Disusun oleh :
Pendahuluan
Banyak diantara kita yang mengaku agama Islam tapi tidak pernah tahu
seperti apa Islam itu berkembang. Bahkan Dikalangan sejarawan terdapat
perbedaan tentang saat di mulai nya sejarah Islam. Oleh karena itu penting bagi
kita sebagai umat islam mengenal perkembangan islam dari periode ke periode
islam sebagai upaya kecintaan dan eksistensi diri kita sebagai seorang muslim.
BAB II
Pembahasan
- Al-Razi
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau dikenali
sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran
yang hidup antara tahun 864 - 930. Ia lahir di Rayy, Teheran pada tahun
251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925.
Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika
dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin
Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk
memimpin sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin
Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad. Ar-Razi juga diketahui
sebagai ilmuwan serbabisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan
terbesar dalam sejarah. Kontribusi beliau adalah :
- Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi
merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit
cacar.
- Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit
"alergi asma", dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan
imunologi
- Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan
seperti tabung, spatula dan mortar. Ar-razi juga mengembangkan obat-
obatan yang berasal dari merkuri.
- Ar-Razi juga mengemukakan pendapatnya dalam bidang etika
kedokteran. Salah satunya adalah ketika dia mengritik dokter jalanan
palsu dan tukang obat yang berkeliling di kota dan desa untuk menjual
ramuan
Abu'l Hasan Tsabit bin Qurra' bin Marwan al-Sabi al-Harrani, (826
– 18 Februari 901) adalah seorang astronom dan matematikawan dari
Arab, dan dikenal pula sebagai Thebit dalam bahasa Latin. Tsabit lahir di
kota Harran, Turki. Tsabit menempuh pendidikan di Baitul Hikmah di
Baghdad atas ajakan Muhammad ibn Musa ibn Shakir. Tsabit
menerjemahkan buku Euclid yang berjudul Elements dan buku Ptolemy
yang berjudul Geograpia.
Al-Sabiʾ Thabit bin Qurra al-Ḥarrānī, Latin: Thebit / Thebith /
Tebit, 826 - 18 Februari, 901) adalah seorang ahli matematika, dokter,
astronom, dan penerjemah Islam Golden Age yang tinggal di Baghdad
pada paruh kedua abad kesembilan. Ibnu Qurra membuat penemuan
penting dalam aljabar, geometri, dan astronomi. Dalam astronomi, Thabit
dianggap sebagai salah satu dari para reformis pertama dari sistem
Ptolemaic, dan dalam mekanika dia adalah seorang pendiri statika.
d. Tokoh Islam Di Bidang Filsafat
- Ibnu Rusyd
- Al-Jahiz
Beliau ahli dalam bidang biologi terutama dalam bidang ilmu hewan
dan karyanya yang terkenal adalah Al-Hayawan.
- As-Sinai
Abu Musa Jabir bin Hayyan, atau dikenal dengan nama Geber di
dunia Barat, diperkirakan lahir di Kuffah, Irak pada tahun 722 dan wafat
pada tahun 804. Kontribusi terbesar Jabir adalah dalam bidang kimia.
Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki Vizier, pada
masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan
teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap
eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa
kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga
dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan
tetap.
Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses
kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta
pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses tersebut. Bapak
Kimia Arab ini dikenal karena karya-karyanya yang sangat berpengaruh
pada ilmu kimia dan metalurgi.
Karya Jabir antara lain:
Kitab Al-Kimya (diterjemahkan ke Inggris menjadi The Book of the
Composition of Alchemy), Kitab Al-Sab'een Kitab Al Rahmah, Al Tajmi,
Al Zilaq al Sharqi, Book of The Kingdom, Book of Eastern Mercury dan
Book of Balance.
b. Kedua, faktor lain yang turut mendorong runtuhnya era emas ini adalah
serbuan dari bangsa Mongol yang akhirnya meluluhlantakkan Baghdad
bersama dengan perpustakaan sekaligus pusat ilmu pengetahuan paling
lengkap saat itu, Bayt Al Hikmah. Penghancuran ini sering dianggap
sebagai titik balik penurunan dunia Islam di bidang pengetahuan.
Untungnya, ratusan ribu manuskrip dari Bayt Al Hikmah sempat
diselamatkan oleh Al-Tusi ke Observatorium Maragheh, Azerbaijan yang
kemudian menjadi sumber referensi dan inspirasi para ilmuwan Eropa
pada zaman renaissance dan enlightenment.
Daftar Pustaka :
Supriyadi, Dedi,dan Abdul Jaliel, Maman. 2008. Sejarah peradaban Islam.
Bandung: Pustaka Setia.
Anonim. 2013. http://munsypedia.blogspot.com/2013/08/10-ilmuwan-muslim-
terbesar-dan-terhebat.html#ixzz3UUo5uAWP. Diakses 14 Maret 2015
M. Abdurrahman, Yusuf. 2013. Cara-Cara Belajar Ilmuwan-Ilmuwan Muslim
Pencetus Sains-Sain Canggih Modern. Yogyakarta. Diva Press
Masood, Ehsan 2009. Saince & Islam (Ilmuwan-Imuwan Muslim Pelopor Hebat
di Bidang Sains Modern). Jakarta. Gramedia.