenta. Dia
mendalami banyak ilmu, seperti kedokteran, hukum, matematika, dan
filsafat. Ibnu Rusyd mendalami filsafat dari Abu Ja'far Harun dan Ibnu
Baja.
Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia
dengan pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar
diberikan untuk mengabdi sebagai "Kadi" (hakim) dan fisikawan. Di dunia
barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas
filsafat Aristoteles yang memengaruhi filsafat Kristen di abad
pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak
orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah
kedokteran dan masalah hukum.
Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan
fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua
karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani
(Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah tidak
ada.
Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang
dipahami oleh orang Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu
Rusyd tentang akidah dan sikap keberagamaannya.
Karya : Bidayat Al-Mujtahid, Kulliyaat fi At-Tib (Kuliah Kedokteran) dan
Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at

e. Tokoh Islam Di Bidang Sosiologi


- Ibnu Khaldun

Beliau hidup pada tahun 1332-1406M, dikenal sebagai Bapak Sosiologi


dan karyanya yang terkenal adalahMuqaddimah. 

f. Tokoh Islam Di Bidang Biologi


- Ibnu Awwam

Beliau ahli di bidang biologi terutama dalam bidang pertanian. Karyanya


yang terkenal adalah Al-Fallah. 

- Al-Jahiz

Beliau ahli dalam bidang biologi terutama dalam bidang ilmu hewan
dan karyanya yang terkenal adalah Al-Hayawan. 
- As-Sinai

Beliau ahli dalam bidang biologi terutama dalam bidang tumbuh-


tumbuhan dan pepohonan, karyanya yang terkenal adalah Kitabun Nahati
Wasy Syujjar. 

- Nasir al Din Tusi

Beliau adalah ilmuwan Persia abad ke 13 yang merupakan


ilmuwan yang terakhir di dunia Islam, setelah Baghdad diluluhlantakkan
oleh bangsa Mongol dibawah kepemimpinan Hulagu Khan. Teorinya yang
terkenal adalah tentang mekanisme Seleksi Alami yang membentuk
keanekaragaman hayati di dunia, yang beliau kemukakan 750 tahun
sebelum Charles Darwin dan Alfred Wallace, duet pengungkap rahasia
Seleksi Alami.
Tusi menyebutkan bahwa organisme-organisme yang lebih cepat
untuk bermutasi dan berubah bentuk/memiliki perubahan fungsi organ
akan lebih bervariasi dibandingkan individu lainnya. Badan organisme
tersebut berubah karena faktor internal dan eksternal. Ini merupakan titik
awal pemikiran manusia tentang asal mula spesies terbentuk.
Selain mencetuskan gagasan tentang seleksi alami, Tusi juga
merupakan orang yang berjasa dalam memberikan jalan untuk munculnya
era Renaissance di Eropa, karena beliaulah yang menyelamatkan 400,000
buku ketika Bayt al Hikmah dihancurkan oleh Mongol. Beliaumembawa
kabur naskah-naskah tersebut ke Observatorium Maragheh, Azerbaijan. Di
tempat itu beliau melanjutkan risetnya tentang pergerakan Bumi yang
akhirnya menjadi inspirasi bagi Nicolaus Copernicus tiga abad kemudian
sebagai orang pertama yang membuktikan bahwa bumi mengelilingi
matahari, bukan sebaliknya.

g. Tokoh Islam Di Bidang Kimia


- Abu Musa Jabir Bin Hayyan

Abu Musa Jabir bin Hayyan, atau dikenal dengan nama Geber di
dunia Barat, diperkirakan lahir di Kuffah, Irak pada tahun 722 dan wafat
pada tahun 804. Kontribusi terbesar Jabir adalah dalam bidang kimia.
Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki Vizier, pada
masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan
teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap
eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa
kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga
dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan
tetap.
Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses
kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta
pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses tersebut. Bapak
Kimia Arab ini dikenal karena karya-karyanya yang sangat berpengaruh
pada ilmu kimia dan metalurgi.
Karya Jabir antara lain:
Kitab Al-Kimya (diterjemahkan ke Inggris menjadi The Book of the
Composition of Alchemy), Kitab Al-Sab'een Kitab Al Rahmah, Al Tajmi,
Al Zilaq al Sharqi, Book of The Kingdom, Book of Eastern Mercury dan
Book of Balance.

