Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
ADE DWI PUTRA (J1B116078)
Biji- bijian adalah bahan pangan paling mendasar untuk manusia dan
hewan. Kandungan pati yang tinggi pada bijian menyediakan sumber energi
utama bagi makhluk hidup. Termasuk dalam bijian adalah padi, jagung,
gandum, sorgum dan kacangan (kacang tanah, kacang hijau, kacang merah,
kacang kedelai). Bijian merupakan bahan pangan yang tahan lama karena
tidak mudah rusak selama pengangkutan dan dapat mempertahankan mutunya
dalam penyimpanan masa panjang jika telah diperlakukan dengan benar
selama panen, pengeringan dan penyimpanan. Kegagalan dalm menerapkan
cara- cara dan prosedur yang baik dalam berbagai kegiatan penanganan
pascapanen dapat menyebabkan penurunan mutu yang cepat dan susut yang
tinggi.
Pengetahuan mengenai sifat alamiah dan struktur bijian sangat diperlukan
dalam memahami perilaku bijian setelah panen sehingga dapat diupayakan
pengembangan sistem pascapanen yang cocok untuk produk dan kondisi
lingkungan tertentu. Karakteristik fisik pada biji-bijian dapat dilihat dari
bentuk dan ukuran, kriteria untuk bentuk dan ukuran gambar standar
digunakan untuk mengukur penampang memanjang dan melintang objek.
Contoh bentuknya yaitu : Round (bundar), Oblate (membujur), Cone
(kerucut), Roundness (Rd).
Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber serat pangan yang
mudah ditemukan dalam bahan pangan dan hampir selalu terdapat pada
hidangan sehari-hari masyarakat Indonesia, baik dalam keadaan mentah
(lalapan segar) atau setelah diolah menjadi berbagai macam bentuk masakan.
Namun akhir-akhir ini terjadi perubahan pola konsumsi pangan yang
menyebabkan menurunnya tingkat konsumsi sayuran dan buah-buahan hampir
di seluruh provinsi di Indonesia. Menurunnya tingkat konsumsi sayur dan
buah juga menyebabkan perubahan pola penyakit-penyakit infeksi menjadi
penyakit degeneratif dan metabolik (Santoso, 2011). Sayuran merupakan
sumber zat besi dan mineral, serta vitamin B kompleks yang baik bagi tubuh
(Behrman dkk., 1996). Serat pangan pada buah dan sayur juga
menguntungkan bagi kesehatan yaitu berfungsi mengontrol berat badan atau
kegemukan (obesitas), menanggulangi penyakit diabetes, mencegah gangguan
gastrointestinal, kanker kolon, serta mengurangi tingkat kolesterol darah dan
penyakit kardiovaskuler (Santoso, 2011).
Sayuran merupakan kelompok komoditas pangan yang pada umumnya
sangat banyak dikonsumsi oleh masyarakat, baik sebagai sayuran mentah
(lalapan) ataupun dengan cara dimasak terlebih dahulu. Mengonsumsi sayuran
memberi sumbangan terutama vitamin A dan C, serta serat yang sangat
penting bagi tubuh. Sayuran diklasifikasikan sebagai tanaman hortikultura.
Umur panen sayuran pada umumnya relatif pendek (kurang dari satu tahun )
Tomat (Lycopersicum esculentum) juga merupakan bahan pangan yang
mengandung berbagai zat gizi, tetapi yang paling penting adalah kandungan
likopen dari buah tersebut. Selain sebagai pigmen pemberi warna merah pada
tomat, likopen juga merupakan antioksidan yang sangat baik bagi tubuh.
Likopen banyak dijumpai pada tomat dan hasil olahannya (Khomsan, 2009).
Indonesia merupakan negara penghasil komoditas hortikultura yang
potensial. Bertambahnya populasi penduduk dari tahun ke tahun serta
membaiknya tingkat pendapatan masyarakat dapat mengakibatkan
permintaan akan buah-buahan dan sayur-sayuran meningkat di masa
mendatangSetiap makanan atau produk pangan pasti memiliki warna, baudan
rasa. Demikian pula mereka masing-masing memiliki sifat mekanis yang
unik, bisa keras atau lunak, liat atau empuk, lembut atau kasar, rapuh, renyah,
mudah dan tidak mudah mengalir, dan seterusnya. Menurut Ahmed et al.
