Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 4

Alexandra Itsaura

Farrel Rifqi

Ghaza Shadiqalham

Rizki Naufal

Nadine Fara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara Indonesia merupakan negara bahari dengan tatanan kepulauan. Setiap pulau
di Indonesia terpisah dengan lautan yang membentang cukup luas. Menurut Kementrian
Kelautan dan Perikanan (KKP), luas wilayah laut yang dapat dikelola sebesar 5,8 juta
kilometer persegi. Hal ini menunjukkan betapa strategisnya dan potensi kemaritiman dan
perikanan di Indonesia.
Secara potensi, perikanan Indonesia adalah yang terbesar di dunia, baik perikanan
tangkap maupun perikanan budaya. Setiap tahunnya produksi lestari perikanan dapat
menghasilkan sekitar 67 ton. Namun, perkembangan dan pembangunan teknologi
pendukung kelautan masih belum fokus sehingga potensi tersebut masih terpendam.
Selain potensinya di Indonesia, ikan juga merupakan jenis daging dengan kaya nutrisi.
Berbagai nutrisi seperti protein, vitamin D dan sumber omega-3 terbaik berada di dalam
daging ikan. Setiap nutrisi tersebut sangatlah penting bagi tubuh maupun otak.
Selain nutrisinya yang tinggi, ikan juga terbukti dapat menangkal beberapa macam
penyakit. Menurut penelitian yang disampaikan bahwwa konsumsi 1 porsi ikan atau lebih
dalam seminggu dapat menurunkan resiko 15% penyakit jantung. Hal ini dikarenakan
omega 3 yang tinggi pada ikan sehingga dapat menurunkan resiko aritmia yang
menyebabkan kematian mendadak.
Nutrisi ikan juga dapat mengurangi resiko penyakit autoimun termasuk diabetes tipe
1. Penyakit autoimun terjadi akibat sistem kekebalan tubuh gagal melindungi tubuh dari
serangan luar dan malah menyerang jaringan yang sehat. Beberapa penelitian juga
menemukan bahwa mengonsumsi omega3 dapat mengurangi resiko diabetes tipe 1 maupun
autoimun pada anak anak dan dewasa.
Daging ikan juga bisa menjadi metode menjaga kesehatan tubuh. Mengonsumsi ikan
lebih banyak akan mengurangi penurunan fungsi otak. Selain itu juga, mengonsumsi ikan
pada kondisi lansia juga dapat menjaga fungsi mata.
Dengan banyaknya manfaat dalam mengonsumsi daging ikan membuat daging ikan
sangatlah dibutuhkan bagi masyarakat Indonesia. Dilihat dari potensi kemaritiman dan
kelautan, Indonesia sangatlah mampu untuk menyediakan pangan khususnya bidang
kemaritiman yaitu ikan pada masyarakatnya.

1.2 Identifikasi Masalah


Daging ikan merupakan salah satu jenis daging hewani yang memiliki nutrisi tinggi.
Walaupun nutrisinya yang tinggi, masyarakat Indonesia cenderung menutup sebelah mata
pada daging ikan. Penduduk Indonesia masih tergolong rendah dalam mengonsumsi ikan
terutama di Pulau Jawa. Menurut data Kementrian Kelautan dan Perikanan, tingkat
konsumsi ikan di pulau jawa tercatat 32 kg per kapita per tahunnya. Sementara di Sumatera
dan Kalimantan mendapat nilai lebih tinggi yaitu 33-43 kg per kapita per tahun. Konsumsi
ikan tertinggi berada di Indonesia bagian timur yaitu 40 kg per kapita per tahun
Masyarakat Indonesia cenderung memilih makan daging sapi maupun daging
unggas. Padahal nutrisi ikan sangatlah tinggi dan tidak kalah dari darging sapi maupun
daging ikan. Daging ikan juga memiliki harga yang lebih terjangkau daripada ayam maupun
daging sapi.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan indentifikasi masalah dapat disimpulkan bahwa


masyarakat Indonesia memiliki tingkat yang rendah dalam mengonsumsi ikan. Penelitian ini
akan membawa informasi mengenai nutrisi ikan pada kesehatan manusia serta mengetahui
cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah pada identifikasi masalah

Pemilihan masalah penelitian dilakukan dengan cara yaitu observasi yaitu menganalisis
terkait nutrisi ikan serta menyimpulkannya. Observasi dapat dilakukan melalui internet,
jurnal, ataupun artikel yang ditemukan dan tersedia tentang manfaat ikan bagi kesehatan
manusia serta memberikan kesimpulan mengenai penelitian ini.

1.4 Rumusan Masalah

 Mengapa tingkat konsumsi ikan di Indonesia rendah?


