Anda di halaman 1dari 15

1 Latar Belakang

Indonesia dan dunia saat ini sedang dilanda wabah pandemic virus Covid-19 yang
mengakibatkan terbatasnya kegiatan atau aktivitas manusia diluar rumah. Masa-masa
seperti ini juga mengakibatkan banyaknya kegiatan yang dilakukan didalam rumah dan
membatasi kegiatan social diluar rumah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Penyebaran virus ini membuat masyarakat banyak yang mengalami panic buying,
dengan alasan untuk menyetok makanan dirumah supaya sewaktu-waktu bahan
makanan habis tidak perlu keluar rumah. Terlebih lagi bagi anak kos agar yang tidak
bisa pulang atau keluar rumah karena takut akan penyebaran virus ini, Namun terdapat
beberapa bahan makanan yang tidak bisa disimpan lama-lama dirumah karena akan
mengalami pembusukan misalnya sayur serta banyak daging-dagingan yang tidak
segar. Mayarakat juga lebih menyukai makanan cepat saji serta murah dan tahan lama
serta masyarakat perlu lebih banyak bahan makanan siap saji dan tahan disimpan
dalam jangka panjang sehingga saat tidak berani keluar rumah untuk ke pasar membeli
bahan makanan segar dapat membeli makanan olahan atau frozen food untuk disimpan.
Kalimantan barat juga tidak banyak terdapat pabrik yang memproduksi makanan skala
besar seperti ikan sarden kaleng, sosis, kornet, serta nugget karena masih banyak
didatangkan dari luar pulau. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah ini serta agar
bisa digunakan untuk kedepannya perlu dibuat pabrik untuk membuat makanan frozen
food seperti sosis di Kalimantan Barat sebagai solusi dari permasalahan ini. Perusahaan
ini akan memproduksi jenis produk sosis dengan 2 rasa yaitu rasa ayam serta rasa sapi.
Dibuatnya perusahaan ini untuk memenuhi kebutuhan makanan masyarakat khusunya
Kalimantan Barat karena saat seperti ini barang-barang akan sulit didistribusikan dari
satu pulau ke pulau lain, sehingga perusahaan ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat Kalimantan Barat.
2 Target dan Segmentasi Pasar
2.1 Target Pasar
Usaha ini berlokasi di tempat yang strategis dan tidak jauh dari utama, dimana
aktivitas masyarakat terbilang padat. Tempat lokasi tersebut yang banyak di lewati
oleh masyarakat, baik masyarakat lokal maupun non lokal sehingga usaha kami ini
mudah untuk dikenal oleh masyarakat. Lokasi usaha ini terletak di Jl. A. Yani 2,
Kabupaten Kubu Raya. Lokasi ini dipilih karena tidak terlalu padat penduduk serta
di jalan menuju Bandara Supadio Pontianak sehingga mudah juga untuk
menentukan target pasar. Target pasar kami yaitu masyarakat sekitar umumnya
dan masyarakat di Kalimantan Barat khususnya. Terdapat banyak pesaing dari
usaha ini karena sebagian besar makanan frozen food didatangkan dari pulau jawa
dan di Kalimantan Barat hanya ada kantor pemasaran saja, akan tetapi di sinilah
kreatifitas kita bagaimana cara kita menarik konsumen agar dapat membeli produk
kita tanpa membuat pesaing kita merasa tidak senang dengan tindakan kita.
Namun hubungan harus tetap selalu terjaga antara pesaing dan menciptakan
persaingan yang sehat tanpa menjatuhkan pesaing. Dengan cara mentaati peraturan
dan undang-undang pasar yang telah di tetapkan.
2.2 Segentasi Pasar
Segmentasi pasar ini untuk mebagi para konsumen kedalam beberapa kelas.
