Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran penting dan strategis bagi
pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju.Pada saat
krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor ekonomi yang memiliki
ketahanan paling baik. Kemampuan UKM perlu diberdayakan dan dikembangkan secara
terus menerus dengan berusaha mereduksi kendala yang dialami UKM, sehingga mampu
memberikan kontribusi lebih maksimal terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat
(Sutaryo, 2004 dalam Lubis, 2011)
Seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan bisnis
baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan
pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan
sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa
dikapitalisasikan (Zimmerer, 2008 dalam Lubis, 2011). Dengan demikian wirausahawan
harus mampu menciptakan peluangnya sendiri demi tercipta suatu hal yang berharga dan
dapat dipakai untuk bertahan hidup.
Jenis usaha yang sedang marak saat ini yakni usaha di sektor industri, salah satu
industri yang banyak diminati ialah industri makanan ringan, dan faktanya dapat kita lihat di
sepanjang jalan besar di kota Yogyakarta banyak outlet yang menjual makanan ringan
dengan berbagai rasa dan bahan dasar. Perkembangan ini disebabkan mulai dari tingginya
kebutuhan masyarakat akan makanan ringan dan keinginan masyarakat untuk menikmati
rasa-rasa yang berbeda yang ditawarkan oleh produsen pada makanan, dengan
penampilan dan warna yang menarik serta harga yang terjangkau oleh masyarakat.
Salah satu kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi oleh tiap manusia adalah
kebutuhan primer atau pokok yang meliputi sandang, pangan, dan papan. Dalam hal ini,
yang akan dibahas lebih mendalam adalah kebutuhan akan pangan, karena kita semua
tahu bahwa kebutuhan tersebut sangat penting dan manusia tidak akan bertahan hidup
tanpa pangan (Lubis, 2011).
Makanan jenis Hamburger tentunya sudah tidak asing lagi ditelinga kita.Tidak hanya di
kota-kota besar tetapi di berbagai tempat kita bisa menjumpai makanan tersebut.
Hamburger merupakan jenis ”fast food” yang berasal dari negara Amerika. Makanan ini

1
banyak digemari karena tampilannya yang unik karena memadukan berbagai macam bahan
seperti roti, sayuran segar, daging panggang dan berbagai saus yang menghasilkan cita
rasa lain yang enak. Awalnya makanan ini merupakan makanan mahal tetapi seiring
dengan perkembangan zaman maka makanan ini bisa kita dapatkan dengan harga yang
sangat miring.
Yang menjadi target pemasaran usaha ini adalah masyarakat, pelajar dan mahasiswa
daerah kampus. Bidikan pasar di area kampus tersebut telah direncanakan secara cermat
dan matang karena menurut analisa pasar yang ada, area kampus merupakan ladang yang
sangat subur untuk membuka bisnis baru khususnya dibidang makanan. Area kampus tidak
hanya didominasi oleh masyarakat asli Yogyakarta tetapi juga terdapat kaum pendatang
yang biasanya kos ataupun mengontrak di daerah sekitar kampus. Kaum pendatang
tersebut kebanyakan adalah kaum muda. Peluang ini dapat kita manfaatkan karena rata-
rata anak kos biasanya lebih suka membeli makanan daripada memasak sendiri dan dapat
pula sebagai alternatif makanan lain jika bosan terhadap menu sehari-hari.
Segmentasi pasar khususnya makanan erat kaitannya dengan penilaian konsumen
terhadap keamanan produk dan nilai fungsionalnya untuk kesehatan. BurgerLokal ”La
Tanza” ini merupakan salah satu alternatif olahan pangan yang sehat karenamenggunakan
bahan-bahan alami. Selain itu usaha burger ini memiliki konsep yang baru di kalangan
masyarakat dan memiliki ciri khas tersendiri.

B. Tujuan Prospek Usaha


Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dari prospek usaha Burger Lokal ”La Tanza”
adalah :
1. Menumbuhkan semangat kewirausahaan dalam diri pengusaha guna menciptakan
usaha baru secara profesional dan terlatih.
2. Menciptakan usaha kecil menengah yang efektif dan efisien dalam rangka
meningkatkan perekonomian masyarakat.
3. Mengangkat derajat bahan makanan lokal yang akhir - akhir ini dianggap inferior.
4. Memberikan pilihan makanan ”fast food ” atau siap santap yang sehat dan bergizi.
5. Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi peneliti atau rekan-rekan
mahasiswa yang akan membahas masalah dengan topik yang sama.

2
C. Manfaat Prospek Usaha
1. Bagi Penulis
Memperoleh pengetahuan tentang bagaimana membuat perencanaan bisnis dengan
baik dan untuk menjadi pedoman bagi penulis dalam upaya merealisasikan
perencanaan bisnisnya.
2. Bagi Pembaca
Proposal ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan untuk memulai suatu bisnis
dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi perencaan bisnis selanjutnya.

D. Analisis Strategi ( SWOT )


1. Strengths ( kekuatan )
a. Produk berbahan dasar bahan pangan lokal, yang aman untuk kesehatan dan
mempunyai nilai gizi tinggi,
b. Harga bahan dasar tergolong murah, sehingga harga jual relatif lebih murah,
c. Memberikan diskon 20% dalam masa promo,
d. Produk bebas bahan pengawet berbahaya dan rendah kolesterol,
e. Cara penyajian cepat dan selalu fresh,
f. Terdapat fasilitas free delivery order untuk dalam kota.
2. Weakness ( kelemahan )
a. Daya tahan produk pendek, karena tidak menggunakan pengawet,
b. Hanya memiliki satu outlet, sehingga proses distribusi produk masih kurang
maksimal.
3. Oppurtunities ( peluang )
a. Pesaing yang menawarkan dan menjual burger lokal berbahan dasar kentang, talas,
dan shorgum belum ada,
b. Harga bahan baku tergolong murah,
c. Pola dan gaya hidup masyarakat yang konsumtif,
d. Saat ini masyarakat cenderung menyukai trend makanan health food and traditional
food,
e. Besarnya jumlah golongan umur anak- anak yang cenderung menyukai burger.
4. Threats ( ancaman )
a. Muncul pesaing- pesaing baru yang menjual produk yang sama,
b. Munculnya produk- produk tiruan yang kualitasnya rendah,

3
c. Sistem pemasaran pesaing yang telah memiliki brand lebih handal,
d. Tuntutan hukum dari perusahaan burger yang telah memiliki brand karena dianggap
sebagai tiruan.

