Dosen Pengampu
1. Aprayani D1061141001
2. Elfien Agustina Misire D1061161001
3. Kurniati D1061161027
4. Giril Marero D1061161038
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2018
I. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan proyek taman wisata Amusing Park Pontianak
yaitu:
1. Dapat menjadi pengembangan kawasan wisata terbesar di Kalimantan
Barat
2. Dapat menjadi kawasan wisata yang mampu dikunjungi masyarakat dengan
tujuan meningkatkan sosialitas dan tingkat kebahagiaan masyarakat
3. Dapat menjadi peluang lapangan pekerjaan yang luas
4. Menjadi sarana pemasaran di propinsi Kalimantan Barat
II. Latar Belakang
A. Pernyataan masalah, kesempatan atau perintah
Tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat wisata yang bersaing saat
ini sudah semakin banyak. Oleh sebab itu para pemilik tempat wisata
bersaing untuk membuat strategi agar tempat wisata yang mereka kelola
tersebut menjadi menarik dan minat para pengunjung untuk mengunjunginya
pun semakin besar. Seiring berjalan nya waktu, minat masyarakat akan
tempat wisata semakin besar dikarenakan sangat dibutuhkannya tempat
refreshing serta ketertarikan akan tempat wisata tersebut. Banyaknya tempat
tujuan wisata menjadi altenatif bagi masyrakat Pontianak khususnya dalam
mengisi waktu libur ataupun sebagai tujuan rekreasi, keingintahuan serta
ketertarikan lah yang mengantarkan masyrakat tersebut untuk datang
ketempat wisata tersebut. Selain itu, minimnya kawasan wisata pada kota
Pontianak juga menjadi alasan terbentuknya proyek Amusing Park tersebut
sehingga dengan dilakukannya pembangunan wisata Amusing Park di
Pontianak dapat menjadi daya tarik masyarakat untuk mengunjungi wisata
tersebut dan dapat meningkatkan perekonomian yang ada di kota Pontianak.
B. Sejarah permintaan proyek
Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan yang memiliki
nilai dan keuntungan yang signifikan bagi kemajuan ekonomi lokal dan
global, karena itu sektor pariwisata ini digolongkan sebagai industri terbesar
di Indonesia bahkan di dunia dan merupakan sektor ekonomi yang memiliki
pertumbuhan yang sangat cepat dan penyedia lapangan pekerjaan yang
banyak. Salah satu-sektor pariwisata yang berkembang di Indonesia adalah
wisata rekreasi, wisata ini dapat menarik perhatian banyak wisatawan.
Dilihat dari struktur perekonomian Kota Pontianak, sektor pariwisata
belum memberikan kontribusi terhadap kota tersebut. Hal ini dikarenkan
Wilayah Kota Pontianak termasuk wilayah yang kurang memiliki obyek
wisata, selain itu juga kurang adanya pengembangan obyek wisata yang
sudah ada dan potensi wisata yang dapat dijadikan obyek atau destinasi
wisata. Padahal jika sektor pariwisata ini dapatdikembangkan dan dikelola
dengan baik diharapkan mampu meningkatkan daya tarik wisatawan serta
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pertumbuhan ekonomi
dari sektor pariwisata maupun pendapatan perkapita masyarakat.
Berdasarkan pengamatan tersebut, maka diberikan suatu potensi
pengembangan kawasan wisata di Ayani 2 kota Pontianak yaitu Amusing
Park dengan 3 fasilitas produk wisata yaitu Dream Land, Ice Skating,
Kidfactory. Kawasan wisata tersebut akan dibangun dengan luas wilayah
12Ha dimana Dream Land akan dibangun seluas 9Ha, Ice Skating seluas
3.500m2 dan Kidfactory seluas 1Ha. Selain itu kawasan wisata Amusing
Park dilengkapi dengan adanya pondok makanan dengan suasana taman
yang indah sehingga dapat memberikan kebahagiaan dan kenyamanan bagi
pengunjung yang sedang menikmatai wisata rekreasi di Amusing Park.
