Anda di halaman 1dari 9

TEKNOLOGI TANAMAN PANGAN

OATS MILK

Disusun Oleh

Dwi Yandi Raharjo


201610220311081

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Oat (Avena sativa L.) merupakan spesies sereal yang banyak dimanfaatkan sebagai
makanan manusia dan pakan ternak. Oat merupakan salah satu tanaman dan komponen utama
dalam rotasi tanaman sistem pertanian Mediterania. Dalam beberapa tahun terakhir, nilai-
nilai agronomi dan nutrisi, serta peningkatan popularitas pertanian organik karena
kemampuannya sebagai tanaman penutup musim dingin, telah menyebabkan minat baru
dalam tanaman ini. Selain itu, permintaan oat untuk konsumsi manusia telah meningkat,
mengingat banyak manfaat bagi kesehatan manusia.. Hal ini dikarenakan oat memiliki
senyawa primer (misalnya, protein, karbohidrat, dan serat) serta senyawa
sekunder(misalnya, frukto-oligosakarida dan antioksidan).Secara khusus, biji-bijian
sejenis gandum memiliki konsentrasi tinggi frukto-oligosakarida (FOS), karbohidrat
nonstruktural larut terbuat dari rantai pendek molekul fruktosa. FOS juga disebut
prebiotik, karena mereka dapat selektif merangsang pertumbuhan dan/atau aktivitas
sejumlah bakteri yang berpotensi merangsang kesehatan usus, dan mereka memiliki
peran (Iannucci et al., 2011).
Konsumsi oat menyebabkan menurunkan kolesterol low density lipoprotein
(LDL) yang menjamin keselamatan terhadap penyakit jantung, mengatur kadar gula
darah pada penderita diabetes, mengelola kesehatan gastrointestinal dan obesitas.
Meningkatnya kesadaran tentang manfaat yang berhubungan dengan kesehatan, variasi
dari tanaman ini juga telah meningkatkan harapan untuk meningkatkan produksi
mereka. Kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi telah menyebabkan perangkat
tambahan dalam hasil dan kualitas kultivar oat dan rye yang sesuai dengan kebutuhan
konsumen dan
industri (Tiwari, 2014). Oat sering dipakai sebagai bahan mentah untuk pembuatan
berbagai macam produk makanan seperti kue, roti, biskuit, makanan ringan (snack),
minuman dan sereal untuk sarapan pagi seperti oat flakes.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asal Mula Oat


Asal muasal dari tanaman oat ialah tanaman liar (gulma) yang tumbuh di daerah
mediterania, seperti jenis A. byzantina merupakan hexaploid oat liar dari A. sterilis. Bukti
genetik menunjukkan bentuk leluhur A. sterilis tumbuh di Fertile Crescent, daerah Timur
Tengah. Pada masa tersebut, oat yang dibudidayakan pertumbuhannya relatif lambat. Oat,
seperti gandum, biasanya dianggap sebagai tanaman sekunder, yaitu berasal dari gulma dari
sereal utama domestikasi gandum dan barley. Sereal ini menyebar ke daerah yang dingin dan
basah, dan mungkin disukai komponen oat gulma, yang mengarah ke domestikasi (Zhou et
al., 1999).
Oat (Avena sativa) telah dibudidayakan sekitar 2000 SM. Gandum dengan hexaploid
ini berasal di wilayah Hindu Kush. Namun ada yang menganggap bagian barat wilayah
Mediterania (Maroko, Spanyol) sebagai pusat utama asal gandum. Oat, yang lebih
disesuaikan dengan kondisi dingin, berkembang di lingkungan baru lintang, sementara
gandum tidak dapat tumbuh. Oats pada populasi campuran terdiri berbagai jenis spesies
Avena.
Selanjutnya, jenis A. sativa, karena adaptasi yang lebih baik untuk iklim dingin, dengan
seleksi alam mengakibatkan bulirnya menonjol dan menjadi spesies oat yang paling banyak
dibudidayakan di Eropa utara. Oats pertama kali ditanam di Amerika Serikat pada tahun 1602
oleh pemukim Skotlandia di sebuah pulau di lepas pantai Massachusetts (Tiwari, 2014).
Oat yang tumbuh di daerah beriklim sedang memiliki persyaratan musim panas yang lebih
rendah dan toleransi yang lebih besar dari hujan

dibandingkan sereal lainnya, seperti gandum, rye atau barley, sehingga sangat mudah
tumbuh di daerah dingin atau musim panas yang basah. Oat merupakan tanaman
tahunan, dan dapat ditanam baik di musim gugur (untuk akhir panen musim panas) atau di
musim semi (untuk awal panen musimgugur).

