SKRIPSI
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
mineral, dan cairan tubuh yang lain, juga berperan di dalam mekanisme
kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan dimanapun ia berada
serta memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh.1
Bisnis kuliner pada makanan yang ada pada saat ini semakin berkembang
dimulai dari restoran, kafe maupun tempat usaha di pinggir jalan. Bisnis kuliner
ini harus bersaing serta memiliki strategi dalam hal untuk meningkatkan jumlah
dilihat di perkotaan dikarenakan gaya hidup masyarakat nya yang modern serta
keinginan diri untuk membeli yang siap saji. Persaingan bisnis kuliner yang ada
1
Suprayanto, “Higiene Sanitasi Rumah Makan Atau Penyedia Jasa Boga,” Universitas Islam
Indonesia 5, no. 3 (2020): hlm. 4.
1
2
membuat para pelaku usaha harus bisa memutar otak agar dapat mempertahankan
usaha mereka.2
Pada era saat ini bisnis kuliner yakni, rumah makan/tempat makan
tertentu untuk makanan dan pelayanannya. Pada zaman yang serba instan seperti
sekarang ini, rumah makan telah menjamur di kota-kota pada umumnya. Rumah
makan menjadi salah satu alternatif pilihan bagi kalangan mahasiswa, buruh
bangunan, hingga pegawai kantoran bagi mereka yang memiliki waktu istirahat
yang terbatas. Tetapi pada saat ini banyak terdapat rumah makan yang tidak
sedangkan hak atas informasi diakui sebagai salah satu hak asasi manusia yang
konsumen memiliki hak untuk memperoleh informasi yang benar, jelas dan jujur
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.3 Dapat dilihat dari Undang-
Undang ini bahwasanya pada realitas di lapangan banyak konsumen yang tidak
2
Ni Komang Ratih Kumala, Ajeng Savitri Puspaningrum, and Setiawansyah Setiawansyah, “E-
Delivery Makanan Berbasis Mobile (Studi Kasus : Okonomix Kedaton Bandar Lampung),” Jurnal
Teknologi Dan Sistem Informasi 1, no. 2 (2020): hlm. 106.
3
Kiagus Tajudin Fajar and Rismawati, “Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap Hak Atas
Informasi Harga Pada Menu Makanan Di Rumah Makan (Suatu Penelitian Di Kota Banda Aceh,”
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bidang Hukum Keperdataan 3, no. 4 (2019): hlm. 900.
3
diberikan haknya untuk memperoleh informasi dari suatu produk barang yang
harga pada menu makanan tersebut, sehingga hal ini memicu kebingungan
terhadap konsumen atas apa yang mau dipesan. Permasalahan ini yang kerap kali
pelaku usaha.
hak yang bersifat sangat spesifik (baik situasi maupun kondisi). Maka dari
rumah makan/tempat makan yang tidak memberikan informasi harga pada menu
informasi yang jelas dengan tidak adanya informasi harga pada menu tersebut
dan konsumen mengabaikannya maka hal ini akan menjadi kebiasaan untuk
selalu dijadikan peluang bagi pelaku usaha yang tidak memiliki itikad baik dalam
dagangan nya akan tetapi pedagang tersebut tidak meletakkan harga pada menu
yang telah terjadi menjadi hal yang menarik dan perlu dibahas lebih lanjut untuk
diteliti masalah tersebut agar nantinya tidak ada lagi para konsumen yang merasa
dirugikan serta menerima kecurangan yang dilakukan pelaku usaha dan terlebih
khusus untuk pelaku usaha agar memiliki kesadaran serta kejujuran terhadap
pentingnya informasi harga pada menu makanan yang dijual agar terciptanya
keseimbangan hukum yang terjadi pada proses jual beli yang dilakukan.
4
Roby Dadhan, “Itikad Baik Pelaku Usaha Berdasarkan Undang- Perlindungan Konsumen,”
Gagasan Hukum 02, no. 8 (2020): hlm. 71.
5
konsumen terhadap harga makanan yang tidak tertera pada menu yang dijual oleh
makanan yang tidak tertera pada menu yang dijual oleh pelaku usaha di Akau
perkembangan ilmu hukum, terutama hukum Perdata. Selain itu, penulisan ini
diharapkan dapat dijadikan pedoman dan literatur baru bagi penulisan- penulisan
yang tidak tertera pada menu makanan yang dijual oleh pelaku usaha.
6
positif dalam praktik jual beli antara konsumen dan pelaku usaha. Khususnya,
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana informasi tentang harga
dan produk dapat memengaruhi keputusan konsumen, pelaku usaha dapat lebih
berupaya untuk menyediakan informasi yang jelas dan akurat kepada konsumen.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
5
Febriani Fajar Wati, Roby Tan, and Mashita Ayuni, “Transformasi Digital Perusahaan
Internasional Starbucks Terhadap Peningkatan Daya Saing Perusahaan,” Serat Acitya 11, no. 2 (2022).