4
BAB II
PERENCANAAN TEKNIS

A. Data Perusahaan
Dalam suatu perusahaan memiliki data perusahaan yang meliputi nama pemilik,
susunan pemegang saham, struktur organisasi, bentuk kepemilikan bisnis, alamat
perusahaan, nomor telepon, faximile, email, NPWP serta perizinan perusahaan yang mana
dalam data perusahaan ini akan mencerminkan bergerak dalam bidang apa dan produk
atau jasa apa yang diproduksi oleh suatu perusahaan tersebut. Berikut adalah data dari
perusahaan yang penulis rencanakan:
Nama perusahaan : Burlok ”La Tanza”
Bidang usaha : Industri Makanan
Jenis produk : Burger Singkong,Burger Shorgum,Burger Talas,Burger Kentang
Alamat : Jalan Godean Km.5,Banyuraden,Gamping,Sleman,Yogyakarta
Nomor telepon : ( 0274 ) 11223344
Alamat email : burlok_latanza@yahoo.com
Facebook, Twitter : Burlok La Tanza, BurLokLaTa
Mulai berdiri : 01 Januari 2012

B. Biodata Pemilik
Nama : Herni Endah Widyawati
Jabatan : Pimpinan
TTL : Wonogiri, 15 Januari 1991
Alamat Rumah : Jalan Titi Bumi No. 09, Banyuraden, Gamping, Sleman
Nomor Telepon : 085725123456
Alamat E-mail : herni_widyawati@yahoo.com
Facebook/ Twitter : Burlok La Tanza, BurLokLaTa
Pendidikan Terakhir : Diploma III Gizi

C. Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas - batas wewenang dan
tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan hubungan/ keterkaitan antara setiap
bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Demi tercapainya tujuan suatu bisnis
diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan bisnis

5
tersebut.Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan bisnis yang telah ditetapkan
sebelumnya, wadah tersebut disusun dalam struktur organisasi dalam bisnis.Melalui struktur
organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan
aktivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga
tujuan dari bisnis tersebut dapat tercapai.
Suatu bisnis terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perorangan
ataupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan itu dan
mencakup tata hubungan secara vertikal melalui saluran tunggal.Struktur organisasi
mengidentifikasi peran dan tanggung jawab karyawan yang dipekerjakan oleh setiap
perusahaan. Oleh karenanya setiap perusahaan ataupun suatu usaha akan memiliki struktur
yang berbeda tergantung skala dan jenis perusahaan. Struktur perusahaan yang baik adalah
struktur yang mampu memfasilitasi orang untuk membuat kerja sama tanpa terjebak
menciptakan birokrasi yang berbelit-belit. Sehingga struktur yang ada akan mengoptimalkan
kelebihan dan menutupi kelemahan dari setiap bagian atau individu.
Adapun struktur organisasi dari burger lokal La Tanza adalah sebagai berikut :

Pimpinan

Staf Administrasi
Staf Produksi Staf Pemasaran
dan Keuangan

Gambar 1. Bagan Organisasi Perusahaan


Tugas dan wewenang :
a. Pimpinan
1) Bertanggung jawab atas perencanaan, pengkoordinasian, pengarahan, dan
pengawasan, serta peningkatan mutu,
2) Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan usaha,
3) Merencanakan dan menyusun program kerja,
4) Membina karyawan.
Kualifikasi : Minimal sedang berkuliah, usia minimal 20 tahun, mutu pribadi,disiplin,
motivasi kerja tinggi, perhatian, mandiri, mampu mempengaruhi oranglain, mampu
membuat keputusan, bersikap adil dan bertanggung jawab. Jumlah yang dibutuhkan 1
orang.

6
b. Staf Produksi
1) Memonitor pelaksanaan rencana produksi,
2) Bertanggung jawab atas pengendalian bahan baku dan efisiensi penggunaan
tenaga kerja dan peralatan,
3) Evaluasi hasil produksi.
Kualifikasi : Usia minimal 20 tahun, mutu pribadi; perhatian, disiplin, motivasi kerja
tinggi, mampu bekerja sama, mandiri, berorientasi pada pelanggan, loyal. Jumlah yang
dibutuhkan 3 orang (mulai dari penerimaan penyimpanan, persiapan, hingga
pengolahan)
c. Staf Administrasi Keuangan
1) Melakukan pengecekan harga-harga pada produk-produk yang telah diproduksi dan
memeriksa laporan keuangan terhadap barang-barang produksi yang telah laku
terjual,
2) Mengendalikan kegiatan - kegiatan bidang keuangan,
3) Merencanakan dan mengendalikan sumber-sumber pendapatan serta
pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.
Kualifikasi: Telah berpengalaman di bidangnya, mutu pribadi; perhatian, disiplin,
motivasi tinggi, mampu bekerja sama, mandiri, berorientasi pada pelanggan,
teliti.Jumlah yang dibutuhkan 1 orang.
d. Staf Pemasaran
1) Mengendalikan pelaksanaan program pemasaran, meliputi; pembuatan dan stock
usaha, distribusi, penetapan dan pengendalian harga, pemasaran, serta aspek lain
yang berkaitan dengan pemasaran
2) Menentukan pasar sasaran
3) Memonitor kepuasan konsumen, mengevaluasi persaingan, serta
mengidentifikasikan kecenderungan dan peluang pasar
4) Memahami kebutuhan konsumen/calon konsumen serta memberikan jalan keluar
Kualifikasi: Usia minimal 20 tahun, mutu pribadi; perhatian, disiplin, motivasi kerja tinggi,
mampu bekerja sama, mandiri, berorientasi pada pelanggan, loyal. Jumlah yang
dibutuhkan 2 orang.

7
D. Lokasi Produksi dan Tata Letak
1. Lokasi Produksi
Jalan Godean Km. 5, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta
2. Tata Letak Produksi
a. Pusat Burlok La Tanza (Jalan Godean Km. 5, Banyuraden, Gamping , Sleman,
Yogyakarta)
Kawasan Perumahan dan Kos – kosan Mahasiswa

Toilet Wanita Toilet Laki- Laki R. Smocking Area R. Konsultasi Gizi R. Managerial dan karyawan

Mushola R. Penerimaan dan Penyimpanan BM

R. Persiapan dan Pemasakan

R. untuk Pemesan Kelompok

Kawasan Perumahan danR.Kos


Pemesanan dan Penyajian
Kawasan Perumahan dan Kos – kosan Mahasiswa serta Supermarket Giant

– kosan Mahasiswa serta Mirota Godean

R. untuk Pemesan Privat R. Pemesan yang Pesanannya Dibungkus

Burlok La Tanza
Pintu Keluar Pintu Masuk
R. Kasir, Kritk dan Saran

Kawasan Perumahan dan Kos – kosan Mahasiswa, POM Bensin, Kampus Poltekkes Kemenkes YK,
dan Kampus STPN
U
B T
Skala = 1 : 200
S
Gambar 2. Tata Letak Pusat Burlok La Tanza
Prinsip tata letak:
1) Terpadu (integrated)
2) Memperpendek gerak
3) Memperlancar arus kerja
4) Efektif dan efisien pemakaian ruang atau tempat
5) K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)
6) Keluwesan terhadap perubahan

8
b. Outlet 1 Burlok La Tanza (Jalan Titi Bumi no : 4, Banyuraden, Gamping, Sleman,
Yogyakarta. Selatan Kampus STPN Agraria)
Kampus Poltekkes Kemenkes YK dan Kampus STPN

R. Pemasakan R. Pemesanan

Kawasan Perumahan dan Kos – kosan Mahasiswa


R. Konsumen
Kawasan Perumahan dan Kos – kosan Mahasiswa

R. Penyajian
Pintu Masuk

Kasir Pintu Keluar


U
Kawasan Perumahan dan Kos – kosan Mahasiswa Skala = 1 : 10B T
Gambar 3. Tata Letak Outlet 1 Burlok La Tanza S

E. Cara Kerja dan Jadwal


Berikut ini adalah bagan cara kerja di perusahaan Burlok ”La Tanza”.