Berdasarkan survey yang dilakukan kawasan wisata ini akan menjadi salah
satu wisata terbesar di kota Pontianak sehingga dapat meningkatkan sektor
perekonomian dikota Pontianak.
C. Tujuan dan sasaran proyek
Adapun tujuan dari pembuatan proyek taman wisata Amusing Park
Pontianak yaitu:
1. Dapat menjadi pengembangan kawasan wisata terbesar di Kalimantan
Barat
2. Dapat menjadi kawasan wisata yang mampu dikunjungi masyarakat
dengan tujuan meningkatkan sosialitas dan tingkat kebahagiaan
masyarakat
3. Dapat menjadi peluang lapangan pekerjaan yang luas
4. Menjadi sarana pemasaran di propinsi Kalimantan Barat
Adapun sasaran dari pembuatan proyek taman wisata Amusing Park
Pontianak yaitu:
1. Terencananya konsep pengembangan wisata yang mampu menjangkau
dan menarik masyarakat, baik luar atau dalam kota Pontianak,
sehingga menjadi suatu generator pembangunan dan mengurangi
tingkat kejenuhan masyarakat.
2. Tersusunnya alur kegiatan dan regulasi yang ada pada kawasan wisata
untuk mengurangi dampak buruk pariwisata.
3. Tersusunnya peta konsep pengembangan kawasan wisata bermain kota
Pontianak
D. Deskripsi proyek
Amusing Park adalah sebuah proyek besar yang pertama kali
dibangun di ayani 2 kota Pontianak, Kalimantan Barat. Proyek ini berupa
taman wisata dengan memuat 3 arena wisata yang berbeda-beda yaitu ice
skating, dream land, dan kidfactory. Selain itu, pada Amusing Park ini
terdiri dari green park yang cukup ramah lingkungan sehingga memberikan
suasana yang nyaman bagi para pengunjung untuk bersantai. Adapun
penjabaran dari masing-masing arena wisata yaitu :
1. Ice skating
2. Dream Land
Produk wisata yang berbentuk amusement park dimana wisata
yang disediakan berupa berbagai jenis wahana permainan yaitu:
a. Roller Coaster
b. Wicked Twister
c. Bumper Car
d. Kora-kora
e. Gyro Drop
f. Gyro Swing
g. Flying Tornado
h. Kicir-kicir
i. Bianglala
j. Elephent swing
k. Komidi putar
3. Kidfactory
Produk wisata yang memberikan anak-anak pengalaman bekerja
layaknya orang dewasa pada sebuah miniatur kota. Kidfactory akan
memberikan pengalaman bagaimana mengoperasikan suatu mesin di
pabrik, serta memberikan pengetahuan bagaimana melakukan
pekerjaan di suatu perusahaan tertentu layaknya orang dewasa.
III. Lingkup (spesific, measureable, assignable, realistic, time related)
A. Para stake holder
1. Stakeholder Amusing Park
Berikut merupakan Stakeholder untuk pembangunan Proyek Taman
Wisata Amusing Park yaitu :
a) Manajer Proyek: Seseorang yang bertanggung jawab untuk
Mengelola Proyek
b) Pelanggan (Customer) : Seorang/organisasi yang menggunakan
produk proyek
c) Organisasi Proyek : Hirarki/ susunan tugas dan wewenang individual.
d) Sponsor: Penyedia sumber dana untuk proyek
e) Masyarakat : sebagai konsumen
2. Stakeholder Proyek Kontruksi
Owner/pemilik
Mulai
Project Initiation
(Inisiasi Proyek)
Project Planning
(perencanaan awal
Proyek)
Project Executing
(pelaksanaan Proyek)
Project Control
(Pengendalian Proyek)
Project Closing
Selesai
Penjelasan dari flowchart yaitu :
1. Mulai
2. Project Initiation (Inisial Proyek)
Menjelaskan tentang latar belakang yang memicu dilaksanakan
sebuah proyek, mendifinisikan sasaran, tujuan dan faktor-faktor
kesuksesan dari proyek
3. Project Planning ( Perencanaan awal Proyek )
Menjelaskan tentang segala sesuatu yang diperlukan untuk
merencanakan proyek sebelum rangkaian proyek dimulai.