7
seringkali
diabaikan.
2 M. Syahrul “Perlindungan Hukum Persamaan Perbedaan
Bahri, I Konsumen Atas antara penelitian dalam
Nyoman Putu Informasi Harga Pada Penulis dan pembahasan
Budiartha, Ni Produk Minuman” 6
penelitian penelitian ini
Made terdahulu terletak pada
Puspasutari terletak pada penelitian yang
Ujianti fokus keduanya difokuskan pada
pada aspek harga produk
perlindungan makanan yang
konsumen, tidak tertera
khususnya dalam dalam menu
hal informasi yang dijual oleh
harga. Penelitian pedagang. Hal
Penulis menggali ini berdampak
masalah serupa pada kerugian
dalam konteks yang mungkin
harga makanan dialami oleh
yang tidak tertera konsumen yang
pada menu di berencana
Akau Potong membeli produk
Lembu Kota makanan
Tanjungpinang, tersebut.
sementara
penelitian
terdahulu
menyoroti
perlindungan
konsumen
terhadap
informasi harga
pada produk
minuman.
M Syahrul Bahri, I Nyoman Putu Budiartha, and Ni Made Puspasutari Ujianti, “Perlindungan
6
Hukum Konsumen Atas Informasi Harga Pada Produk Minuman,” Jurnal Interpretasi Hukum 2, no. 1
(2021).
8
Keduanya
memiliki tujuan
untuk
meningkatkan
pemahaman
tentang hak-hak
konsumen,
mengidentifikasi
masalah
ketidaksesuaian
informasi, serta
mendorong
perbaikan dalam
praktik bisnis
yang
mengutamakan
transparansi dan
kejujuran dalam
berbelanja.
3 Rahma “Pelaksanaan Persamaan Perbedaan
Nazifa Pengawasan Dinas antara penelitian dalam
Perdagangan penulis dan pembahasan
Terhadap Restoran penelitian penelitian ini
Yang Tidak terdahulu adalah terletak pada
Mencantumkan Label bahwa keduanya fokus
Harga Dikaitkan berfokus pada penelitiannya.
Dengan Undang- isu-isu yang Penelitian ini
Undang Nomor 8 berkaitan dengan mengulas
Tahun1999 Tentang perlindungan permasalahan
Perlindungan konsumen, yang dihadapi
Konsumen di Kota khususnya dalam oleh para
Padang”7 konteks pedagang
ketidaksesuaian makanan yang
informasi harga tidak
7
Rahma, N. (2021). “Pelaksanaan Pengawasan Dinas Perdagangan Terhadap Restoran Yang
Tidak Mencantumkan Label Harga Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen” (Doctoral dissertation, Universitas Andalas).
9
pada restoran. menampilkan
Penelitian harga pada
penulis dan menu mereka,
penelitian yang kemudian
terdahulu sama- menjadi
sama memeriksa permasalahan
pelaksanaan bagi konsumen
regulasi yang ingin
perlindungan berbelanja
konsumen, yang karena
dalam kasus ketidakjelasan
penelitian harga yang
terdahulu terkait ditawarkan.
dengan Undang- Lebih khusus
Undang Nomor 8 lagi, penelitian
Tahun 1999 ini difokuskan
Tentang pada para
Perlindungan pedagang yang
Konsumen di beroperasi di
Kota Padang. Akau Potong
Kedua penelitian Lembu, Kota
ini berusaha Tanjungpinang.
untuk
mengidentifikasi
masalah terkait
ketidaksesuaian
harga yang
dijanjikan
dengan
kenyataan yang
diterima oleh
konsumen.
Meskipun lokasi
dan objek
penelitian
berbeda,
keduanya
10
memiliki tujuan
yang sama, yaitu
meningkatkan
pemahaman
tentang
perlindungan
konsumen dan
mendorong
peningkatan
dalam
pelaksanaan
regulasi
perlindungan
konsumen dalam
rangka
melindungi hak-
hak konsumen.
4 Mariske “Tinjauan Yuridis Persamaan Perbedaan
Myeke Tampi Pelaku Usaha Di antara penelitian dalam
Bidang Kuliner Yang Penulis dan pembahasan
Tidak Memberikan penelitian penelitian ini
Informasi Harga terdahulu adalah terletak pada
Ditinjau Dari Asas bahwa keduanya fokus penelitian
Perlindungan mengeksplorasi ini yang
Hukum”8 isu-isu yang membahas
terkait dengan perlindungan
pelaku usaha di hak dan
bidang kuliner penyediaan
yang tidak informasi yang
memberikan jelas tentang
informasi harga harga pada
kepada produk
konsumen. Baik makanan yang
penelitian dijual oleh
8
Leonardo and Mariske Myeke Tampi, “Tinjauan Yuridis Pelaku Usaha Di Bidang Kuliner
Yang Tidak Memberikan Informasi Harga Ditinjau Dari Asas Perlindungan Hukum,” Jurnal Hukum
Adigama 4, no. 1 (2021).