Pembeli memesan (datang langsung atau viaBagian


on line)pemesanan melapor pada bagian pengolahan
Bagian pengolahan mengambil bahan dari bagian persiapan

Makanan atau minuman diserahkan pada pembeli


Makanan atau minuman telah siap disajikan
Pengolahan makanan/ minuman sesuai pesanan

Pembeli
Pembeli menikmati pesanan di tempat/ dapat
dibawamembayar
pulang langsung ke kasir, memberi saran dan kritik jika ada atau berkonsultasi gizi gra

Gambar 4. Bagan Cara Kerja di Perusahaan Burlok La Tanza

9
Berikut ini merupakan jadwal kerja dan pembagian proporsi waktu dari pemesanan hingga
penyajian :
Tabel 1. Jadwal Kerja di Perusahaan Burlok La Tanza
No Kegiatan Alokasi Waktu Pelaksana
1 Pemesanan 5 menit Bag. Pemesanan
2 Laporan Pemesanan 3 menit Bag. Pemesanan
3 Persiapan bahan 3 menit Bag. Persiapan
4 Pengolahan 7 menit Bag. Pengolahan
5 Penyajian 3 menit Bag. Penyajian
6 Penyerahan pesanan 3 menit Bag. Penyajian
7 Waktu menikmati pesanan Konsumen
a. Langsung di tempat (kedai) 30 menit
b. Dibawa pulang
8 Pembayaran
a. Langsung 3 menit Bag. Keuangan (kasir)
b. Pemberian kritik dan saran 5 menit Bag. Pemasaran
c. Konsultasi gizi 5 menit Ahli Gizi

F. Model Produk
1. Burger Lokal
Singkong 5. Es Teh Melati

2. Burger Lokal Talas


6. Jus Jerpaya

3. Burger Lokal Shorgum


7. Jus Strawbery Coklat

4. Burger Lokal Kentang


8. Jus Melon Coklat

Harga masing - masing 1 paket adalah sama yaitu : Rp 10.000,00

10
G. Bahan Baku
Perencanaan bahan baku dan bahan pembantu merupakan bagian utama untuk perhitungan
kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah suplier, kuantitas, harga beli,
persyaratan pembelian, ketersediaan, dan persediaan. Bahan baku yang digunakan adalah
(dihitung berdasarkan kebutuhan per minggu):
Terlampir

H. Peralatan Produksi
Terlampir

11
BAB III
STUDI KELAYAKAN

A. Aspek Pasar dan Pemasaran


1. Produk yang Dihasilkan
Produk berupa makanan cepat saji jenis burger ini dibuat sedemikian rupa
sehingga bisa memuaskan pelanggan dan menarik simpati bagi calon pembeli.
Kami mengembangkan produk ini berbeda, yaitu dalam penyajiannya kami
membuatnya menjadi kaya akan bumbu-bumbu dan hadir dengan konsep
bahan makanan lokal yaitu singkong, talas dan shorgum, kemudian dibungkus
dengan daun pisang sehingga memiliki aroma daun pisang.
Ada beberapa variasi menu yang dihasilkan dari usaha burger lokal ini
akan tetapi ada 2 ( dua ) produk yang menjadi andalan dari usaha Burger Lokal
La Tanza, yaitu :
a. Burger Singkong dan Es Teh Melati

Gambar 5. Paket Burger Singkong dan Es Teh


Paket 1 andalan Burlok La Tanza dengan harga 1 paket ekonomis =
Rp 10.000,00.
b. Burger Talas dan Es Jus Jerpaya

Gambar 6. Paket Burger Talas dan Es Jus Jerpaya


Paket 2 andalan Burlok La Tanza dengan harga 1 paket ekonomis =
Rp 10.000,00.

12
Selain Produk andalan diatas terdapat pula paket 3 dan 4 yaitu :
a. Burger Shorgum dengan Jus Strawbery Coklat

Gambar 7. Paket Burger Shorgum dan Jus Strawbery Coklat


Paket 3 andalan Burlok La Tanza dengan harga 3 paket ekonomis =
Rp 11.000,00.
b. Burger Kentang dengan Jus Melon Coklat

Gambar 8. Paket Burger Kentang dan Jus Melon Coklat


Paket 4 andalan Burlok La Tanza dengan harga 4 paket ekonomis =
Rp 12.000,00.
2. Keunggulan Kompetitif Produk Burlok La Tanza
Beberapa keunggulan kompetitif produk Burlok La Tanza ini adalah :
a. Roti burger produk ini lain dari roti burger yang lain karena
menggunakan bahan baku lokal, yaitu : singkong, talas, shorgum dan
kentang.
b. Menggunakan bahan-bahan yang alami.
c. Kebersihan dan kenyamanan yang dijamin.
d. Penyajiannya yang menarik dan hadir dengan konsep alami dan
rasanya yang enak.
e. Harga relatif murah dan terjangkau.
f. Menggunakan pengganti daging berupa produk hewani rendah
kolesterol, yaitu : ikan tuna, ikan salmon dan udang.
Selain keunggulan-keunggulan yang di atas ada beberapa pelayanan yang
diberikan sebagai ciri khas dari Burlok La Tanza antara lain :
a. Menerapkan pelayanan 5S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan
Santun ).

13
b. Memberikan potongan harga untuk even-even tertentu atau untuk
pembelian dalam jumlah yang banyak.
c. Dapat menerima pesanan dalam jumlah besar.
Semua pelayanan tersebut ditujukan dengan maksud menarik simpati
pelanggan sehingga mereka akan tetap nyaman berlangganan.
3. Gambaran Pasar
Diperkirakan minat pasar akan kebutuhan pangan akan terus meningkat
seiring dengan perkembangan zaman, karena manusia tidak bisa bertahan
hidup tanpa ketersediaan pangan. Permintaan pasar yang “demam” akan
makanan asing dan cepat saji membuat Burlok La Tanza optimis produk yang
dijual, dapat diterima di masyarakat dengan menu-menu andalan dan beda
dari yang lain.
Tampil dengan konsep lokal dan beda dari produk burger yang lain, usaha
Burlok La Tanza ini mampu menembus persaingan pasar yang ramai dengan
jenis-jenis makanan yang lain, baik makanan tradisional maupun makanan
asing.
Untuk mengatasi adanya persaingan antar sesama produk maupun
produk yang berbeda tetapi masih dalam satu jenis Burlok La Tanza
melakukan kegiatan promosi untuk mendukung penjualan usaha ini yaitu
sebagai berikut:
a. Mengikuti pameran dengan mendirikan stand makanan.
b. Pemberian diskon pembelian produk Burlok La Tanza untuk awal
pembukaan.
c. Brosur/ daftar harga, selebaran.
d. Facebook, Twitter
e. Promosi langsung ke konsumen,dimana konsumen disuruh untuk
mencoba memakannya dengan harapan mereka akan selalu ingat akan
rasa Burlok La Tanza tersebut dan diharapkan menjadi media promosi
ke orang lain.
4. Target Pasar
Dalam berbagai jenis usaha apapun baik jasa, dagang maupun industri
kegiatan pemasaran adalah hal yang harus dipersiapkan sebaik mungkin
karena tingkat kepentingannya yang sangat tinggi.Dan pemasaran sendiri
berarti suatu sistem keseluruhan kegiatan bisnis yang ditujukan untuk