Berdasarkan demografis target marketnya digolongkan menurut
usia/umur. Diusaha ini targetnya adalah laki-laki mapun perempuan usia 15 tahun
keatas. Target ini kami berikan karena yang menyukai sosis tidak hanya anak-anak
tetapi orang dewasa juga, akan tetapi pada usia tersebut mereka sudah bisa
memikirkan tujuan produk tersebut diciptakan. Konsumen juga dari berbagai
kalangan tidak hanya kalangan menengah ke atas namun untuk semua kalangan
karena harganya yang terjangkau. Berdasarkan kebutuhan target marketnya
adalah laki-laki mapun perempuan yang menginginkan produk ini untuk
dikonsumsi dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.
3 Analisis Aspek
3.1 Aspek Teknis dan Teknologi
Aspek teknis dalam usaha ini adalah tampilan produk atau desain produk yang
semenarik mungkin agar pelanggan tertarik dengan produk kami sehingga
membeli produk kami. Selain itu seiring dengan perkembangan jaman produk
kami akan mudah untuk dimodifikasi tidak hanya dengan varian ayam dan sapi
saja tetapi bisa saja akan dibuat produk lainnya. Karena ini adalah olahan frozen
food maka sangat dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama serta produk ini
juga sudah masak maka bisa untuk langsung dikonsumsi dan harganya juga murah
cocok unutk semua kalangan.
3.2 Aspek Lingkungan
Pemilihan lingkungan tempat bisnis yang akan dibangun harus dianalisis
dengan cermat, karena lingkungan disatu sisi dapat menjadi peluang dari bisnis
yang akan dijalankan, namun lingkungan juga dapat menjadi ancaman bagi
perkembangan bisnis. Keberadaan bisnis dapat berpengaruh terhadap lingkungan,
baik lingkungan masyarakat maupun lingkungan ekologi tempat bisnis yang akan
dijalankan.
Suatu bisnis dapat menimbulkan berbagai aktivitas sehinggga menimbulkan
dampak bagi lingkungan disekitar lokasi bisnis. Perubahan kehidupan masyarakat
sebagai akibat dari adanya aktivitas bisnis dapat berupa semakin ramainya lokasi
disekitar lokasi bisnis, timbulnya kerawanan sosial, timbulnya penyakit
masyarakat, juga perubahan gaya hidup sebagai akibat masuknya tenaga kerja dari
luar daerah. Pemilihan lokasi usaha ini yang terletak di daerah Kubu Raya karena
tempat tersebut strategis dan jauh dari aktivitas pemerintah serta asset vital
nasional.
3.3 Aspek Pasar
Aspek pasar dan pemasaran menyajikan tentang peluang pasar, perkembangan
permintaan produk di masa mendatang, kendala-kendala yang dihadapi seperti
keberadaan pesaing, serta beberapa strategi yang dilakukan dalam pemasaran.
Tentu peluang usaha ini sangat besar karena jarang terdapat di Kalimantan Barat
dan permintaan produk juga tinggi apalagi disaat-saat wabah seperti sekarang ini
masyarakat takut untuk keluar rumah. Meskipun persaingan dengan produk luar
juga tak bisa dihindarkan namun perusahaan akan semakin belajar setiap harinya
untuk memasarkan produk dengan sebaik-baiknya agar mampu bersaing. Oleh
karena itu perusahaan memerlukan strategi-strategi dalam melakukan pemasaran.
3.4 Aspek Keuangan
Pembahasan dalam aspek finansial ini yaitu sumber dan penggunaan dana,
modal kerja, pendapatan, biaya usaha, serta aliran kas atau arus kas. Ada tiga
langkah dasar untuk pemilihan alternatif dalam analisis kelayakan finansial, yaitu
Penentuan kebutuhan finansial total dengan dana yang diperlukan untuk
operasional. Kebutuhan finansial hendaknya diproyeksikan tiap bulan atau bahkan
mingguan sekurang-kurangnya untuk operasi tahun pertama dari usaha baru.