11
Penulis maupun pedagang di
penelitian Akau Potong
terdahulu Lembu.
memiliki fokus
pada aspek
perlindungan
hukum terkait
masalah ini.
Sementara lokasi
penelitian
mungkin
berbeda, yaitu
Akau Potong
Lembu Kota
Tanjungpinang
untuk penelitian
Penulis,
keduanya
memiliki
kesamaan dalam
upaya
memahami dan
menganalisis
praktik bisnis
yang
memengaruhi
hak-hak
konsumen dalam
hal informasi
harga di industri
kuliner. Kedua
penelitian ini
bertujuan untuk
meningkatkan
pemahaman
tentang
pentingnya
12
perlindungan
hukum
konsumen dalam
situasi ini dan
mendorong
praktik bisnis
yang lebih sesuai
dengan asas
perlindungan
hukum.
5 Muhammad “Perlindungan Persamaan Perbedaan
Zunan Konsumen Terhadap antara penelitian dalam
Fanani, Produk Makanan penulis dan pembahasan
Bambang UKM yang Tidak penelitian penelitian ini
Panji Mencantumkan Isi terdahulu adalah peneliti
Gunawan, Komposisi Bahan terletak pada membahas para
Fajar Produk” 9 fokus yang sama pedagang yang
Rachmad dalam konteks tidak
Dwi Miarsa perlindungan mencantumkan
konsumen. harga pada
Kedua penelitian produk
ini menekankan makanan yang
pentingnya dijual.
melindungi hak-
hak konsumen
terkait dengan
informasi yang
diberikan oleh
pelaku usaha
terkait dengan
produk makanan.
Penelitian
penulis mengkaji
masalah
9
Muhammad Zunan Fanani, Bambang Panji Gunawan, dan Fajar Rachmad Dwi Miarsa,
“Perlindungan Konsumen Terhadap Produk Makanan Umkm Yang Tidak Mencantumkan Isi Komposisi
Bahan Produk,” Jurnal Reformasi Hukum: Cogito Ergo Sum 3, no. 1 (2020): 1–6.
13
ketidaktersediaan
harga pada menu
makanan di
Akau Potong
Lembu Kota
Tanjungpinang,
sementara
penelitian
terdahulu
berfokus pada
kurangnya
informasi
mengenai
komposisi bahan
produk makanan
UKM. Meskipun
perbedaan dalam
aspek produk
yang diteliti,
keduanya
memiliki tujuan
yang sama, yaitu
meningkatkan
pemahaman dan
kesadaran
konsumen serta
mendorong
praktik bisnis
yang lebih
transparan dan
mendukung hak-
hak konsumen.
6 Amna “Jual Beli Produk Persamaan Perbedaan
Mariyah Tanpa Label Harga antara penelitian dalam
Ditinjau Menurut Penulis dan pembahasan
Perspektif Bai’ penelitian penelitian ini
Mu'athah dan UU No. Terdahulu adalah bahwa
14
8 Tahun 1999 Tentang terletak pada peneliti
Perlindungan fokus keduanya memfokuskan
Konsumen (Studi yang mengkaji ruang
Kasus pada Swalayan masalah lingkupnya pada
Gampong Kopelma ketidaksesuaian pedagang
Darussalam Kota harga atau UMKM yang
Banda Aceh)”10 informasi dalam tidak
transaksi jual menampilkan
beli. Meskipun harga pada
lokasi studi dan menu makanan
objek penelitian yang dijual,
berbeda, dengan lokasi
keduanya studi terutama
mencerminkan berada di Akau
perhatian Potong Lembu.
terhadap
perlindungan
konsumen dan
upaya untuk
mengidentifikasi
isu-isu yang
berkaitan dengan
ketidaksesuaian
antara apa yang
dijanjikan atau
ditampilkan oleh
pelaku usaha
dengan
kenyataan yang
dihadapi oleh
konsumen.
Dengan
demikian, kedua
10
Amna Mariyah, “Jual Beli Produk Tanpa Label Harga Ditinjau Menurut Perspektif Bai’
Mu’athah Dan UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Studi Kasus Pada Swalayan
Gampong Kopelma Darussalam Kota Banda Aceh)” (Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam-
Banda Aceh, 2019).
15
penelitian ini
memiliki tujuan
yang serupa,
yaitu
meningkatkan
pemahaman
tentang
perlindungan
konsumen dan
mendorong
perbaikan dalam
praktik bisnis
yang
menghormati
hak-hak
konsumen serta
mempromosikan
transparansi dan
integritas dalam
berbelanja.
terdapat beberapa kesamaan dengan apa yang ingin diteliti oleh peneliti sekarang.