14
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli
yang ada maupun pembeli potensial.
Mengingat pentingnya pemasaran tersebut, maka usaha mikro inipun
harus menentukan segmen pasarnya. Selanjutnya sesuai dengan pengertian
pasar ialah sekelompok orang yang mempunyai uang untuk dibelanjakan,
mempunyai kemauan, dan kewenangan untuk melakukan pembelian, maka
segmentasi pasar Burlok La Tanza ini terdiri beberapa faktor:
a. Faktor Geografis
Jalan Godean Km. 5, Banyuraden, Gamping , Sleman, Yogyakarta
b. Faktor Demografis
1. Usia : segala usia
2. Jenis kelamin : pria dan wanita
3. Agama : semua agama
Bidikan pasar di area kampus tersebut telah direncanakan secara cermat
dan matang karena menurut analisa pasar yang ada, area kampus merupakan
ladang yang sangat subur untuk membuka bisnis baru khususnya dibidang
makanan.
Area kampus tidak hanya didominasi oleh masyarakat asli Yogyakarta
tetapi juga terdapat kaum pendatang yang biasanya kos ataupun mengontrak
di daerah sekitar kampus. Kaum pendatang tersebut kebanyakan adalah kaum
muda. Peluang ini dapat kita manfaatkan karena rata-rata anak kos biasanya
lebih menyukai hal-hal yang berbau cepat dalam penyajian (cepat saji) serta
dapat pula sebagai alternatif makanan lain jika bosan terhadap menu sehari-
hari.
Usaha burger ini merupakan usaha yang menjanjikan, karena peminatnya
yang hampir merata di setiap kalangan masyarakat atau siapa saja bisa
menikmatinya.
5. Tren Perkembangan Pasar
Masyarakat Indonesia sangat mengikuti tren suatu produk di pasar saat
ini. Penulis sangat yakin ketika usaha ini telah berjalan akan menjadi
perusahaan yang dapat berkembang cepat. Hal ini dapat dilihat dari kondisi
perekonomianIndonesia yang cukup baik dan selera masyarakat untuk
mencoba suatu produk yang unik.

15
Dari analisis perkembangan pasar yang penulis lakukan pertumbuhan
ekonomi, inflasi dan tingkat suku bunga mempengaruhi dari tren
perkembangan pasar ini.Dari segi pertumbuhan ekonomi dapat dilihat bahwa
tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia sedang membaik dan ini sangat
mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat. Hal ini mempengaruhi karena
dengan tingkat pendapatan yang baik maka masyarakat akan tinggi pula untuk
mengkonsumsi suatu produk. Keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi
suatu produk maka akan tinggi pula hasrat masyarakat untuk mengkonsumsi
produk dari usaha penulis.
Diperkirakan untuk kawasan Banyuraden terdapat minimal 500.000 orang
yang tinggal disana.Dan untuk di area kampus jumlah terbanyak adalah
mahasiswa. Jika rata-rata didominasi oleh kaum muda sedangkan dikalangan
kaum muda tersebut sedang demam makanan asing maka permintaan barang
akan selalu ada, bahkan dapat cenderung meningkat untuk hari-hari tertentu
misalnya untuk malam minggu, hari minggu, ataupun hari libur.
Dari segi inflasi, faktor ini mempengaruhi dalam perkembangan usaha
penulis. Dikarenakan ketika inflasi tinggi maka akan berimbas pada bahan
baku dan akan mempengaruhi biaya operasional usaha ini. Dengan tingginya
inflasi maka tinggi pula harga bahan baku serta gaji para karyawan yang akan
berimbas pada harga produk usaha burger lokal ini. Namun, ketika inflasi turun
maka bahan baku penolong juga akan turun sehingga berimbas pula pada
harga produk usaha burger lokal ini.
Dari segi tingkat suku bunga, faktor ini juga mempengaruhi akan
perkembangan usaha ini. Namun, dapat dilihat bahwa tingkat bunga
mempengaruhi ketika usaha yang dijalankan mendapat pinjaman dari pihak
ketiga yakni bank.Dalam usaha ini, modal untuk pendirian usaha ini merupakan
usaha dari modal sendiri dan modal bank. Usaha ini akan terpengaruh akan
naik atau turunnya tingkat suku bunga. Dengan modal ini kami sangat yakin
akan dapat mengembangkan usaha ini menjadi perusahaan yang besar.
6. Proyeksi Penjualan
Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua mesin, peralatan,
dan faktor produksi lainnya sesuai dengan rencana jumlah produk akhir yang
akan dihasilkan. Dengan sendirinya, kapasitas produksi sampai dengan
tingkatan yang rinci semuanya akan mengacu pada hasil dari perhitungan

16
peluang pasar atas produk yang bersangkutan. Kapasitas produksi biasa
dinyatakan dalam unit per periode waktu tertentu (tahun, bulan, minggu, hari,
atau jam). Untuk perencanaan strategis, proyeksi kapasitas penjualan
dilakukan dalam jangka 1 tahun ke depan, sesuai dengan rencana
produksinya.
Dengan mengambil asumsi bahwa proyek burger lokal ini berjalan dimana
pada tahap awal dapat menjual perhari adalah rata rata 50 paket maka omset
yang diharapkan adalah Rp 500.000,00/hari. Omset tersebut dihitung atas
dasar harga burger sesuai dengan harga yang ditetapkan setiap menunya
dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 2. Proyeksi Penjualan Burlok La TanzaPer Hari
No Menu Jumla Harga
h
1. Paket 1 (Burlok Singkong+Es Teh Melati) 14 140000
2. Paket 2 (Burlok Talas+Jus Jerpaya) 12 120000
3. Paket 3 (Burlok Shorgum+Jus Strawbery Coklat) 12 120000
4. Paket 4 (Burlok Kentang+Jus Melon Coklat) 12 120000
Jumlah Penjualan 50 500000

Dengan tabel proyeksi penjualan per hari seperti di atas maka dapat
disimpulkan Burlok La Tanzamenjual kurang lebih 1500 burger pada bulan
pertama penjualan usaha ini. Berikut adalah proyeksi penjualan Burlok La
Tanzadalam 1 (satu) tahun ke depan.
Tabel 3. Proyeksi Penjualan Burlok La Tanza
No Bulan Jumlah Penjualan
1. Januari 1500
2. Februari 1500
3. Maret 1500
4. April 1500
5. Mei 1500
6. Juni 1500
7. Juli 1500
8. Agustus 1500
9. September 1500
10 Oktober 1500
.
11 Nopember 1500
.
12 Desember 1500

