PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menjelang pelaksanaan liberalisasi di sektor industri dan perdagangan, Menteri
Perindustrian dan Perdagangan pernah mengisyaratkan bahwa di masa mendatang industri
pangan nasional akan menghadapi tantangan persaingan yang makin berat dan kendala
yang dihadapi pun semakin besar. Globalisasi ekonomi negara, industri, penguasaan
teknologi canggih, persaingan terbuka dan proteksi ekonomi dalam blok-blok perdagangan
internasional mengharuskan reorientasi dalam strategi pembinaan dan pengembangan
industri pangan nasional. Oleh karena itu, wajar juga apabila industri pangan nasional
berusaha mencari upaya-upaya terobosan dan inovasi-inovasi baru dengan tujuan agar
industri pangan nasional tersebut sanggup bertahan dan mandiri sehingga mampu bersaing
untuk menghadapi kemungkinan perubahan serta mampu memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh konsumen internasional. Salah satu tantangan dan kendala utama yang
dihadapi oleh industri pangan nasional tersebut adalah selain produk pangan yang
dihasilkan harus bermutu juga aman untuk dikonsumsi serta tidak mengandung bahan-
bahan yang membahayakan terhadap kesehatan manusia.
Kecenderungan konsumen yang selektif dalam memilih produk pangan, membuat
konsumen menuntut produk yang akan dikonsumsi merupakan produk yang bermutu baik
dan aman. Konsumen juga cenderung memilih makanan yang dititik beratkan pada nilai
gizi dan keamanan produk dibandingkan dengan harga dari suatu produk. Proses produksi
yang dilakukan mempunyai peran yang penting dalam menghasilkan produk bermutu baik
dan aman. Untuk menghasilkan produk bermutu baik dan aman, kebersihan lingkungan
merupakan hal mutlak yang harus dijaga agar terhindar dari kerusakan yang
mengakibatkan turunnya kualitas produk tersebut.
Adanya beberapa kasus penyakit dan keracunan makanan serta terakhir adanya issue
keamanan pangan (food safety) di negara-negara maju, maka sejak tahun 1987 konsep
HACCP ini berkembang, banyak dibahas dan didiskusikan oleh para pengamat, pelaku
atau praktisi pengawasan mutu dan keamanan pangan serta oleh para birokrat maupun
kalangan industriawan dan ilmuan pangan. Bahkan karena tingkat jaminan keamanannya
yang tinggi pada setiap industri pangan yang menerapkannya, menjadikan sistem ini
banyak diacu dan diadopsi sebagai standar proses keamanan pangan secara internasional.
Codex Alimentarius Commission (CAC) WHO/FAO pun telah menganjurkan dan
merekomendasikan diimplementasikannya konsep HACCP ini pada setiap industri
pengolah pangan. Begitu pula negara-negara yang tergabung dalam MEE melaui EC
Directive 91/493/EEC juga merekomendasikan penerapan HACCP sebagai dasar
pengembangan sistem manajemen mutu dinegara-negara yang akan mengekspor produk
hasil perikanan dan udangnya ke negara-negara MEE tersebut.
Bagi industri pengolahan pangan, sistem HACCP sebagai sistem penjamin keamanan
pangan mempunyai kegunaan dalam hal, yaitu : (1) Mencegah penarikan produk pangan
yang dihasilkan, (2) Mencegah penutupan pabrik, (3) Meningkatkan jaminan keamanan
produk, (4) Pembenahan dan pembersihan pabrik, (5) Mencegah kehilangan
pembeli/pelanggan atau pasar, (6) Meningkatkan kepercayaan konsumen dan (7)
Mencegah pemborosan biaya atau kerugian yang mungkin timbul karena masalah
keamanan produk.
Penerapan sistem HACCP dijadikan tolak ukur dalam proses pembuatan salah satunya
pada produk minuman serbuk serta pembuatan Bandeng Asap untuk menganalisis potensi
bahaya kimia, fisik dan mikrobiologi serta dapat menghasilkan produk yang terjamin
keamanannya dan menghasilkan kualitas produk yang berkualitas baik di industri PT.
Marifood Putera Kencana serta Bandeng Juwana Erlina Semarang.
B. Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi sanitasi dan yang terdapat pada setiap tahap dalam proses
produksi marimas di PT. Marifood dan Bandeng Juwana.
2. Untuk mengidentifikasi bahaya-bahaya yang terdapat pada setiap tahap dalam proses
produksi marimas di PT. Marifood dan Bandeng Juwana.
3. Untuk memberikan gambaran secara detail mulai dari proses produksi, pengolahan,
pengemasan dan distribusi di PT. Marifood dan Bandeng Juwana.
C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sanitasi yang terdapat pada setiap tahap dalam
proses produksi marimas di PT. Marifood dan Bandeng Juwana.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi bahaya-bahaya yang terdapat pada setiap tahap
dalam proses produksi marimas di PT. Marifood dan Bandeng Juwana.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan mulai dari proses produksi, pengolahan, pengemasan
dan distribusi di PT. Marifood dan Bandeng Juawana.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses produksi, pengolahan, pengemasan dan distribusi di PT. Marifood
dan Bandeng Juawana ?
2. Bagaimana sanitasi dan hgyene pada industri di PT. Marifood dan Bandeng Juawana ?
3. Bagaimana bahaya yang mungkin muncul pada industri di PT. Marifood dan Bandeng
Juawana ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Minuman Serbuk
C. Bandeng Asap
Dari kiri atas ke kanan bawah yaitu jeruk segar, lemon, gula asam, sirsak, strawberry,
jeruk manis, buah melon, cocopandan, framboze, mangga, apel, jambu biji, anggur, es
kelapa muda, buah leci, blueberry, jeruk pontianak, mangga gincu, jeurk nipis, buah
naga, cincau, blackberry, semangka, kiwi, nangka dan nanas.
(Sumber: www.marimas.com)
2. Fruitz
Di Unit produksi 2 PT Marimas Putera Kencana, juga diproduksi Fruitz yang
merupakan produk minuman serbuk yang baru diproduksi tahun ini. Terdapat 5 varian
rasa dari Fruitz yaitu Sirsak Ratu, Florida Orange, Pink Guava, Jeruk nipis, dan
Anggur. Fruitz adalah produk yang kaya vitamin C dan dibuat dari 100% gula
rafinasi. Berat bersih Fruitz yaitu 28 gram. Frutiz dikemas dalam kemasan primer
yang lebih besar dan tebal dari kemasan untuk produk Marimas. Kemasan primer
Fruitz berupa kemasan laminasi Aluminium foil. Sama halnya dengan Marimas, Fruitz
dalam kemasan sachet kemudian dikemas dalam kemasan sekunder yang berupa
plastik PE. Dalam setiap kemasan sekunder terdapat 6 renteng Fruitz, dimana setiap
renteng terdiri dari 6 sachet. Kemasan tersier yang digunakan berupa karton.
Penggilingan Gula
Pencampuran Premix
Penimbangan Gula
Penimbangan Premix
Pencampuran Akhir
Pengemasan Primer
Sachet Marimas
Uji QC lapangan
Pengemasan Tersier
Kemudian lepaskan glondong dlm tambak, setelah 3 hari diberi makan pelet
4. Metode Pengolahan
Cooker diletakan atas kompor sampai tekanan 1.5-2 atm dengan temperature 127oC
4.1 Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahan Pada Bahan Mentah Produk Marimas
Tabel 1. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahan Pada Bahan Mentah Produk Marimas
Bahan Mentah/
Ingredient / Bahaya
No. Jenis Bahaya Cara Pencegahan
Bahan F/K/B(M)
Tambahan
1. gula rafinasi F Bau tidak sedap, Disimpan pada
Mencair tempat yang kering
dan tertutup
2. asam sitrat K, F Bahan kandungan zat Disimpan dalam
kimia berbahaya, bau tempat yang tertutup
tidak sedap dan pengurangan
kadar penggunaan
asam sitrat
3. pewarna K, F Bahan kandungan zat menggunakan
kimia berbahaya, ekstrak pewarna
warna yang mencolok alami dan
pengurangan kadar
penggunaan pewarna
buatan
4. pemanis buatan K,F Bahan kandungan zat menggunakan
kimia berbahaya, pemanis alami
berbau menyengat seperti gula tebu
5. Ekstrak buah K,F Bahan kandungan zat menggunakan
kimia berbahaya, ekstrak buah yang
tekstur rasa yang alami
berlebihan
Keterangan : F = Fisik ; K = Kimia ; B(M) = Biologis (Mikroba)
4.2 Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahan Pada Bahan Mentah Produk Bandeng
Juwana
Tabel 2. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahan Pada Bahan Mentah Produk Bandeng
Juwana
Bahan Mentah/
Ingredient / Bahaya
No. Jenis Bahaya Cara Pencegahan
Bahan F/K/B(M)
Tambahan
1. Bandeng F, B bau busuk, pengawetan secara
terkontaminasi bakteri alami, disimpan di
atau vektor penyakit, suhu optimum dan
ruang tertutup
2. Bawang F, B, K Ulat, pestisida, busuk Dicuci pada air
dan berwarna hitam . mengalir, hilangkan
Erwinia Salmonella bagian yang rusak,
sp. simpan pada tempat
Bacillus cereus , yang kering
Clostridium
perfringens ,
Kapang dan khamir
3. garam F, B Meleleh, Bakteri Disimpan pada
halofik tempat yang kering
dan tertutup
4. jahe F, B Ulat, busuk dan Disimpan pada
berwarna hitam . tempat yang kering
Erwinia Salmonella dan tertutup
sp.
Bacillus cereus ,
Clostridium
perfringens ,
Kapang dan khamir
5. kunyit F, B Ulat, busuk dan Disimpan pada
berwarna hitam . tempat yang kering
Erwinia Salmonella dan tertutup
sp.
Bacillus cereus ,
Clostridium
perfringens ,
Kapang dan khamir
6. egg yellow (food F,K warna mencolok, Menggunakan
colour) bahan kandungan zat pewana makanan
kimia berbahaya, yang alami
4.3 Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahan Pada Proses Pengolahan Produk
Marimas
Tabel 3. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahan Pada Proses Pengolahan Produk Marimas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
4.4 Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahan Pada Proses Pengolahan Produk
Bandeng Juwana
Tabel 4. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahan Pada Proses Pengolahan Produk Bandeng
Juwana
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Keterangan :
Kelompok Bahaya
A = Makanan untuk konsumen beresiko tinggi (a.l. pasien & gol. Resti)