Anda di halaman 1dari 8

Daging sebagai bahan olahan 

ialah, bagian lunak di tubuh hewan yang terbungkus kulit dan


melekat pada tulang yang menjadi bahan olahan pangan. Sebagai sumber olahan pangan,
berdasarkan warna dasar bahan pangan daging dapat dibedakan menjadi 2, yaitu daging
berwarna putih dan daging berwarna merah. Daging berwarna putih biasanya lebih cenderung
berasal dari unggas contohnya ayam, sedangkan yang berwarna merah berasal dari hewan
berkaki empat seperti sapi, kerbau, dan kambing.
1. Jenis Ikan

1). Ikan perairan tawar

Ikan perairan tawar adalah ikan yang menghabiskan sebagian atau seluruh hidupnya di air
tawar, seperti sungai dan danau. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan
lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan adalah tingkat salinitasnya. Jenis-jenis
ikan air tawar sebagai bahan pangan adalah ikan lele, mas, gurame, bawal dan sebagainya.
Kandungan gizi ikan air tawar hampir menyerupai dengan ikan air laut.

2). Ikan perairan payau


Ikan periran payau adalah ikan yang hidupnya di perairan payau, dimana perairan payau
merupakan pencampuran antara perairan tawar dan perairan laut seperti muara. Kadar garam
dalam perairan tersebut berkisar 5-29 ppm. Jenis-jenis ikan air payau yang sering dikonsumsi
sebagai bahan pangan seperti: Ikan Bandeng, ikan kakap dan lain sebagainya.

3). Ikan perairan laut


Ikan perairan laut adalah ikan yang hidup di laut dengan salinitas di atas 30 ppm. Ikan laut
sangatlah banyak jenis dan ukurannya, dari mulai ukuran terkecil sampai ukuran yang besar.
Kandungan gizi ikan laut pun sangatlah lengkap dan baik untuk kesehatan. Jenis-jenis ikan laut
yang sering dikonsumsi adalah seperti Ikan Tuna, Ikan Tenggiri, Ikan kembung, dan lain
sebagainya.

Manfaat Ikan dan Daging


Ikan dan daging adalah sumber penghasil protein hewani. Protein adalah zat yang penting bagi
tubuh. Fungsi protein antara lain:

 Sebagai zat pembangun.


 Cadangan makanan dan sumber energi.
 Sintesis antibodi, hormon, dan enzim.
 Pengatur keseimbangan kadar asam dan basa di dalam sel.
 Pembentukan dan perbaikan sel serta jaringan terutama anak-anak yang berada pada masa
pertumbuhan.

1). Daging Ayam

Daging ayam merupakan sumber protein berkualitas tinggi dan memiliki kandungan lemak
jenuh yang lebih rendah dibandingkan daging hewan berkaki empat. Ayam juga kaya
kandungan vitamin (vitamin A dan berbagai vitamin B) serta beragam mineral (tembaga, zat
besi, kalsium, fosfor, kalium dan zinc).

2). Daging Sapi


Daging sapi adalah daging yang paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Selain
rasanya lezat, daging sapi ini dapat diolah menjadi aneka masakan. Daging sapi berwarna
merah. Bagian tubuh hewan ternak sapi yang memiliki daging terbanyak adalah bagian paha
depan dan paha belakang. Bagian kepala, leher, tungkai, dan ekor termasuk bagian moncong
(hidung/cingur) dan lidah juga diambil dagingnya, tetapi tidak sebanyak bagian paha. Bagian
jeroan (isi perut) tidak dianggap sebagai daging. Selain direbus, digoreng, atau dibakar, daging
sapi dapat diolah menjadi aneka ragam olahan seperti, rendang, semur, bakso, abon, dendeng,
sosis dan salami, serta kornet. Daging sapi dimakan di hampir seluruh bagian dunia.