17
.
Jumlah Penjualan 18000
Asumsi kami, produk Burlok La Tanza akan stabil dalam penjualan selama
1 tahun, sehingga nantinya pengeluaran dan pemasukan akan memiliki nilai
hampir sama atau bahkan sama setiap bulannya.
Dari gambar tabel 3 di atas memperlihatkan proyeksi penjualan burger
lokal setiap bulannya .Pada bulan pertama permintaan burger lokal sebanyak
1500 paket yang tiap harinya diharapkan terjual sebanyak 50 bungkus. Dan
pada bulan berikutnya terjadi kenaikan permintaan.
Banyaknya persaingan di kawasan kampus yang menjadi lokasi usaha
burger lokal ini mengharuskan melakukan strategi pemasaran yang dapat
meningkatkan penjualan burger lokal tersebut. Strategi pemasaran yang akan
dibuat haruslah mencakup perkiraan akan hasil yang diharapkan dan
mempertimbangkan alternatif ke depan.
Untuk memperkenalkan jenis usaha baru yang akan dibuka, maka usaha
burger lokal ini juga menerapkan strategi pemasaran yang telah terorganisir
dengan seksama demi meningkatkan penjualan produk ke depannya. Berbagai
usaha pemasaran yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Promosi penjualan
1) Mengikuti pameran dengan mendirikan stand makanan
2) Pemberian diskon pembelian produk Burlok La Tanza untuk awal
pembukaan.
3) Promosi langsung ke konsumen.
b. Iklan
1) Brosur / daftar harga
2) Iklan di media cetak lokal
3) Selebaran
c. Jejaring Sosial
Untuk menyampaikan informasi seputar perkembangan dari produk
terbaru maka Burlok La Tanza akan menyampaikan informasi tersebut
lewat jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Konsumen dapat
melihat produk-produk yang tersedia diakun Facebook yaitu ”Burlok La
Tanza” dan di Twitter yaitu “BurlokLaTa”. Usaha ini dilakukan untuk
mempermudah penjualan dari usaha burger ini..

18
Dalam akun jejaring sosial ini akan ditampilkan segala macam
koleksi menu yang ada di Burlok La Tanza. Tidak hanya sekedar
informasi berupa data-data atau karekteristik tentang spesifikasi produk
tertentu, akan tetapi juga menampilkan gambar secara jelas yang
terdapat di album Facebook Burlok La Tanza maupun “twitpic”. Dengan
begitu pelanggan ataupun calon pelanggan dapat bisa menilai langsung
dari menu yang tersedia.Akun ini juga sebagai saranauntuk
menyampaikan kritik dan saran dari konsumen atau pelanggan dari
Burlok La Tanza.
7. Analisis Pesaing
Pesaing merupakan faktor yang penting dalam menyusun keberhasilan
pemasaran. Menurut pakar manajemen strategi mengidentifikasi 5 ( lima )
kekuatan persaingan yakni masuknya pendatang baru, ancaman produk
pengganti, kekuatan tawar-menawar pemasok, serta persaingan konvensional
di antara para pesaing yang ada. Kelima kekuatan persaingan tersebut secara
bersama-sama menentukan intensitas persaingan dan kemampuan laba dalam
industri, dan kekuatan yang paling besar akan sangat menentukan serta
menjadi sesuatu yang sangat penting dari sudut pandang perumusan strategi.
a. Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Pendatang baru dalam industri dapat mengancam pesaing yang ada.
Untuk usaha burger lokal ini ancaman akan masuknya pendatang baru
dapat merebut pangsa pasar dari produk usaha ini. Misalnya masuknya
produk yang sejenis maupun yang berbeda seperti roti bakar, pizza, kebab
dan sebagainya.Masuknya menu-menu seperti ini dapat mengancam
penjualan produk burger lokal ini.
b. Tingkat Rivalitas Diantara Para Pesaing yang Ada
Persaingan ada yang berbentuk perlombaan untuk mendapatkan
posisi dengan menggunakan strategi-strategi seperti persaingan harga,
promosi dan sebagainya. Untuk usaha burger lokal ini tingkat rivalitas yang
ada di sekitar area kampus sangat tinggi, adanya pesaing yang berbeda-
beda dapat menyebabkan turunnya permintaan akan produk ini.

c. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

19
Dalam usaha burger lokal ini yang menentukan harga berada di
tangan usaha Burlok La Tanza, ini disebabkan usaha ini hadir untuk
pertama kalinya di Yogyakarta dan belum ada pesaing yang memiliki ciri-
ciri dan konsep yang sama dengan yang ditawarkan oleh Burlok La Tanza
ini.
d. Saluran Distribusi
Penggunaan saluran distribusi yang tepat akan memberikan manfaat
seperti tersedianya produk (burger lokal) pada momen yang tepat bagi
konsumen, dan juga akan tersedianya produk (burger lokal) di lokasi yang
menyenangkan bagi pelanggan potensial.
Makanan seperti burger lokal ini adalah salah satu makanan ringan,
alangkah baiknya jika lebih dekat dengan masyarakat, agar terpenuhi
permintaan dan memaksimalkan keuntungan, maka dalam pemasaran dan
penjualan Burlok La Tanza hanya menggunakan 1 ( satu )saluran distribusi.
La Tanza adalah saluran No Channel atau Zero level channel yaitu
saluran yang pemasarannya langsung dari produsen ke konsumen.
Saluran ini tidak memiliki perantara, dikarenakan usaha burger lokal ini
“menjajakan” produknya dengancara mendirikan warung atau cafe
sehingga konsumen datang langsung untuk membeli produk Burlok La
Tanza ini.
Dari analisis pasar dan pesaing yang penulis lihat bahwa, terdapat
pesaing dari produk yang sejenis dan yang tidak sejenis. Adapun
keunggulan dan kelemahan dari produk yang kami tawarkan dari
kompetitor di sekitar Jalan Godean sebagai berikut :
Tabel 4. Analisis Pesaing
Pesaing Keunggulan Kelemahan
Usaha Gorengan 1. Harga lebih ekonomis 1. Kurang
2. Lebih ringan untuk di menyehatkan
jual 2. Kurang higienisnya
produk yg dihasilkan
Usaha Ayam Penyet Lebih mengenyangkan Harganya lebih mahal
Sudah byk dipasaran
Usaha Bakso 1. Sudah dikenal oleh 1. Kurang higienis
masyarakat 2. Adanya isu “daging

20
2. Harganya yang tikus” dalam bakso
terjangkau 3. Kurang
menyehatkan karena
adanya penyedap
rasa

B. Aspek Produksi
1. Proses Produksi
Proses produksi dari usaha kami ini dilakukan dengan cara yang sangat
sederhana, yaitu dengan cara pemanggangan dagingnya yang mengikuti
selera dari pelanggan misalnya : setengah matang, matang ataupun sampai
kering. Burlok ini menggunakan bahan baku lokal yang menjadi konsep usaha
ini. Berikut adalah skema proses produksi dari usaha Burlok La Tanza ini :