2.2 Taksonomi Oat

Kerajaan : Plantae
Sub kerajaan : Tracheobionta
Super filum : Spermatophyta
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub kelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Genus : Avena
Spesies : Avena sativa

Tanaman oat, dalam fase pertumbuhan awal, dapat tegak, semi-tegak, atau merunduk, pada
umumnya membentuk roset. Jumlah anakan tergantung pada kepadatan pembenihan
tanaman tersebut, fitur genetik kultivar dan kondisi pertumbuhan (misalnya dosis
pupuk yang diberikan). Anakan berakhir dalam perbungaan besar yang disebut malai.

Gambar 1. (a) tanaman oat, (b) Bagian dari malai oat

Malai terdiri dari batang utama (rachis) dan cabang yang muncul
dalam uliran di node. Setiap malai utama dan lateral berakhir dalam spikelet (bunga);
spikelets juga ditanggung pada node dari rachis. Pada varietas yang dikuliti, biasanya
mengandung bulir tiga kuntum. Dalam gandum utuh, 3-7 kuntum dapat diproduksi per gabah.
Kuntum terdiri dari lemma dan palea, yang menyertakan organ reproduksi (benang sari dan
ovarium). Kernel oat
(juga disebut Groat). Kernel terdiri biji mantel lapisan, endosperm bertepung, dan embrio.
Oat ini juga luas diklasifikasikan jenisnya berdasarkan musim semi dan musim dingin
tergantung pada musim tanam (Tiwari,2014).

2.3 Komposisi Zat Gizi dan Nutrisi Oats

2.3.1 Komposisi Zat Gizi Oats


Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Oat per 100 gram
(Astawan dan Leomitro, 2009).

2.3.2 Protein
Dibandingkan dengan jenis serealia lainnya, kandungan protein pada Oat
merupakan termasuk yang paling tinggi, yaitu sekitar 15-20%. Protein dalam Oat
mengandung globulin, yang memiliki konsentrasi lisin dan asam amino esensial lainnya yang
lebih tinggi dibandingkan protein yang terkandung dalam komoditas serealia lainnya, yaitu
prolamin. ”High-lysine” pada komoditas serelia lainnya seperti sorgum dan barli mengalami
penurunan pada saat fraksinasi. Berbeda dengan oat, yang memiliki prolamin yang
rendah. Para peneliti oat telah meneliti konsentrasi protein oat baik yang dihasilkan dengan
teknik basah maupun kering. Sehingga oat sangat baik digunakan sebagai bahan pangan
manusia mupun pakan ternak. Bahkan para peternak dapat meningkatkan konsentrasi protein
oat dengan cara hibridisasi dan seleksi walaupun menekan peningkatan protein tidak
menjadi sesuatu yang penting bagi sebagian besar untuk program para peternak (Peterson,
2004).

2.3.3 Lemak
Lemak oat memiliki konsentrasi tertinggi sekitar 7% jika dibandingkan
dengan komoditas serelia lainnya. Lemak oat yang utama adalah asam palmitat (16:0), asam
oleat (18:1) dan asam linoleat (18:2) dengan proporsi variasi genotip dan lingkungan
pertumbuhan yang relatif. Konsentrasi asam oleat yang tinggi pada lemak oat sangat baik
digunakan untuk makanan yang berlemak jika dibandingkan untuk pembuatan
minyak kedelai dan minyak bunga matahari karena dianggap baik sebagai minyak nabati
untuk kesehatan. konsentrasi lemak jenuh untuk produk oat yang dianjurkan oleh Food and
Drug Administration (FDA) adalah sebesar 0,7 g dari serat yang terlarut.

2.3.4 Karbohidrat dan Pati Oat


Karbohidrat atau pati merupakan komponen yang paling banyak dalam komoditas
serelia. Total karbohidrat yang dimiliki oleh Oat cukup tinggi bila dibandingkan dengan
serealia lainnya, yaitu sekitar 66%. Pati oat mengandung amilosa sekitar 25-30%. Pati oat
memiliki karakteristik gelatinisasi yang khas tetapi sangat rentan dan cenderung
menunjukkan reaksi seperti waxy starch. Sebagian pati oat yang dihidrolisis
(amilodekstrin terlarut) dapat dipakai sebagai pembentuk komponen utama dari oatrim
(Peterson, 2004).