h. Tokoh Islam Di Bidang Akhlak


- Imam Al-Ghazali

Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad Ibnu Ahmad Al-


Ghazali yang bergelar Hujjatun Islam, lahir pada tahun 450H di daerah
Tus daerah Khurasan di Baghdad, dan pada tahun 488 beliau pindah ke
Damaskus dengan kegiatan menulis buku-buku dan mendalami ilmu
Tasawuf, kemudian beliau pindah lagi ke Palestina dan di sini beliau
berhasil menulis buku Ihya Ulumuddin (Menghidupkan Kembali Ilmu-
Ilmu Agama). Setelah itu beliau kembali mengejar di Nizamiyah tahun
494H dan hanya bertahan 2 tahun, kemudian kembali ke kota kelahirannya
dan mendirikan sekolah hukum, beliau meninggal dalam usia 54 tahun
pada tahun 505H/1111M
Banyak karya beliau dalam berbagai disiplin ilmu, karena
ketenarannya banyak ilmuwan barat terutama dalam bidang filsafat
mengikuti pendirian beliau seperti Pascal dari Perancis, Thomas Aquinas
dari Italia dan sebagainya.
Adapun karya-karya Imam Al-Ghazali yang diterjemahkan oleh
ahli-ahli barat antara lain :
Tahafutul Falasifah diterjemahkan oleh Cerra de Uaux.
Beberapa pasal Ihya Ulumuddin diterjemahkan oleh D.B. Mac Donald
Al-Munqid Mihad Dalal diterjemahkan oleh Barboer de Meynard 

2. Kekuatan dan usaha ilmuwan muslim untuk mencapai excellence


Kekuatan dan usaha ilmuwan muslim untuk mencapai excellenxe bisa
diketahui dari adanya faktor pemicu lahirnya peradaban emas Islam yaitu :
Faktor internal antara lain :
a. Konsistensi dan istiqamah umat Islam kepada ajaran Islam
b. Ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk maju
c. Islam sebagai rahmat seluruh alam,
d. Islam sebagai agama dakwah sekaligus keseimbangan dalam menggapai
kehidupan duniawi dan ukhrawi.

Faktor eksternal antara lain :

a. Hal pertama adalah ketika khalifah pertama Dinasti Umayyah


yaitu Mu’awiyah ibn Abu Sufyanm (setelah para khalifah Rashidun: Abu
Bakr, Umar, Utsman, Ali’) melakukan invasi ke daerah Transjordania dan
Syiria sampai beliau menemukan banyak manuskrip-manuskrip kuno di
Kota Damaskus yang diwariskan dari perkembangan ilmu
pengetahuan Yunani dan Romawi (Sokrates, Plato, Aristoteles, Galen,
Euclid, dsb). Berdasarkan penemuannya itu, Mu’awiyah terinspirasi untuk
membangun pondasi peradaban Islam yang berdasarkan ilmu pengetahuan.

b. Pemicu yang kedua, adalah karena pada saat yang


bersamaan kekhalifahan Ummayyah sedang mengadopsi teknologi
penulisan naskah di atas kertas yang awalnya berkembang di Tiongkok.
Dengan perkembangan teknologi penulisan itu, Mu’awiyah juga menyewa
tenaga ilmuwan-ilmuwan dari Yunani dan Romawi untuk melakukan
terjemahan terhadap naskah-naskah kuno tersebut ke dalam bahasa Arab

c. Pemicu ketiga adalah ketika dinasti Ummayah beralih menjadi dinasti


Abbasiyah yang ditandai perpindahan pusat pemerintahan dari Damaskus
ke Baghdad di Mesopotamia. Dengan perpindahan pusat pemerintahan itu,
yang dulunya (waktu di Damaskus) peradaban Islam dapet pengaruh
kebudayaan dan ilmu pengetahuan dari Yunani dan Romawi, ketika itu
Baghdad mendapatkan pengaruh tambahan dari kebudayaan Persia dan
India. Seluruh sumber ilmu pengetahuan terlengkap yang dimiliki umat
manusia (Yunani, Romawi, Persia, India) pada saat itu akhirnya bisa
berkumpul di satu titik lokasi.