Persamaan tersebut dapat dilihat dari perlindungan hak- hak terhadap konsumen
yang dirugikan atas kelalaian dari para pelaku usaha maupun karyawan yang
meletakkan harga barang tidak sesuai. Perbedaan antara penelitian saat ini dan
konsumen pada suatu produk yang tidak tertera label harga di dalam produk yang
akan dijual oleh pelaku usaha, yang mana menimbulkan tindakan kecurangan
16
17
yang dilakukan oleh pelaku usaha serta mengakibatkan kerugian bagi konsumen
memastikan harga yang wajar atau kualitas yang baik, tetapi juga tentang
dengan adil dan jujur oleh pelaku usaha. Dalam era modern yang penuh dengan
berbagai macam produk dan layanan, terkadang sulit bagi konsumen untuk
membuat keputusan yang tepat. Oleh karena itu, peran hukum dalam melindungi
tentang hak dan kewajiban konsumen, serta tanggung jawab pelaku usaha. Hal
pelaku usaha. Namun, perlindungan konsumen tidak hanya menjadi tugas hukum
Konsumen perlu memahami hak-hak mereka dan berani untuk melindungi diri
sendiri jika merasa dirugikan. Selain itu, pendidikan konsumen juga merupakan
dengan bijak dan membuat keputusan yang tepat. Dengan kata lain, perlindungan
18
konsumen adalah sebuah upaya bersama antara hukum, pelaku usaha, dan
konsumen sendiri. Ini adalah langkah penting menuju masyarakat yang lebih adil
dilindungi.
menciptakan ekonomi dan pasar yang kompetitif. Hal ini juga terkait dengan
fakta bahwa tidak ada satupun pelaku pasar atau produsen yang dapat
menawarkan nilai terbaik, dan tidak ada pedagang dan produsen yang berkualitas
rendah, selama ada produsen dan konsumen mereka akan beralih ke produk lain
tersebut.
jadi pada dasarnya melihat posisi konsumen yang sangat lemah,maka harus
atau asas- asas hukum yang mengatur hubungan serta masalah antara berbagai
pihak satu dengan yang lainnya yang berhubungan dengan barang atau jasa.
against unfair or illegal traders” (lindungi konsumen dari pedagang yang tidak
consumers in the use goods and services” (undang- undang yang melindungi
peraturan negara Indonesia diatur secara khusus Undang Undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pasal 1 ayat (1), berbunyi “segala upaya
konsumen”.
11
Abdul Atsar, "Hukum Perlindungan Konsumen" (Yogyakarta: Deepublish, 2019), hlm. 5.
12
Rosmawati, "Pokok-Pokok Hukum Perlindungan Konsumen", (Depok: Prenadamedia Group,
2018), hlm. 6.
20
tujuan dari perlindungan hukum konsumen adalah suatu bentuk upaya untuk
keseimbangan disini ialah sifat antara konsumen dan pelaku usaha yang saling
Evelyn Larissa Florentia Wijaya, “Perlindungan Hukum Konsumen Atas Kesamaan Bunyi
13
Merek Terhadap Barang Yang Tidak Sejenis,” JCH (Jurnal Cendekia Hukum) 5, no. 2 (2020): hlm. 190.
21
hukum yang spesifik. Keadaan hubungan hukum yang spesifik ini sangat
dari suatu jenis komoditas tertentu, kedua penawaran dan syarat janji, ketiga,
fasilitas yang ada, sebelum dan purna jual, dan sebagainya, keempat, kebutuhan
kondisi perjanjian yang bervariasi. Pada praktiknya hubungan hukum kerap kali
menyiapkan perjanjian baku dimana syarat- syarat nya ditentukan oleh produsen
terbatas pada rendahnya kesadaran konsumen akan hak, namun juga adanya
Jika dilihat dari sisi sosiologis dapat diperhatikan bahwa, betapa pelaku
usaha tidak mau bertanggung jawab atas kerugian yang diterima oleh konsumen.
fakta sosial yang muncul dikalangan masyarakat ialah kurangnya etika dan moral
14
Celina Tri Siwi Kristiyanti, "Hukum Perlindungan Konsumen", (Jakarta: Sinar Grafika,
2022), hlm. 12.
22
pelaku usaha, dan juga sering mengabaikan fakta fakta hukum yang terjadi
Sejatinya dalam hubungan jual beli antara konsumen dan pelaku usaha
Hukum Terhadap Hak Konsumen di Era Digital Pada Transaksi Jual Beli Online”
adapun hak-hak konsumen yaitu, hak memperoleh keamanan (the right to safety),
hak memilih (the right choice), hak mendapatkan informasi (the right to be
informed), hak untuk didengar (the right to be heard).16 Hak konsumen dalam
15
Mierza Aulia Chairani Nugroho, Sigit Sapto, “Hukum Perlindungan Konsumen (Perspektif
Perlindungan Atas Iklan Yang Merugikan”. (Jawa Tengah: Penerbit Lakeisha (Anggota IKAPI
No.181/JTE/2019),2022 Hlm : 7-9
16
Arifin Abdullah and Almiftahul Ramadhan, “Kepastian Hukum Terhadap Hak Konsumen Di
Era Digital Pada Transaksi Jual Beli Online(Studi Kasus Pada Onlineshop Hadia Collection),” Jurnal
Al-Mudharabah 4, no. 1 (2022): hlm. 5.
