DASAR
ELEKTRONIKA
Judul Tugas
Tugas 2.
Abstrak
Jenis Tugas
Individu
Durasi/Tempo (Minggu)
DIBERIKAN 09 APRIL 2022
DIKUMPULKAN SAMPAI DENGAN 16 APRIL 2022
Penilaian
Bobot Persentase Tugas
XX% [Diisi bobot asesmen tugas dari total keseluruhan asesmen]
Pernyataan
Saya/ kami yang bertanda tangan di bawah ini memahami bahwa saya/ kami telah membaca dan setuju untuk mematuhi peraturan UMB
tentang plagiarisme dan penjiplakan dan kebijakan dan prosedur di Program Studi. Saya/ kami menyetujui proses pengecekan laporan
sehingga tidak ada unsur plagiarisme atau penjiplakan akademik.
Tanda tangan
Bagian ini digunakan untuk memberi umpan balik atau informasi lain:
KRITERIA DAN SKALA PENILAIAN
PROGRAM PASCASARJANA
Bagian 1 (60%)
Bagian 2 (40%)
Fakultas / Program
Teknik / Teknik Elektro Paraf Pengawas
Studi
Mata Kuliah Dasar Elektronika
Nilai Ujian (00-
Dosen Fina Supegina ST. MT
100)
Waktu Hari Tanggal Jam Ruang
Pelaksanaan Ujian Sabtu 12/11/2022 07:00
2. Transistor sebagai gerbang logika digital
Kerja transistor sebagai saklar menjadi prinsip yang diimplementasikan dalam bentuk
harga-harga digital. Dimana, harga digital hanya mengenal 2 (dua) keadaan, yaitu keadaan
nol (low) dan keadaan satu (high). Rangkaian inverter (NOT) menjadi salah satu rangkaian
menggunakan prinsip logika digital.
Jika tegangan input, Vi, adalah nol (atau biasa disebut kondisi low) maka transistor
sedang berada pada daerah potong, dengan arus kolektor, Ic = 0. Sehingga, tegangan pada
Vo = Voc (atau biasa disebut kondisi high). Sebaliknya jika tegangan input, Vi, misalnya
mendekati Voc (disebut dengan kondisi high), maka transistor didorong untuk menuju
daerah saturasi dan mengakibatkan teganan Vo sama dengan VCE(sat) (atau biasa disebut
kondisi low).
vi Vo
Rangkaian fundamental ini dapat dijadikan sebagai operasi logika lainnya, seperti
NAND.
Kerja rangkaian logika NAND tersebut dapat disimpulkan dalam bentuk table, yang disebut
dengan table kebenaran (Truth Table)
V1 V2 V0
Pada rangkaian transistor sederhana di atas, terdapat satu buah lampu yang kita
ibaratkan sebagai sebuah beban. Satu buah transistor NPN yang nantinya akan
menggantikan fungsi kerja suatu saklar. Satu buah potensio meter digunakan untuk
melakukan analisa pada kondisi arus berbasis yang berbeda beda dengan melakukan
variasi kondisi dari potensio tersebut.
Pada saat potensio meter kita putar pada kondisi dimana arus basis akan menjadi
besar, maka kolektor dan emitor transistor tersebut akan bekerja seperti kawat yang
terhubung. Sehingga pada kondisi ini lampu akan menyala. Sesuai pengalaman yang pasti
pada transistor bahan silikon, tegangan Vbe (tegangan basis emitor) tidak kurang dari 0,7
volt. Tapi salah satu hal penting yang harus anda ketahui adalah jangan terlalu besar
memberikan arus pada basis, karena akan berakibat kerusakan pada transistor. Gunakan
tahanan basis (resistor yang dipasang pada basis) sebagai pencegah arus berlebih pada
saat potensio resistasinya nol ohm. Karena jika potensio kita putar hingga pada kondisi
resistansinya nol ohm, maka sama saja kita menghubungkan basis transistor dengan supply
9 volt langsung. Kondisi ini pasti akan mengakibatkan kerusakan pada transistor.
Jika potensio meter tersebut di atas kita putar pada kondisi resistansi sangat besar
(misal : maks 100 Kohm), maka arus yang akan melalui basis akan sangat kecil atau
dengan kata lain tegangan yang akan jatuh pada basis dan emitor akan sangat kecil
(dibawah 0,7 volt bahkan mendekati 0 volt), pada kondisi ini transistor akan berada pada
kondisi cut-off, kondisi dimana kolektor dan emitor bagai saklar yang terbuka. Jadi pada
kondisi ini beban lampu tidak akan mendapatkan supply listrik sehingga tidak akan menyala.
Lihat pada gambar di atas, saya berikan contoh dua saklar yang berada sejajar dengan
transistor. Saklar SW1(kondisi terbuka) itu sama halnya jika transistor mengalami cut-off.
Sedangkan saklar SW2 (tertutup) sama halnya dengan transistor pada kondisi jenuh.
5. Karakteristik transistor
Penggunaan fungsi dari sebuah transistor dapat dengan memanfaatkan karakteristik
dari masing-masing daerah kerja sebuah transistor. Selain itu, dengan karakteristik
transistor juga bisa digunakan untuk menganalisa arus dan teganan transistor.
Karakteristik dari masing masing daerah operasi transistor diringkas menjadi :
1. Daerah potong atau cutoff
Dioda emitter diberi prategangan mundur yang mengakibatkan tidak terjadi
pergerakan electron yang menjadi arus basis, IB = 0. Serta pada kolektro, IC = 0
atau bisa juga disebut ICEO (Arus kolektor ke Emiter dengan harga arus basis yaitu
0).
2. Daerah Saturasi
Pada daerah ini Dioda Emiter diberi prategangan maju yang menyebabkan atis
kolektor, IC akan meraih harga maksimum, dengan tidak bergantung pada arus
basis, IB, dan βdc. Hal tersebut membuat transistor menjadi komponen yang tidak
bisa dikontrol. Maka dari itu, untuk menjauhkan daerah ini, Dioda Kolektor wajib
diberi prategangan mundur dengan tegangan yang melebihi VC(sat), atau yang bisa
disebut tegangan yang mengakibatkan Dioda Kolektor saturas.
3. Daerah Aktif
Pada daerah ini Dioda Emiter diberi prategangan maju sementara diode kolektor
diberi prategangan mundur yang akan mengakibatkan sifat-sifat sebagai berikut.
Atau
1. Saat basis transistor PNP diberikan muatan 1. Saat basis transistor NPN diberikan muatan
negative (-) emitor akan mengalirkan muatan positif maka kolektor akan mengalirkan muatan
arus ke kolektor. arus ke emitor.
2. Tegangan positif akan selalu tersambung 2. Teganan positif akan selalu tersambung
dengan kaki emitor dan teganan negative akan dengan kaki kolektor dan tegangan negative
tersambung dengan kaki kolektor. akan tersambung dengan kaki emitor.
3. Pada arus output transistor PNP akan 3. Pada arus output transistor NPN akan
mengeluarkan arus positif pada kaki kolektor. mengeluarkan arus negative pada kaki kolektor
sewaktu dalam kondisi aktif.