d. Pemicu yang keempat adalah pengaruh dua orang khalifah besar,


yaitu Harun Al Rasyid dan anaknya, Al Ma’mun yang punya cita-cita
mulia untuk membangun peradaban Islam yang menjunjung tinggi
perkembangan sains, logika, rasionalitas, serta menjaga kemajuan ilmu
pengetahuan serta meneruskan perkembangan ilmu yang telah diraih oleh
Bangsa India, Persia, dan Byzantium. Tanpa adanya peran mereka berdua
yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, Zaman Keemasan Islam
kemungkinan tidak pernah muncul pada masa itu.

3. Periodesasi kejayaan muslim dan tokoh yang menyertainya


- Apa yang dimaksud dengan Zaman Keemasan Islam atau Islamic Golden
Age ?
Zaman Keemasan Islam itu adalah sebuah periode ketika Dunia
Arab secara politis bersatu di bawah kekhalifahan. Pada era ini, khususnya
di bawah pemerintahan Harun Al Rasyid dan Al Ma’mun, dunia Islam
mengalami kemajuan ilmu pengetahuan, sains, dan budaya yang luar biasa
pesat. Secara tradisional, periode ini mempunyai rentang antara abad 8
Masehi hingga abad 13 Masehi.
Banyak ahli sejarah yang mempunyai pendapat bahwa periode ini
juga ditandai dengan berdirinya Bayt al Hikmah (750 - 1258) yang
merupakan pusat studi, perpustakaan, sekaligus universitas terbesar di
dunia pada saat itu. Pada periode yang cukup panjang ini (sekitar 500
tahun), bisa dikatakan tidak ada peradaban lain di muka bumi yang bisa
menandingi pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam, dari
mulai Eropa, Cina, India, semuanya menghormati kegigihan kekhalifahan
yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan melebihi peradaban manapun
pada masa itu.
Harun Nasution dalam buku Islam Ditinjau dari Berbagai
Aspeknyamembagi sejarah Islam ke dalam tiga periode besar berikut.

1. Periode Klasik (650‒1250) 


Periode Klasik merupakan periode kejayaan Islam yang dibagi ke
dalam dua fase, yaitu:
a. Fase ekspansi, integrasi, (650‒1000)
Abu Bakar menjadi khalifah pada tahun 632 M., tetapi 2
tahun meninggal dunia, masanya yang singkat itu banyak di
pergunakan untuk menyelesaikan Perang Riddah,yang ditimbulkan
oleh suku-suku bangsa arab yang tidak mau tunduk lagi kepada
madinah.
Usaha-usaha yang telah dimulai Abu bakar ini dilanjutkan
oleh khalifah kedua Umar Ibn Al-Khathab (634-644 M),
Pada zaman Ustman Ibn Affan (644-656 M).Beberapa daerah
dikuasai ,tetapi gelombang ekspansi pertama berhenti sampai di
sini. Dikalangan umat Islam mulai terjadi perpecahan karena soal
pemerintahan dan dalam kekacauan yang timbul,Ustman terbunuh.
Sebagai pengganti Ustman ,Ali Ibn Abi Thalib menjadi khalifah
keempat (656-661 M),tetapi ia mendapat tantangan dari pihak
pendukung Ustman,terutama Muawiyah, Gubernur Damaskus.
Setelah Ali terbunuh ,kepemimpinan dilanjutkan oleh Bani
Umayah. Dinasti Bani Umayah yang didirikan oleh Muawiyah
berumur kurang lebih 90 tahun dan pada zaman ini ,ekspansi yang
terhenti pada zaman kedua Khalifah terakhir dilanjutkan
kembali .khalifah-khalifah besar dari Dinasti Bani Umayah Ibn
Sufyan ( 661-680 M).Abd Al-Malik Ibn Marwan ( 685-705 M).Ali
Al-Walid Ibn Abd Al-Malik (705-715 M),Umar Ibn Al- Aziz (717-
720 M),dan Hisyam Ibn Abd Al-Malik (724-743M).
Bentuk peradaban lain adalah dalam bentuk masjid-
masjid.Masjid pertama di luar Semenanjung Arabia juga dibangun
pada zaman Dinasti Bani Umayah. Meskipun Abu Al-Abbasiah
yang mendirikan Dinasti Bani Abbasiah,orang yang di belakang
yang berperan penting adalah Al-Mansur.