23
diantaranya:
jasa;
secara patut.
dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Terjaminya barang atau jasa yang diterima
aman dan tidak berbahaya serta, informasi yang benar-benar akurat, jika
konsumen merasa dirugikan atau dengan kata lain menyimpang dengan dari
2.1.3 Harga
Puasa Yang Mengandung Bahan Pengawet Dan Bahan Pemanis Buatan (Kajian UU No. 8 Tahun
1999)”, PUBLIC POLICY (Jurnal Aplikasi Kebijakan Publik & Bisnis) 1, no. 1 (2020): hlm. 9.
24
harga merupakan hukum moneter sebagai alat tukar untuk memperoleh hak atau
barang ataupun jasa. Peran harga sangat berhubungan erat dalam proses jual beli
suatu produk atau jasa. Harga berfungsi agar seorang konsumen dapat
Sedangkan pada faktor eksternal diantaranya, model pasar yang akan dituju,
persaingan harga pada produk lain, serta lingkungan yang menjadi sasaran.18
Tahun 1999 Pasal 3 berbunyi “Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan
atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan
18
Nur Amalia, “Pengaruh Citra Merek, Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian (Studi Kasus Pada Konsumen Mie Endess Di Bangkalan),” Jurnal Studi Manajemen Dan
Bisnis 6, no. 2 (2019): hlm. 100.
25
ekonomi”.
adalah penghasil barang atau jasa dalam hal ini pembuat, grosir, dan pengencer
profesional yang dimaknai orang atau badan yang turut serta menyediakan
Artinya pelaku usaha bukan dalam artian produsen saja namun setiap orang
yang ikut untuk mengedarkan barang atau jasa hingga didapatkan konsumen.
Melakukan proses jual beli seseorang atau badan pelaku usaha memiliki hak serta
19
Nona Farida, “Perlindungan Hukum Terhadap Pelaku Usaha Dalam Konsep Business To
Business Melalui Transaksi Elektronik” (Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, 2021).
26
menyeimbangkan dalam melakukan proses jual beli agar disisi lain pelaku usaha
berhak perlindungan hukum yang seharusnya dalam rangka, kerja yang adil
20
Joseph Teguh Santoso, “Prinsip Etika Berbisnis” (Universitas Stekom, 2023), hlm. 108.
27
adanya sebuah fenomena. Teori adalah salah satu konsep dari dasar penelitian
sosial. Secara khusus, teori adalah seperangkat konsep, konstruk, definisi dan
dari buah pemikiran maupun kerangka serta acuan yang pada dasarnya memiliki
berhubungan dengan adanya hubungan timbal balik satu sama lain antara teori
perlindungan hak asasi manusia (HAM). Perlindungan ini akan menciptakan rasa
dari kata consumer, secara arti kata consumer adalah (lawan dari produsen) setiap
21
Tiara Yasmin Wahyuningrum, “Perlindungan Hukum Konsumen Pakaian Bekas Yang
Diimpor Ke Indonesia,” Digital Repository Universitas Jember 1, no. 3 (2017): hlm. 54.
28
resale; a natural person who use products for rather than business purpose”
(konsumen adalah setiap orang atau individu yang harus dilindungi selama tidak
pebisnis).
jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik kepentingan diri sendiri, keluarga,
orang lain maupun makhluk hidup lainnya dan tidak untuk diperdagangkan”.
22
Zulham, "Hukum Perlindungan Konsumen" (Jakarta: PT. Kencana, 2013), hlm. 17.
29
ekonomi serta pasar yang kompetitif. Sehubungan dengan hal tersebut, bahwa
tidak ada pelaku usaha maupun produsen tunggal yang mampu mendominasi
pasar, selama konsumen memiliki hak untuk memilih produk untuk menawarkan
nilai-nilai terbaik, baik harga maupun mutu. Dimana tidak ada pelaku usaha dan
produk dengan harga yang rendah, selama masih ada produsen lain dan
konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk
luas, meliputi perlindungan konsumen terhadap barang dan jasa, yang awalnya
dari tahap kegiatan untuk mendapatkan barang dan jasa serta akibat-akibat dari
tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati. kedua, diberlakukannya syarat-
syarat yang tidak adil kepada konsumen. Tujuan yang hendak dicapai dalam
perlindungan konsumen ialah menciptakan rasa aman bagi konsumen dalam hal
30
dengan:
serta kepastian hukum. Dengan hal ini mewujudkan keadilan, Adam Smith
melahirkan ajaran mengenai keadilan (justice) yang menyatakan “the end of the
justice to secure from the injury”. Menurut G.W. Paton sebagaimana dikutip oleh
“hak yang diberikan oleh hukum ternyata tidak hanya mengandung unsur
perlindungan dan kepentingan tetapi juga unsur kehendak (the element of will).
nilai hukum dan postulatnya serta dasar-dasar filsafatnya yang paling dalam.