Roti dibelah 2 lalu dioleskan dengan mentega dan dipanggang


bersamaan dengan ikan cincang

Ikan cincang yang sudah matang diangkat lalu diletakkan di


atas salah satu belahan roti

Lalu tambahkan sayuran dan saus di atasnya


matang

Masukan ke dalam oven selama 5 menit dan sajikan ke


pelanggan

Gambar 9. Skema Produksi Burlok La Tanza


2. Bahan Baku dan Penolong
Perencanaan bahan baku dan bahan pembantu merupakan bagian
utama untuk perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah suplier, kuantitas, harga beli, persyaratan pembelian,
ketersediaan, dan persediaan. Bahan baku yang digunakan adalah (dihitung
berdasarkan kebutuhan per minggu): pada lampiran 1.
3. Peralatan yang Dibutuhkan

21
Baik untuk skenario pembelian ataupun sewa, daftar mesin dan peralatan
juga harus dirinci sedetail mungkin proyeksinya.Perencanaan ini tetap selalu
berkaitan dengan kapasitas dan kompetensi teknis wirausahawan. Adapun
peralatan yang dibutuhkan yaitu : pada lampiran 2.
4. Lay-out (tata ruang) produksi
Toilet Wanita Toilet Laki- Laki R. Smocking Area R. Konsultasi Gizi R. Managerial dan Karyawan

Mushola R. Penerimaan dan Penyimpanan BM

R. Persiapan dan Pemasakan

R. untuk Pemesan Kelompok

R. Pemesanan dan Penyajian

R. untuk Pemesan Privat R. Pemesan yang Pesanannya Dibungkus

Pintu Keluar Pintu Masuk


\
R. Kasir, Kritk dan Saran

Keterangan :
= Alur konsumen masuk memesan hingga menikmati burlok
= Alur konsumen keluar untuk melakukan pembayaran dan peyampaian
saran dan kritik
= Petugas di bagian pemesanan melaporkan pesanan ke bagian
pengolahan
= Pekerja mengolah hingga menyajikan burlok yang dipesan

22
5. Tenaga kerja
Tenaga kerja terdiri dari pimpinan, staf produksi, staf administrasi dan
keuangan, serta staf pemasaran.Rincian terdapat pada organisasi perusahaan.
6. Volume produksi
Volume produksi diperkirakan 1.500 paket per bulan atau 18.000 per
tahun.Rincian terdapat pada proyeksi penjualan.

C. Analisis Sumber Daya Manusia ( Aspek Manajemen )


Untuk usaha Burlok La Tanza ini pada dasarnya membutuhkan tenaga kerja
yang ulet, rajin serta jujur.Akan tetapi tidak hanya itu saja, usaha burger lokal kami
ini membutuhkan tenaga yang telah berpengalaman.Sebagai pimpinan dan pemilik
usaha burger ini saya harus bertanggung jawab atas perencanaan,
pengkoordinasian, pengarahan, dan pengawasan, serta peningkatan mutu dari
produk Burlok La Tanza. Untuk kualifikasi tenaga kerja yang lain seperti staf
administrasi dan keuangan, staf produksi, serta staf pemasaran kami
membutuhkan tenaga kerja yang memiliki motivasi yang tinggi, dapat berorientasi
pada pelanggan serta loyal.

D. Analisis Keuangan
Salah satu komponen yang mendukung pembangunan nasional adalah
tersedianya lembaga intermediasi yang mempunyai fungsi menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya. Lembaga intermediasi yang ada dibedakan dalam 3
kategori yakni :
a. Berbentuk Bank tunduk pada Undang-Undang Pokok Perbankan
b. Berbentuk Koperasi Simpan Pinjam tunduk pada Undang-Undang
Koperasi
c. Lembaga Keuangan Mikro lainnya yang belum diatur undang-undang
Aspek finansial dari proposal bisnis dapat memperlihatkan potensi dana yang
dimiliki, kebutuhan dana eksternal, perhitungan kelayakan usaha, termasuk di
dalamnya 3 performa laporan keuangan: neraca, rugi-laba, dan cash flow. Secara
ringkas, dapat diberikan format sederhana perhitungan kelayakan usaha secara
finansial seperti yang terdapat pada lampiran 6.

23
E. Analisis Resiko
Resiko timbul karena adanya ketidakpastian. Biasanya ketidakpastian
diakibatkan karena adanya keraguan terhadap sesuatu hal dimasa depan atau
kelemahan seseorang/ perusahaan atau institusi dalam memprediksi masa depan
perusahaannya. Ketidakpastian dapat diklasifikasikan dalam 3 hal yaitu :
1. Ketidakpastian ekonomi yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh
kejadian-kejadian yang timbul akibat gejolak ekonomi disuatu negara,
misalnya krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti kenaikan harga BBM
dan perubahan perilaku konsumen.
2. Ketidakpastian politik yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh kejadian-
kejadian politik yang timbul disuatu negara yang menyebabkan kerusuhan,
perang atau kudeta militer.
3. Ketidakpastian alam yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh kejadian-
kejadian alam seperti bencana alam.
Berikut ini terdapat analisis resiko usaha dan antisispasi resiko usaha :
1. Analisis Resiko Usaha
a. Resiko yang dihadapi ketika perekonomian tidah stabil adalah akan
terganggunya produktivitas yang akan dihasilkan.
b. Dari segi keamanan, masih banyaknya ancaman-ancaman dari pihak tertentu
yang mengambil keuntungan dari usaha ini.
c. Ketidakpastian alam yang tidak kita ketahui akan datangnya suatu bencana
alam seperti gempa dan banjir.
d. Perubahan selera pasar yang kemungkinan akan terjadi.
e. Kebijakan pemerintah yang sewaktu-waktu akan berubah.
2. Antisipasi Resiko Usaha
a. Dengan modal dan cadangan modal yang besar akan dapat mengatasi ketika
perekonomian tidak stabil.
b. Dengan antipasi dalam menghadapi ketidakpastiaan alam dapat dilakukan
dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
c. Untuk mengantisipasi perubahan selera pasar, produsen akan mencari
inovasi dalam mempertahankan usaha dengan menjadi perusahaan yang
inovatif.
d. Dalam mengantisipasi kebijakan pemerintah, kita dapat mentaati peraturan
yang telah ditetapkan pemerintah.