3). Daging Kerbau


Daging kerbau memiliki ciri khas berwarna merah agak gelap, memiliki tekstur serat yang lebih
kasar dibandingkan dengan daging sapi. Kandungan lemak daging kerbau relatif rendah
daripada daging sapi. Daging kerbau dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk di Asia Selatan
dan Asia Tenggara, tempat asal hewan ini. Pengolahan daging kerbau biasanya sama dengan
pengolahan daging sapi.
 4). Daging Kambing
Daging kambing merupakan sumber gizi yang penting bagi negara berkembang yang
biasanya terletak di daerah iklim tropis. Daging kambing lebih empuk daripada daging
sapi dan kerbau. Serat dagingnya lebih halus dan mempunyai rasa dan aroma khas yang
digemari beberapa bangsa di negara berkembang. Hasil pengolahan daging kambing
seperti sate, sop, gulai

Tubuh kita harus cukup protein. Kekurangan protein terutama bagi anak dalam masa
pertumbuhan dapat menyebabkan proses pertumbuhannya terganggu. Selain itu, kekurangan
protein bisa menyebabkan penyakit kwasiorkor. Kekurangan protein secara terus-menerus dapat
mengakibatkan marasmus (gizi buruk) dan bisa berakibat pada kematian.

a. Manfaat Ikan
Kandungan gizi ikan kaya akan manfaat bagi tubuh karena merupakan sumber protein bagi
tubuh. Kandungan gizi yang terdapat pada ikan segar dan manfaatnya antara lain:

 Omega 3, untuk proses perkembangan otak pada janin dan penting untuk perkembangan fungsi
syaraf dan penglihatan bayi.
 Mengandung serat protein yang pendek sehingga mudah dicerna.
 Kaya akan asam amino seperti taurin untuk merangsang pertumbuhan sel otak balita.
 Vitamin A dalam minyak hati ikan untuk mencegah kebutaan pada anak.
 Vitamin D dalam daging dan minyak hati ikan untuk pertumbuhan dan kekuatan tulang.
 Vitamin B6 untuk membantu metabolisme asam amino dan lemak serta mencegah anemia dan
kerusakan syaraf.
 Vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah, membantu metabolisme lemak, dan melindungi
jantung juga kerusakan syaraf.
 Zat besi yang mudah diserap oleh tubuh.
 Yodium untuk mencegah terjadinya penyakit gondok dan hambatan pertumbuhan anak.
 Selenium untuk membantu metabolisme tubuh dan sebagian antioksidan yang melindungi tubuh
dari radikal bebas.
 Seng yang membantu kerja enzim dan hormon.
 Fluor yang berperan dalam meguatkan dan menyehatkan gigi anak
b. Manfaat Daging
Kandungan gizi yang terdapat pada daging segar dan manfaatnya antara lain seperti berikut .

 Kaya vitamin B dan mineral, sehingga sangat diperlukan untuk kesehatan sistem syaraf dan
pertumbuhan.
 Kandungan 9 asam amino esensial yang terdapat di dalamnya berperan untuk perkembangan dan
memperbaiki seluruh sel tubuh kita yang rusak atau aus.
 Zat besi haeme (zat besi haeme) yang terkandung di dalamnya lebih mudah dicerna dibandingkan
dengan zat besi yang terdapat dalam protein nabati. Zat ini menghindarkan tubuh dari penyakit
anemia.
 Daging kaya vitamin B dan D. Anggota keluarga vitamin B yang banyak terdapat di dalam daging
adalah B2 (riboflavin), B3 (niasin), B6 (piridoksin), dan B12 (kobalamin).
 Terkandung juga seng (Ze) dan selenium yang merupakan sumber nutrisi penting bagi sistem
imunitas tubuh. Bahkan, tubuh kita dapat menyerap seng yang berasal dari daging jauh lebih baik
daripada seng yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
 Daging juga merupakan bahan makanan yang kaya akan Omega 3. Senyawa ini penting untuk
membantu fungsi jantung, hati, dan sistem saraf pusat.

A. Pengertian Ikan Nila


            Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika,
tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang
populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus hama di setiap sungai dan danau
Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai Nile Tilapia.
kan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan yang dapat hidup dalam kondisi
linkungan yang memiliki toleransi tinggi terhadap kualitas air yang rendah, ikan nila
memiliki bentuk panjang  ramping berwarna kemerah-merahan atau putih.

Budidaya ikan nila tidaklah susah, ikan nila masih memiliki hubungan kekerabatan
dengan ikan mujair, kedua jenis ikan ini memiliki kemiripan sifat. Mempunyai
kemampuan adaptasi yang baik dan mudah berkembang biak. Di alam, ikan nila
sering didapatkan di perairan tawar seperti, danau, sungai, rawa dan waduk. ikan
nila membutuhkan suhu untuk bisa tumbuh optimal 25-30oC  dan dengan kadar pH
air 7-8. 