2.3.5 -Glukanβ
Oat dan Barli mempunyai konsentrasi ikatan -glukan (seratβ terlarut) yang
tinggi sebagai komponen dari dinding sel endosperma. Adanya serat terlarut tersebut
memberikan tekstur seperti gum pada oat dan oat dapat berlaku seperti lemak yang dapat
membentuk gel pada suhu ruang dan mencair selama pemasakan. Serat larut tersebut
membantu menurunkan tingkat kolesterol dalam darah. Beberapa penelitian yang
dilakukan terhadap manusia dan hewan percobaan menunjukkan bahwa diet dengan
menggunakan -glukan oat dapat menurunkan kolestrolβ sehingga akan mengurangi
resiko penyakit liver. Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa -glukan yang
terkandung dalam oat dapatβ memperlambat peningkatan gula darah apabila
dihubungkan dengan penyakit diabetes (Bowers, 2005).
Secara signifikan, oats memiliki sifat hipokolesterolemik, menurunkan total dan LDL-
kolesterol hingga 2-23%. Hasil ini diperoleh dengan memberikan 35-120 gram oat per hari
dalam bentuk oat bran, oatmeal, oat atau permen karet untuk laki-laki dan
perempuan normocholesterolemic dan hiperkolesterolemia berusia 20-70 tahun,
dengan hasil hipokolesterolemik lebih besar pada subjek dengan kadar kolesterol darah
yang tinggi. Efek penurunan kolestrol oleh oat telah diakui US Food and Drug
Administration pada tahun 1997 setelah kajian yang luas dari 42 uji klinis. Klaim
kesehatan foodspecific pertama menyatakan bahwa "Serat larut dari makanan seperti oat
bran, gandum digulung atau oatmeal, dan seluruh tepung oat, sebagai bagian dari diet
rendah lemak jenuh dan kolesterol, dapat mengurangi risiko penyakit jantung". Asupan
yang direkomendasikan ntuk efek penurun kolesterol adalah 3 g oat beta-glucan per hari.
Beta-glukan merupakan komponen aktif utama gandum yang dapat mengurangi kolesterol.
Ketika beta-glukan diberikan dengan dosis yang tepat, pengurangan signifikan pada
kolesterol darah lebih besar dapat diamati sebagai nilai beta-glucan yang naik (Katz,
2001). Oat menurunkan kadar kolesterol darah melalui pembentukan gel kental dengan serat
larut oat. Cara kerjanya ialah mengikat asam empedu dan meningkatkan ekskresi dalam feses.
Serat larut juga dapat menunda pengosongan lambung dan mengurangi konsentrasi insulin
postprandial, yang juga menghambat kolesterol biosinthesis. Dan telah ada beberapa indikasi
bahwa serat larut oat dapat mengurangi kolesterol dalam usus penyerapan (Katz, 2001).
Kandungan nutrisi yang cukup berbobot pada oat, menyebabkan oat dapat dipandang sebagai
salah satu serealia yang dapat dikonsumsi manusia. Hal ini dikarenakan oat selama ini hanya
digunakan sebagai pakan ternak. Biji oat kaya akan berbagai macam nutrisi seperti,
karbohidrat, lemak, vitamin E dan 9 mineral termasuk kalsium. Pada Tabel 1.3
ditunjukkan kandungan nutrisi dalam 100 gram oat.
2.4 Aplikasi Produk

2.4.1 Oat Milk


Keberadaan oat milk sebenarnya juga bukan hal baru dan sudah sering dikonsumsi
oleh orang-orang health-conscious yang menghindari dairy, namun popularitas susu
oatmeal makin meningkat belakangan ini, mungkin karena orang-orang sudah bosan
dengan susu dari kacang-kacangan.Secara nutrisi, segelas oat milk dalam kemasan yang
sudah diberi gula tambahan memiliki kalori sekitar 130 gram, 2.5 gram lemak, 4 gram
protein, 1.9 gram serat, dan 19 gram gula. 

2.4.2 Diagaram Alir

Oats (rolled Oats)

Dimasak

Diblander sampai jadi bubur

Diambil sari Oats

Panaskan Sari Oats

Tunggu hingga dingin dan


masukkan ke dalam kulkas

Oats Milk
2.4.3 Manfaat Oats Milk
a. Menunda penuaan
Susu oat mengandung antioksidan yang mencegah penuaan dini pada kulit.
Antioksidan adalah senjata terbaik untuk memerangi radikal bebas.

b. Menguatkan tulang
Seperti sudah disinggung sebelumnya, susu oat kaya vitamin D, kalsium, dan
iron. Ketiganya adalah nutrisi penting yang menunjang kesehatan tulang.
c. Memperbaiki pencernaan
Susu oat bisa membantu meredakan perut kembung. Ini karena susu oat
mengandung cukup serat sehingga melancarkan pencernaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Oat (Avena sativa L.) merupakan spesies sereal yang banyak dimanfaatkan sebagai
makanan manusia . Oat mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin serta mineral.
Oat sering dipakai sebagai bahan mentah untuk pembuatan berbagai macam produk makanan
seperti kue, roti, biskuit, makanan ringan (snack), minuman dan sereal untuk sarapan pagi
seperti oat flakes.

Anda mungkin juga menyukai