31
manifestasinya dapat berwujud nyata. Yang mana ketentuan dari suatu hukum
dapat dinilai baik jika dilihat dari akibat-akibat yang dihasilkan melalui
perlindungan hukum antara konsumen, pelaku usaha dan pemerintah, dan tidak
terlebih jika produk yang dihasilkannya merupakan jenis produk yang terbatas.
perlindungan untuk menjaga hak-hak konsumen. Namun di sisi lain, perlu juga
dilihat bahwa dalam melindungi konsumen, usaha pedagang tidak bisa benar-
32
nasional. Oleh karena itu, ketentuan untuk melindungi konsumen juga harus
konsumen tidak membalikkan posisi konsumen dari lemah menjadi kuat, dan
Teori Perlindungan
Konsumen
Pembahasan
disatukan menjadi satu satu keutuhan guna menjadi dasar dalam melakukan
penelitian atau kajian. Sehingga menjadi unsur yang paling penting untuk
mengarahkan mulai dari judul sampai dengan kesimpulan hasil keseluruhan dari
perundang-undangan, karya tulis ilmiah, hukum, serta hal hal yang menjadi
2.4.1 Perlindungan
mereka bisa menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum. Menurut
pendapat Setiono bahwa perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk
dikutip oleh Arum Nur Fadillah Muis dalam jurnalnya berjudul “Perlindungan
Dan Penegakan Hak Asasi Manusia Terhadap Kasus Perbudakan Anak Buah
23
Patrisius Istiarto Djiwandono, "Meneliti Itu Tidak Sulit: Metode Penelitian Sosial Dan
Pendidikan Bahasa", (Yogyakarta: Deepublish, 2015), hlm. 16.
35
2.4.2 Konsumen
Secara umum konsumen ialah salah satu pihak di dalam hubungan serta
transaksi ekonomi yang mana hak nya sering diabaikan (sebagian pelaku usaha).
bagian ini membahas aspek yang berkaitan dengan konsumen. Mulanya untuk
masuk kesana perlu adanya lagi definisi konsumen itu terlebih dulu. Maka dapat
mengkonsumsi suatu produk yang dijual oleh pelaku usaha, yang mana
konsumen merupakan rantai terakhir dalam distribusi pasar setelah produsen dan
distributor.
2.4.3 Harga
Penetapan harga oleh pelaku usaha harus disesuaikan oleh lingkungan dan
perkembangan waktu. Namun suatu harga dapat juga menjadi suatu standar
kualitas. Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh para pelaku usaha dalam
24
Arum Nur Fadilah Muis, “Perlindungan Dan Penegakan Hak Asasi Manusia Terhadap
Kasus Perbudakan Anak Buah Kapal Indonesia Di Kapal Asing,” Jurnal Hukum Lex Generalis 3, no.
12 (2022): hlm. 4.
36
murah dibandingkan dengan para pesaing pelaku usaha lainnya, dengan demikian
memberikan ciri yang berbeda dengan pelaku usaha lainnya, disebabkan negara
sensitif.25
Harga dari suatu makanan yang dijual oleh pelaku usaha tentunya harus
sesuai dengan kualitas produk dan tidak merugikan konsumen. Dengan jumlah
harga yang tertera pada label produk (price tag) akan mempermudah konsumen
untuk mengetahui harga dari produk yang dijual tanpa perlu bertanya kepada
pihak penjual.26
Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang
berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
25
Dwi Putra Hendro ariantoro and Budhi Satrio, “Pengaruh Produk, Harga, Kualitas
Pelayanan, Lokasi, Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Kopisae,” Jurnal Ilmu Dan Riset
Manajemen 9, no. 6 (2020): hlm. 2.
26
Anak Ngurah Agung Kresna Putera Cahya Bagus, “Tanggung Jawab Pelaku Usaha
Terhadap Kerugian Konsumen Akibat Perbedaan Harga Barang Pada Label Dan Harga Kasir,” Jurnal
Kertha Semaya 8, no. 2 (2020): hlm. 11.
27
Ni Komang Ayu Nira Relies Rianti, “Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap Konsumen
Dalam Hal Terjadinya Shortweighting Ditinjau Dari Undang-Undang Ri No 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen,” Jurnal Magister Hukum Udayana (Udayana Master Law Journal) 6, no. 4
(2017): hlm. 528.