Selanjutnya diperlukan juga proyeksi kebutuhan keuangan untuk tiga sampai lima
tahun. Penentuan sumber daya finansial yang tersedia biaya-biayanya yaitu berupa
pencairan sumber dana dan biaya modal. Langkah kedua dalam aspek keuangan
ini adalah proyeksi sumber daya finansial yang tersedia dan dana-dana yang akan
dihasilkan dalam operasi perusahaan. Dalam menentukan sumber daya finansial
potensial yang tersedia harus dibedakan sumber finansial jangka pendek,
menengah, dan jangka panjang.
3.5 Aspek Sumber Daya Manusia
Untuk mendukung kelangsungan usaha ini dibutuhkan beberapa elemen
Sumber Daya Manusia (SDM) yang terkait didalamnya. Adapun Sumber Daya
Manusia (SDM) yang terlibat dalam kelangsungan usaha ini, yaitu:
1. Distributor, Agar usaha ini dapat bertahan dan berjalan dengan baik, maka
kami melakukan kerjasama dengan distributor-distributor lainya,
sehingga Produk kami juga dapat dikenal luas oleh konsumen.
2. Promosi Dengan Media Elektronik, Dengan perkembangan jaman yang
semkain mempermudah penyebaran informasi, kami juga memmanfaatkan
situasi tersebut dengan melakaukan promosi melalui media eletronik, seperti
sosial media.
3. Masyarakat Sekitar, Selain SDM dari distributor dan tenaga kerja selanjutnya
masyarakat juga berperan penting dalam kelancaran usaha ini, karna kita juga
harus memiliki hubungan baik dengan masyarakat setempat, karna apabila
kita tidak mempunyai hubunga baik maka bisa saja usaha kita tidak disenangi
sehingga dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sehingga disinilah kita
sebagai wirausaha harus mempunyai sikap yang baik dan jujur terhadap siapa
saja
4. Supplier bahan baku, dalam membuat usaha juga tidak boleh sembarangan
agar hasil yang didapatkan juga maksimal. Bahan baku yang baik akan
menciptakan produk yang baik juga sehingga pemilihan bahan baku serta
supplier ini sangat penting dan masuk ke aspek sumber daya mausia.
4 Tahap Loyalitas Perusahaan
1. The Courtship
Pada tahap ini, hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan pelanggan
terbatas pada transaksi, pelanggan masih mempertimbangkan produk dan harga.
Apabila penawaran produk dan harga yang dilakukan pesaing lebih baik, maka
mereka akan berpindah.
2. The Relationship
Pada tahapan ini tercipta hubungan yang erat antara perusahaan dengan
pelanggan. Loyalitas yang terbentuk tidak lagi didasarkan pada pertimbangan harga
dan produk, walaupun tidak ada jaminan konsumen akan melihat produk pesaing,
selain itu pada tahap ini terjadi hubungan saling menguntungkan bagi kedua belah
pihak.
3. The marriage
Pada tahapan ini hubungan jangka panjang telah tercipta dan keduanya tidak
dapat dipisahkan, loyalitas terbentuk akibat adanya tingkat kepuasan yang tinggi.
Pada tahapan ini pelanggan akan terlibat secara pribadi dengan perusahaan dan
loyalitas tercipta seiring dengan kepuasan terhadap perusahaan dan ketergantungan
pelanggan. Tahapan marriage yang sempurna diterjemahkan ke dalam advocate
customer yaitu pelanggan yang merekomendasikan produk perusahaan kepada
orang lain dan memberikan masukan kepada perusahaan apabila terjadi
ketidakpuasan.”
5 SWOT Analisis
Setiap kegiatan untuk memulai usaha, maka hal yang harus dilakukan terlebih
dahulu adalah mengukur kemampuan saya terhadap lingkungan atau pesaing, yaitu
melalui analisis SWOT.
1. Strenght (Kekuatan)
Kekuatan dari produk ini adalah sangat mudah di olah dan dapat distock karena
dapat di simpan di freezer, sehingga sangat cocok untuk keadaan ditengah pandemi
virus Covid-19. Produk ini juga tidak menggunakan pengawet sehingga tidak
berbahaya untuk di komsumsi dalam jangka waktu yang berkepanjagan.