(2001), beberapa sifat reologi telah digunakan untuk menggambarkan
perilaku aliran makanan yang berbentuk puree. Sebagai salah satu sifat
reologi fluida, viskositas merupakan sifat fisik yang turut menentukan
kualitas makanan yang berbentuk cair. Aman (1992) menyatakan bahwa
reologi merupakan ilmu yang mempelajari sifat fisik dari suatu bahan cair.
Jika suatu cairan diberikan sejumlah gaya maka aliran cairan yang timbul
dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu fluida dengan aliran newtonian
dan fluida non-newtonian.
Sifat rheology merupakan aliran zat cair dan perubahan bentuk (deformasi)
zat padat.Pengukuran reologi pada bahan dilakukan berdasarkan perbedaan
suhu, sifat kekentalan dan kemudahan mengalir merupakan sifat fisik
terpenting yang sering digunakan untuk mengevaluasi karakteristik produk
pangan, namun konsentrasi puree masih belum ada, oleh karena itu data
tentang reologi sangat dibutuhkan untuk rangkaian system transformasi bahan
pangan cair pada suatu indstri pangan.
1.2 Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui bulk density (g / cm³) biji- bijian dari sample
yang telah melalui pengukuran.
Mahasiswa dapat mengetahui ,angle of repose (0) biji- bijian dari sample
yang telah melalui pengukuran.
Mahasiswa dapat mengetahui sifat alamiah dari biji- bijian, gabah, beras
yang digunakan .
Mahasiswa dapat mengetahui Geometric Mean Diameter.
Mahasiswa dapat mengetahui Sphercity.
Mahasiswa dapat mengetahui Density g cm.
Praktikan dapat mengetahui bagaimana hubungan gaya
terhadap deformasi
Praktikan dapat mengetahui nilai poiso ratio dari produk
pertanian
Praktikan dapat mengetahui hubungan gaya terhadap waktu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristikik Kacang-Kacangan Dan Biji-Bijian
Kacang-kacangan atau disebut juga polongan termasuk famili
Leguminosa. Kacang-kacangan mengandung sejumlah besar serat pangan yang
jika terlarut dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Kacang-kacangan
bersifat rendah kalori, rendah lemak, serta rendah garam natrium. Kacang-
kacangan juga mengandung protein, karbohidrat kompleks, folat, dan besi.
Berbagai jenis kacang-kacangan telah banyak dikenal seperti kacang
kedelai (Glycine max), kacang hijau (Phaseoulus radiatus), kacang merah
(Phaseoulus vulgaris), dan lain-lain.
Biji-bijian dapat diartikan sebagai kelompok padi-padian atau serealia.
Dalam pengertian ini biji-bijian dihasilkan oleh famili rerumputan yang kaya
karbohidrat sehingga dapat dikonsumsi sebagai makanan pokok. Contoh dari
biji-bijian serealia yaitu padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays), gandum
(Triticum sp.), cantel atau sorghum (Sorghum sp.), serta biji-bijian lain yang
jarang dijumpai di Indonesia seperti : barley (Hordeumvulgare), rye
(Secalecereale), dan padi liar (Zizania aquatic) (Nurnafitrisni, 2010).
Serealia merupakan tumbuhan yang termasuk keluarga rumput-rumputan
(Gramineae) yang menghasilkan bulir-bulir berisi biji-bijian dan memiliki jenis
yang beragam tergantung tempat tumbuhan ini tumbuh. Berikut adalah
karakteristik bahan untuk contoh kadcang-kacangan dan biji-bijian yang akan
diamati :
d.) Beras
Beras menyediakan sekitar 20% total energi per kapita dan 13%
protein bagi penduduk dunia. Di Asia beras menyumbangkan 35% energi
dan 28% protein, di Amerika Selatan 12% energi dan 9% protein. Beras
merupakan makanan utama di beberapa negara berkembang dengan
menyumbang 4.000kJ energi per kapita per hari (Juliano, 1994).
e.) Gabah
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan
penting yang menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia
karena mengandung nutrisi yang diperlukan tubuh. Menurut Poedjiadi
(1994), kandungan karbohidrat padi giling sebesar 78,9 %, protein 6,8 %,
lemak 0,7 % dan lainlain 0,6.