Ikan nila termasuk dalam golongan omnivora (pemakan segala). Makanan alaminya
adalah plankton, hewan air dan berbagai tumbuhan lainnya . Pemberian pakan
buatan untuk budidaya ikan nila sebaiknya yang memiliki kadar protein sekitar 25%.
Biaya untuk pakan budidaya ikan nila  tidaklah tergolong mahal. karena ikan nila
tidak membutuhkan protein yang tinggi, hanya sekitar 30-45%. Ada beberapa faktor
penting yang harus diperhatikan Untuk memulai usaha budidaya ikan nila, yaitu
sortir benih, persiapan wadah/kolam, pemberian pakan sampai penanganan
penyakit
Memilih benih ikan nila
Untuk menentukan tingkat keberhasilan budidaya ikan nila pemilihan benih
merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Untuk mendapatakam hasil
maksimal lebih baik gunakan benih ikan yang  berjenis kelamin jantan. Dikarenakan
laju pertumbuhan ikan nila jantan  lebih cepat 40 % dibandingkan dengan ikan nila
betina.

Untuk mendapatkan hasil budiddaya yang maksimal sebaiknya gunakan benih yang
berjenis kelamin monosex (satu jenis kelamin). Karena ikan nila memiliki sifat
gampang kawin (memijah). Sehingga bila budidaya dilakukan secara campuran, ikan
akan menghabiskan energi untuk memijah dan akan memyebabkan pertumbuhan
bobot ikan sedikit terhambat. Seiring berjalannya waktu, para penyedia benih
banyak yang menyediakan bibit ikan nila monosex.

Persiapan wadah/kolam  budidaya


Ada beberapa jenis kolam yang bisa digunakan untuk bdidaya ikan nila, mulai dari
kolam tanah, kolam terpal, kolam semen, tambak air payau hinnga jaring terapung,
Dari beberapa jenis kolam tersebut, yang paling banyak digunakan  oleh para petani
adalah kolam dari tanah, karena biaya kontruksinya murah dan cara
membuatnya cukup gampang.

Kelebihan lain menggunakan kolam tanah adalah bisa menjadi tempat tumbuh
berbagai hewan dan tumbuhan yang bermanfaat sebagai makanan alami bagi ikan.
Sehingga bisa menekan pengeluaran biaya untuk membeli pakan. Untuk memulai
pemeliharaan ikan nila di kolam tanah, harus dibuat persiapan dan langkah-langkah
pengolahan tanah,  mulai dari penjemuran tanah, pembajakan, pengapuran,
pemupukan sampai pengisian air.

Langkah-Langkah Persiapan Tanah:


Langkah dasar adalah pengeringan dasar kolam. kolam harus dijemur untuk
dikeringkan. Penjemuran biasanya selama 3-7 hari, tergantung intensitas cahaya
matahari. Bila permukaan tanah sudah terlihat retak-retak maka tanah sudah cukup
untuk dijemur, namun jangan sampai terlalu keras. Bila saat diinjak masih
memberikan jejak kaki sedalam 1-2 cm. Langkah selanjutnya, permukaan tanah
dicangkul atau dibajak sedalam kurang lebih 10 cm, kerikil, sampah dan kotoran
lainnya harus dibersihkan dari dasar kolam. Lumpur hitam yang berbau busuk juga
harus dibersihkan.

Kolam yang sudah terpakai biasanya memiliki tingkat keasaman tinggi (pH rendah),
kurang dari 6. Kondisi pH yang baik untuk budidaya ikan nila berada pada kisaran 7-
8. pH bisa dinetralkan dengan cara diberikan pengapuran dengan kapur pertanian
atau donlomit. Dosis pengapuran harus disesuaikan dengan tingkat keasaman
tanah. Untuk ukuran pH tanah 6 sebanyak 500 kg/ha, dan untuk pH tanah 5-6
sebanyak 500-1500 kg/ha, pH tanah 4-5 sebanyak 1-3 ton/ha.

 Kapur diaduk dengan merata, usahakan kapur menyerap kedalam permukaan


tanah sedalam 10 cm. selanjutnya diamkan 2-3 hari lamanya.
Selanjutnya gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar, seperti pupuk kompos.
Tujuan pemberian pupuk organik adalah untuk mengembalikan kesuburan tanah,
dosisnya sebanyak 1-2 ton per hektar.

