DI SUSUN OLEH:
NAMA: GUSTI HARITSYAH
NPM: 183110947
KELAS: III D
Seiring dengan berjalannya waktu sejarah peradaban agama di dunia tidak terlepas
dari 4 siklus/tahap, hal ini pula terjadi pada agama Islam, 4 tahap tersebut pertama; tahap
pertumbuhan munculnya Islam mulai kelahiran Nabi dan sampai akhir masa Umaiyah
(abad 6H-9H / 570M-850M). kedua, tahap kejayaan: masa dinasti Abbasiyah (9H-12H /
850M-1258M), tahap ketiga; tahap Kemunduran: setelah jatuhnya Bagdad oleh tentara
Tartar (13H-18H / 1258M-1848M), keempat, tahap pembaharuan: intensif mulai abad
(18Hsekarang/1849 M-sekarang)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.2 Filsafat
Hanya dalam bidang filsafat, para ilmuwan Islam relatif dibatasi dalam
menerapkan gagasan-gagasan non-ortodoks mereka.Meskipun demikian, Ibnu
Rushd dan polimat Persia Ibnu Sina memberikan kontribusi penting dalam
melanjutkan karya-karya Aristoteles, yang gagasan-gagasannya mendominasi
pemikiran non-keagamaan dunia Islam dan Kristen.Mereka juga mengadopsi
gagasan-gagasan dari Cina dan India, yang dengan demikian menambah
pengetahuan mereka yang sudah ada sebelumnya.Ibnu Sina dan para pemikir
spekulatif lainnya seperti al-Kindi dan al-Farabi menggabungkan Aristotelianisme
dan Neoplatonisme dengan gagasan-gagasan lainnya yang diperkenalkan melalui
Islam.
2.1.3 Sains
Banyak ilmuwan penting Islam yang hidup dan berkegiatan selama Zaman
Kejayaan Islam. Di antara pencapaian para ilmuwan pada periode ini antara lain
perkembangan trigonometri ke dalam bentuk modernnya (sangat
menyederhanakan penggunaan praktiknya untuk memperhitungkan fase bulan),
kemajuan pada bidang optik pada Cammera Obscura oleh Al-Hasan bin Haitsam
pada 200 tahun sebelum Leonardo Da Vinci, memberi komentar pada Euklides
dan Ptolomeus perihal penembusan dan perjalanan sinar,[1] dan kemajuan pada
bidang astronomi.
Kemajuan lain ditunjukan pada bidang kimia. Ilmu kimia merupakan ilmu dari
Mesir kuno yang digagas kembali oleh ilmuwan muslim sehingga mencapai
pengembangan ilmu yang sangat besar. Pada masa itu telah dikenal beberapa zat
dan peralatan laboratorium seperti alkohol (kohol dalam bahasa Arab), alkali
(alqali dalam bahasa Arab), dan sebagainya
2.1.4 Kedokteran
Kedokteran Islam dibangun dari tradisi, terutama pengetahuan teoretis dan praktis
yang telah berkembang sebelumnya di Yunani, Romawi, dan Persia.Bagi para
ilmuwan Islam, Galen dan Hippokrates adalah orang-orang yang unggul, disusul
oleh para ilmuwan Hellenik di Iskandariyah.Para ilmuwan Islam menerjemahkan
banyak sekali tulisan-tulisan Yunani ke bahasa Arab dan kemudian menghasilkan
pengetahuan kedokteran baru dari naskah-naskah tersebut. Untuk menjadikan
tradisi Yunani lebih mudah diakses, dipahami, dan diajarkan, para ilmuwan islam
mengusulkan dan menjadikan lebih sistematis pengetahuan kedokteran Yunani-
Romawi yang luas dan kadang inkonsisten dengan cara menulis ensikolpedia dan
ikhtisar.