a.) Tomat
c.) Wortel
1. Spheroid prolat
Yaitu bentuk bahan yang terjadi apabila sebuah bentuk elips
berputar pada sumbu panjangnya
2. Spheroid oblat
Yaitu bentuk bahan yang terjadi apabila sebuah elips berputar pada
sumbu pendeknya
3. Right cicular cone atau silinder
Yaitu bentuk bahan menyerupai kerucut atau silinder. Contoh:
wortel dan timun
Bahan pangan pada umumnya dalambentukcairan dan
padatan meskipundemikian bahan-bahan air demikian bukan berarti bahan-
bahan air tidakmengandung bahan-bahan padatan(solid) dan begitu juga
sebaliknya, dalam bahanpadatan terdapat pula bahan cairan. Pada bahan
pangan uji fisik biasanyadilakukan terhadap kekerasan, warna, rasa, bau
bahan terse3but dalam kegiatanpasca panen lainnya seperti pengemasan
dan pengangkutan, sifat fisik sangat perlu di perhatikan. Sifat fisik buah
dari hasil pertanian sangat diperhatikan dalam masalahpenanganan pasca
panen terutama dalam kegiatan sortasi maupun grading. Sifatfisik dari
produk pertanian terdiri dari berat, volume, bentuk, warna, tekstur,
dankadar air yang terkandung dalam produk pertanian tersebut.
2.3 Sifat Rheologi Produk Pertanian
Faktor-faktor yang mempengaruhi deformasi dan rayapan pada suatu
bahan pertanian dinamaka sifat reologis, kajian tentang reologi berarti adalah
deformasi dan rayapan bahan dengan efek waktu. Kelakauan bahan ditentukan
berdasarkan tiga ariabel yaitu : Tegangan, Deformasi atau regangan dan waktu.
Reologi dapat didefinisikan sebagai ilm pengetahuan yang mempelajari
deformasi dan aliran “flow”
Ada dua cara yang dilakukan untuk menguji sifat mekanis produk pangan.
Pertama, mengunakan indera manusia, dengan cara menyentuh,memijit,
menggigit, mengunyah, dan sebagainya, selanjutnya kita sampaikan apa yang
kita rasakan, ini yang disebut analisa sensori. Karenareaksi kita sebagai manusia
yang menguji berbeda-beda, maka diperlukan analisa statistik untuk
menyimpulkan skala perbedaaan ataupun tingkat kesukaan penguji terhadap
produk tersebut. Cara uji kedua dengan pendekatan fisik, menggunakan
instrument atau peralatan tertentu, hasilnya dinyatakan dengan unit satuan meter
(m), kilogram (kg) dan detik (dt). Pendekatan fisik untuk mempelajari sifat
mekanis bahan disebut rheology. RHEOLOGY adalah suatu cabang ilmu fisik
yang didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari perubahan bentuk suatu
material. Gesekan antara bahan padat, sifat alir material bentuk tepung, bahkan
pengecilan ukuran suatu partikel seperti pada proses penggilingan, proses
emulsifkasi dan atomisasi jugatermasuk
Sifat Mekanis bahan dinyatakan berdasarkan 3 parameter, yaitu:
1. Gaya
2. Deformasi
3. Waktu
Ada beberapa alasan mengapa kita mempelajari sifat suatu bahan, pertama
kita dapat melihat lebih dalam struktur suatu bahan, misalkan ukuran molekul
dan bentuknya dalam suatu larutan terhadap kekentalan, hubungan antara
tingkat cross-linh age polysmasd dengan elstisitasnya.
Dalam mempelajari Rheologi bahan pangan padat kitaperu mempelajari
konsen dasar tentang stress dan strain:
1. Stress
Stress adalah insentitas beban force pada suatu luas permukaan. Force
adalah suatu gaya yang dikenakan pada suatu benda yang mengakibatkan
terjaadinya deformasi. Stress didefinisikan sebagai bahan force persatuan
luasan, seperti halnya tekanan, tekanan Hidrostatik pada kenyatanya adalah
contoh bentuk stress satuannyasama dengan satuan stress.
Intensitas gaya internal pada suatu titik atau komponen gaya bekerja pada
suatu bidang melalui suatu titik.
1. Compressive strength : kekuatan tekanan maksimum dimana bahan dapat
bertahan tanpa mengalami kerusakan.