4. Project Executing (Pelaksnaan Proyek )
Proses Mengkoordinasikan sumber daya yang ada untuk
menjalankan sejumlah pekerjaan didalam proyek agar menghasilkan
produk sesuai yang ditargetkan.
5. Project Control ( Pengendalian Proyek)
Proses pengawasan setiap aktivitas proyek untuk memantau agar
setiap aktivitas tidak menyimpang dari yang telah direncanakan.
6. Project Closing
Proses persetujuan secara formal antara pelaksana dan pemberi
proyek bahwa proyek telah selesai dan menghasilkan produk sesuai
dengan kesepakatan.
7. Selesai
B. Work Breakdown Structure
Sistem Proyek Amusing Park
1.2.5 perkiraan
penjuakan dan
market share yang
bisa dikuasai
C. Produk jadi
1. Ice skating
2. Dream Land
Produk wisata yang berbentuk amusement park dimana wisata yang
disediakan berupa berbagai jenis wahana permainan yaitu:
a. Roller Coaster
b. Wicked Twister
c. Bumper Car
d. Kora-kora
e. Gyro Drop
f. Gyro Swing
g. Flying Tornado
h. Kicir-kicir
i. Bianglala
j. Elephent swing
k. Komidi putar
3. Kidfactory
Produk wisata yang memberikan anak-anak pengalaman bekerja
layaknya orang dewasa pada sebuah miniatur kota. Kidfactory akan
memberikan pengalaman bagaimana mengoperasikan suatu mesin di
pabrik, serta memberikan pengetahuan bagaimana melakukan pekerjaan
di suatu perusahaan tertentu layaknya orang dewasa.
V. Pendekatan Manajerial
A. Alasan pembentukan tim
Pengelolaan proyek melibatkan beberapa fungsi organisasi seperti
pemasaran, personalia, enginering, produksi dan keuangan, untuk itu
diperlukan bermacam-macam disiplin ilmu dan ketrampilan untuk
menyelesaikan pekerjaan – pekerjaan proyek serta dibutuhkan koordinasi
antar fungsi organisasi untuk kesuksesan proyek dalam mewujudkan tujuan.
Pembentukan tim kerja proyek dilakukan dengan tujuan yaitu untuk
berkoordinasi antar pekerja berdasarkan keahliannya masing-masing dan
bekerja sama dalam menangani suatu tugas atau pekerjaan tertentu dalam
mencapai tujuan bersama. Agar pembentukan tim menjadi efektif, maka
suatu tim diharapkan terdiri dari orang-orang yang ditempatkan pada posisi
yang benar-bebar sesuai dengan kompetensinya. Tim kerja proyek Amusing
Park harus mempunyai :
a. Seorang pemimpin (ketua), yaitu seorang pemikir yang disiplin yang
bertugas mengorganisir dan mengkoordinir tim, memelihara
keseimbangan usaha dan menjadi titik tumpu tim dalam menjaga posisi
mereka.
b. Seorang pembentuk, orang yang memiliki kemampuan untuk
memberikan dinamika dan pengarahan kepada tim, menyediakan
motivasi, kreatif.
c. Seorang pemikir, yang dapat menyediakan gagasan bagi kemajuan tim.
d. Seorang pengevaluasi, yang dapat mengevaluasi permasalahan yang ada
dan hasil kerja tim.
e. Seorang penyelidik sumberdaya, yang menyediakan informasi dan
jejaring sosial dan relasi
B. Manajer dan pengalaman
Adapun sifat-sifat yang tampaknya penting untuk kepemimpinan
efektif berdasarkan pada pendekatan manajerial adalah sebagai berikut :
a. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability)
atau pelaksanaan fungsi-fungsi dasar manajemen, terutama pengarahan
dan pengawasan pekerjaan orang lain
b. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung
jawab dan keinginan sukses
c. Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan daya pikir
d. Ketegasan (decisiveness) atau kemampuan untuk membuat keputusan-
keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan tepat
e. Kepercayaan diri atau pandangan terhadap dirinya sebagai kemampuan
untuk menghadapi masalah
f. Inisiatif atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung
mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara baru
atau inovasi
Ada dua gaya kepemimpinan yang telah diidentifikasikan oleh para ahli yaitu:
a. Gaya dengan orientasi tugas (task-oriented)
Manajer berorientasi tugas mengarahkan dan mengawasi bawahan secara
tertutup untuk menjamin bahwa tugas yang dilaksanakan sesuai yang
diinginkannya
b. Gaya dengan orientasi karyawan (employee-oriented).
Manajer berorientasi karyawan mencoba untuk lebih memotivasi
bawahannya dibanding mengawasi mereka
C. Persyaratan pelatihan
Kualifikasi keahlian profesi manajemen proyek yang dikeluarkan oleh
IAMPI adalah sebagai berikut:
a. Ahli Muda Manajemen Proyek (AMP)
b. Ahli Madya Manajemen Proyek (MPM)
c. Ahli Utama Manajemen Proyek (MPU)
Adapun persyaratan pelatihan yang diberikan berdasarkan pada
keahlian profesi manajemen proyek adalah sebagai berikut:
a. AHLI MUDA
Lulusan D3 : Teknik/umum berpengalaman minimal 6 tahun di bidang
jasa manajemen proyek.
Lulusan S1 : Teknik/umum berpengalaman minimal 3 tahun di bidang
jasa manajemen proyek.
Lulusan S2 : Teknik/umum berpengalaman minimal 2 tahun (umum)
dan 1 tahun (spesialis) di bidang jasa manajemen proyek.
b. AHLI MADYA
Lulusan D3: Teknik/umum berpengalaman minimal 9 tahun di bidang
jasa manajemen proyek.
Lulusan S1 : Teknik/umum berpengalaman minimal 6 tahun di bidang
jasa manajemen proyek.
Lulusan S2 : Teknik/umum berpengalaman minimal 4 tahun (umum)
dan 3 tahun (spesialis) di bidang jasa manajemen proyek. 3.
c. AHLI UTAMA
Lulusan D3: Teknik/umum berpengalaman minimal 18 tahun di bidang
jasa manajemen proyek.
Lulusan S1 : Teknik/umum berpengalaman minimal 12 tahun di
bidang jasa manajemen proyek.
Lulusan S2 : Teknik/umum berpengalaman minimal 8 tahun
D. Jadwal pertemuan
Program pelatihan dan Sertifikasi Project Management dibagi menjadi 2
kelas, yaitu:
1. KELAS WEEKDAYS
a. 5 kali pertemuan pembekalan/pelatihan + 1 kali pertemuan ujian tulis
(6 kali pertemuan).
b. Waktu pelaksanaan di hari Selasa, Rabu, Kamis (minggu ke-1). dan
Selasa, Rabu, Kamis (minggu ke-2).
c. Durasi waktu pelaksanaan ± 2 minggu.
d. Waktu pelaksanaan : 08.00 s.d 17.00 WIB.
2. KELAS WEEKEND
a. 5 kali pertemuan pembekalan/pelatihan + 1 kali pertemuan ujian tulis
(6 kali pertemuan).
b. Waktu pelaksanaan setiap hari Sabtu.
c. Durasi waktu pelaksanaan ± 1,5 bulan.
d. Waktu pelaksanaan : 08.00 s.d 17.00 WIB.
E. Metode dan frekuensi pelaporan
Frekuensi pelaporan kepada manajer proyek Amusing Proyek diberikan
maksimal 2 bulan. Adapun metode yang digunakan dalam keberlangsungan
proyek Amusing Park yaitu menerapkan manajemen waktu proyek.
Manajemen waktu proyek dibutuhkan manajer proyek untuk memantau dan
mengendalikan waktu yang dihabiskan dalam menyelesaikan sebuah proyek.
Dengan menerapkan manajemen waktu proyek, seorang manajer proyek
dapat mengontrol jumlah waktu yang dibutuhkan oleh tim proyek untuk
membangun deliverables proyek sehingga memperbesar kemungkinan
sebuah proyek dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan. Terdapat beberapa proses yang perlu dilakukankan seorang
manajer proyek dalam mengendalikan waktu proyek yaitu :
a. Mendefinisikan aktivitas proyek
Merupakan sebuah proses untuk mendefinisikan setiap aktivitas yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan proyek.
b. Urutan aktivitas proyek
Proses ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan
hubungan antara tiap-tiap aktivitas proyek.
c. Estimasi aktivitas sumber daya proyek
Estimasi aktivitas sumber daya proyek bertujuan untuk melakukan
estimasi terhadap penggunaan sumber daya proyek.
d. Estimasi durasi kegiatan proyek
Proses ini diperlukan untuk menentukan berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan proyek.
e. Membuat jadwal proyek
Setelah seluruh aktivitas, waktu dan sumber daya proyek terdefinisi
dengan jelas, maka seorang manager proyek akan membuat jadwal
proyek. Jadwal proyek ini nantinya dapat digunakan untu
menggambarkan secara rinci mengenai seluruh aktivitas proyek dari awal
pengerjaan proyek hingga proyek diselesaikan.
f. Mengontrol dan mengendalikan jadwal proyek
Saat kegiatan proyek mulai berjalan, maka pengendalian dan
pengontrolan jadwal proyek perlu dilakukan. Hal ini diperlukan untuk
memastikan apakah kegiatan proyek berjalan sesuai dengan yang telah
direncanakan atau tidak.
F. Manajemen konflik
Adapun penyebab munculnya Konflik dalam menjalankan sebuat
proyek yaitu:
a. Adanya perbedaan opini, tujuan dan nilai yang dianut ;
b. Seringnya pergantian personil yang sebelumnya mungkin tidak saling
kenal, sehingga orang harus bekerjasama dengan orang-orang baru.
c. Saling mementingkan bagiannya agar pekerjaan di bagiannya akan
berhasil. Lebih cepat atau baik.
Konflik bisa muncul antar orang dalam organisasi, orang-orang dalam
tim, antar departemen / antara user dan kontraktor, antara tim proyek dan
staf fungsional. Hampir semua proyek, kecil atau sederhana apabila skala
besar selalu memungkinkan terjadinya konflik, karena adanya interaksi antar
beberapa departemen, manusia dan peralatan. Justru suatu yang aneh. bila
tidak ada sama sekali konflik. Ada beberapa metoda untuk mengurangi atau
memecahkan konflik, yaitu :
a. Menarik kembali kesepakatan (Withdrawing)
Jika terjadi perdebatan yang sengit, ada baiknya menunggu dulu
hingga kondisi emosional yang terjadi berkurang, sehingga semua pihak
yang terlibat dalam perdebatan dapat berpikir jernih kembali.
b. Mengurangi tingkat kepentingan ketidaksepakatan (menganggap tidak
ada konflik)
Cara ini dilakukan dengan menganggap ketidaksepakatan yang
terjadi tidak pernah ada, berusaha untuk mengecilkan perbedaan yang ada
dan menekankan kepentingan yang sama, sebelum ketidaksepakatan ini
keluar dari proporsi yang seharusnya.
c. Menggunakan kekuasaan (Forcing)
Cara pengatasan konflik dengan menggunakan kekuasaan sehingga
terjadi kondisi menang-kalah. Jika ingin mengatasi konflik dengan
menggunakan kekuasaan lebih baik didasari dengan menggunakan
pengetahuan dan keahlian yang cukup.
d. Kompromi
Dengan kompromi diharapkan semua pihak akan puas. Dalam hal ini
diperlukan kerelaan semua pihak untuk menerima pendapat pihak lain.
Pada tingkat ekstrim semua pihak mungkin merasa mendapatkan kerugian
yang lebih besar dibandingkan keuntungan yang diperoleh pihaknya,
sehingga pemecahan ini tidak harus optimal untuk kepentingan proyek.
e. Konfrontasi
Yakni menghadapi masalah konflik secara langsung. Ini dilakukan
dengan mengenali masalah dan potensi masalah untuk kemudian dihadapi
secara langsung. Pada tingkat organisasi ini dapat dimulai dengan
memberikan kesempatan pada semua pihak untuk terlibat dalam
mencapai konsensus mengenai tujuan proyek, rencana administrasi,
kebutuhan tenaga kerja/ dan prioritas-prioritas. Semua diharapkan untuk
mengemukakan apa yang menjadi pendapatnya mengenai hal-hal tersebut
dan diharapkan pihak-pihak bisa menerima perbedaan. Di sini harus
didahulukan cara berpikir analitis (logis) bukan emosional. Lalu mereka
mau melaksanakan hasil kesepakatan. Jika ini bisa dilakukan maka
konfrontasi merupakan cara terbaik menyelesaikan konflik
G. Manajemen lingkup
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang manajer
proyek handal adalah kemampuan dalam melakukan manajemen ruang
lingkup proyek. Dalam hal ini, seorang manajer proyek harus mampu
memastikan bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan dalam proyek adalah
aktivitas yang berhubungan dengan proyek dan aktivitas tersebut telah
memenuhi kebutuhan proyek. Dengan kata lain, manajemen ruang lingkup
proyek memiliki fungsi untuk mendefinisikan serta mengendalikan aktivitas-
aktivitas apa yang bisa dilakukan dan aktivitas-aktivitas apa saja yang tidak
boleh dilakukan dalam menyelesaikan suatu proyek. Terdapat beberapa
proses yang perlu dilakukan seorang manajer proyek dalam melakukan
manajemen ruang lingkup proyek, yaitu :
1. Perencanaan ruang lingkup proyek
Pada tahap ini, manajer proyek akan mendokumentasikan bagaimana
ruang lingkup proyek akan didefinisikan, diverifikasi, dikontrol dan
menentukan bagaimana WBS akan dibuat serta merencanakan bagaimana
mengendalikan perubahan akan ruang lingkup proyek.
2. Mendefinisikan ruang lingkup proyek
Pada tahap ini, ruang lingkup proyek akan didefinisikan secara
terperinci sebagai landasan untuk pengambilan keputusan proyek dimasa
depan.
3. Membuat Work Breakdown Structure
WBS merupakan pembagian deliverables proyek berdasarkan
kelompok kerja. WBS dibutuhkan karena pada umumnya dalam sebuah
proyek biasanya melibatkan banyak orang dan deliverables, sehingga
sangat penting untuk mengorganisasikan pekerjaan-pekerjaan tersebut
menjadi bagian-bagian yang lebih terperinci lagi.
4. Melakukan verifikasi ruang lingkup proyek
Tahap ini merupakan tahap dimana final project scope statement
diserahkan kepada stakeholder untuk diverifikasi.
5. Melakukan kontrol terhadap ruang lingkup proyek
Dalam pelaksanaan proyek, tidak jarang ruang lingkup proyek
mengalami perubahan. Untuk itu, perlu dilakukannya kontrol terhadap
perubahan ruang lingkup proyek. Perubahan yang tidak terkendali, akan
mengakibatkan meluasnya ruang lingkup proyek.
VI. Batasan-batasan
A. Tanggal mulai
Proyek Amusing Park dimulai pada tanggal ......., proyek tersebut
dimulai dengan survey lokasi yang akan dibangun proyek amusing park.
B. Tanggal berakhir
Rp
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 105.350.321.000,00
Rp
DAMPAK PERUBAHAN KURS VALUTA TERHADAP KAS DAN SETARA KAS 10.543.000,00
2) Laporan Operating Expenditure ( OPEX) pada pambangunan Taman
Wisata Amusing Park Pontianak
Operating Expenditure ( OPEX ) merupakan alokasi yang
direncanakan dalam budget untuk melakukan operasi perusahaan secara
normal yang digunakan untuk menjaga kelangsungan aset dan menjamin
aktivitas perusahaan yang direncanakan berlangsung dengan baik. Berikut
merupakananggaran laporan Operating Expenditure ( OPEX ) pada
pembangunan Taman Wisata Amusing Park Pontianak khususnya Ayani
2:
ANGGARAN OPERASIONAL PEGAWAI
N
Item Biaya
o
Rp
1 Gaji Pekerja Lapangan
60.000.000,00
Rp
2 Gaji Tenaga Kerja Pelaksana
15.000.000,00
Rp
3 Perawatan Kesehatan
5.452.500,00
Rp
4 Rupa-rupa Biaya Pegawai
4.150.000,00
Rp
5 Bahan Bakar
3.500.000,00
Rp
6 Biaya Laporan Lapangan
1.250.000,00
Rp
Total Biaya
89.352.500,00
Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi
Break Even Point :
BEP = FC / (1-(vc/s))
= Rp.172.990.250.000/ 0,6
= Rp.288.317.083.333
4
C D
E G H I J
A B
1 2 3 5 7 8 9 10 11
F
6
4
D
2
E G H I J
A B C
1 2 3 5 7 8 9 10 11
1 2 2 5 15
3 2 3
F
6 2
2. Metode Ganchart
Ganchart merupakanalat bantu visual yang sangat berguna dala pembebanan dan penjadwalan. Pada saat digunakan
dalam pembebanan diagram ganchart menunjukan waktu pembebanan dan waktu menganggur dari beberapa departemen
seperti mesin-mesin atau fasilitas.
3. Jadwal Proyek Dalam Tampilan Calender
Adapun penjadwalan proyek untuk bulan April 2016 yang telah disusun dalam tampilan kalender dapat dilihat pada
gambar sebagai berikut:
B. Anggaran
N
Bobot SAT Harga Satuan Jumlah
o
Pekerjaan Persiapan
Rp
30.240.000.000
Rp Rp
Pembersihan Lahan 12000 m2
6.500,00 78.000.000,00
Pemasangan Bouwplank / Rp Rp
1 12000 m2
Pengukuran 10.000,00 120.000.000,00
Rp Rp
Tanah 12000 m2
2.500.000,00 30.000.000.000,00
Rp Rp
Administrasi 12 Unit
3.500.000,00 42.000.000,00
Pra-
No Gambaran Pembiayaan Konstruksi Pengelolaan
Jenis Kegiatan Konstruksi
1
Persiapan pelaksanaan proyek dilakukan
Masa Pra- kegiatan antara lain perencenaan dengan
Rp 28000000
Konstruksi melibatkan ahli, sosialisasi dengan
masyarakat, pembuatan IMB
Pelaksanaan konstruksi proyek
pembangunan kawasan wisata Amusing
Rp 142.575.500.000,00
Masa Konstruksi Park Pontianak, kegiatan dilakukan yakni
peningkatan kapasitas fungsi dan
aktivitas kawasan
Masa Pasca- Pelaksanaan pengelolaan kawasan wisata
Kontruksi Amusing Park Pontianak, kegiatan yang Rp 146.750.000,00
dilakukan antara lain pelatihan,
pemeliharaan aset terbangun, percetakan
tiket, dsb.
Konstruksi Bangunan/Wilayah Biaya Anggaran Konstruksi Biaya Pengelolaan
No
Jenis Lokasi
1 Parkir Rp 6.500.000,00 Rp 1.500.000,00
2 Loket dan Pencetakan Tiket Rp 1.250.000,00 Rp 2.000.000,00
3 Ice skating Rp 7.000.000.000,00 Rp 10.000.000,00
4 Kidfactory Rp 15.000.000.000,00 Rp 45.000.000,00
5 Dream Land Rp 120.000.000.000,00 Rp 80.000.000,00
6 Taman Bersantai Rp 560.000.000,00 Rp 8.500.000,00
7 Toilet Rp 3.500.000,00 Rp 500.000,00
8 Pondok Makanan Rp 4.250.000,00 Rp 750.000,00
Total Rp 142.575.500.000,00 Rp 148.250.000,00