b.  Fase disintegrasi (1000‒1250)


Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya mulai terjadi
pada akhir zaman Dinasti Umayah,tetapi memuncak zaman Dinasti
Abbasiah terutama setelah khalifah-khalifah menjadi boneka dalam
tangan tentara pengawal.Daerah-daerah yang terletaknya jauh dari
puasat pemerintahan di Damaskus dan Baghdad,melepaskan diri
kekuasaan khalifa di pusat dan timbulah dinasti-dinasti kecil.
Disintegrasi dalam lapangan politik membawa pada
disintegrasi dalam lapangan kebudayaan bahkan juga dalam
lapangan agama.perpecahan di kalangan umat islam menjadi
besar.dengan adanya daerah-daerah yang berdiri sendiri,di samping
Baghdad sebagaimana dilihat timbul pusat-pusat kebudayaan lain,
terutama Kairo di Mesir, Cordova di Spanyol, Asfahah, Bukhara,
dan Samarkand di Timur.
Dengan timbulnya pusat-pusat kebudayaan baru
ini,terutama pusat-pusat yang berada di bawah kekuasaan
Persia,bahasa Persia meningkat menjadi bahasa kedua di
dunia Islam.Pada zaman disintegrasi ini,ajar-ajaran sufi yang
timbul pada zaman kemajuan 1,mengambil bentuk terikat.
Disamping hal-hal negatif tersebut,ekspansi islam pada
zaman ini meluas ke daerah yang dikuasai Bizantium di Barat,ke
daerah perdalaman di Timur dan Afrika malalui gurun sahara di
selatan.Dinasti Salajiqah meluaskan daerah Islam sampai ke Asia
kecil dan dari sana kemudian diperluas lagi oleh Dinasti Ustmani
ke Eropa Timur.Ke India, ekspansi Islam diteruskan oleh
Dinasti Gaznawi.Raja-raja hidup dikalahkan dan Punjab serta
sebagian dari daerah Sind masuk ke bawah kekuasaan
Islam.Dinasti Ghuri kemudian melanjutkan ekspansi Islam ke
daerah-daerah lain.
2. Periode Pertengahan (1250‒1800) 
Periode Pertengahan merupakan periode kemunduran Islam yang
dibagi ke dalam dua fase, yaitu:
a. Fase kemunduran (1250‒1500 M)
Pada zaman ini, Jengis Khan dan keturunannya datang
membawa penghancuran ke dunia Islam. Jengis Khan bersal dari
Mongolia. Satu demi satu kerajaan Islam jatuh ke tangannya.
Pada masa ini, kekuasaan militer dan politik umat islam
menurun.Dagang dan ekonomi umat Islam,dengan hilangnya
monopoli dagang antara timur dan barat dari tangan mereka jatuh.

b. Fase munculnya ketiga kerajaan besar (1500‒1800)