2. Elastic limit : tegangan / kekuatan dimana bahan dapat bertahan tanpa
mengalami regangan permanen saat tegangan dilepas.
3. Modulus elastic : ratio tegangan dengan regangan dibawah proposional.
2. Strain
1. Perilaku Elastis
Perilaku elastis suatu benda dapat dihitung dari beberapa atau seberapa
bersar perubahan panjang yang terjadi setalah gaya diberikan. Perilaku elastis
terjadi apabila tekanan (stress) pada suatu benda berbanding lurus dengan
strain. Tekanan adalah gaya yang diberikan (F) per satuan luas (A), sedangkan
strain adalah akibat yang ditimbulkan dari stress, dan dinyatakan sebagai
perubahan panjang (∆L) per satuan panjang awal (L). ekspresi hubungan
keduanya dikenal dengan elastisitas modulus atau modulus Young (E).
Apabila gaya yang diberikan adalah dalam bentuk gesekan atau
hidrostatik maka koefisien yang digunakan adalah modulus shear (G) dan
modulus curah atau bulk (K).
2. Perilaku Pelastik
apabila dikenakan gaya. Walaupun dapat kembali ke bentuk semula
tetapi bentuk benda tersebut tidak dapat kembali kebentuk yang sesempurna
sebagaimana benda elastis. Perilaku plastik ideal dapat dijelaskan dengan
membayangkan suatu benda diletakkan di atas permukaan yang rata. Apabila
gaya mengenainya, maka benda tersebut tidak akan bergerak hingga suatu
tingkat stress tertentu tercapai atau sering disebut dengan yield stress. Setelah
yield stress ini tercapai, maka aliran atau gerakan benda tersebut akan
berlangsung seterusnya.
3. Perilaku Mengalir
Perilaku sifat mengalir (fluditas) yang ideal terjadi dalam benda yang
mengalir, dimana perubahan bentuk (daya alir) berbanding lurus dengan gaya
yang diberikan. Sifat mengalir ini biasanya tidak dimiliki oleh benda yang
berbentuk padat.
4. Sifat Makanan Padat
Benda yang bersifat padat ideal (solid) tidak mengalami perubahan
bentuk apabila diberikan gaya. Benda yang bersifat padat ideal biasa disebut
Hooke Solid. Produk pangan pada umumnya tidak menunjukkan sifat padat
ideal. Karena seringkali mengalami perubahan bentuk oleh adanya gaya.
Namun dibandingkan dengan produk yang bersifat elastis, perubahan bentuk
produk yang bersifat padat kecil. Yang terjadi adalah produk tersebut akan
mengalami patah, rapuh atau hancur bila ada yang menanganinya atau
mengenainya melebihi batas daya tahannya. Tetapi apabila gaya tekan tersebut
masih di bawah batas daya tahannya maka produk tersebut tidak mengalami
perubahan bentuk sama sekali.
5. Sifat Makanan Viskoelastik
Produk pangan dan produk antaranya dalam pengolahan mempunyai
sifat sebagai kombinasi dari bahan elastik dan kental. Bahan seperti ini disebut
bahan viskoelastik. Benda yang mempunyai sifat viskoelastik dapat
mengalami perubahan bentuk (deformasi) yang bersifat mengalir bila
dikenakan gaya. Uji reologi adonan dapat diukur dengan viscograph (terutama
untuk mengetahui karakteristik tepungnya).
6. Parameter Reologi
a. Kekerasan
Kekerasan adalah sifat produk pangan yang menunjukkan daya tahan
untuk pecah akibat gaya tekan yang diberikan. Sifat derajat mudah patah
dari suatu benda dapat dinyatakan sebagai nilai kekerasan (hardness) yang
dapat diukur dengan alat instron. Dalam cara mengukur kekerasa, gaya
tekan akan memecahkan produk padat dan pecahnya langsung dari bentuk
aslinya tanpa didahului perubahan bentuk. Caranya adalah benda tersebut
ditekan hingga pecah dan besarnya gaya tekan untuk memecah produk
padat ini disebut niali kekerasan.