Pembelajaran Yunani dan Latin dipandang sangat jelek di Eropa Kristen Abad
Pertengahan Awal, dan baru pada abad ke-12, setelah adanya penerjemahan dari
bahasa Arab membuat Eropa Abad Pertengahan kembali mempelajari kedokteran
Hellenik, termasuk karya-karya Galen dan Hippokrates. Jauh sebelum itu, bangsa
Eropa telah banyak belajar dengan umat Islam dalam hal kedokteran. Di Sisilia,
sebuah sekolah kedokteran dengan dokter-dokter Muslim sebagai pengajarnya,
menjadi sumber ilmu kedokteran di Eropa.[3] Dengan memberikan pengaruh yang
setara atau mungkin lebih besar di Eropa Barat adalah Kanon Kedokteran karya
Ibnu Sina, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan dibuat manuskrip
lalu dicetak dan disebarkan ke seluruh Eropa. Selama abad kelima belas dan
keenam belas saja, karya tersebut diterbitkan lebih dari lima kali. Sejarah
mencatat, ada sekitar 300 buku kedokteran yang diterjemahkan bangsa Eropa.[3]
Di dunia Islam Abad Pertengahan, rumah sakit mulai dibangun di semua kota
besar, misalnya di Kairo, rumah sakit Qalawun memiliki staf pegawai yang terdiri
dari dokter, apoteker, dan suster. Orang juga dapat mengakses apotek, dan fasilitas
penelitian yang menghasilkan kemajuan pada pemahaman mengenai penyakit
menular, dan penelitian mengenai mata serta mekanisme kerja mata
2.1.5 Perdagangan
Selain di sungai Nil, Tigris dan Efrat, sungai-sungai yang dapat dilalui tidaklah
banyak, jadi perjalanan lewat laut menjadi sangat penting.Ilmu navigasi amat
sangat berkembang, menghasilkan penggunaan sekstan dasar (dikenal sebagai
kamal).Ketika digabungankna dengan peta terinci pada periode ini, para pelaut
berhasil berlayar menjelajahi samudara dan tak lagi perlu bersusah payah melalui
gurun pasir. Para pelaut muslim juga berhasil menciptakan kapal dagang besar
bertiang tiga ke Laut Tengah. Nama karavel kemungkinan berasal dari perahu
terawal Arab yang dikenal sebagai qārib. Sebuah kanal buatan yang
menghubungkan sungai Nil dengan Terusan Suez dibangun, menghubungkan Laut
Merah dengan Laut Tengah meskipun itu sering berlumpur
2.2 KEMUNDURAN ISLAM
Kemunduran suatu peradaban tidak dapat dikaitkan dengan satu atau dua faktor
saja.Karena peradaban adalah sebuah organisme yang sistemik, maka jatuh
bangunnya suatu perdaban juga bersifat sistemik. Artinya kelemahan pada salah
satu organ atau elemennya akan membawa dampak pada organ lainnya.
Setidaknya antara satu faktor dengan faktor lainnya – yang secara umum dibagi
menjadi faktor eksternal dan internal – berkaitan erat sekali. Untuk itu, akan
dipaparkan faktor-faktor ekternal terlebih dahulu dan kemudian faktor internalnya.
Untuk menjelaskan faktor penyebab kemunduran umat Islam secara eksternal kita
rujuk paparan al-Hassan yang secara khusus menyoroti kasus kekhalifahan Turkey
Uthmani, kekuatan Islam yang terus bertahan hingga abad ke 20. Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut:
Faktor ekologis dan alami, yaitu kondisi tanah di mana negara-negara Islam
berada adalah gersang, atau semi gersang, sehingga penduduknya tidak
terkonsentrasi pada suatu kawasan tertentu.Kondisi ekologis ini memaksa mereka
untuk bergantung kepada sungai-sungai besar, seperti Nil, Eufrat dan Tigris.