 Bagaimana mengonsumsi ikan dapat berdampak langsung pada kesehatan manusia?
 Apakah ada perbedaan gizi dan nutrisi antara ikan air tawar dengan ikan air laut?

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum


 Mengetahui manfaat ikan bagi kesehatan manusia
 Mengedukasi pembaca mengenai manfaat ikan bagi manusia
 Mengetahui cara terbaik dalam meningkatkan konsumsi ikan pada masyarakat
1.5.1 Tujuan Khusus
 Memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat sekolah mengenai
manfaat ikan
 Memberikan sosialisai dan edukasi pentingnya manfaat ikan kepada masyarakat
sekolah
 Mengetahui cara terbaik mengenai konsumsi ikan pada masyarakat sekolah
1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis


 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pentingnya
konsumsi ikan khususnya manfaat ikan bagi manusia.
 Hasil penelitian ini menjadi sumber referensi bagi penelitian lainnya yang
berhubungan dengan daging ikan

1.6.2 Manfaat Praktis

1.6.2.1 Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam proses selanjutnya
dalam menindaklanjuti hasil penelitian ini. Menjadi sarana rencana ke depannya
guna memajukan penelitian mengenai nutrisi daging ikan bagi manusia.
1.6.2.1 Masyarakat
Memberikan pengetahuan mengenai pengolahan produk makanan berbasis daging
ikan yang tepat sehingga nutrisinya dapat dimanfaatkan secara maksimal. Selain
itu menjadi bahan pertimbangan terkait usaha makanan berbasis daging ikan di
masyarakat

1.7 Hipotesis
 Mengapa tingkat konsumsi ikan di Indonesia rendah?
Pengelolaan daging ikan cukup sulit dan tidak bervariasi sehingga rendahnya minat
masyarakat Indonesia dalam mengonsumsi daging ikan
 Bagaimana mengonsumsi ikan dapat berdampak langsung pada kesehatan manusia?
Daging ikan memiliki nutrisi omega 3 dan protein yang tinggi sehingga sangat
berdampak bagi kesehatan manusia. Omega 3 dikenal dengan nutrisi yang baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak
 Apakah ada perbedaan gizi dan nutrisi antara ikan air tawar dengan ikan air laut?
Ada, karena perbedaan habitat juga akan memengaruhi kandungan gizi dan nutrisi ikan.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kandungan dan Nutrisi pada Daging Ikan

Ikan merupakan binatang bertulang belakang yang dikategorikan ke kingdom Pisces.


Berdasarkan habitatnya ikan dibagi menjadi dua jenis yaitu ikan air tawar dan ikan air laut. Ikan
air tawar akan menghabiskan hidupnya di perairan darat, sedangkan ikan air laut akan berhabitat
di perariran laut. Berdasarkan habitat laut, ikan laut juga dapat dibagi menjadi dua golongan
yaitu ikan pelagik dan ikan demersal. Ikan pelagik adalah golongan ikan yang hidup di daerah
permukaan air laut sedangkan ikan domersal adalah ikan yang hidup di dasar laut.

Pada umumnya masyarakat mengambil daging ikan untuk kebutuhan konsumsi. Daging
ikan tersusun atas sel-sel berukuran kecil yang membentuk serat-serat otot dan tersusun bersama-
sama dengan jaringan penghubung. Berdasarkan warna daging, ikan dapat dibedakan menjadi
dua yaitu daging ikan berwarna putih dan daging berwarna merah. Tiap jenisnya memiliki
kandungan yang berbeda. Daging berwarna putih mengandung kadar protein yang lebih tinggi
dan kadar lemak yang lebih rendah dibandingkan dengan daging merah. Pada beberapa bagian
daging merah memiliki jaringan lemak lebih tinggi untuk melindungi jaringan tubuh lainnya.

Ikan pada umumnya berfungsi sebagai sumber protein dalam komposisi makanan.
Kandungan protein daging ikan dan nilai gizi proteinnya setara dengan hewan darat (misalnya
daging ayam dan daging sapi). Protein ikan bernilai gizi tinggi karena mudah dicerna dan
digunakan oleh tubuh. Di samping itu, ikan juga banyak mengandung vitamin dan mineral yang
diperlukan tubuh manusia. Kandungan protein ikan bervariasi antara 16-20 %, mineral 1,5 %,
serta lemak tergantung pada jenis ikan dan kadarnya bervariasi antara 2-25 %.

Komposisi kimia daging ikan secara rata-rata adalah : kadar protein 15 – 24%, kadar
lemak 0,1 – 22%, karbohidrat 1– 3%, senyawa anorganik 0,8 – 2%, dan kadar air 66 – 84%.
Angka protein pada ikan lebih tinggi daripada daging sapi yaitu hanya sekitar 16%-22% .
Komposisi protein ayam juga hampir mirip dengan kadar protein daging sapi.