b. Kekenyalan
Sifat kekenyalan adalh sifat relogi yang menggambarkan daya tahan
produk untuk lepas atau pecah oleh adanya gaya tekan. Bedanya kekerasan
untuk menyatakan sifat benda atau produk pangan padat yang tidak
bersifat deformasi, sedangkan sifat kenyal adalah sifat reologi pada produk
pangan elastis yang bersifat deformasi. Sebagaimana dalam pengukuran
kekerasan, gaya yang diberikan untuk mengukur kekenyalan adalah gaya
tekan. Pada pengukuran kekenyalan, gaya yang diberikan mula-mula
menyebabkan perubahan bentuk produk, baru kemudian memecahkan
produk setelah gaya yang diberika melewati daya tahannya.
c. Elastisitas
Elastisitas adalah sifat reologi yang menggambarkan daya tahan untuk
putus akibat gaya tarik.
d. Kelengketan
Sifat lengket adalah sifat reologi yang menggambarkan sifat
perubahan bentuk benda yang dipengaruhi oleh gaya kohesi dan adhesi.
e. Kerapuhan
Kerapuhan menunjukkan seberapa kuat produk menahan gaya tekan.
Kerapuhan biasanya berkolerasi erat dengan nilai kekerasan, dimana pada
umumnya produk yang rapuh memiliki nilai kekerasan yang rendah.
Adapun produk yang akan di teliti merupakan buah tomat, terong
pirus/belanda, sawo dan jeruk.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 21 september sampai dengan 26
oktober tahun 2017 di Laboratorium pengolahan satu dan dua Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Jambi.
b. Angle of repose
c. Angle of friction
Spherisitas
Angle of repose
Angle of friction
Tomat 5,1
Jeruk 4,8
Pada praktikum objek tiga yaitu tentang sifat fisik buah dan sayur ,yang
pertama dilakukan adalah mengukur panjang (dmayor ) ,lebar (dmoderat ),dan
tebal (dminor ) dari bahan dengan menggunakan vernier caliper atau jangka sorong
.Masing-masing dari bahan diambil tiga sampel.Pengukuran ini untuk menentukan
ukuran dari bahan praktikum. Dari data yang diperoleh bahwa sampel pada
masing-masing bahan memiliki ukuran yang berbeda.Jeruk mempunyai nilai
GMD lebih besar dar tomat .
Spericity
Nama buah Rata-rata
Tomat 0,92
Jeruk 0,85
Wortel 0,71
Tomat 0,95
Cabe 0,49
Jeruk 0,85
Wortel 570,74
Cabe 12,67
Volume Buah
Nama buah Rata-rata
Wortel 293.06
Cabe 4,68
Poiso Rasoo
Tabel yang menunjukkan nilai rata rata dari poison ratio dari masing masing
produk
Produk poison ratio
A B C
Tomat hijau 1,45 0,58 2,1
Tomat merah 1,5 0,46 0,19
Terong pirus 10,2 4,73 3,52
Jeruk 0,23 1,03 5,48
Sawo 1,14 2,62 1,26
Praktikum kali ini adalah membahas tentang sifat rheologi produk
pertanian dengan menggunakan bahan sebagai berikut: tomat hijau, tomat merah,
dan terong pirus,jeruk dan sawo. Kajian dalam deformasi kali ini yang harus
diperhatikan adalah mengenai seberapa maksimum ketahan suatu bahan atau
produk pertanian saat diberi beban yang bervariasi yaitu 1480 gr, 2.880gr,
4.320gr. Sehingga dapat kita ketahui apa saja yang mempengarui produk
pertanian seperti bagaimana pengaruh gaya terhadap produk pertanian dan
bagaimana pengaruh gaya tersebut terhadap waktu, namun untuk praktikum kali
ini yang akan dibahas adalah pengaruh gaya terhadap deformasi produk pertanian.
Sifat rheologi menentukan hubungan antara gaya dan deformasi, gaya
yang diberikan pada produk pertanian menyebabkan peroduk tersebut berubah
bentuk yaitu pertambahan panjang dan penurunan tinggi produk pertanian.
Deformasi dipengaruhi oleh gaya, waktu dan suhu dimana pengaruh gaya
terhadap deformasi adalah semakin besar gaya yang diberikan terhadap produk
pertanian maka deformasi akan semakin jelas terlihat, yaitu petambahan panjang
diameter bahan dan berkurangnya tinggi bahan saat di beri beban secara bertahap,
pada setiap bahan yang diberikan beban didapati hasil yang berbeda-beda karena
barbagai faktor yang mempengaruhi seperti tingkat kematangan buah yang
berbeda, ada bahan yang masih keras karena masih muda sehingga cendrung keras
bahkan terong pirus saat diberi beban 100 gr pada produk terong pirus tidak
mengalami deformasi, posisi beban yang tidak tepat di tengah, pembacaan dalam
pengukuran yang kurang tepat karena adanya pemadan listrik secara bergilir pada
saat praktikum.