Kedua, letak geografis yang rentan terhadap serangan musuh. Iraq, Syria, Mesir
merupakan target serangan luar yang terus menerus. Sebab letak kawasan itu
berada di antara Barat dan Timur dan sewaktu-waktu bisa menjadi terget invasi
pihak luar.
Faktor eksternal. Faktor eksternal yang berperan dalam kajatuhan peradaban Islam
adalah Perang Salib, yang terjadi dari 1096 hingga 1270, dan serangan Mongol
dari tahun 1220-1300an. “Perang Salib”, menurut Bernard Lewis, “pada dasarnya
merupakan pengalaman pertama imperialisme barat yang ekspansionis, yang
dimotivasi oleh tujuan materi dengan menggunakan agama sebagai medium
psikologisnya.” Sedangkan tentara Mongol menyerang negara-negara Islam di
Timur seperti Samarkand, Bukhara dan Khawarizm, dilanjutkan ke Persia (1220-
1221).Pada tahun 1258 Mongol berhasil merebut Baghdad dan diikuti dengan
serangan ke Syria dan Mesir.Dengan serangan Mongol maka kekhalifahan
Abbasiyah berakhir.
Pada saat yang sama Portugis juga mencari jalan ke Timur dan juga melewati
negara-negara Islam. Di saat itu kekuatan ummat Islam baik di laut maupun di
darat dalam sudah memudar.Akhirnya pos-pos pedagangan itu dengan mudah
dikuasai mereka.Pada akhir abad ke 16 Belanda, Inggris dan Perancis telah
menjelma menjadi kekuatan baru dalam dunia perdagangan.
Selain itu, ternyata hingga abad ke 19 jumlah penduduk bangsa Eropa telah
meningkat dan melampaui jumlah penduduk Muslim diseluruh wilayah
kekhalifahan Turkey Uthmani. Penduduk Eropa Barat waktu itu berjumlah 190
juta, jika ditambah dengan Eropa timur menjadi 274 juta; sedangkan jumlah
penduduk Muslim hanya 17 juta. Kuantitas yang rendah inipun tidak dibarengi
oleh kualitas yang tinggi.
Di dalam zone inilah peradaban besar lahir dan bertahan lama, termasuk Islam
yang bertahan hingga 700 tahun, India, China, Mesir dll.Menurut Ibn Khaldun
faktor-faktor penyebab runtuhnya sebuah peradaban lebih bersifat internal
daripada eksternal.
Tindakan amoral, pelanggaran hukum dan penipuan, demi tujuan mencari nafkah
meningkat di kalangan mereka.Jiwa manusia dikerahkan untuk berfikir dan
mengkaji cara-cara mencari nafkah, dan untuk menggunakan segala bentuk
penipuan untuk tujuan tersebut.Masyarakat lebih suka berbohong, berjudi, menipu,
menggelapkan, mencuri, melanggar sumpah dan memakan riba.
…..mata pencaharian mereka yang mapan telah hilang, ….jika ini terjadi terus
menerus, maka semua sarana untuk membangun peradaban akan rusak,dan
akhirnya mereka benar-benar akan berhenti berusaha. Ini semua mengakibatkan
destruksi dan kehancuran peradaban
Itulah sebagian pelajaran yang dapat dipetik dari apa yang disampaikan
oleh para sejarawan Muslim tentang kemunduran peradaban Islam. Jika
al-Hassan memfokuskan pengamatannya pada masa-masa terakhir
kejatuhan kekuasaan Islam pada abad ke 16 hingga abad ke 20, Ibn
Khaldun mengamati peristiwa-peristiwa sejarah pada abad ke 15 dan
sebelumnya.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Demikianla jurnal ini saya buat apa tentu saja di dalam jurnal ini masih banya
kekurangan atau dari kata sempurna dan juga keterbatasan ilmu yang saya miliki
sesunggu nya kata sempurna hanya allah saja yang memiliki,apa bilia ada katas
yang tidak pantas tolong kasih saran ke pada saya sekian terimakasih
DAFTAS PUSTAKA