24
F. Rencana Pengembangan Usaha
Kami juga telah menyiapkan rencana pengembangan usaha ini kelak jika
telah beberapa waktu didirikan.Persiapan rencana ini dimaksudkan agar usaha ini
dapat berjalan terus-menerus dan berhasil bertahan dalam menghadapi
persaingan pasar yang ada.Dengan pemikiran yang matang dan terencana ini
diharapkan usaha ini mampu berkembang menjadi lebih baik. Adapun rencana
pengembangan usaha tersebut adalah sebagai berikut :
1) Strategi Pemasaran
a. Pengembangan produk
Dengan berbagai inovasi bahan - bahan lokal kami akan
mengembangkan produk kami menjadi lebih diminati masyarakat.
b. Pengembangan wilayah pemasaran
Kami berencana akan mengembangkan cabang usaha ini di area
kampus lainnya di Kota Yogyakarta seperti UGM, UNY dan lain-lain.
Tidak terbatas hanya itu, kami juga berencana membuka stailing-stailing
di pusat-pusat perbelanjaan di Yogyakarta seperti di Malioboro Mall dan
Giant sehingga omset yang didapatkan akan meningkat.
2) Strategi SDM
Dalam penerapan strategi organisasi dan SDM juga sangat diperhatikan
karena organisasi dan SDM mempengaruhi berkembangnya usaha
ini.Strategi yang diterapkan adalah dengan memberikan motivasi dan
penghargaan kepada karyawan yang berprestasi.
3) Strategi Penetapan Harga
Harga disesuaikan dengan lingkungan masyarakat ekonomi ke bawah
sehingga semua lapisan masyarakat dapat menjangkaunya.
4) Strategi Produksi
Dalam strategi produksi, pemilik akan meningkatkan kualitas dan kuantitas
dari produk yang dihasilkan. Namun, akan tetap menstabilkan harga dari
produksi tersebut. Hal ini direncanakan untuk lebih mengembangkan dan
mengekspansi usaha ini untuk lebih berkembang.

BAB IV
PERENCANAAN KEUANGAN

25
A. Perencanaan Aktiva (Inventarisasi Kegiatan Produksi)
1. Asumsi
a. Skala usaha termasuk skala kecil dengan kapasitas produksi burger lokal selama
satu bulan sebanyak 1500 paket, masing- masing seberat 200 gram.
b. Usaha dilakukan selama satu bulan penuh tanpa ada hari libur.
c. Burger lokal yang diproduksi diasumsikan terjual semua.
d. Produksi dilakukan di bangunan tembok berukuran 4 x 4 meter yang dilengkapi listrik
dan sumber air (sumur bor). Umur ekonomis bangunan tembok adalah 10 tahun.
e. Pembuatan sumur pantek atau bor dengan asumsi masa pakai 10 tahun.
f. Penggunaan motor, meja, kursi, dan almari dengan asumsi masa pakai 10 tahun.
g. Masa pakai kompor gas, refrigerator, blender, mixer, oven, timbangan BM, dan
pompa air selama 5 tahun.
h. Masa pakai penggorengan (teflon), panci, nampan, pisau, sendok, sendok
penggorengan, piring, gelas, mangkuk sambal, sendok, garpu selama 2 tahun.
i. Masa pakai ember dan waskom selama 1 tahun.
j. Harga-harga berlaku di beberapa kabupaten atau kota di Yogyakarta pada bulan
Desember 2012.
2. Biaya Investasi
Rp 53.665.500,00 (Rincian terlampir pada lampiran 4, 6 dan 7)
3. Biaya Operasional per Bulan
a. Biaya Tetap = Rp 2.678.166,67 atau per tahun Rp 32.138.000,00
(Rincian terlampir pada lampiran 6)
b. Biaya Variabel = Rp 8.315.500,00 atau per tahun Rp 99.786.000,00
(Rincian terlampir pada lampiran 5 dan 6)
Total Biaya Produksi = Rp 2.678.166,67+ Rp 8.315.500,00
= Rp 10.993.666,67
Perkiraan Produksi per Bulan adalah 1.500 paket atau 18.000 per tahun.

26
B. Proyeksi Pendapatan dan Biaya
1. BEP ( Break Even Point )
Cara 1.
BEP = 0+¿ ¿
0+(5.543,67 x 18.000)+32.138 .000
=
18.000
= Rp 7.329,11
Cara 2.
BEP harga produksi = Total Biaya Operasional : Volume Produksi
= Rp 10.993.666,67 : 1500
= Rp 7.329,11
BEP dari cara 1 dan 2 hasilnya sama.
BEP volume produksi = Total Biaya Produksi : Harga Produk
= Rp 10.993.666,67 : Rp 10.000,00
= 1099,33 paket ∞ 1100 paket
Titik balik modal usaha burger lokal selama satu bulan produksi akan tercapai jika harga
jual burger lokal (paket) sebesar Rp 7.329,11 per paket atau produksi mencapai 1100
paket.
Penentuan Harga Jual per Paket
% Keuntungan = 35% x Rp 7.329,11
= Rp 2565,25
Dana cadangan pukul rata 5% =5% x Rp 7.329,11
=Rp 366,45
Penjualan per Paket = Rp 7329,11+ Rp 2565,25 + Rp 366,45
= Rp 10.260,81∞ Rp 10.000,00
2. Penerimaan per Bulan
Penjualan selama satu bulan = 1500 x Rp 10.000,00
= Rp 15.000.000,00
3. Keuntungan Kotor per Bulan
Keuntungan per Bulan= Total penjualan sebulan - Total biaya operasional sebulan
= Rp 15.000.000,00 - Rp 10.993.666,67
= Rp 4.006.333,33

27
Keuntungan bersih per bulan = Rp 1.897.066,67 atau Rp 22.764.800,00 per tahun.
Setelah dipotong untuk berbagai keperluan, misalnya : Pajak Penjualan, Pajak
Keuntungan, Biaya Promosi dan Biaya Produksi (Perhitungan Excel terlampir pada
lampiran 6).
4. Payback Period
Biaya Investasi
Payback Period =
Keuntungan Bersih
53.665.500
=
22.764 .800
= 2,35 ∞ 2 tahun 4 bulan
Jadi, direncanakan modal akan kembali selama 2 tahun 4 bulan.
5. NPV (Net Present Value)
Bunga Bank yang berlaku 12 % maka,
NPV0,12= ∑PF(1)B1 - ∑PF(1)C1= 160,200,000 - 139,939,328 = 20,260,672
NPV0,12= ∑PF(2)B2 - ∑PF(2)C2 =142,200,000 -124,215,808 =17,984,192
NPV0,12= ∑PF(3)B3 - ∑PF(3)C3 =127,800,000- 111,636,992 = 16,163,008
NPV0,12= ∑PF(4)B4 - ∑PF(4)C4 =113,400,000 - 99,058,176 = 14,341,824
NPV0,12= ∑PF(5)B5 - ∑PF(5)C5 =100,800,000 -88,051,712 = 12,748,288

NPVtotal =∑ NPV – Biaya Investasi


=81,497,984 -53,665,500
= 27,832,484
Berdasarkan perhitungan NPV diatas, maka keuntungan pendirian perusahaan Burlok
La Tanza mempunyai keuntungan ekonomis Rp 27.832.484,00 lebih besar daripada 0,
maka pendirian perusahaan tersebut layak berdasarkan pertimbangan ekonomis.

Perhitungan NPV menggunakan Excel terlampir pada lampiran 8.