2.2 Tingkat Konsumsi Ikan di Indonesia

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki banyak jenis ekosistem
bahari dan laut serta potensi kelautan. Meskipun pemanfaatan dan pemberdayaan ikan di
Indonesia relatif tinggi tetapi budaya konsumsi ikan di Indonesia masih tergolong rendah jika
dibanding negara lainnya. Negara Jepang total luas wilayahnya 85% dari pulau Sumatera
memiliki tingkat konsumsi ikan yang jauh lebih tinggi daripada Indonesia yaitu 140 kg per kpita
per tahun. Selain Jepang, Malaysia dan Korea memiliki tingkat konsumsi ikan masing masing
sebesar 70 dan 80 kg per kapita per tahun.
Walaupun perkembangan pengelolaan ikan sudah berkembang pesat, Indonesia masih
belum memanfaatkannya secara maksimal. Sumber pangan dari perariran laut maupun air tawar
masih belum dikenal dan dikonsumsi secara luas dan merata bagi masyarakat Indonesia. Hasil
penelitian mengatakan bahwa daging sapi dan ayam jauh lebih favorit daripada mengonsumsi
daging ikan.

Salah satu penelitian menarik yang dilakukan mengenai angka konsumsi ikan di
Indonesia membuktikan bahwa tingkat konsumsi ikan bergantung dengan suku dan etnis.
Sebagai contoh suku Bugis dan suku Sunda. Suku Sunda mengonsumsi ikan sebagai angka
kecukupan energi keseharian mereka mencapai angka 7,2% sedangkan Bugis 15,9%. Hal ini
memberikan suatu indikator bahwa konsumsi ikan juga bergantung dari geografis wilayah
tempat tinggal masyarakat. Suku yang berbeda dengan tempat tinggal yang berbeda memiliki
tingkat konsumsi yang berbeda.

Angka penyediaan pangan ikan dan konsumsinya didata oleh kementrian perikanan dan
kelautan setiap tahunnya. Dari tahun ke tahun di Indonesia memang menunjukkan peningkatan.
Pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 7,85% sedangkan
kenaikkan dalam jangka 1 tahun yaitu 2013 sampai 2014 sebesar 8,44%. Angka konsumsi ikan
juga sangat bervariasi dari wilayah ke wilayah. Menurut data Kementrian Kelautan dan
Perikanan, tingkat konsumsi ikan di pulau jawa tercatat 32 kg per kapita per tahunnya.
Sementara di Sumatera dan Kalimantan mendapat nilai lebih tinggi yaitu 33-43 kg per kapita per
tahun. Konsumsi ikan tertinggi berada di Indonesia bagian timur yaitu 40 kg per kapita per tahun
Akan tetapi, angka penyediaan ikan selalu melebihi angka konsumsi ikan setiap tahunnya.

2.3 Penyebab Rendahnya Tingkat Konsumsi Ikan

Salah satu penyebab rendahnya mengonsumsi ikan adalah kurangnya pemahaman


masyarakat mengenai gizi dan manfaat ikan bagi kesehatan dan kecerdasan. Masyarakat masih
menutup diri dari mengonsumsi ikan karena belum ada sosialisasi secara khusus dan menjurus
pada masyarakat untuk mengonsumsi ikan. Selain itu rendahnya supply ikan akibat kurang
lancarnya distribusi produk juga menjadi kendala. Sarana distribusi dan pemasaran daging ikan
juga dapat memengaruhi rendahnya tingkat konsumsi ikan.

Daging ikan termasuk daging yang mudah rusak. Daging ikan memerlukan perlakuan
khusus untuk mempertahankan kualitas daging. Salah satu kelemahan pemasaran ikan di
Indonesia adalah rendahnya kemampuan produsen terkait mempertahankan kualitas ikan
sebelum dan sesudah distribusi. Oleh karena itu banyak ikan yang rusak di tengah perjalanan
distribusi sehingga distribusi ikan tidak tepat sasaran.

Faktor infrastruktur yang dibutuhkan menjadi tantangan bagi Indonesia dalam


mendistribusikan ikan yang berkualitas tinggi ke konsumen. Infrastruktur pasar yang modern dan
mendukung, persedian es yang kurang serta pendingin di kapal. Mengingat masa komoditaas
ikan segar cenderung pendek sehingga diperlukan pengelolaan ikan mulai dari kapal sampai
konsumen haruslah memadai dan efektif agar tidak mengurangi kualitas ikan.

Anda mungkin juga menyukai