Penebaran pupuk harus secara merata di dasar kolam. Biarkan selama 1-2 minggu.
Selanjutnya, bila kira-kira perlu bisa ditambahkan dengan pupuk kimia berupa Urea
50-70 kg/ha dan TSP 25-30 kg/ha, diamkan juga selama 1-2 hari. Tujuan pemberian
pupuk untuk menyuntik nutrisi bagi tumbuhan renik dan hewan yang berada di
sekitaran kolam. Sehingga tumbuhan yang ada tersebut bisa untuk pakan alami.

kolam sudah bisa diisikan air. Pengisian dilakukan secara bertahap. Pertama,
masukkan air sedalam 10-20 cm kedalam kolam. Biarkan selama 3-5 hari ,biarkan
juga matahari menembus ke dasar kolam secara sempurna, tujuannya untuk
menumbuhkan ganggag atau organisme air lainnya. Lalu isikan air hingga ketinggian
mencapai 60-75 cm.

 Penebaran benih ikan nila

Kolam yang sudah diisi air 60-75 cm siap ditebari benih ikan nila. Padat tebar untuk
ukuran kolam tanah adalah 15-30 ekor/m2. Sebelum ditebar benih, sebaiknya
lakukan adaptasi dulu. Tujuannya untuk membiasakan benih ikan dengan kondisi
kolam, sehingga resiko kematian benih bisa diminimalisir. Caranya masukkan wadah
yang telah berisi bibit ikan nila ke dalam kolam. Biarkan beberapa jam, selanjutnya
buka wadah tersebut agar ikan keluar dengan sendirinya.

 Pemeliharaan budidaya ikan nila

Setelah selesai dilakukan semua persiapan dan benih sudah dimasukkan ke dalam


kolam, langkah berikutnya adalah merawat ikan hingga bisa dipanen. Tiga hal yang
sangat berpengaruh dalam pemeliharaan ikan nila adalah pengentrolan kualitas air,
pemberian pakan serta pencegahan hama dan penyakit.

 Pengelolaan air

Pemantauan kualitas air kolam harus tejaga, supaya pertumbuhannya maksimal,


parameter penentuan kualitas air adalah kandungan oksigen dan pH air. Lakukan
juga pemantauan kadar CO2, H2S dan NH3 bila memungkinkan. Apabila kandungan
oksigen kolam menurun cepat, perderas sirkulasi air. 

Bila kolam sudah banyak mengandung H2S dan NH3 yang ditandai dengan bau
busuk, Lakukan penggantian air dengan cepat. Caranya dengan membuang air
kotor sebesar ⅓ , dan tambahkan dengan air yang baru. Pada kolam seluas 100 m2
dalam keadaan normal, atur debit air sebesar 1 liter/detik.

 Pemberian pakan

Pakan dan pengontrolan sangat penting, dalam pembesaran ikan nila. komponen
paling besar  adalah biaya pembelian pakan. Berikan pelet dengan kadar protein 20-
30%.
Ikan nila memerlukan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuhnya setiap hari, pakan
diberikan dua kali perhari, pagi dan sore. Ambil sampel ikan nila secara acak
kemudian timbang bobotnya setiap dua minggu sekali, kemudian sesuaikan pula
jumlah pakan yang harus diberikan.

 Pengendalian hama dan penyakit


Ikan nila adalah salah satu jenis ikan air tawar yang tahan banting. Pada keadaan
normal, penyakit ikan nila tidak mengkhawatirkan. Namun apabila budidaya ikan nila
sudah dilakukan secara massal dan intensif, resiko terjangkit penyakit harus
diwaspadai.
Penyebaran penyakit ikan cepat sekali, khususnya jenis penyakit infeksi yang dapat
menular. Air salah satu media penyebaran penyakit.

 Pemanenan ikan nila

Waktu yang dibutuhkan untuk budidaya ikan nila mulai dari penebaran bibit hingga
panen tergantung pada kebutuhan pasar. Ukuran ikan nila untuk pasar domestik
berkisar antara 300-500 gram/ekor. Untuk memelihara ikan nila dari ukuran 10-20
gram hingga mencapai ukuran 300-500 gram memerlukan waktu sekitar 4-6 bulan.

Anda mungkin juga menyukai