Dari praktikum yang telah dilaksanakan terlihat jelas ada hubungan antara
gaya dan deformasi dengan perubahan secara linear, yaitu semakin besar gaya
yang diberikan maka tingkat deformasi yang akan di alami oleh bahan juga akan
semakin tinggi meskipun tingkat kematangan juga akan sangat berpengaruh.
Namun untuk perbandingan antara panjang dari tinggi dan diameternya
berbanding terbalik, yaitu semakin besar beban yang di berikan maka tinggi dari
bahan akan mengalanmi penurunan, sebaliknya saat behan di beri beban yg
semakin besar maka bahan akan mengalami penambahan ukuran diameternya.
Sehingga diameter awal dan tinggi awal mengalami perubahan setelah diberi
gaya.
Pada pengukuran poison ratio tomat merah 1 didapat hasil rata-rata
sebesar 1.5 dengan beban 1.480 gr, pada beban 2.880 gr hasilnya adalah 4.780 gr
sedangkan pada beban 1.480gr poison rationya adalah 1.5. Dari hasil pengukuran,
poison ratio tomat merah 1 dengan beban 1.480 gr poison rationya lebih besar
dibanding poison ratio beban 2.880 gr dan 4.780 gr. Poison ratio dengan beban
4.780 gr lebih kecil dibanding poison ratio 2.880 gr hal ini disebabkan karena
tingkat kematangan buah yang melewati batas sehingga buah sudah lembek
apalagi tomat yang bertekstur lunak, jadi deformasi yang terjadi menjadi tidak
beraturan.
Perbedaan nilai poison ratio ini dapat disebabkan oleh perbedaan ukuran
panjang dan diameter masing-masing komoditi, tingkat kematangan dan
kekerasan fisik dari bahan juga akan sangat mempengaruhi besar kecilnya
deformasi yang akan terjadi. Selain tingkat kematangan dan kekerasan fisik dari
bahan, bentuk granular dari bahan juga berpengaruh terhadap perbedaan yang
terjadi.
Grafik poison ratio cenderung tidak linear terutama pada poison
ratio tomat merah dan tomat hijau. Grafik poison ratio pada tomat cenderung
tidak beraturan karena pada beban 1.480 gr sawo memiliki tinggi yang bernilai
besar sehingga poison rationya tinggi, pada beban 4.780gr tingginya sangat
berkurang sedangkan diameternya bertambah besar sehingga poison rationya
tinggi juga, sedangkan pada beban 200 gr, tingginya berkurang seiring dengan
pertambahan diameternya, sehingga nilainya berada ditengah antara poison
ratio beban 100 gr dan poison ratio denagn beban 500 gr, begitupun
dengan poison ratio sawo 2 dan poison ratio sawo 3.
Grafik poison ratio tomat merah cenderung linear yaitu saat beban
ditambah maka poison rationya juga bertambah, begitupun dengan grafik poison
ratio pada terong pirus yaitu berbanding lurus atau linear, poison ratio akan
bertambah seiring pertambahan beban.
Alat yang paling umum digunakan pada aplikasi sifat rheologi pertanian
salah satunya rice meeling unit dimana menggunakan kajian kekuatan tahanan
beras sebagai acuan pemberian daya boleh pada gabah.Dengan diketahuinya
poison ration maksimum besar adalah 85,79 (modulus young) N/mm2,dengan
tegangan ketika bahan patah sebesar 16,46 N/m2 dengan beban puncak 25032 N
persatuan kubik menjadikan acuan dalam desain alat agar tidak melebihi
daya.Oleh ini agar didapatkan hasil pengolahan beras yang baik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan didapat nilai dari bulk density yang
terbesar terdapat pada gabah dan yang terkecil terdapat pada beras. Pada angle of
repose, nilai yang terbesar dimiliki oleh beras dan yang terkecil dimiliki oleh
kacang merah. Angle of friction yang bernilai besar ada pada kacang kedelai dan
yang terkecil ada pada kacang hijau. Bulk density, angle of repose dan angle of
friction dapat dipengaruhi oleh bentuk permukaan bahan, ukuran bahan, dan kadar
air bahan.