Masa ini dapat pula dibagi ke dalam dua fase yaitu fase kemajuan
dan fase kemunduran.
- Fase kemajuan ini merupakan Kemajuan islam II.
Tiga Kerajaan Besar yang dimaksud ialah Kerajaan Utsmani di
Turki, Kerajaan Syafawi di Persia dan Kerajaan Mughal di
India.
Masing-masing dari ketiga kerajaan mempunyai kejayaan
sendiri, terutama dalam bentuk literature dan arsitek.
- Fase Kemunduran
Pada masa ini kekuatan militer dan politik umat islam
menurun. Dagang dan ekonomi umat islam dengan hilangnya
monopoli dagang antara timur dan barat dari tangan mereka
jatuh.
3. Periode Modern (1800‒dan seterusnya) 
Periode Modern merupakan periode kebangkitan umat Islam yang
ditandai dengan munculnya para pembaharu Islam.
Periode ini merupakan zaman kebangkitan Islam. Terdapat ide-ide
baru yang diperkenalkan Napoleon di Mesir yaitu :
a. Sistem negara republic yang kepalanya dipilih untuk jangka waktu
tertentu
b. Prinsip Persamaan
c. Kebangsaan
Raja dan para pemuka Islam mulai berpikir dan mencari jalan keluar
untuk mengembalikan balance of power yang telah membahayakan
umat Islam

4. Faktor penyebab kemunduran perkembangan ilmuwan muslim


a. Pertama adalah kritik dari Al Ghazali yang menentang pengaruh
dari filsafat Yunani yang mejunjung tinggi logika dalam penalaran ilmu
dalam peradaban dunia Islam. Kendati Ibn Rushd bersikeras bahwa tidak
ada kontradiksi antara filsafat Avicenna dan Al Farabi dengan ajaran
agama, Al Ghazali tetap menyatakan "perang" terhadap pengaruh filsafat
Yunani dan menginginkan pemurnian ajaran agama Islam. Sejak
perubahan filosofi pemurnian itulah, Zaman Keemasan Islam mengalami
kemunduran drastis, sehingga jarang sekali menghasilkan ilmuwan-
ilmuwan besar seperti pada abad 9-11 silam.

b. Kedua, faktor lain yang turut mendorong runtuhnya era emas ini adalah
serbuan dari bangsa Mongol yang akhirnya meluluhlantakkan Baghdad
bersama dengan perpustakaan sekaligus pusat ilmu pengetahuan paling
lengkap saat itu, Bayt Al Hikmah. Penghancuran ini sering dianggap
sebagai titik balik penurunan dunia Islam di bidang pengetahuan.
Untungnya, ratusan ribu manuskrip dari Bayt Al Hikmah sempat
diselamatkan oleh Al-Tusi ke Observatorium Maragheh, Azerbaijan yang
kemudian menjadi sumber referensi dan inspirasi para ilmuwan Eropa
pada zaman renaissance dan enlightenment.

5. Makna surat Al Mujadilah ayat 11

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, berilah


kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah Swt.
akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, berdirilah kamu,
maka berdirilah. Niscaya Allah Swt. akan mengangkat (derajat) orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.
Allah Swt. Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.” ( Surah Al Mujadalah : 11 ).
Surah Al Mujadalah ayat 11 menjelaskan keutamaan orang-orang
beriman dan berilmu pengetahuan. Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang
beriman dan berilmu pengetahuan akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
Orang beriman adalah orang yang paling mulia dihadapan Allah SWT,
dikarenakan kepatuhannya kepada-Nya. Sedangkan orang yang memiliki ilmu
pengetahuan luas akan dihormati oleh orang lain karena kemampuannya
melakukan atau mengelola sesuatu / apa saja yang terjadi dalam kehidupan ini.
Ini artinya tingkatan orang yang beriman dan berilmu lebih tinggi di
banding orang yang tidak Akan tetapi perlu diingat bahwa orang yang
beriman, tetapi tidak berilmu, dia akan lemah. Hal ini dikarenakan, salah satu
wujud atau bukti sesorang beriman apabila ia dapat melakukan amal saleh /
amal yang bermanfaat bagi sesama. Untuk dapat melakukan hal itu
diperlukannya Ilmu Pengetahuan.
Begitu juga sebaliknya, orang yang berilmu, tetapi tidak beriman, ia
akan tersesat. Karena ilmu yang dimiliki bisa jadi tidak untuk kebaikan
sesama. Sebab ilmu tanpa didasari iman dapat mengantarkan manusia kearah
kebathilan / kesesatan dikarenakan tidak adanya pedoman / arah yang benar.
Bukankah pedoman hidup manusia adalah Kitab Suci, yakni Al Qur’an , yang
hanya dapat kita pejari serta amalkan melalui keimanan kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW juga bersabda :
"Dari Anas bin Malik r.a berkata, Rasulullah SAW bersabda : "Mencari ilmu
itu wajib atas setiap orang muslim." (H.R. Ibnu Majah)
Perilaku orang yang cinta ilmu pengetahuan berdasarkan Q.S Al
Mujadilah ayat 11 antara lain :
1. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan berusaha untuk mendapatkan
pengetahuan
2. Bersikap sopan saat belajar dan selalu menghargai dan menghormati
3. Senang mendatangi guru untuk meminta penjelasan tentang ilmu
4. Selalu menyeimbangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dengan
keyakinan terhadap kekuasaan Allah   SWT.

