Pengetahuan adalah aspek penting dari sebuah peradaban. Bisa dibilang, ilmu
pengetahuan adalah tolok ukur bagi besar atau tidaknya suatu peradaban. Peradaban Islam
adalah salah satu peradaban yang memiliki pengaruh besar dalam ilmu pengetahuan.
Peradaban Islam pada masa keemasannya, telah memberikan sumbangsih yang tidak
terhitung jumlahnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Bahkan, pada rentang abad
ke-9 hingga abad ke-14, Ilmuwan-ilmuwan Islam adalah yang terbaik di seluruh dunia pada
bidangnya masing-masing. Dokter-dokter Islam adalah yang paling dicari ketika berobat,
Buku-buku karya Filsuf Arab, Matematikawan, ahli Kimia, Astronom juga buku-buku sastra
Arab, adalah yang paling dicari oleh pelajar-pelajar di Eropa yang haus akan ilmu
pengetahuan. Temuan-temuan mereka bisa dibilang menjadi pondasi dari terbitnya ilmu
pengetahuan modern.
Sumbangsih Islam yang terbesar dalam ilmu pasti adalah penemuan angka-angka
arab, atau yang disebut dengan (Arabic chipers) dalam ilmu hitung, yang sampai kini masih
dipakai di barat kendati bentuknya sudah dirubah sedemikian rupa. Kemudian asas
algorisme, yaitu sistem hitungan nilai angka menurut tempat dari kanan ke kiri, satuan,
puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya, serta sistem persepuluh atau desimal. Perintis
ilmu pasti dari kalangan muslim adalah Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi atau yang
populer di Eropa dengan nama Algorithm. Al-Khawarizmi menulis bukunya yang populer,
yaitu buku Al-Jabr wal Muqobalah, yang menjadi rangsangan terhadap perkembangan ilmu
pasti di Eropa pada abad pertengahan. Buku itulah yang memperkenalkan angka Arab dan
sistem persepuluhan kepada Eropa.
Selain bidang ilmu hitung, prestasi yang dicapai Ilmuwan-ilmuwan Muslim di bidang
ilmu Kedokteran lebih banyak lagi. Dokter-dokter muslim memiliki prestasi besar yang
belum pernah dicapai oleh peradaban manapun sebelumnya. Prestasi dan penemuan
mereka bahkan dianggap sebagai dasar dari ilmu Kedokteran modern yang berkembang
beberapa abad setelahnya. Salah satu dari yang termasyhur adalah Ibnu Sina, atau populer
dengan nama Avicenna. kemampuannya di ilmu kedokteran sudah tidak diragukan lagi,
kemapuannya sangat menonjol diantara para Ilmuwan pada masanya. Ibnu Sina telah hafal
Al-Qur’an pada umur 10 tahun, selain itu juga mempelajari berbagai disiplin ilmu, seperti
Fiqih, ilmu Filsafat, ilmu Falak, ilmu Musik dan Matematika.Pada usia 16 tahun dia belajar
ilmu kedokteran, dan ketika menginjak usia 22 tahun dia telah menjadi Dokter terkemuka
pada masanya. Ibnu Sina juga menulis banyak buku mengenai ilmu yang telah dia pelajari.
Bukunya yang berjudul Al-Qanun Fi At-Thibb, dicetak lebih dari 16 kali dan diterjemahkan ke
dalam bahasa latin serta menjadi buku rujukan utama di Eropa untuk ilmu Kedokteran
hingga abad ke-18.
Kenyataannya pada masa kini, umat Islam terpuruk, dan tertinggal dengan bangsa-
bangsa lain dalam berbagai sektor, seperti pengembangan ilmu pengetahuan,
Kepemimpinan, Pendidikan dan juga Ekonomi. Di sisi lain Bangsa Barat sedemikian maju dan
perkasa menguasai dunia dengan segala kekuatan militer, ekonomi, sosial politik dan
budayanya yang memengaruhi umat Islam dan belahan dunia lain. Kemunduran umat Islam
ini tentu saja sangat disayangkan, karena sebagai Peradaban yang pernah memberikan
pengaruh kuat terhadap ilmu pengetahuan dunia, justru mengalami kemunduran saat
bangsa yang dulu dipengaruhinya mengalami kemajuan pesat. Kemunduran umat Islam ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya minat belajar dari
pemuda Muslim, padahal Ilmuwan Islam dahulu memiliki semangat yang luar biasa dalam
menuntut ilmu. sedangkan banyak pemuda Muslim saat ini justru terpengaruh dengan
budaya sekuler yang dipopulerkan oleh Barat. Jika kondisi ini terus berlanjut, mungkin akan
berdampak pada kemunduran dan melemahnya umat Islam.