2. Weakness (Kelemahan)
Kelemahan dari produk ini adalah 3-4 minggu bila kemasan terjaga dengan
perlakuan penyimpanan yang baik karna tanpa pengawet.
3. Opportunity (Peluang)
Keadaan pandemi seperti sekarang sangat membuka peluang usaha ini, banyak
masyarakat memiih makanan atau olahan yang praktis dan dapat di stock serta di
simpan dalam waktu cukup lama.
4. Threath (Ancaman)
Banyak masyarakat yang masih takut dengan makanan berpengawet dan juga
banyak pesaing yang memiliki usaha yang sama.
6 Struktur Organisasi
Struktur organisasi dalam perusahaan merupakan tatanan kerangka dalam
menjalankan semua aktivitas perusahaan dan sebagai pedoman pimpinan dalam
mengatur posisi karyawan dengan kemampuan, pengalaman, dan kecakapannya.
Struktur organisasi perusahaan dapat menunjukan bagaimana perusahaan itu dikelola
yaitu bagaimana pendelegasian, kekuasaan dan tingkat pengawasannya.
Untuk menjelaskan masing-masing jabatan dalam struktur organisasi, maka
diperlukan suatu uraian pekerjaan sebagai berikut:
a) Pemilik Usaha
Merupakan pimpinan puncak dari usaha ini yang bertugas dalam memimpin,
mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas terhadap bagian – bagian
dibawahnya, merencanakan dan menerapkan kebijaksanaan mengenai perbaikan,
serta untuk perkembangan umum perusahaan.
Tugas dan tanggung jawab:
1. Membuat perencanaan, strategi, dan kebijakan yang menyangkut operasional
perusahaan. 
2. Melatih, mengembangkan dan mengkoordinir karyawan agar dapat memenuhi
standar perusahaan dalam beroperasi dan melayani pelanggan. 
3. Memastikan semua prosedur dan standar serta kebijakan perusaaan telah
dikomunikasikan secara efektif kepada seluruh karyawan serta dijaga dan
diikuti secara konsisten. 
4. Mengawasi secara umum kegiatan operasional perusahaan. 
5. Bertanggung jawab atas seluruh aliran dana dalam perusahaan. 
6. Berwenang mengatasi masalah yang berhubungan dengan penggunaan dana.
7. Menyusun anggaran perusahaan dan program kerja.
8. Melakukan kontrol secara keseluruhan atas operasional
9. Memegang kendali atas keputusan penting yang bersifat umum atau berkaitan
dengan masalah regulasi dan finansial. 
10. Bertanggung jawab dalam memajukan usaha. 
11. Menetapkan standar gaji yang diterima oleh pegawai. 
12. Memutuskan pemberhentian dan promosi jabatan di perusahaan. 
13. Bertanggung jawab secara hukum atas seluruh kegiatan perusahaan.
b) Manager of Marketing and Services
Bagian ini bertugas dalam hal pemasaran produk olahan baik further maupun
sausage serta pelayanan kepada konsumen. Bertanggung jawab kepada pemilik
usaha dalam menjalankan tugasnya.
Tugas dan tanggung jawab:
1. Menentukan segmentasi konsumen yaitu siapa saja target konsumen yang
dituju.
2. Melakukan promosi kepada konsumen (salah satu contohnya adalah dengan
membuat brosur atau selebaran)
3. Memperkirakan jumlah barang yang harus dijual.
4. Memberikan pelayanan terhadap konsumen sebaik-baiknya (Murah senyum,
mengutamakan konsumen).
5. Meningkatkan pelayanan untuk konsumen dari waktu ke waktu (Contohnya
adalah memberikan diskon kepada konsumen yang royal).
6. Menerima segala macam saran dan kritik dari konsumen
c) Manager of Finance and Procurement
Bagian ini bertugas untuk menyediakan bahan baku proses produksi dan
penghasil produk-produk sampingan serta mengatur keuangan dari pembelian
bahan untuk produk tersebut. Bagian ini bertanggung jawab pada pemilik
usaha dalam menjalankan tugasnya.
Tugas dan tanggung jawab:
1. Mengelola uang pengeluaran dan pemasukan.
2. Menentukan harga jual barang atau produk.
3. Melakukan evaluasi (pembukuan) terhadap kebutuhan biaya usaha setiap
bulan.
4. Meghitung keuntungan yang diperoleh setiap bulan berdasrkan hasil evaluasi
atau pembukuan.
5. Merencanakan jumlah barang atau produk yang akan dikirim dari supplier.
6. Melakukan kominikasi dengan pihak ketiga dalam proses pengiriman barang.
7. Mengatasi masalah yang ada saat pengadaan barang.
d) Tenaga Produksi
Bagian yang bertugas untuk mengontrol kualitas produk agar produk yang
dihasilkan sesuai dengan standar yang diberikan oleh perusahaan serta
menyiapkan produksi dari produk yang telah diproduksi.
Tugas dan tanggung jawab:
1. Pengatur strategi produksi. Melakukan rencana strategi produk dan inovasi
baru.
2. Mengatur kualitas dari produk.
3. Meniliti barang yang sudah diproduksi.
4. Mengembangkan Kreativitas dan Inovasi produk.
5. Bertanggung jawab dalam kegiatan produksi. 
6. Memberi masukan pada manajer tentang inovasi bentuk produkbaru yang
dapat ditawarkan pada konsumen. 
e) Logistik
Bagian ini bertugas untuk mengatur proses transportasi dalam pengiriman
barang. Bagian ini bertanggung jawab pada pemilik usaha dan karyawan lainnya.
Tugas dan tanggung jawab:
1. Mengantarkan pesanan delivery order dengan cepat dan aman.
2. Mengatur transportasi yang akan di gunakan.
3. Bertanggung jawab dalam kegiatan mengantar barang. 
4. Menjaga produk selama dalam perjalanan.
5. Membeli bahan dan kebutuhan yang mendukung kegiatan produksi.
7 Anggaran
a) Laporan Capital Expenditure (CAPEX) dan Operating Expenditure (OPEX)
Capex dan Opex merupakan istilah yang sering digunakan untuk menyusun
budget bisnis diawal tahun pada perusahaan-perusahaan besar.
1) Laporan Capital Expenditure (CAPEX) pada bisnis Frozen Food Pontianak
Capex merupakan alokasi yang direncanakan (dalam budget) untuk
melakukan pembelian, perbaikan dan pergantian segala sesuatu yang
dikategorikan sebagai aset perusahaan secara akutansi.

ASET
ASET LANCAR ASET TIDAK LANCAR
Kas dan Setara Rp Aset Keuangan yang dimiliki Hingga Rp
Kas 200.000.000.000,00 Jatuh Tempo 2.500.000.000,00
Rp Rp
Piutang Usaha 5.100.000,00 Piutang Usaha Pihak Ketiga 16.500.000.000,00
Piutang Lain- Rp Rp
lain 9.500.000,00 Aset Pajak Tangguhan 800.500.000,00
Rp Rp
Persediaan 7.300.000.000,00 Investasi 6.500.000.000,00
Rp Rp
Uang Muka 1.200.000.000,00 Aset Real Estat 70.900.000.000,00
Pajak dibayar Rp Rp
dimuka 2.800.500.000,00 Properti Investasi 65.300.500.000,00
Biaya dibayar Rp Rp
dimuka 5.600.600.000,00 Aset Tetap 200.400.000.000,00
Jumlah Aset Rp Rp
Lancar 250.300.000.000,00 Aset Lain-lain 1.500.000.000,00
Rp