6. Hadist yang menerangkan pentingnya ilmuwan serta ilmu dan


pengetahuan

Dari Abud Darda` radhiyallahu ‘anhu berkata:

Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


Artinya :

“Barangsiapa menempuh suatu jalan yang padanya dia mencari ilmu,


maka Allah akan mudahkan dia menempuh jalan dari jalan-jalan (menuju) jannah,
dan sesungguhnya para malaikat benar-benar akan meletakkan sayap-sayapnya
untuk penuntut ilmu, dan sesungguhnya seorang penuntut ilmu akan dimintakan
ampun untuknya oleh makhluk-makhluk Allah yang di langit dan yang di bumi,
sampai ikan yang ada di tengah lautan pun memintakan ampun untuknya. Dan
sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu atas seorang yang ahli ibadah
adalah seperti keutamaan bulan pada malam purnama atas seluruh bintang, dan
sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi tidaklah
mewariskan dinar ataupun dirham, akan tetapi mereka hanyalah mewariskan ilmu,
maka barangsiapa yang mengambilnya maka sungguh dia telah mengambil bagian
yang sangat banyak.” (HR. Abu Dawud no.3641, At-Tirmidziy no.2683, dan
isnadnya hasan, lihat Jaami’ul Ushuul 8/6)

Adapun pahala menuntut ilmu Rasululllah saw. bersabda: “Orang yang


menuntut ilmu berarti menuntut rahmat; orang yang menuntut ilmu berarti
menjalankan rukun Islam dan pahala yang diberikan kepadanya sama dengan
pahala para nabi.” (H.R. Ad-Dailami dari Anas r.a).

Bahkan Nabi tidak tanggung-tanggung lebih menghargai seorang ilmuwan


daripada satu kabilah. “Sesungguhnya matinya satu kabilah itu lebih ringan
daripada matinya seorang ‘alim.” (HR Thabrani)

Dalam hadist lain yang diriwayatkan Imam Muslim r.a.: “Barangsiapa


yang melalui suatu jalan guna mencari ilmu pengetahuan, niscaya Allah
Subhanahu wa Ta’ala akan memudahkan baginya jalan ke surga.” Maka dalam
menuntut ilmu niatkanlah semata-mata mencari keridaan Allah Subhanahu wa
Ta’ala yang akan dibalas dengan pahala kebaikan untuk dunia dan akhirat.

Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang ‘abid (ahli ibadah)


ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )
BAB III
Penutup

Daftar Pustaka :
Supriyadi, Dedi,dan Abdul Jaliel, Maman. 2008. Sejarah peradaban Islam.
Bandung: Pustaka Setia.
Anonim. 2013. http://munsypedia.blogspot.com/2013/08/10-ilmuwan-muslim-
terbesar-dan-terhebat.html#ixzz3UUo5uAWP. Diakses 14 Maret 2015
M. Abdurrahman, Yusuf. 2013. Cara-Cara Belajar Ilmuwan-Ilmuwan Muslim
Pencetus Sains-Sain Canggih Modern. Yogyakarta. Diva Press
Masood, Ehsan 2009. Saince & Islam (Ilmuwan-Imuwan Muslim Pelopor Hebat
di Bidang Sains Modern). Jakarta. Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai