Anda di halaman 1dari 40

Tugas Manajemen Proyek

“Proyek Taman Wisata Amusing Park Pontianak”

Dosen Pengampu

Ade Muazty Deka S.T.,M.A

1. Aprayani D1061141001
2. Elfien Agustina Misire D1061161001
3. Kurniati D1061161027
4. Giril Marero D1061161038

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2018
I. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan proyek taman wisata Amusing Park Pontianak
yaitu:
1. Dapat menjadi pengembangan kawasan wisata terbesar di Kalimantan
Barat
2. Dapat menjadi kawasan wisata yang mampu dikunjungi masyarakat dengan
tujuan meningkatkan sosialitas dan tingkat kebahagiaan masyarakat
3. Dapat menjadi peluang lapangan pekerjaan yang luas
4. Menjadi sarana pemasaran di propinsi Kalimantan Barat
II. Latar Belakang
A. Pernyataan masalah, kesempatan atau perintah
Tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat wisata yang bersaing saat
ini sudah semakin banyak. Oleh sebab itu para pemilik tempat wisata
bersaing untuk membuat strategi agar tempat wisata yang mereka kelola
tersebut menjadi menarik dan minat para pengunjung untuk mengunjunginya
pun semakin besar. Seiring berjalan nya waktu, minat masyarakat akan
tempat wisata semakin besar dikarenakan sangat dibutuhkannya tempat
refreshing serta ketertarikan akan tempat wisata tersebut. Banyaknya tempat
tujuan wisata menjadi altenatif bagi masyrakat Pontianak khususnya dalam
mengisi waktu libur ataupun sebagai tujuan rekreasi, keingintahuan serta
ketertarikan lah yang mengantarkan masyrakat tersebut untuk datang
ketempat wisata tersebut. Selain itu, minimnya kawasan wisata pada kota
Pontianak juga menjadi alasan terbentuknya proyek Amusing Park tersebut
sehingga dengan dilakukannya pembangunan wisata Amusing Park di
Pontianak dapat menjadi daya tarik masyarakat untuk mengunjungi wisata
tersebut dan dapat meningkatkan perekonomian yang ada di kota Pontianak.
B. Sejarah permintaan proyek
Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan yang memiliki
nilai dan keuntungan yang signifikan bagi kemajuan ekonomi lokal dan
global, karena itu sektor pariwisata ini digolongkan sebagai industri terbesar
di Indonesia bahkan di dunia dan merupakan sektor ekonomi yang memiliki
pertumbuhan yang sangat cepat dan penyedia lapangan pekerjaan yang
banyak. Salah satu-sektor pariwisata yang berkembang di Indonesia adalah
wisata rekreasi, wisata ini dapat menarik perhatian banyak wisatawan.
Dilihat dari struktur perekonomian Kota Pontianak, sektor pariwisata
belum memberikan kontribusi terhadap kota tersebut. Hal ini dikarenkan
Wilayah Kota Pontianak termasuk wilayah yang kurang memiliki obyek
wisata, selain itu juga kurang adanya pengembangan obyek wisata yang
sudah ada dan potensi wisata yang dapat dijadikan obyek atau destinasi
wisata. Padahal jika sektor pariwisata ini dapatdikembangkan dan dikelola
dengan baik diharapkan mampu meningkatkan daya tarik wisatawan serta
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pertumbuhan ekonomi
dari sektor pariwisata maupun pendapatan perkapita masyarakat.
Berdasarkan pengamatan tersebut, maka diberikan suatu potensi
pengembangan kawasan wisata di Ayani 2 kota Pontianak yaitu Amusing
Park dengan 3 fasilitas produk wisata yaitu Dream Land, Ice Skating,
Kidfactory. Kawasan wisata tersebut akan dibangun dengan luas wilayah
12Ha dimana Dream Land akan dibangun seluas 9Ha, Ice Skating seluas
3.500m2 dan Kidfactory seluas 1Ha. Selain itu kawasan wisata Amusing
Park dilengkapi dengan adanya pondok makanan dengan suasana taman
yang indah sehingga dapat memberikan kebahagiaan dan kenyamanan bagi
pengunjung yang sedang menikmatai wisata rekreasi di Amusing Park.
Berdasarkan survey yang dilakukan kawasan wisata ini akan menjadi salah
satu wisata terbesar di kota Pontianak sehingga dapat meningkatkan sektor
perekonomian dikota Pontianak.
C. Tujuan dan sasaran proyek
Adapun tujuan dari pembuatan proyek taman wisata Amusing Park
Pontianak yaitu:
1. Dapat menjadi pengembangan kawasan wisata terbesar di Kalimantan
Barat
2. Dapat menjadi kawasan wisata yang mampu dikunjungi masyarakat
dengan tujuan meningkatkan sosialitas dan tingkat kebahagiaan
masyarakat
3. Dapat menjadi peluang lapangan pekerjaan yang luas
4. Menjadi sarana pemasaran di propinsi Kalimantan Barat
Adapun sasaran dari pembuatan proyek taman wisata Amusing Park
Pontianak yaitu:
1. Terencananya konsep pengembangan wisata yang mampu menjangkau
dan menarik masyarakat, baik luar atau dalam kota Pontianak,
sehingga menjadi suatu generator pembangunan dan mengurangi
tingkat kejenuhan masyarakat.
2. Tersusunnya alur kegiatan dan regulasi yang ada pada kawasan wisata
untuk mengurangi dampak buruk pariwisata.
3. Tersusunnya peta konsep pengembangan kawasan wisata bermain kota
Pontianak
D. Deskripsi proyek
Amusing Park adalah sebuah proyek besar yang pertama kali
dibangun di ayani 2 kota Pontianak, Kalimantan Barat. Proyek ini berupa
taman wisata dengan memuat 3 arena wisata yang berbeda-beda yaitu ice
skating, dream land, dan kidfactory. Selain itu, pada Amusing Park ini
terdiri dari green park yang cukup ramah lingkungan sehingga memberikan
suasana yang nyaman bagi para pengunjung untuk bersantai. Adapun
penjabaran dari masing-masing arena wisata yaitu :
1. Ice skating
2. Dream Land
Produk wisata yang berbentuk amusement park dimana wisata
yang disediakan berupa berbagai jenis wahana permainan yaitu:
a. Roller Coaster
b. Wicked Twister
c. Bumper Car
d. Kora-kora
e. Gyro Drop
f. Gyro Swing
g. Flying Tornado
h. Kicir-kicir
i. Bianglala
j. Elephent swing
k. Komidi putar
3. Kidfactory
Produk wisata yang memberikan anak-anak pengalaman bekerja
layaknya orang dewasa pada sebuah miniatur kota. Kidfactory akan
memberikan pengalaman bagaimana mengoperasikan suatu mesin di
pabrik, serta memberikan pengetahuan bagaimana melakukan
pekerjaan di suatu perusahaan tertentu layaknya orang dewasa.
III. Lingkup (spesific, measureable, assignable, realistic, time related)
A. Para stake holder
1. Stakeholder Amusing Park
Berikut merupakan Stakeholder untuk pembangunan Proyek Taman
Wisata Amusing Park yaitu :
a) Manajer Proyek: Seseorang yang bertanggung jawab untuk
Mengelola Proyek
b) Pelanggan (Customer) : Seorang/organisasi yang menggunakan
produk proyek
c) Organisasi Proyek : Hirarki/ susunan tugas dan wewenang individual.
d) Sponsor: Penyedia sumber dana untuk proyek
e) Masyarakat : sebagai konsumen
2. Stakeholder Proyek Kontruksi

Owner/pemilik

Konsultan Perencana Konsultan Pengawas

Sub-Kontraktor Kontaktor Utama Pemasok

1. Pemilik Proyek : Seseorang atau perusahaan yang mempunyai dana,


memberikan tugas kepada seseorang atau perusahaan yang memiliki
keahlian dan pengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan agar hasil
proyek sesuai sasaran dan tujuan yang ditetapkan
2. Konsultan : seseroang atau perusahaan yang ditunjuk oleh memilik
yang memiliki keahlian dan pengalaman merancang dan mengawasi
proyek konstruksi
a Konsultan perencana : seseorang ataru perusahaan yang memiliki
keahlian dan pengalaman dalam merencanakan proyek konstruksi
seperti halnya Perencana Arsitektur, Perencana Struktur,
Perencana Mekanikal dan Elektrikal dan lain sebagainya.
b Konsultan Pengawas : Perusahaan yang memiliki keahlian dan
pengalaman dalam pengawasan pelaksanaan proyek.
c Konsultan Manajemen Konstruksi: perusahaan yang mewakili
pemilik dalam pengelolaan proyek, sejak awal hingga akhir
proyek
3. Perusahaan yang dipilih dan disetujui untuk melakukan pekerjaan
konstruksi yang direncanakan sesuai dengan keinginan pemilik
proyek dan bertanggung jawab penuh terhadap pembangunan fisik
proyek. Dilakukan dengan cara lelang/tender atau penunjukkan
dengan negosiasi penawaran harga.
4. Sub-kontraktor: pihak yang ditunjuk oleh kontraktor dan disetujui
pemilik untuk mengerjakan sebagaian pekerjaan kontraktor pada
bagian fisik proyek yang memiliki keahlian khusus spesialis.
5. Pemasok (suplier) : Pihak yang ditunjuk oleh kontraktor untuk
memasok material yang memiliki kualitas yang diinginkan oleh
pemilik
B. Proses-proses
Perancangan dan pembangunan Taman Wisata Amusing Park
dilakukan oleh perusahaan swasta yaitu PT Lala Land dan pembangunan
dilaksanakan pada tahun 2016-2017. Proses pembangunan secara
keseluruhan terdiri atas 3 tahap yaitu :
1. Pembangunan tahap I: meliputi perencenaan dengan melibatkan ahli,
sosialisasi dengan masyarakat, pembuatan IMB
2. Pembangunan tahap II: sarana penunjang yaitu pekerjaan persiapan
sarana penunjang (pintu gerbang dan pemagaran, jalan, jembatan,
saluran air, pos penjaga, menara pengawas, bangunan rumah plastik,
gedung, kolam air mancur, pembuatan pintu air danau), pekerjaan
instalasi listrik dan mengerjakan instalasi air.
3. Pembangunan tahap III: Pelaksanaan konstruksi proyek pembangunan
kawasan wisata Amusing Park Pontianak yaitu pembangunan Ice
Skating, Dream Land, dan Kidfactory serta peningkatan kapasitas
fungsi dan aktivitas kawasan 
4. Pembangunan tahap IV: Pelaksanaan pengelolaan kawasan wisata
Amusing Park Pontianak, kegiatan yang dilakukan antara lain
pelatihan, pemeliharaan aset terbangun, percetakan tiket, dsb.
C. Lokasi

IV. Pendekatan Proyek


A. Rute

Mulai

Project Initiation
(Inisiasi Proyek)

Project Planning
(perencanaan awal
Proyek)

Project Executing
(pelaksanaan Proyek)

Project Control
(Pengendalian Proyek)

Project Closing

Selesai
Penjelasan dari flowchart yaitu :
1. Mulai
2. Project Initiation (Inisial Proyek)
Menjelaskan tentang latar belakang yang memicu dilaksanakan
sebuah proyek, mendifinisikan sasaran, tujuan dan faktor-faktor
kesuksesan dari proyek
3. Project Planning ( Perencanaan awal Proyek )
Menjelaskan tentang segala sesuatu yang diperlukan untuk
merencanakan proyek sebelum rangkaian proyek dimulai.
4. Project Executing (Pelaksnaan Proyek )
Proses Mengkoordinasikan sumber daya yang ada untuk
menjalankan sejumlah pekerjaan didalam proyek agar menghasilkan
produk sesuai yang ditargetkan.
5. Project Control ( Pengendalian Proyek)
Proses pengawasan setiap aktivitas proyek untuk memantau agar
setiap aktivitas tidak menyimpang dari yang telah direncanakan.
6. Project Closing
Proses persetujuan secara formal antara pelaksana dan pemberi
proyek bahwa proyek telah selesai dan menghasilkan produk sesuai
dengan kesepakatan.
7. Selesai
B. Work Breakdown Structure
Sistem Proyek Amusing Park

1.1 Analisa 1.4 1.7


1.2 Analisa 1.3 pengajuan 1.5 1.6 Task order/
Kebutuhan yang Permohonan Manajemen
Pasar proposal Kontrak kontrak order
Diperlukan proyek proyek

1.1.1 Mengumpulkan 1.3.1 1.5.1 Kontrak


1.2.1 identifikasi 1.4.1 Izin 1.7.1 Planning
data untuk analisis Identifikasikan Pembangunan
kebutuhan/ prinsip
kebutuhan sistem data dan
permintaan publik
manajemen amusing informasi yang 1.5.2 Desain/
terhadap proyek 1.7.2 Meetings
park diperlukan 1.4.2 Izin manajemen
lokasi kontrak
1.1.2 menentukan 1.3.2 1.7.3
1.2.2 Identifikasi
kebutuhan sistem Pengembangan 1.4.3 Izin 1.5.3 Kontrak Communications
penawaran dalam
manajemen amusing proposal lingkungan kerja
negri dan impor
park proyek setempat

1.1.3 pembuatan 1.2.3 harga 1.4.4


1.3.3
dokumentasi hasil akhir produk yang AMDAL
Perstujuan
analisis kebutuhan ditawarkan proyek
proposal
pengembangan sistem 1.4.5 UKL-
proyek
manajemen amusing 1.2.4 program UPL
park pemasaran

1.2.5 perkiraan
penjuakan dan
market share yang
bisa dikuasai
C. Produk jadi
1. Ice skating

2. Dream Land
Produk wisata yang berbentuk amusement park dimana wisata yang
disediakan berupa berbagai jenis wahana permainan yaitu:
a. Roller Coaster
b. Wicked Twister
c. Bumper Car
d. Kora-kora
e. Gyro Drop
f. Gyro Swing
g. Flying Tornado
h. Kicir-kicir
i. Bianglala
j. Elephent swing
k. Komidi putar
3. Kidfactory
Produk wisata yang memberikan anak-anak pengalaman bekerja
layaknya orang dewasa pada sebuah miniatur kota. Kidfactory akan
memberikan pengalaman bagaimana mengoperasikan suatu mesin di
pabrik, serta memberikan pengetahuan bagaimana melakukan pekerjaan
di suatu perusahaan tertentu layaknya orang dewasa.
V. Pendekatan Manajerial
A. Alasan pembentukan tim
Pengelolaan proyek melibatkan beberapa fungsi organisasi seperti
pemasaran, personalia, enginering, produksi dan keuangan, untuk itu
diperlukan bermacam-macam disiplin ilmu dan ketrampilan untuk
menyelesaikan pekerjaan – pekerjaan proyek serta dibutuhkan koordinasi
antar fungsi organisasi untuk kesuksesan proyek dalam mewujudkan tujuan.
Pembentukan tim kerja proyek dilakukan dengan tujuan yaitu untuk
berkoordinasi antar pekerja berdasarkan keahliannya masing-masing dan
bekerja sama dalam menangani suatu tugas atau pekerjaan tertentu dalam
mencapai tujuan bersama. Agar pembentukan tim menjadi efektif, maka
suatu tim diharapkan terdiri dari orang-orang yang ditempatkan pada posisi
yang benar-bebar sesuai dengan kompetensinya. Tim kerja proyek Amusing
Park harus mempunyai :
a. Seorang pemimpin (ketua), yaitu seorang pemikir yang disiplin yang
bertugas mengorganisir dan mengkoordinir tim, memelihara
keseimbangan usaha dan menjadi titik tumpu tim dalam menjaga posisi
mereka.
b. Seorang pembentuk, orang yang memiliki kemampuan untuk
memberikan dinamika dan pengarahan kepada tim, menyediakan
motivasi, kreatif.
c. Seorang pemikir, yang dapat menyediakan gagasan bagi kemajuan tim.
d. Seorang pengevaluasi, yang dapat mengevaluasi permasalahan yang ada
dan hasil kerja tim.
e. Seorang penyelidik sumberdaya, yang menyediakan informasi dan
jejaring sosial dan relasi
B. Manajer dan pengalaman
Adapun sifat-sifat yang tampaknya penting untuk kepemimpinan
efektif berdasarkan pada pendekatan manajerial adalah sebagai berikut :
a. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability)
atau pelaksanaan fungsi-fungsi dasar manajemen, terutama pengarahan
dan pengawasan pekerjaan orang lain
b. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung
jawab dan keinginan sukses
c. Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan daya pikir
d. Ketegasan (decisiveness) atau kemampuan untuk membuat keputusan-
keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan tepat
e. Kepercayaan diri atau pandangan terhadap dirinya sebagai kemampuan
untuk menghadapi masalah
f. Inisiatif atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung
mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara baru
atau inovasi
Ada dua gaya kepemimpinan yang telah diidentifikasikan oleh para ahli yaitu:
a. Gaya dengan orientasi tugas (task-oriented)
Manajer berorientasi tugas mengarahkan dan mengawasi bawahan secara
tertutup untuk menjamin bahwa tugas yang dilaksanakan sesuai yang
diinginkannya
b. Gaya dengan orientasi karyawan (employee-oriented).
Manajer berorientasi karyawan mencoba untuk lebih memotivasi
bawahannya dibanding mengawasi mereka
C. Persyaratan pelatihan
Kualifikasi keahlian profesi manajemen proyek yang dikeluarkan oleh
IAMPI adalah sebagai berikut:
a. Ahli Muda Manajemen Proyek (AMP)
b. Ahli Madya Manajemen Proyek (MPM)
c. Ahli Utama Manajemen Proyek (MPU)
Adapun persyaratan pelatihan yang diberikan berdasarkan pada
keahlian profesi manajemen proyek adalah sebagai berikut:
a. AHLI MUDA
 Lulusan D3 : Teknik/umum berpengalaman minimal 6 tahun di bidang
jasa manajemen proyek.
 Lulusan S1 : Teknik/umum berpengalaman minimal 3 tahun di bidang
jasa manajemen proyek.
 Lulusan S2 : Teknik/umum berpengalaman minimal 2 tahun (umum)
dan 1 tahun (spesialis) di bidang jasa manajemen proyek.
b. AHLI MADYA
 Lulusan D3: Teknik/umum berpengalaman minimal 9 tahun di bidang
jasa manajemen proyek.
 Lulusan S1 : Teknik/umum berpengalaman minimal 6 tahun di bidang
jasa manajemen proyek.
 Lulusan S2 : Teknik/umum berpengalaman minimal 4 tahun (umum)
dan 3 tahun (spesialis) di bidang jasa manajemen proyek. 3.
c. AHLI UTAMA
 Lulusan D3: Teknik/umum berpengalaman minimal 18 tahun di bidang
jasa manajemen proyek.
 Lulusan S1 : Teknik/umum berpengalaman minimal 12 tahun di
bidang jasa manajemen proyek.
 Lulusan S2 : Teknik/umum berpengalaman minimal 8 tahun
D. Jadwal pertemuan
Program pelatihan dan Sertifikasi Project Management dibagi menjadi 2
kelas, yaitu:
1. KELAS WEEKDAYS
a. 5 kali pertemuan pembekalan/pelatihan + 1 kali pertemuan ujian tulis
(6 kali pertemuan).
b. Waktu pelaksanaan di hari Selasa, Rabu, Kamis (minggu ke-1). dan
Selasa, Rabu, Kamis (minggu ke-2).
c. Durasi waktu pelaksanaan ± 2 minggu.
d. Waktu pelaksanaan : 08.00 s.d 17.00 WIB.
2. KELAS WEEKEND
a. 5 kali pertemuan pembekalan/pelatihan + 1 kali pertemuan ujian tulis
(6 kali pertemuan).
b. Waktu pelaksanaan setiap hari Sabtu.
c. Durasi waktu pelaksanaan ± 1,5 bulan.
d. Waktu pelaksanaan : 08.00 s.d 17.00 WIB.
E. Metode dan frekuensi pelaporan
Frekuensi pelaporan kepada manajer proyek Amusing Proyek diberikan
maksimal 2 bulan. Adapun metode yang digunakan dalam keberlangsungan
proyek Amusing Park yaitu menerapkan manajemen waktu proyek.
Manajemen waktu proyek dibutuhkan manajer proyek untuk memantau dan
mengendalikan waktu yang dihabiskan dalam menyelesaikan sebuah proyek.
Dengan menerapkan manajemen waktu proyek, seorang manajer proyek
dapat mengontrol jumlah waktu yang dibutuhkan oleh tim proyek untuk
membangun deliverables proyek sehingga memperbesar kemungkinan
sebuah proyek dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan. Terdapat beberapa proses yang perlu dilakukankan seorang
manajer proyek dalam mengendalikan waktu proyek yaitu :
a. Mendefinisikan aktivitas proyek
Merupakan sebuah proses untuk mendefinisikan setiap aktivitas yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan proyek.
b. Urutan aktivitas proyek
Proses ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan
hubungan antara tiap-tiap aktivitas proyek.
c. Estimasi aktivitas sumber daya proyek
Estimasi aktivitas sumber daya proyek bertujuan untuk melakukan
estimasi terhadap penggunaan sumber daya proyek.
d. Estimasi durasi kegiatan proyek
Proses ini diperlukan untuk menentukan berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan proyek.
e. Membuat jadwal proyek
Setelah seluruh aktivitas, waktu dan sumber daya proyek terdefinisi
dengan jelas, maka seorang manager proyek akan membuat jadwal
proyek. Jadwal proyek ini nantinya dapat digunakan untu
menggambarkan secara rinci mengenai seluruh aktivitas proyek dari awal
pengerjaan proyek hingga proyek diselesaikan.
f. Mengontrol dan mengendalikan jadwal proyek
Saat kegiatan proyek mulai berjalan, maka pengendalian dan
pengontrolan jadwal proyek perlu dilakukan. Hal ini diperlukan untuk
memastikan apakah kegiatan proyek berjalan sesuai dengan yang telah
direncanakan atau tidak.
F. Manajemen konflik
Adapun penyebab munculnya Konflik dalam menjalankan sebuat
proyek yaitu:
a. Adanya perbedaan opini, tujuan dan nilai yang dianut ;
b. Seringnya pergantian personil yang sebelumnya mungkin tidak saling
kenal, sehingga orang harus bekerjasama dengan orang-orang baru.
c. Saling mementingkan bagiannya agar pekerjaan di bagiannya akan
berhasil. Lebih cepat atau baik.
Konflik bisa muncul antar orang dalam organisasi, orang-orang dalam
tim, antar departemen / antara user dan kontraktor, antara tim proyek dan
staf fungsional. Hampir semua proyek, kecil atau sederhana apabila skala
besar selalu memungkinkan terjadinya konflik, karena adanya interaksi antar
beberapa departemen, manusia dan peralatan. Justru suatu yang aneh. bila
tidak ada sama sekali konflik. Ada beberapa metoda untuk mengurangi atau
memecahkan konflik, yaitu :
a. Menarik kembali kesepakatan (Withdrawing)
Jika terjadi perdebatan yang sengit, ada baiknya menunggu dulu
hingga kondisi emosional yang terjadi berkurang, sehingga semua pihak
yang terlibat dalam perdebatan dapat berpikir jernih kembali.
b. Mengurangi tingkat kepentingan ketidaksepakatan (menganggap tidak
ada konflik)
Cara ini dilakukan dengan menganggap ketidaksepakatan yang
terjadi tidak pernah ada, berusaha untuk mengecilkan perbedaan yang ada
dan menekankan kepentingan yang sama, sebelum ketidaksepakatan ini
keluar dari proporsi yang seharusnya.
c. Menggunakan kekuasaan (Forcing)
Cara pengatasan konflik dengan menggunakan kekuasaan sehingga
terjadi kondisi menang-kalah. Jika ingin mengatasi konflik dengan
menggunakan kekuasaan lebih baik didasari dengan menggunakan
pengetahuan dan keahlian yang cukup.
d. Kompromi
Dengan kompromi diharapkan semua pihak akan puas. Dalam hal ini
diperlukan kerelaan semua pihak untuk menerima pendapat pihak lain.
Pada tingkat ekstrim semua pihak mungkin merasa mendapatkan kerugian
yang lebih besar dibandingkan keuntungan yang diperoleh pihaknya,
sehingga pemecahan ini tidak harus optimal untuk kepentingan proyek.
e. Konfrontasi
Yakni menghadapi masalah konflik secara langsung. Ini dilakukan
dengan mengenali masalah dan potensi masalah untuk kemudian dihadapi
secara langsung. Pada tingkat organisasi ini dapat dimulai dengan
memberikan kesempatan pada semua pihak untuk terlibat dalam
mencapai konsensus mengenai tujuan proyek, rencana administrasi,
kebutuhan tenaga kerja/ dan prioritas-prioritas. Semua diharapkan untuk
mengemukakan apa yang menjadi pendapatnya mengenai hal-hal tersebut
dan diharapkan pihak-pihak bisa menerima perbedaan. Di sini harus
didahulukan cara berpikir analitis (logis) bukan emosional. Lalu mereka
mau melaksanakan hasil kesepakatan. Jika ini bisa dilakukan maka
konfrontasi merupakan cara terbaik menyelesaikan konflik
G. Manajemen lingkup
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang manajer
proyek handal adalah kemampuan dalam melakukan manajemen ruang
lingkup proyek. Dalam hal ini, seorang manajer proyek harus mampu
memastikan bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan dalam proyek adalah
aktivitas yang berhubungan dengan proyek dan aktivitas tersebut telah
memenuhi kebutuhan proyek. Dengan kata lain, manajemen ruang lingkup
proyek memiliki fungsi untuk mendefinisikan serta mengendalikan aktivitas-
aktivitas apa yang bisa dilakukan dan aktivitas-aktivitas apa saja yang tidak
boleh dilakukan dalam menyelesaikan suatu proyek. Terdapat beberapa
proses yang perlu dilakukan seorang manajer proyek dalam melakukan
manajemen ruang lingkup proyek, yaitu :
1. Perencanaan ruang lingkup proyek
Pada tahap ini, manajer proyek akan mendokumentasikan bagaimana
ruang lingkup proyek akan didefinisikan, diverifikasi, dikontrol dan
menentukan bagaimana WBS akan dibuat serta merencanakan bagaimana
mengendalikan perubahan akan ruang lingkup proyek.
2. Mendefinisikan ruang lingkup proyek
Pada tahap ini, ruang lingkup proyek akan didefinisikan secara
terperinci sebagai landasan untuk pengambilan keputusan proyek dimasa
depan.
3. Membuat Work Breakdown Structure
WBS merupakan pembagian deliverables proyek berdasarkan
kelompok kerja. WBS dibutuhkan karena pada umumnya dalam sebuah
proyek biasanya melibatkan banyak orang dan deliverables, sehingga
sangat penting untuk mengorganisasikan pekerjaan-pekerjaan tersebut
menjadi bagian-bagian yang lebih terperinci lagi.
4. Melakukan verifikasi ruang lingkup proyek
Tahap ini merupakan tahap dimana final project scope statement
diserahkan kepada stakeholder untuk diverifikasi.
5. Melakukan kontrol terhadap ruang lingkup proyek
Dalam pelaksanaan proyek, tidak jarang ruang lingkup proyek
mengalami perubahan. Untuk itu, perlu dilakukannya kontrol terhadap
perubahan ruang lingkup proyek. Perubahan yang tidak terkendali, akan
mengakibatkan meluasnya ruang lingkup proyek.
VI. Batasan-batasan
A. Tanggal mulai
Proyek Amusing Park dimulai pada tanggal ......., proyek tersebut
dimulai dengan survey lokasi yang akan dibangun proyek amusing park.
B. Tanggal berakhir

Tanggal berakhir dari proyek amusing park .......dimana kontruksi dan


pengelolaan proyek taman wisata tersebut telah selesai dan dapat di
resmikan dari pihak perusahaan sehingga proyek taman wisata amusing
park dapat beroperasi dengan lancar.
C. Anggaran
a) Laporan Capital Expenditure (CAPEX) dan Operating Expenditure ( OPEX)
Capex dan Opex merupakan istilah yang sering digunakan untuk menyusun budget suatu perusahaan diawal
tahun pada perusahaan-perusahaan besar.
1) Laporan Capital Expenditure ( CAPEX) pada pambangunan Taman Wisata Amusing Park Pontianak
Capex merupakan alokasi yang direncanakan ( dalam budget ) untuk melakukan pembelian, perbaikan dan
pergantian segala sesuatu yang dikategorikan sebagai aset perusahaan secara akutansi.
ASET
ASET LANCAR ASET TIDAK LANCAR
Kas dan Setara Kas Rp 175.990.250.000,00 Aset Keuangan yang dimiliki Hingga Jatuh Tempo Rp 1.000.000.000,00
Piutang Usaha Rp 5.432.155.258,00 Piutang Usaha - Pihak Ketiga Rp 29.560.450.342,00
Piutang Lain-lain Rp 915.125.350,00 Aset Pajak Tangguhan Rp 987.456.000,00
Persediaan Rp 2.725.053.000,00 Investasi Rp 4.500.000.000,00
Uang Muka Rp 1.205.450.000,00 Aset Real Estat Rp 58.950.345.000,00
Pajak dibayar dimuka Rp 7.804.532.400,00 Properti Investasi Rp 65.349.560.000,00
Biaya dibayar dimuka Rp 9.235.605.000,00 Aset Tetap Rp 550.424.567.000,00
Jumlah Aset Lancar Rp 203.308.171.008,00 Aset Lain-lain Rp 3.500.000.000,00
Jumlah Aset Tidak Lancar Rp 714.272.378.342,00
JUMLAH ASET Rp 917.580.549.350,00
ARUS KAS DARI AKTIVAS OPERASI ARUS KAS DARI AKTIVASI INVESTASI
Rp Hasil penjualan aset Rp
Penerimaan dari Pelanggan 398.450.342.000,00 tetap 112.250.320,00
Rp Rp
Pembayaran kepada Pemasok 165.235.000.000,00 Penempatan Investasi 15.750.000.000,00
Rp Rp
Pembayaran kepada Karyawan 32.003.402.100,00 Perolehan Aset Tetap 69.234.560.000,00
Kas Bersih
Rp Rp
Kas dihasilkan dari Operasi digunakan untuk
265.218.744.100,00 84.872.309.680,00
Aktivitas Pendanaan
Rp
Pendapatan Bunga 12.650.320.000,00
Rp
Penerimaan Klaim Asuransi 1.520.000,00
Pembayaran Beban Bunga dan Rp
Keuangan 1.673.450.000,00
Rp
Pembayaran Pajak 9.873.000.000,00
Kas Bersih diperoleh dari Rp
Aktivasi Operasi 1.102.350.000,00

Rp
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 105.350.321.000,00
Rp
DAMPAK PERUBAHAN KURS VALUTA TERHADAP KAS DAN SETARA KAS 10.543.000,00
2) Laporan Operating Expenditure ( OPEX) pada pambangunan Taman
Wisata Amusing Park Pontianak
Operating Expenditure ( OPEX ) merupakan alokasi yang
direncanakan dalam budget untuk melakukan operasi perusahaan secara
normal yang digunakan untuk menjaga kelangsungan aset dan menjamin
aktivitas perusahaan yang direncanakan berlangsung dengan baik. Berikut
merupakananggaran laporan Operating Expenditure ( OPEX ) pada
pembangunan Taman Wisata Amusing Park Pontianak khususnya Ayani
2:
ANGGARAN OPERASIONAL PEGAWAI
N
Item Biaya
o
Rp
1 Gaji Pekerja Lapangan
60.000.000,00
Rp
2 Gaji Tenaga Kerja Pelaksana
15.000.000,00
Rp
3 Perawatan Kesehatan
5.452.500,00
Rp
4 Rupa-rupa Biaya Pegawai
4.150.000,00
Rp
5 Bahan Bakar
3.500.000,00
Rp
6 Biaya Laporan Lapangan
1.250.000,00
Rp
  Total Biaya
89.352.500,00

ANGGARAN OPERASIONAL ADMINISTASI DAN UMUM


N
Item Biaya
o
Pemeliharaan Pos Keamanan dan Rp
1
Loket 5.260.000,00
Rp
2 Pemiliharaan MCK dan Toilet
1.500.000,00
Rp
3 Pemiliharaan Jalan
5.500.000,00
Rp
4 Pemeliharaan Taman
8.570.000,00
Rp
5 Pemeliharaan Dream Land
16.350.000,00
Rp
6 Pemeliharaan Ice Skating
10.235.000,00
Rp
7 Pemeliharaan Kid Factory
13.652.000,00
Rp
8 Asuransi
11.200.000,00
Rp
9 Bahan Bakar
7.380.000,00
Rp
10 Biaya Listrik dan Air
95.258.000,00
Rp
11 Biaya Keamanan
2.150.000,00
Rp
  Total Biaya
177.055.000,00
b) Perhitungan Kelayakan Proyek Taman Wisata Amusing Park Pontianak
1) Perhitungan Payback period
Payback adalah – jangka waktu kembalinya investasi yang telah
dikeluarkan melalui keuntungan yang didapatkan dari suatu proyek yang
sudah dibuat atau dihitung dari aliran kasi bersih.
Investasi Pertama sebesar Rp.172.990.250.000jumlah arus kas
dalam satu tahun adalah Rp.351.193.403.780maka payback periodnya
adalah :

Payback Period  = (investasi awal) / (arus kas) x 1 tahun


Payback Period   = (Rp.172.990.250.000) / (Rp.351.193.403.780) x 1
tahun
Payback Period = 0,49 tahun (5 bulan 26 hari)

2) Perhitungan ROI (Return On Invesment)


Return On Invesment merupakan rasio yang menunjukkan
pengembalian investasi yang diharapkan dalam beberapa bulan sekali
atau per tahun, rasio ini biasanya diukur dengan persentase.
Cara menghitung ROI :
ROI bisa juga diartikan sebagai rasio laba bersih terhadap biaya. Rumus
menghitung ROI adalah sebagai berikut:
 ROI =    (Laba / Investasi) x 100%
Investasi sebesar Rp.172.990.250.000 menghasilkan penjualan sebesar
Rp.398.450.342.000 berarti diperoleh laba sebesar
Rp.225.460.092.000
 Perhitungan ROI dalam presentase :
ROI = (Rp.225.460.092.000 / Rp.398.450.342.000) x 100%
ROI = 56 % per tahun
Semakin tinggi nilai ROI semakin disukai oleh investor.
3) Break Even Point (BEP) 
Break Even Point ialah titik impas yaitu titik dimana tingkat
produksi telah menghasilkan pendapatan yang sama besar dengan biaya
produksi yang sudah dikeluarkan, sehingga tidak terdapat keuntungan
ataupun kerugian. Perusahaan menggunakan ini untuk menganalisis
proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau
sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas
atau kembali modal.

Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi
Break Even Point :
BEP = FC / (1-(vc/s))
= Rp.172.990.250.000/ 0,6
= Rp.288.317.083.333

Artinya pendapatan perusahaan sebesar Rp.288.317.083.333 terjadi


Break Even Pointdan baru mulai memperoleh keuntungan
4) Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah metode peerhitungan investasi dengan menghitung
tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai
sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa datang.
Jika nilai IRR lebih besar dari biaya modal, proyek tersebut layak
dijalankan.
 IRR = lower discount rate + (NPV at lower % rate / distance between 2
NPV) *(Higher % rate - Lower % rate)
Sebuah proyek ini diharapkan memiliki Net Present Value
dari Rp.200.000.000.000 pada tingkat diskon 20% dan NPV negatif
dari Rp.225.000.000.000 pada tingkat diskon -16%. 
Jarak antara 2 NPV = Rp.200.000.000.000 + Rp.225.000.000.000 =
Rp.425.000.000.000
IRR = + 20% (Rp.200.000.000.000 / Rp.225.000.000.000 ) *
(20% - 16%)  = 71,1%
Jadi IRR = 71,1% > 10% maka Investasi dapat diterima
Dimana 10% pajak
5) Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan
Rasio Hutang terhadap Ekuitas atau Rasio Hutang Modal adalah suatu
rasio keuangan yang menunjukan proporsi relatif antara Ekuitas dan
Hutang yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan.
Diketahui :
Total Kewajiban (liability) =Rp. 85.000.000.000
Total Ekuitas (Equity) = Rp. 45.000.000.000
Debt to Equity Ratio (DER) = ?
Jawaban :
Debt to Equity Ratio (DER) = Total Kewajiban / Total Ekuitas
= Rp. 85.000.000.000 / Rp. 45.000.000.000
= 1,89 kali
Kesimpulan yang diperoleh adalah Investasi yang dilaksanakan pada
proyek Taman Wisata Amusing Park Pontianak di Ayani 2 dinyatakan
layak dari aspek manajemen keuangan. Hal ini dapat dilihat dari hasil:
1. Payback Period (PP) lama pengembalian investasi dihitung dengan
aliran kas tahunan dengan jumlah tetap didapatkan nilai 5 bulan 26
hari
2. Return On Investment (ROI) bernilai 56 % per tahun.
3. BEP terjadi ketika perusahaan meneriman Rp.288.317.083.333dan
memulai keuntungannya
4. Internal Rate of Return (IRR) bernilai 71,1 %, Jadi investasi tersebut
dapat diterima.
5. DER dilakukan sebanyak 1,89 kali
D. Teknologi
Teknologi yang digunakan pada proyek taman wisata amusing park
adalah teknelogi informasi berupa media, visual dan grafis desain. Untuk
konstruksi digunakan teknologi alat berat yang berkualitas tinggi dengan
sistem otomatis sehingga memudahkan pekerja dalam melaksanakan proyek
tersebut.
VII. Perkiraan Ballpark
A. Jadwal
1. Pertchart
Pertchart dan ganchart merupakan suatu bagan yang menampilkan
setiap tugas atau kegiatan dalam bentuk kotak-kotak. Untuk lama waktu
dari setiap kegiatan akan bertanggung pada panjang dari kotak-kotak yang
mewakili setiap eksperimen.
No Jenis Kegiatan Kode Kegiatan Waktu ( Bulan )
1 Persiapan Modal A 3
2 Survei Lokasi B 1
3 Perijinan Pembangunan Taman Wisata C 2
4 Penataan Konsep Ice skating D 2
5 Penataan Konsep Dream Land E 2
6 penataan Konsep Kid Factory F 2
7 Masa Pra Kontruksi G 2
8 Desain Pembangunan Amusing Park H 5
9 Masa Kontruksi I 15
10 Pengelolaan Taman Wisata J 3

4
C D

E G H I J
A B
1 2 3 5 7 8 9 10 11

F
6

4
D
2
E G H I J
A B C
1 2 3 5 7 8 9 10 11
1 2 2 5 15
3 2 3
F
6 2
2. Metode Ganchart
Ganchart merupakanalat bantu visual yang sangat berguna dala pembebanan dan penjadwalan. Pada saat digunakan
dalam pembebanan diagram ganchart menunjukan waktu pembebanan dan waktu menganggur dari beberapa departemen
seperti mesin-mesin atau fasilitas.
3. Jadwal Proyek Dalam Tampilan Calender
Adapun penjadwalan proyek untuk bulan April 2016 yang telah disusun dalam tampilan kalender dapat dilihat pada
gambar sebagai berikut:
B. Anggaran
N
Bobot SAT Harga Satuan Jumlah
o
Pekerjaan Persiapan
Rp
 
30.240.000.000
Rp Rp
Pembersihan Lahan 12000 m2
6.500,00 78.000.000,00
Pemasangan Bouwplank / Rp Rp
1 12000 m2
Pengukuran 10.000,00 120.000.000,00
Rp Rp
Tanah 12000 m2
2.500.000,00 30.000.000.000,00
Rp Rp
Administrasi 12 Unit
3.500.000,00 42.000.000,00

 Pra-
No Gambaran Pembiayaan Konstruksi  Pengelolaan 
Jenis Kegiatan Konstruksi
1        
Persiapan pelaksanaan proyek dilakukan
 
Masa Pra- kegiatan antara lain perencenaan dengan
Rp 28000000    
Konstruksi melibatkan ahli, sosialisasi dengan
masyarakat, pembuatan IMB
Pelaksanaan konstruksi proyek
pembangunan kawasan wisata Amusing
Rp 142.575.500.000,00
Masa Konstruksi Park Pontianak, kegiatan dilakukan yakni    
 
peningkatan kapasitas fungsi dan
aktivitas kawasan 
Masa Pasca- Pelaksanaan pengelolaan kawasan wisata      
Kontruksi Amusing Park Pontianak, kegiatan yang Rp 146.750.000,00
dilakukan antara lain pelatihan,
pemeliharaan aset terbangun, percetakan
tiket, dsb. 
Konstruksi Bangunan/Wilayah Biaya Anggaran Konstruksi Biaya Pengelolaan
No
Jenis Lokasi    
1 Parkir Rp 6.500.000,00 Rp 1.500.000,00
2 Loket dan Pencetakan Tiket Rp 1.250.000,00 Rp 2.000.000,00
3 Ice skating Rp 7.000.000.000,00 Rp 10.000.000,00
4 Kidfactory Rp 15.000.000.000,00 Rp 45.000.000,00
5 Dream Land Rp 120.000.000.000,00 Rp 80.000.000,00
6 Taman Bersantai Rp 560.000.000,00 Rp 8.500.000,00
7 Toilet Rp 3.500.000,00 Rp 500.000,00
8 Pondok Makanan Rp 4.250.000,00 Rp 750.000,00
  Total Rp 142.575.500.000,00 Rp 148.250.000,00

No Uraian Pekerjaan Anggaran Biaya


1 Pekerjaan Persiapan Rp30.240.000.000,00
2 Pra Konstruksi Rp28.000.000,00
3 Konstruksi Rp142.575.500.000,00
4 Pengelolaan Rp146.750.000,00
  Total Modal Awal Rp172.990.250.000,00
VIII. Persyaratan Kepuasan
A. Kriteria sukses
1) Menentukan definisi tujuan (goal definition) yang jelas, maksudnya
seberapa besar proyek Taman Wisata Amusing Park Pontianak yang
akan dilaksanakan serta kebutuhan apa yang diperlukan oleh semua
orang yang terlibat dalam pembuatan proyek Taman Wisata Amusing
Park Pontianak.
2) Hasil dari proyek Taman Wisata Amusing Park Pontianak tersebut
dapat diterima oleh pelanggan, deadline yang tepat, serta sesuai
anggaran atau tidak melebihi budget.
3) Komitmen yang kuat pada suatu proyek Taman Wisata Amusing
Park Pontianak, maksudnya proyek yang berhasil adalah proyek yang
dapat memiliki komitmen dalam hal manajemen dan organisasi
dalam sebuah proyek. Sesuai yang direncanakan maksudnya tidak
mengambil jalan pintas dalam sebuah proyek. Terlihat dari harapan-
harapan yang membangun di sebuah tim yang menangani proyek
Taman Wisata Amusing Park Pontianak.
4) Cakupan (Scope) proyek yang digarap sewajarnya, biasanya proyek
yang berhasill memliki cakupan (scope) yang jelas, tidak serakah dan
hasilnya pun sempurna
5) Biaya yang dikeluarkan ketika proyek Taman Wisata Amusing Park
Pontianak terselesaikan tidak jauh dari rencana awal, maksudnya
jangan sampai biaya yang dikeluarkan sudah besar, akan tetapi
kualitas dari hasil sebuah proyek Taman Wisata Amusing Park
Pontianak mengecewakan atau biaya yang dikeluarkan sudah banyak
hasil proyeknya telat waktu.
6) Kualitas yang baik, maksudnya ketika dilakukan proses pengujian
hasil proyek Taman Wisata Amusing Park Pontianak sesuai dengan
apa yang diharapkan. Jangan sampai hasil dari sebuah proyek Taman
Wisata Amusing Park Pontianak cepat, tapi kualitasnya dikorbankan.
7) Ketrampilan sumber daya manusia, maksudnya diperlukan SDM
yang mempunyai kompetensi yang unggul atau ahli didalam
bidangnya. SDM yang mempunyai jiwa disiplin tepat waktu, dapat
membuat lingkungan kerja yang kondusif, serta pekerja yang dapat
diatur oleh manajer.
8) Komunikasi yang baik, maksudnya ketika tim proyek Taman Wisata
Amusing Park Pontianak menjalankan sebuah proyek ada baiknya
menjalin hubungan secara terus menerus kepada pemilik dan
pengguna. Dan tidak menutup kemungkinan proyek yang berhasil
adalah tim yang dapat menjalin komunikasi sesama tim
9) Resiko yang ditimbulkandari sebuah proyek kecil, sebisa mungkin
proyek Taman Wisata Amusing Park Pontianak yang dijalankan tidak
menimbulkan resiko. Diharapkan seminimal mungkin resiko terjadi
dalam sebuah proyek.
10) Yang terakhir hasil dari sebuah proyek Taman Wisata Amusing Park
Pontianak diharapkan tidak menimbulkan suatu permasalahan baru
diperusahaan dalam arti kata malah menyulitkan perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional perusahaan
Kriteria kesuksesan suatu proyek atau bisnis juga  memiliki kelompok
yang berbeda sesuai dengan unsur yang berhubungan dengan:
1. Manager Proyek
Memiliki manajer proyek tidak akan menjamin keberhasilan
proyek. Dia harus memiliki sejumlah keterampilan untuk gunakan
selama proyek untuk membimbing anggota tim untuk menyelesaikan
semua tujuan. Dalam laporan CHAOS 2001 (The Standish Group
International, 2001, p6), bisnis, komunikasi, responsif, proses, hasil,
operasional, realisme dan keterampilan teknologi yang disebutkan
sebagai beberapa keterampilan yang paling penting seorang manajer
proyek harus memiliki untuk memberikan keberhasilan. Namun, lebih
membenci penelitian oleh Turner dan Muller (2005, p59) telah
menyimpulkan bahwa "gaya kepemimpinan dan kompetensi dari
manajer proyek tidak berdampak pada keberhasilan proyek". Hal ini
sangat menarik untuk menyelidiki mengapa badan profesional yang
sangat terhormat bagi manajer proyek diterbitkan seperti posisi yang
kontradiktif. Sebuah jawaban yang mungkin dapat ditemukan pada
kenyataan bahwa hasil-hasil proyek manajer sulit untuk membuktikan
dan bahkan lebih sulit untuk diukur. Jika proyek ini berhasil,
manajemen senior mungkin akan mengklaim bahwa semua faktor
eksternal yang menguntungkan. Sebaliknya, jika ternyata menjadi
kegagalan, manajer proyek dengan mudah menjadi kambing hitam.
2. Tim Proyek
Para manajer proyek sangat beruntung jika mereka memiliki pilihan
untuk memilih tim proyek mereka. Lebih sering, tim mereka diwariskan
kepada proyek dari berbagai sektor organisasi. Sangat penting untuk
memiliki tim proyek yang baik untuk bekerja dengan, dengan
keterampilan inti yang bisa berevolusi untuk kompetensi inti dan
kemampuan untuk seluruh organisasi. Semua anggota tim proyek harus
berkomitmen untuk keberhasilan proyek dan misi perusahaan secara
keseluruhan. Selain keterampilan dan komitmen, proyek anggota tim
harus memiliki saluran komunikasi yang jelas untuk mengakses "baik
manajer fungsional dan manajer proyek dalam organisasi matriks
manajemen efektif pelaporan ganda ini sering merupakan faktor kritis
kesuksesan proyek." (PMBOK Guide , 2004, p215).
3. Proyek itu sendiri
Jenis proyek Taman Wisata Amusing Park Pontianak
menggarisbawahi beberapa faktor yang penting untuk
kesuksesan. Sebagai contoh, jika sebuah proyek mendesak, faktor
penting dalam kasus itu adalah waktuuntuk Taman Wisata Amusing
Park Pontianak diharapkan akan beroperasi penuh karena dilihat dari
struktur perekonomian Kota Pontianak, sektor pariwisata belum
memberikan kontribusi terhadap kota tersebutdan itu adalah target
utama.  Ukuran, nilai proyek dan itu keunikan kegiatan bisa menjadi
teka-teki bagi manajer proyek yang digunakan untuk perencanaan dan
mengkoordinasikan kegiatan umum dan sederhana (Belassi & Tukel,
1996, p144).
4. Organisasi
Dukungan manajemen puncak merupakan faktor kesuksesan utama
bagi banyak kelompok penelitian independen (Tukel & Rom, 1998, p48)
(CHAOS Report, 2001, p4) (Cleland & Irlandia, 2002, p210)
(Tinnirello, 2002, p14), yang berarti bahwa proyek tidak bisa
menyelesaikan berhasil kecuali manajer proyek mengamankan
dukungan benar dari manajemen senior atau operasional. Hal ini sangat
sulit untuk bekerja di lingkungan yang tidak bersahabat di mana tak
seorang pun memahami manfaat bahwa proyek ini akan memberikan
kepada organisasi. "Stakeholder kontrak manajemen dan strategi
(jumlah dan ukuran kontrak, antarmuka antara kontrak yang berbeda
dan manajemen kontrak) merupakan faktor keberhasilan yang terpisah
yang juga dianggap sebagai bagian dari masalah organisasi" (Torp,
Austeng & Mengesha, 2004, p4) .
5. Lingkungan eksternal
Lingkungan eksternal dapat menjadi, politik ekonomi, sosial-
budaya dan teknologi (PEST) konteks di mana proyek ini
dijalankan. Faktor-faktor seperti cuaca, kecelakaan kerja atau peraturan
pemerintah menguntungkan atau tidak menguntungkan dapat
mempengaruhi proyek dalam semua fasa-fasanya. "Perhatikan bahwa
jika klien berasal dari luar organisasi, ia juga harus dipertimbangkan
sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja proyek" (Belassi &
Tukel, 1996, p145). Peserta juga harus dicatat sebagai faktor eksternal
yang dapat merusak keberhasilan proyek karena proyek asli bisa
dibayangi oleh sebuah proyek yang lebih glamor dan sukses diluncurkan
oleh organisasi lain.
B. Asumsi-asumsi
Dalam menentukan kelayakan usaha, asumsi merupakan bagian yang
penting ketika merumuskan proyeksi keuangan karena menjadi dasar dari
estimasi pembelanjaan (semua biaya dan penerimaan dari suatu proyek)
yang akan datang. Membuat asumsi-asumsi hendaknya dapat dibuat sebaik
mungkin, realistis dan tidak menimbulkan bias dengan kondisi
perekonomian negara yang tergambar selana ini. Beberapa asumsi yang
dapat menjadi pertimbangan untuk analisis resiko pada Taman Wisata
Amusing Park Pontianak, antara lain :
a. Tingkat kunjungan wisatawan ke Taman Wisata Amusing Park Pontianak
b. Kuantitas dan kualitas objek wisata Taman Wisata Amusing Park
Pontianak
c. Penginapan atau Hotel pendukung wisman dan wisnus
d. Fasilitas Taman Wisata Amusing Park Pontianak
e. Atraksi pendukung Taman Wisata Amusing Park Pontianak
f. Adaptasi dan pembelajaran organisasi yang sistematik melalui
perancangan, pengelolaan dan pemantauan proyek Taman Wisata
Amusing Park Pontianak secara hati-hati akan menghantar kepada
keberhasilan konservasi.
g. Penciptaan pendapatan dari usaha komersial skala kecil berbasis sumber
daya alam akan menghantar kepada keberhasilan konservasi.
h. Pendidikan lingkungan akan mempengaruhi masyarakat untuk bertindak
melestarikan sumber daya alam.
i. Pengendalian dan pemilikan sumber daya alam oleh para pemangku
kepentingan lokal akan meningkatkan peluang keberhasilan konservasi.
j. Pengaturan dan penegakan peraturan konservasi proyek Taman Wisata
Amusing Park Pontianak secara ketat akan meningkatkan konservasi.
k. Intensifikasi obyek wisata Taman Wisata Amusing Park Pontianak
melalui praktik-praktik sektor wisata yang berkelanjutan akan
menghantar pada konservasi mampu meningkatkan daya tarik wisatawan
serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pertumbuhan
ekonomi dari sektor pariwisata maupun pendapatan perkapita masyarakat.
l. Pelatihan personil proyek Taman Wisata Amusing Park Pontianak
konservasi akan menghantar kepada konservasi yang lebih baik.
Sementara asumsi yang lainya yang mungkin dapat berpengaruh
sedikit adalah sektor nasional dan internasional seperti kondisi politik dan
keamanan dalam negeri, kerjasama regional dan internasional khususnya
pada sektor pariwisata, serta bencana alam atau isu-isu penyakit (wabah)
yang terjadi di dalam negeri.
C. Resiko-resiko
1) Operational risk
Risiko operasional terkait dengan kerugian yang dialami karena
tidak berjalannya suatu sistem secara optimal yang diterpakan padaTaman
Wisata Amusing Park Pontianak, ketidakcakapan sumber daya manusia
pada Taman Wisata Amusing Park Pontianak dan peristiwa eksternal
yang berpengaruh, seperti inflasi, peraturan pemeribtah, dan kondisi
keamanan serta lingkungan.
2) Financial Risk
Resiko keuangan terkait dengan ketidakmampuan dalam
pengelolaan aliran kas untuk kegiatan operasional Taman Wisata
Amusing Park Pontianak.
3) Forensik Risk
Risiko forensic terkait dengan tindak kejahatan yang dilakukan di
Taman Wisata Amusing Park Pontianak, seperti pencurian, perusakan dan
penipuan.
4) Strategic risk
Risiko strategi yang dihadapi terkait dengan waktu kunjungan,
wisman-wisnus, acara pendukung, agen wisata, dan konsultan. Risiko
waktu kunjungan merupakan permasalahan baru yang dihadapi Taman
Wisata Amusing Park Pontianak, meningat daya tamping parkir dan area
Taman Wisata Amusing Park Pontianak harus memberi kenyamanan para
pengunjung. Risiko acara pendukung merupakan daya Tarik Taman
Wisata Amusing Park Pontianak sehingga pengunjung akan tertarik
berkunjung dan akan menghabiskan waktu lama untuk menikmati Taman
Wisata Amusing Park Pontianak dan acara pendukungnya. Risiko agen
wisata dalam negeri maupun luar negeri yang tidak secara massif
mempromosikan Taman Wisata Amusing Park Pontianak akan
menurunkan angka kunjungan. Risiko konsultan yang kurang mampu
menguasai masalah dalam memberikan arahan strategis akan menjadi
ancaman terhadap manajemen Taman Wisata Amusing Park Pontianak.
5) Knowledge risk
Knowledge risk terkait dengan risiko yang timbul karena
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang belum optimal,
seperti pemnfaatan kamera CCTV dan metal detector yang belum optimal
diaplikasikan.
6) Compliance risk
Compliance riskterkat dengan risiko yang timbul dari pemanfaatan
metode pembayaran, seperti pembayaran dengan kartu kredit yang
membutuhkan sistem keamanan yang baik dan proses audit yang kontinu.
7) Persaingan yang ketat
Persaingan juga merupakan sebuah risiko yang harus dihadapi. Ada
banyak bisnis yang bergerak di bidang yang sama dengan bisnis milik
Anda, sehingga risiko yang ada adalah persaingan. Bersainglah secara
sehat agar kedua belah pihak tidak dirugikan.
8) Resiko Murni
Resiko murni adalah resiko yang bilamana terjadi, pasti akan
memberikan kerugian. Namun apabila resiko ini tidak terjadi, juga tidak
akan menimbulkan kerugian ataupun suatu keuntungan. Ada dua macam
akibat yang muncul dari terjadinya resiko ini, terjadinya kebangkrutan
yang disebabkan oleh kerugian atau terjadinya break event. Macam-
macam contoh dari resiko murni adalah seperti : pencurian, bencana alam,
kebakaran atau kecelakaan. Contoh lain dari resiko murni adalah:
misalkan terjadinya suatu resiko murni pada salah satu fasilitas produk
wisata yaitu Kidfactory, yang diakibatkan kerusakan pada perabotan
ataupun kebakaran, Taman Wisata Amusing Park Pontianak tersebut
dapat dipastikan mengalami banyak kerugian, dikarenakan seluruh
asetnya telah habis terbakar. Hanya akan ada dua macam akibat yang
terjadi dari kebakaran tersebut. Akibat yang pertama adalah kurangnya
pengunjung anak-anak Taman Wisata Amusing Park Pontianak tersebut
karena seluruh asset kidfactory telah habis karena hangus terbakar atau
ditutupnya sementara Taman Wisata Amusing Park Pontianak tersebut
dikarenakan pembangunan ulang dari Taman Wisata Amusing Park
Pontianak itu.
IX. Apendiks

Anda mungkin juga menyukai