Jumlah Aset Tidak Lancar 2.000.000.000,00
Rp
JUMLAH ASET 366.401.000.000,00
ARUS KAS DARI AKTIVAS ARUS KAS DARI AKTIVASI
OPERASI INVESTASI
Rp Rp
Penerimaan dari 200.400.300. Hasil penjualan 250.400.000,0
Pelanggan 000,00 aset tetap 0
Rp Rp
Pembayaran kepada 150.200.000. Penempatan 30.000.000.00
Pemasok 000,00 Investasi 0,00
Rp Rp
Pembayaran kepada 22.200.000.0 Perolehan Aset 15.400.500.00
Karyawan 00,00 Tetap 0,00
Kas Bersih
Rp digunakan Rp
Kas dihasilkan dari
175.200.700. untuk 75.800.150.00
Operasi
000,00 Aktivitas 0,00
Pendanaan
Rp
18.550.300.0
Pendapatan Bunga 00,00
Penerimaan Klaim Rp
Asuransi 1.500.000,00
Rp
Pembayaran Beban 1.500.000.00
Bunga dan Keuangan 0,00
Rp
18.800.000.0
Pembayaran Pajak 00,00
Kas Bersih diperoleh Rp
dari Aktivasi 3.200.500.00
Operasi 0,00

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN Rp


SETARA KAS 340.150.200.000,00
DAMPAK PERUBAHAN KURS VALUTA TERHADAP Rp
KAS DAN SETARA KAS 20.500.000,00
1) Laporan Operating Expenditure (OPEX) pada pambangunan bisnis Frozen Food
Pontianak
Operating Expenditure (OPEX) merupakan alokasi yang direncanakan dalam
budget untuk melakukan operasi perusahaan secara normal yang digunakan untuk
menjaga kelangsungan aset dan menjamin aktivitas perusahaan yang direncanakan
berlangsung dengan baik. Berikut merupakan anggaran laporan Operating
Expenditure (OPEX) pada pembangunan bisnis Frozen Food Pontianak
ANGGARAN OPERASIONAL PEGAWAI
No Item Biaya
1 Gaji Pekerja Lapangan Rp 300.000.000,00
2 Gaji Tenaga Kerja Pelaksana Rp 100.000.000,00
3 Perawatan Kesehatan Rp 50.000.000,00
4 Rupa-rupa Biaya Pegawai Rp 200.000.000,00
5 Bahan Bakar Pegawai Rp 10.000.000,00
6 Biaya Laporan Lapangan Rp 2.000.000,00
  Total Biaya Rp 662.000.000,00

ANGGARAN OPERASIONAL ADMINISTASI DAN UMUM


No Item Biaya
1 Pemeliharaan Pos Keamanan dan Loket Rp 4.500.000,00
2 Pemiliharaan Toilet Rp 1.500.000,00
3 Pemiliharaan Jalan Rp 5.500.000,00
4 Pemeliharaan Ruang Pembeku Rp 20.100.000,00
5 Pemeliharaan Mesin Pembeku Rp 15.000.000,00
6 Pemeliharaan Makanan Beku Rp 10.150.000,00
7 Pemeliharaan Dapur Rp 8.600.000,00
8 Asuransi Rp 16.500.000,00
9 Bahan Bakar Rp 5.000.000,00
10 Biaya Listrik dan Air Rp 85.200.000,00
11 Biaya Keamanan Rp 1.500.000,00
  Total Biaya Rp 173.550.000,00

Perhitungan Kelayakan Bisnis bisnis Frozen Food Pontianak


1) Perhitungan Payback period
Payback adalah – jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan
melalui keuntungan yang didapatkan dari suatu bisnis yang sudah dibuat atau
dihitung dari aliran bersih.
Investasi Pertama sebesar Rp 172.990.250.000 jumlah arus kas dalam satu
tahun adalah Rp.351.193.403.780 maka payback periodnya adalah :
Payback Period  = (investasi awal) / (arus kas) x 1 tahun
Payback Period   = (Rp 172.990.250.000) / (Rp 351.193.403.780) x 1 tahun
Payback Period = 0,49 tahun (5 bulan 26 hari)
2) Perhitungan ROI (Return On Invesment)
Return On Invesment merupakan rasio yang menunjukkan pengembalian
investasi yang diharapkan dalam beberapa bulan sekali atau per tahun, rasio ini
biasanya diukur dengan persentase.