Nilai density terbesar ada pada tomat nilai density tersebut dipengaruhi
oleh massa dan volume .Untuk wortel dan cabe memiliki bentuk bahan yang jauh
dari bulat.Secara nyata hal tersebut juga terbukti bahwa wortel dan cabe memiliki
bentuk memanjang dan jauh dari bentuk bulat.
Deformasi terjadi dengan adanya gaya yang menyebebkan produk
pertanian mengalami tekanan yang akhirnya merubah bentuk bahan pertanian
tersebut, deformasi dipengaruhi oleh waktu, gaya, dan suhu diman semakin besar
suhu dan semakin lama waktunya maka deformasi juga akan semakin besar.
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, diharapakan untuk
praktikum selanjutnya dapat menyimak dengan baik, mengingat banyak sekali
data pada praktikum kali ini, sebaiknya sebelum praktikum praktikan sudah
menguasau materi yang akan dipraktikumkan, sehingga praktikum dapat berjalan
dengan baik
LAMPIRAN
R
at
Jumla
N Sampel (mm) a-
Bahan h
o ra
ta
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
d
1,54 1,57 1,61 1,51 1,49 1,51 1,53 7,4 6,75 6,9 31,81 1,56
mayor
1 Kacan
d
g
modera 0,88 0,81 0,88 0,72 0,75 0,71 0,76 6,35 6,35 6,4 77,3 0,79
Merah
t
d minor 0,41 0,51 0,66 0,51 0,53 0,65 0,52 5,8 5,8 5,7 50,0 0,57
2
d
0,24 0,15 0,42 0,17 0,31 0,16 0,32 0,18 0,16 0,21 33,2 0,235
mayor
Kacan d
g Hijau modera 0,15 0,14 0,27 0,13 0,27 0,12 0,27 0,15 0,15 0,27 41,3 0,192
3 t
d minor 0,19 0,15 0,17 0,15 0,17 0,14 0,20 0,17 0,17 0,26 42,1 0,177
4
d
7,60 7,5 7,2 7,1 7,9 7,15 7,4 7,4 6,75 6,9 78,3 7,29
Kacan mayor
g d
Kedela modera 7,25 6,85 6,6 6,7 7,35 6,7 6,55 6,35 6,35 6,4 57,3 6,735
5
i t
d minor 6,35 6 5,9 6,05 6,65 6,1 6,05 5,8 5,8 5,7 53,9 6,04
d
6,85 7,92 7,10 6,10 6,20 6,35 7,5 6,30 6,85 6,5 59,8 67,7
mayor
6 Beras
d
2,15 2,90 2,5 2,15 2,5 2,95 2,15 2,5 1,80 2,15 12,5 23,75
modera
t
d minor 1,4 1,40 1,55 1,45 1,65 1,50 1,50 1,60 1,55 24,7 1,5
1,40
d
8 9 8,06 8,8 8,2 7,9 8,14 8,2 8 7 85,1 8,18
mayor
d
Gabah
modera 3,3 3,09 3,5 2,1 2,45 2,08 2,1 2,42 2,8 2,5 27,4 2,74
t
d minor 1,4 1,40 1,55 1,45 1,40 1,65 1,50 1,50 1,60 1,55 20,5 1,5
DOKUMENTASI
Astawan, M., 2009. Sehat Dengan Hidangan Kacang dan Biji-Bijian. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Alsuhendra, Ridawati, dan A. I. Santoso. 2011. Pengaruh Penggunaan Edible
Coating Terhadap Susut Bobot, Ph, dan Karakteristik Organoleptik Buah
Potong Pada Penyajian Hidangan Dessert. Skripsi. Teknik Universitas
Negeri Jakarta.
Ali Khomsan. 2009. Rahasia Sehat dengan Makanan Berkhasiat. Jakarta :
Kompas. h 122-5
Arvin K, Behrman, 1999; Ilmu Kesehatan Anak; Edisi 15, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Atman, 2007. Teknologi Budidaya Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Di Lahan
Sawah. Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera
Barat, Sumatera Barat
Juliano, B. O. 1994. Criteria and test for rice grain quality. In: Rice Chemistry and
Technology. American Association of Cereal Chemists, St. Paul, Minnesota.