BAB 3
METODE PENELITIAN
pendekatan yang dilakukan dengan cara menganalisa aturan dan regulasi yang
masyarakat.
Samarinda (Studi Kasus Di Kelurahan Gunung Panjang),” Jurnal Riset Inossa 4, no. 1 (2022): hlm. 6.
37
38
tegas dan lengkap. Mulanya penelitian hukum normatif empiris bermula dari
peristiwa hukum in concreto dengan guna untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.29 Maka dari itu, penelitian hukum ini disebut penelitian hukum
normatif empiris, yang mana penelitian hukum ini membutuhkan data sekunder
29
Muhaimin, "Metode Penelitian Hukum", (Mataram: Mataram University Press, 2020), hlm.
117.
39
Objek dari penelitian ini ialah perlindungan konsumen terhadap harga yang
tidak tertera pada menu makanan. Adapun penelitian ini, akan dilakukan tepatnya
konsumen terhadap harga yang tidak tertera pada menu makanan, sebagaimana
Riau.
Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan sumber data yaitu: data
a. Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber
pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.30 Data primer dalam penelitian
ini diperoleh dari Akau Potong Lembu Kota Tanjungpinang, beserta dengan
30
Fairus and Hamdani Syah, “Internal Control Analysis Of The Payroll’s System And
Procedures In Supporting The Efficiency Of Labor Costs In PT. Pancaran Samudera Transport,
Jakarta,” Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, 2020, hlm. 46.
40
b. Data Sekunder merupakan data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data sekunder
ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu
dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku dan lain sebagainya.
hukum primer dan sekunder. Bahan hukum tersier yang terdapat dalam
Pada penelitian ini teknik yang dilakukan ialah pengumpulan data akan
31
Muhammad Khafid, “Strategi Bersaing Dalam Meningkatkan Jumlah Pelanggan (Studi
Kasus Pada Perusahaan Otobus Al-Mubarok Malang,” Diss. Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim, 2015, hlm. 37.
41
pengolahan data, yaitu mengelola data sedemikian rupa, sehingga data dan bahan
data belum memberikan makna apapun bagi tujuan penelitian. Oleh karena itu,
penyusunan/sistematisasi data.
42
a. Observasi
b. wawancara
c. Pengolahan Data
d. Analisa Data
e. Penyusunan
Laporan
3. Tahap Pengujian
a. Seminar Usulan
Penelitian
b. Revisi usulan
Penelitian
c. Sidang Skripsi
d. Revisi Skripsi
43
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Atsar, Abdul. Hukum Perlindungan Konsumen. Yogyakarta: Deepublish, 2019.
Djiwandono, Patrisius Istiarto. Meneliti Itu Tidak Sulit: Metode Penelitian Sosial Dan
Pendidikan Bahasa. Yogyakarta: Deepublish, 2015.
Kristiyanti, Celina Tri Siwi. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Sinar Grafika,
2022.
Muhaimin. Metode Penelitian Hukum. Mataram: Mataram University Press, 2020.
Rosmawati. Pokok-Pokok Hukum Perlindungan Konsumen. Depok: Prenadamedia
Group, 2018.
Santoso, Joseph Teguh. “Prinsip Etika Berbisnis.” Universitas Stekom, 2023.
Zulham. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: PT. Kencana, 2013.
B. Jurnal
Abdullah, Arifin, and Almiftahul Ramadhan. “Kepastian Hukum Terhadap Hak
Konsumen Di Era Digital Pada Transaksi Jual Beli Online(Studi Kasus Pada
Onlineshop Hadia Collection).” Jurnal Al-Mudharabah 4, no. 1 (2022): 1–14.
Amalia, Nur. “Pengaruh Citra Merek, Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian (Studi Kasus Pada Konsumen Mie Endess Di Bangkalan).” Jurnal
Studi Manajemen Dan Bisnis 6, no. 2 (2019): 96–104.
Bagus, Anak Ngurah Agung Kresna Putera Cahya. “Tanggung Jawab Pelaku Usaha
Terhadap Kerugian Konsumen Akibat Perbedaan Harga Barang Pada Label Dan
Harga Kasir.” Jurnal Kertha Semaya 8, no. 2 (2020): 1–17.
Dadhan, Roby. “Itikad Baik Pelaku Usaha Berdasarkan Undang- Perlindungan
Konsumen.” Gagasan Hukum 02, no. 8 (2020).
Dwi Putra Hendro ariantoro, and Budhi Satrio. “Pengaruh Produk, Harga, Kualitas
Pelayanan, Lokasi, Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Kopisae.”
Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen 9, no. 6 (2020): 1–23.
Fairus, and Hamdani Syah. “Internal Control Analysis Of The Payroll’s System And
Procedures In Supporting The Efficiency Of Labor Costs In PT. Pancaran
Samudera Transport, Jakarta.” Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, 2020.