Cara menghitung ROI :
ROI bisa juga diartikan sebagai rasio laba bersih terhadap biaya. Rumus menghitung
ROI adalah sebagai berikut:
 ROI =    (Laba / Investasi) x 100%
Investasi sebesar Rp 172.990.250.000 menghasilkan penjualan sebesar
Rp.398.450.342.000 berarti diperoleh laba sebesar Rp 225.460.092.000
Perhitungan ROI dalam presentase :
ROI = (Rp 225.460.092.000 / Rp 398.450.342.000) x 100%
ROI = 56 % per tahun
Semakin tinggi nilai ROI semakin disukai oleh investor.
3) Break Even Point (BEP) 
Break Even Point ialah titik impas yaitu titik dimana tingkat produksi telah
menghasilkan pendapatan yang sama besar dengan biaya produksi yang sudah
dikeluarkan, sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian. Berguna dalam
menganalisis bisnis sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau
sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali
modal.

Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even
Point :
BEP = FC / (1-(vc/s))
= Rp 172.990.250.000/ 0,6
= Rp 288.317.083.333
Artinya pendapatan perusahaan sebesar Rp 288.317.083.333 terjadi Break Even
Point dan baru mulai memperoleh keuntungan.
4) Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah metode perhitungan investasi dengan menghitung tingkat bunga
yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-
penerimaan kas bersih dimasa datang.
Jika nilai IRR lebih besar dari biaya modal, bisnis tersebut layak dijalankan.
 IRR = lower discount rate + (NPV at lower % rate / distance between 2 NPV)
*(Higher % rate - Lower % rate)
Sebuah bisnis  ini diharapkan memiliki Net Present Value dari Rp
200.000.000.000 pada tingkat diskon 20% dan NPV negatif dari Rp
225.000.000.000 pada tingkat diskon -16%. 
Jarak antara 2 NPV = Rp 200.000.000.000 + Rp 225.000.000.000 = Rp
425.000.000.000
IRR = + 20% (Rp 200.000.000.000 / Rp 225.000.000.000 ) * (20% - 16%) 
= 71,1%
Jadi IRR = 71,1% > 10% maka Investasi dapat diterima dengan 10% untuk pajak.
5) Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Rasio Hutang
terhadap Ekuitas atau Rasio Hutang Modal adalah suatu rasio keuangan yang
menunjukan proporsi relatif antara Ekuitas dan Hutang yang digunakan untuk
membiayai aset perusahaan.
Diketahui :
Total Kewajiban (liability) =Rp 85.000.000.000
Total Ekuitas (Equity) = Rp 45.000.000.000
Debt to Equity Ratio (DER) = ?
Jawaban :
Debt to Equity Ratio (DER) = Total Kewajiban / Total Ekuitas
= Rp 85.000.000.000 / Rp 45.000.000.000
= 1,89 kali
Kesimpulan yang diperoleh adalah Investasi yang dilaksanakan pada bisnis Bisnis
Frozen Food Pontianak dinyatakan layak dari aspek manajemen keuangan. Hal ini
dapat dilihat dari hasil:
1. Payback Period (PP) lama pengembalian investasi dihitung dengan aliran kas
tahunan dengan jumlah tetap didapatkan nilai 5 bulan 26 hari.
2. Return On Investment (ROI) bernilai 56 % per tahun.
3. BEP terjadi ketika perusahaan meneriman Rp 288.317.083.333 dan memulai
keuntungannya.
4. Internal Rate of Return (IRR) bernilai 71,1 %, Jadi investasi tersebut dapat
diterima.
DER dilakukan sebanyak 1,89 kali

Anda mungkin juga menyukai