6. BCR (Benefit Cost Ratio)


∑ PF (Bt )
BCR =
∑ PF (Ct )
644.400 .000
=
616.567 .516
= 1,045 ( BCR > 1, usaha layak dijalankan )
Karena BCR > 1, maka investasi dalam pendirian perusahaan Burlok La Tanza layak
secara ekonomis. Manfaat ekonomi dari pendirian perusahaan Burlok La Tanza 1,045

28
kali lebih besar daripada nilai total pada tingkat bunga 12%. Arti BCR = 1,045 adalah
setiap Rp 1 yang diinvestasikan akan memberikan hasil sebesar 0,045.

29
7. IRR( Internal Rate of Return )
b. NPV(i=0.19)= 3,068,529> 0
c. NPV(i=0.196) = 1,512,461 > 0
d. NPV(i=0.197) = 914,058> 0
e. NPV(i=0.198) = 715,494> 0
f. NPV(i=0.2)= -22,607< 0
NPV = 0 terletak antara interes 19.9% - 20%, selain diantara angka - angka itu NPV
tidak sama dengan nol. Dengan menggunakan interpolasi :
i = 0.198 → NPV = 715,494
i = 0.2 → NPV = -22,607
maka,
IRR = 0.198 + ((715,494-0)/(715,494-(-22,607)) (0.2-0.198))
= 0.198 + ((715,494/738,101) x 0.002)
= 0.198 + (0.96x 0.002)
= 0.198 + 0,00192
= 0.19992 atau 19.99%
Perhitungan IRR menggunakan Excel terdapat pada lampiran 9.
Karena pada tingkat interest rate 19.99%, nilai NPV = 0, maka proyek tersebut layak
secara ekonomis.

30
BAB IV
PEMASARAN

A. Penjualan, Periklanan, dan Promosi


1. Penjualan
a. Penjualan dilakukan setiap hari,
b. Penjualan dilakukan mulai jam 08.00 – 21.00 WIB untuk outlet 1 dan 24 jam
nonstopuntuk pusat (via online hingga pk. 21.00 WIB dalam kota)
c. Hari libur tetap buka,
d. Penjualan dengan paket makan dan minum.
2. Periklanan
a. Media komunikasi tertulis dibagikan pada khalayak (leaflet dan brosur)

Gambar 10. Desain Leaflet dan Brosur Burlok La Tanza


b. Media komunikasi tertulis dipasang di lokasi yang strategis (spanduk/ banner)

Gambar 11. Desain Spanduk/ Banner Burlok La Tanza

31
c. Media komunikasi elektronik (radio FM yaitu Reco Buntung, Unisi, dan MQ)
Background lagu berjudul ”Yogyakarta” Kla Project
Dengan kalimat promosi sebagai berikut :” Telah hadir pilihan makanan cepat saji dan
siap santap…Burlok La Tanza. Berbahan baku lokal, singkong, sorgum, talas, dan
kentang…sehat, bergizi tinggi non koleterol karena pengganti daging adalah produk
ikan dan seafood…Nikmatilah produk burlok La Tanza, diskon 20% dalam masa
promo, buka setiap hari 24 jam nonstop…Anda ingin bersantai dengan rekan,
keluarga, atau relasi bisnis, datang di Jalan Godean Km. 5, Banyuraden, Gamping ,
Sleman, Yogyakarta.Gratis konsultasi Gizi. Anda repot?tinggal pesan di 121212 kami
antar khusus dalam kota…gratis minimal 3 porsi.”
3. Promosi
Promosi dapat dilakukan dengan cara :
a. Menyebarkan brosur kepada calon konsumen yang berlalu-lalang di sekitar tempat
usaha. Sekolah, kampus atau di daerah perumahan,
b. Leaflet, spanduk dan banner juga bisa dijadikan alat promosi yang baik sehingga
konsumen tertarik untuk membeli,
c. Promosi melalui media elektronik radio dengan frekuensi 15 x per hari,
d. Promosi dengan ikut serta dalam pameran makanan (wisata kuliner).

B. Tata Letak Pelayanan dan Jalur Distribusi


1. Pusat Burlok La Tanza (Jalan Godean Km. 5, Banyuraden, Gamping , Sleman,
Yogyakarta)
Toilet Wanita Toilet Laki- Laki R. Smocking Area R. Konsultasi Gizi R. Managerial dan Karyawan

Mushola R. Penerimaan dan Penyimpanan BM

R. Persiapan dan Pemasakan

R. untuk Pemesan Kelompok

R. Pemesanan dan Penyajian

R. untuk Pemesan Privat R. Pemesan yang Pesanannya Dibungkus

Pintu Keluar
32 Pintu Masuk
R. Kasir, Kritk dan Saran
Keterangan :
= Alur konsumen masuk memesan hingga menikmati burlok
= Alur konsumen keluar untuk melakukan pembayaran dan peyampaian
saran dan kritik
= Petugas di bagian pemesanan melaporkan pesanan ke bagian
pengolahan
= Pekerja mengolah hingga menyajikan burlok yang dipesan
Gambar 12. Tata Letak Pelayanan dan Jalur Distribusi di Burlok La Tanza
2. Outlet 1 Burlok La Tanza (Jalan Titi Bumi no : 4, Banyuraden, Gamping, Sleman,
Yogyakarta. Selatan Kampus STPN Agraria)

R. Pemasakan R. Pemesanan

R. Konsumen
R. Penyajian
Pintu Masuk

Kasir Pintu Keluar


Keterangan :
= Alur konsumen masuk memesan hingga menikmati burlok
= Alur konsumen keluar untuk melakukan pembayaran dan
peyampaian saran dan kritik
= Petugas di bagian pemesanan melaporkan pesanan ke bagian
pengolahan
= Pekerja mengolah hingga menyajikan burlok yang dipesan
Gambar 13. Tata Letak Pelayanan dan Jalur Distribusi
di Outlet 1 Burlok La Tanza

33
Daftar Pustaka

Dahana, Kres, Warisno. 2010. Meraup Untung dari Olahan Kedelai.Jakarta : Agromedia Pustaka

Lubis, Syafina Kartika. 2011. Analisis Bisnis. Medan : Universitas Sumatra Utara

______. 2011. Hamburger. http://id.wikipedia.org/wiki/Hamburgerdiunduhpada tanggal11 November


2011

Suyatno. 2009. Burger Daging Sapi. http://duniasapi.com/id/makanan/1199-sejarah-burger-daging-


sapi.htmldiunduhpada tanggal11 November 2011

Susilowati. 2008. Sorgum.


http://www.batan.go.id/patir/_berita/pert/sorgum/sorgum.htmldiunduhpada tanggal 11
November 2011

Yulisun, Nurma. 2009. Usaha


Mandiri.http://www.damandiri.or.id/file/nurmayulisunpadbab2.pdfdiunduhpada tanggal 11
November 2011

Fachrudin.2012.Bunga Kredit Bank Selama 3 Tahun Hanya Turun Tipis.


http://www.analisadaily.com/news/read/2012/01/04/28931/bunga_kredit_bank_selama_3ta
hun_hanya_turun_tipis diunduh pada tanggal 04 Januari 2011

34

Anda mungkin juga menyukai