44
Fajar, Kiagus Tajudin, and Rismawati. “Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap Hak
Atas Informasi Harga Pada Menu Makanan Di Rumah Makan (Suatu Penelitian
Di Kota Banda Aceh.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bidang Hukum Keperdataan 3,
no. 4 (2019).
Helmi, Muhammad. “Efektivitas Pro-Bebaya Sebagai Program Unggulan Pemerintah
Kota Samarinda (Studi Kasus Di Kelurahan Gunung Panjang).” Jurnal Riset
Inossa 4, no. 1 (2022).
Khafid, Muhammad. “Strategi Bersaing Dalam Meningkatkan Jumlah Pelanggan
(Studi Kasus Pada Perusahaan Otobus Al-Mubarok Malang.” Diss. Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2015.
Kumala, Ni Komang Ratih, Ajeng Savitri Puspaningrum, and Setiawansyah
Setiawansyah. “E-Delivery Makanan Berbasis Mobile (Studi Kasus : Okonomix
Kedaton Bandar Lampung).” Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi 1, no. 2
(2020): 105–10. https://doi.org/10.33365/jtsi.v1i2.607.
Leonardo, and Mariske Myeke Tampi. “Tinjauan Yuridis Pelaku Usaha Di Bidang
Kuliner Yang Tidak Memberikan Informasi Harga Ditinjau Dari Asas
Perlindungan Hukum.” Jurnal Hukum Adigama 4, no. 1 (2021).
M Syahrul Bahri, I Nyoman Putu Budiartha, and Ni Made Puspasutari Ujianti.
“Perlindungan Hukum Konsumen Atas Informasi Harga Pada Produk Minuman.”
Jurnal Interpretasi Hukum 2, no. 1 (2021): 137–41.
https://doi.org/10.22225/juinhum.2.1.3071.137-141.
Mariyah, Amna. “Jual Beli Produk Tanpa Label Harga Ditinjau Menurut Perspektif
Bai’ Mu’athah Dan UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
(Studi Kasus Pada Swalayan Gampong Kopelma Darussalam Kota Banda Aceh).”
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam-Banda Aceh, 2019.
Muis, Arum Nur Fadilah. “Perlindungan Dan Penegakan Hak Asasi Manusia Terhadap
Kasus Perbudakan Anak Buah Kapal Indonesia Di Kapal Asing.” Jurnal Hukum
Lex Generalis 3, no. 12 (2022): 988–99. https://doi.org/10.56370/jhlg.v3i12.346.
Nira Relies Rianti, Ni Komang Ayu. “Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap
Konsumen Dalam Hal Terjadinya Shortweighting Ditinjau Dari Undang-Undang
Ri No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.” Jurnal Magister Hukum
Udayana (Udayana Master Law Journal) 6, no. 4 (2017): 521.
https://doi.org/10.24843/jmhu.2017.v06.i04.p10.
Suprayanto. “Higiene Sanitasi Rumah Makan Atau Penyedia Jasa Boga.” Universitas
Islam Indonesia 5, no. 3 (2020): 248–53.
Wahyuningrum, Tiara Yasmin. “Perlindungan Hukum Konsumen Pakaian Bekas Yang
Diimpor Ke Indonesia.” Digital Repository Universitas Jember 1, no. 3 (2017):
45
1–104.
Wati, Febriani Fajar, Roby Tan, and Mashita Ayuni. “Transformasi Digital Perusahaan
Internasional Starbucks Terhadap Peningkatan Daya Saing Perusahaan.” Serat
Acitya 11, no. 2 (2022).
https://jurnal2.untagsmg.ac.id/index.php/sa/article/view/759%0Ahttps://jurnal2.
untagsmg.ac.id/index.php/sa/article/download/759/709.
Wijaya, Evelyn Larissa Florentia. “Perlindungan Hukum Konsumen Atas Kesamaan
Bunyi Merek Terhadap Barang Yang Tidak Sejenis.” JCH (Jurnal Cendekia
Hukum) 5, no. 2 (2020): 185. https://doi.org/10.33760/jch.v5i2.187.
Yaurwarin, Wahid. “Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Pembeli Makanan
Berbuka Puasa Yang Mengandung Bahan Pengawet Dan Bahan Pemanis Buatan
(Kajian UU No. 8 Tahun 1999).” PUBLIC POLICY (Jurnal Aplikasi Kebijakan
Publik & Bisnis) 1, no. 1 (2020): 35–46.
https://doi.org/10.51135/publicpolicy.v1.i1.p35-46.
Zunan Fanani, Muhammad, Bambang Panji Gunawan, and Fajar Rachmad Dwi
Miarsa. “Perlindungan Konsumen Terhadap Produk Makanan Umkm Yang Tidak
Mencantumkan Isi Komposisi Bahan Produk.” Jurnal Reformasi Hukum: Cogito
Ergo Sum 3, no. 1 (2020): 1–6.